Hari itu tampak bu Vero sedang duduk membaca buku-buku agama. Sedang, asyik-asyiknya bu Vero membaca buku tiba-tiba terdengar suara bel rumah berbunyi.
"Ting tong"
Bu Vero pun lalu berdiri dan berjalan menuju pintu rumah, kemudian ia pun membukanya.
"Eh! Mbak Sheila, Mbak Rina, tumben malam-malam begini kemari?" ujar bu Vero.
"Kenapa ... nggak boleh, ya?" sahut bu Rina
"Bukan begitu! Biasanya kan datangnya selalu siang. Kalau malam begini, akunya kan jadi nggak ada persiapan" ucap bu Vero.
Bu Vero pun lalu mengajak teman-temannya itu masuk ke dalam rumah. Setelah itu mereka pun duduk di sofa sambil berbincang-bincang.
"Ngomong-ngomong, hal penting apa yang membuat Mbak-Mbak cantik ini datang malam-malam begini, ya?" ujar bu Vero sambil tersenyum.
"Begini. Kami rencananya mau bekerjasama dengan perusahaannya pak Anwar, biar perusahaannya pak Anwar semakin gede. Soalnya, di perusahaan yang kami miliki, nggak ada yang bisa di percaya! Gimana menurut Mbak Vero?" tanya bu Rina.
"Ehm! Kalau masalah itu sebaiknya kalian tanyakan aja sama mas Anwar" jawab bu Vero.
"Nah! Itu sebabnya kami datangnya malam begini. Mas Anwar siang hari selalu sibuk, nggak ada waktu, kan? kira-kira jam berapa Mas Anwar pulangnya, ya?" tanya bu Sheila.
"Biasanya, pulangnya jam10 malam" jawab bu Vero.
"Ya ampun! Larut malam banget dia pulangnya" sahut bu Rina.
"Bagaimana kalau kita nginap aja disini? Bu Vero nggak masalah, kan?" tanya bu Sheila
"Oh, nggak apa-apa! Kamar disini banyak, kok. Kalian nginap aja disini" jawab bu Vero.
"Makasih ya, Mbak! Soalnya kalau kita pulang kita males sendirian di rumah" ujar bu Rina
"Emang ada apa, Mbak Rin?" tanya bu Vero keheranan.
"Itu! Mbak sudah tau kan? Temen kita Mbak Sinta, dia itu mati nya, iiiiii ... sereem banget. Pokoknya nggak, deh! Kata orang dia itu kena sihir" sahut bu Sheila.
"Iya, jasadnya serem. Ditambah lagi tubuhnya sudah seperti orang nggak makan selama setahun, bau banget , memikirkan nya saja aku mau muntah..... hueeek" sahut bu Rina dengan ekspresi jijik.
"Nggak boleh begitu, Mbak! Diakan teman kita juga. Kita doain aja, mudah-mudahan arwahnya tenang di sana dan pelakunya segera mendapatkan hukuman" sahut Bu Vero.
"Iya, mudah - mudahan pelakunya akan mendapatkan balasan yang setimpal secepatnya" sahut Bu Sheila agak emosi.
"Eh, Mbak Vero kamu kok baca-baca buku beginian, kamu mau jadi muallaf ya?"tanya bu Sheila.
"Bukan mau, tapi udah jadi muallaf" jawab bu Vero dengan tegas.
"Cie .. cie, ini pasti gara-gara mas Anwar. Iya kan, Mbak?" sahut bu Rina meledek bercanda.
"Awalnya iya, sih. Tapi, lama kelamaan setelah aku mendalami agama baru ini, aku malah merasa nyaman dan lebih cocok ke agamaku yang sekarang" jawab bu Vero dengan santai.
"Oh, begitu!" sahut bu Rina.
Sedang asyik-asyiknya mereka mengobrol, tiba-tiba terdengar suara adzan.
"Mbak Rina, Mbak Sheila. Aku pergi dulu sholat, yah! Kalian istirahat saja di sini atau dikamar juga boleh!" ujar bu Vero.
"Kalau begitu kami istirahat dikamar aja" ujar ke dua wanita itu.
Lalu mereka pun pergi ke kamar tamu. Sedangkan bu Vero pergi mengambil wudhu dan sholat. Waktu pun berlalu. Tampak bu Rina dan bu Sheila sedang asyik mengobrol.
"Eh ... Mbak Rin! Kok mbak Vero bisa-bisanya ngejual agamanya demi deketin mas Anwar?Apa keluarganya nggak marah besar? keluarganya kan non-muslim yang taat. Apalagi itu, tuh! Kakaknya imam besar di kota ini" ujar bu Sheila.
"Sudahlah, Mbak Ila! Apa sih yang nggak bisa dilakuin oleh seorang wanita untuk mendapatkan cinta nya, mas Anwar? Kalau Aku Jangan pun agama, jiwa ku pun sanggup kuberikan demi mendapatkan cintanya mas Anwar" sahut bu Rina melebih-lebihkan bicaranya.
"Huussh! Nggak boleh bercanda kayak gitu. Itu dosa tahu! tegur bu Sheila.
Tiba-tiba, bu Rina pun terkejut melihat pak Anwar sudah berada tepat di pintu kamar mereka, sedang memperhatikan mereka berdua. Bu Sheila pun tampak bahagia dengan kehadiran pak Anwar. Mereka berdua pun saling melirik memberi kode.
"Ayo, Mas! Masuk ke dalam, di luar dingin" ajak bu Sheila sambil tersenyum. Lalu bu Rina pun menarik tangan pak Anwar dan menutup pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments