Kematian Yang Mengenaskan

Waktu itu tenggorokan Sinta terasa kering, ia pun bangkit dari atas tempat tidurnya kemudian pergi keluar kamar. Ia berjalan ke dapur lalu mengambil segelas air dingin dan meminumnya. Disaat tiba-tiba ia pun teringat dengan sahabat dekatnya Vero.

"Bu Vero adalah teman yang baik. Ia sama sekali tidak pernah menggunjingkanku di hadapan teman-temanku lainnya. Dia sudah banyak membantuku di waktu aku mengalami krisis keuangan. Namun, sekarang aku telah mengkhianatinya demi seorang pria," ucap Sinta merasa menyesal.

"Sebenarnya, dialah diantara kami berempat yang paling berhak untuk memilik Pak Anwar," ujarnya dalam hati.

Entah kenapa malam itu ia merasa begitu bersalah dengan Vero. Ia pun mengambil ponsel kemudian menghubunginya.

"Halo! Halo ... Mbak Vero!" ujar Sinta.

"Iya, ada apa Mbak?" jawab Vero.

"Mbak Vero Saya ... Saya minta maaf, Mbak!" ujarnya terbata-bata.

"Iya, minta maaf untuk apa Mbak Sinta?" tanyanya keheranan.

"Sebenarnya ... sebenarnya ...," ujar Sinta tampak gugup.

"Bu Vero siapa yang menelpon?" tanya Anwar kepada Vero di dalam telepon.

"Mas, ini Bu Sinta lagi nelpon," ujar Vero kepada Anwar di dalam telepon itu.

Sinta tiba-tiba terkejut mendengar suara Anwar di dalam telepon bersama Vero. Ia pun terdiam sejenak memikirkan siapa temannya bercinta barusan.

"Jika Pak Anwar saat ini bersama Bu Vero, lalu siapa pria yang bercinta denganku barusan?" tuturnya keheranan.

Sinta mulai merinding ketakutan. Ia meletakkan ponselnya dan lupa mematikan teleponnya. Ia kemudian mendekati kamar dengan perasaan takut yang luar biasa. Ketika ia sampai di kamarnya, tampak sosok makhluk menyeramkan bertaring dan tubuhnya dipenuhi bulu lebat serta berbadan besar. Makhluk itu sedang duduk dikamarnya sambil menatap ke arahnya. Melihat makhluk itu Sinta pun berteriak histeris.

"Aaaaaaaa."

Vero terkejut mendengar suara teriakan Sinta yang ia dengar di dalam ponselnya. Tubuhnya pun seketika terasa gemetar.

"Bu Sinta ... Bu Sinta ...," panggil Vero.

"Gerrrrrhhhh."

Vero langsung mematikan teleponnya ketika mendengar suara menakutkan di dalamnya.

"Ada apa, Bu Vero?" tanya Anwar penasaran.

"Entahlah, Mas! Tadi, aku mendengar Sinta berteriak seperti melihat sesuatu yang menakutkan. Bagaimana ini, Mas? Apa sebaiknya kita pergi saja malam ini kerumahnya?" tanya Vero merasa cemas.

"Coba kamu hubungi sekali lagi! Siapa tahu dia angkat," ujar Anwar memberi saran.

Vero kembali menghubungi ponsel Sinta berkali-kali. Namun, lagi-lagi tidak ada yang mengangkat panggilannya.

"Bagaimana ini, Mas? Teleponnya nggak di angkat. Jangan-jangan di rumahnya Mbak Sinta ada perampok," sahut Vero tampak khawatir.

"Kalau begitu, coba kamu hubungi anggota keluarganya!" ujar Anwar.

"Oh, iya!"

Vero kemudian menghubungi salah satu anggota keluarga Sinta yang ia kenal. Setelah memberi tahu anggota keluarganya, Vero memutuskan pergi ke kamarnya. Ia pun berbaring di atas tempat tidur sambil memikirkan peristiwa barusan.

******

Malam itu Vero tidak bisa tidur memikirkan temannya Sinta. Namun, setelah ia meminum obat tidur, akhirnya ia pun berhasil tertidur.

Keesokan harinya Vero mendapat telepon dari kantor polisi yang mengatakan bahwa Sinta telah tewas. Ia pun diminta untuk datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Setelah itu, Vero di temani Anwar berangkat ke kantor polisi. Setibanya di kantor polisi, tampak keluarga Sinta duduk berderai air mata. Vero kemudian di ajak untuk melihat jenazah Sinta di kamar mayat.

Di kamar mayat itu, tampak jenazah Sinta dalam keadaan kurus kering dan pucat. Tidak hanya itu, **** ************* pun mengeluarkan cairan nanah dan aroma bau busuk yang menyengat. Vero pun mau muntah di buatnya dan langsung pergi keluar karena tidak tahan dengan bau busuk mayat tersebut.

Selang tak berapa lama kemudian, ia kembali di ajak ke kantor untuk dimintai keterangan terkait telepon yang ia terima dari Sinta pada malam itu.

"Bu Vero. Bisakah Ibu ceritakan perihal Bu Sinta yang menelpon Ibu malam itu?" ujar Pak inspektur.

"Waktu itu aku sedang mengobrol dengan Pak Anwar di rumah, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku pun melihat nama panggilan di telepon itu yaitu Ibu Sinta temanku sendiri. Aku pun menjawab panggilannya. Di saat itu, aku mendengar suara Bu Sinta seperti sedang merasa bersalah. Ia meminta maaf padaku, tapi aku sama sekali tidak mengerti untuk apa ia meminta maaf. Dan tak berapa lama kemudian Ibu Sinta pun berteriak histeris seperti melihat sesuatu yang menakutkan. Setelah itu teleponnya pun terputus," tuturnya.

"Hanya itu saja?" tanya Pak inspektur.

"Ia, hanya itu saja," jawab Vero.

"Sebenarnya kami pun bingung dengan kasus kematian yang menimpa Bu Sinta ini. Kami tak begitu yakin kalau kasus kematian bu Sinta adalah pembunuhan yang dilakukan oleh manusia," sahut Pak inspektur itu.

"Maksud Bapak?" tanya Bu Vero kebingungan.

Pak inspektur itu kemudian menunjukkan hasil rekaman CCTV yang berada di ruang tamu Bu Sinta di laptopnya.

"Berikut ini adalah hasil rekaman CCTV yang ada di ruang tamunya Bu Sinta sebelum ia meninggal. Silahkan Ibu lihat baik-baik!" sahut Pak inspektur itu.

Anwar dan Vero melihat rekaman itu dengan seksama. Di dalam rekaman itu tampak Sinta sedang duduk di ruang tamunya sambil meminum secangkir teh hangat. Tak berapa lama kemudian, ia pun bangkit menuju pintu rumah dan membukanya. Ia tampak berbicara dengan seseorang. Namun, orang itu tak terlihat karena berada di luar.

Setelah itu, ia pun menutup pintu rumah lalu kembali berbicara sendirian. Dari mimik wajahnya ia seperti berbicara dengan orang yang ia kenal. Itu terlihat dari cara berbicaranya sambil tersenyum, namun itu tak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian, ia lalu pergi ke kamarnya, dan pintu kamar pun di tutup. Rekaman telah selesai.

"Seperti yang Ibu lihat barusan, rekaman ini hanya menampilkan area ruang tamu. Sedangkan di dalam kamar tempat tewasnya ibu Sinta, sama sekali tidak ada kamera CCTV," ujar Pak inspektur itu.

"Tunggu dulu! Sepertinya rekaman ini tidak lengkap," sahut Vero membuat Pak inspektur terkejut.

"Waktu itu Bu Sinta sedang menghubungiku, dan kemungkinan besar posisinya berada di luar kamar. Bisa dipercepat videonya!" pinta Vero kepada Pak Inspektur.

Pak inspektur itu pun mempercepat video rekamannya. Dan benar saja apa yang dikatakan oleh Vero.Tampak Sinta keluar dari kamarnya tanpa busana lalu pergi menuju dapur. Setibanya di dapur ia kemudian duduk di kursi sambil menelepon seseorang yang kemungkinan besar adalah Vero.

Tak berapa lama kemudian, ketika sedang menelepon tiba-tiba wajah Sinta terlihat ketakutan. Ia pun meletakkan ponselnya diatas meja, lalu berjalan dengan perlahan menuju kamarnya. Ketika ia membuka kamarnya, tiba-tiba ia terkejut dan berteriak histeris lalu terjatuh ke lantai. Dan sesuatu yang tak terlihat pun langsung menariknya hingga masuk ke dalam kamar. Kemudian pintu kamar pun tertutup dengan sendirinya.

Vero, Anwar dan Pak inspektur tercengang melihat hasil rekaman itu. Apa yang terlihat di dalam rekaman itu benar-benar di luar perkiraan mereka bertiga. Vero dan Anwar pun saling berpandangan merasa ngeri dengan apa yang barusan mereka saksikan. Sebelumnya mereka mengira kasus yang menimpa Sinta adalah kasus perampokan atau pembunuhan yang dilakukan oleh manusia. Namun, hasil rekaman CCTV itu menunjukkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang mereka pikirkan.

Terpopuler

Comments

NurHafni

NurHafni

Psti tuh perbuatn Mantan Istri Pak Anwar yg marah pd teman2 Bu Vero yg sdh menghinanys....mgkin dia bersekutu dgn iblis.

2021-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Yang Bermakna
2 Terungkapnya Rahasia Pribadi
3 Mata Yang Indah
4 Seharian Bersama Bu Rina
5 Satpam Idola
6 Keharmonisan Cinta
7 DETIK - DETIK TERAKHIR PAK ATENG
8 Sebuah Perpisahan
9 KEJUTAN
10 Sebuah Kejutan
11 HIDAYAH
12 Hidayah Cinta
13 Terciptanya Sebuah Dendam
14 Kematian Yang Mengenaskan
15 PERTANDA KUTUKAN
16 Tragedi Yang Terulang
17 Misteri Pembunuhan Berantai
18 Amarah Mantan Istri
19 Pembantu Baru
20 Tragedi Yang Mencekam
21 Rahasia Menggemparkan
22 KEBENARAN YANG TERUNGKAP
23 Pertemuan Dua Malapetaka
24 MATA - MATA
25 Menghilang
26 Tipu Muslihat
27 Kenyataan Pahit
28 Pernikahan Bersyarat
29 Keinginan Yang Tidak Terkendali
30 Melarikan Diri
31 Tragedi Serta Air Mata
32 SECERCAH HARAPAN
33 Takdir Tang Tak Terprediksi
34 Sebuah Kepastian
35 MUSLIHAT RENDAHAN
36 Reinkarnasi
37 TEKA-TEKI NENI
38 Kebenaran Yang Hampir Terungkap
39 KEBENARAN YANG TERBONGKAR
40 Rahasia Yang Terungkap
41 AIR MATA PENDERITAAN
42 Impian Dan Harapan
43 Sihir
44 KEMBALINYA BU VERO
45 Gangguan Gaib
46 Peristiwa Tidak Logis
47 Masa Sulit
48 Penemuan Wanita Misterius
49 Wanita Tanpa Identitas
50 Ingatan
51 Sebuah Pengakuan
52 Pelenyap Tersembunyi
53 Pelayan Misterius
54 Bukti Untuk Kepastian
55 Identitas Yang Hampir Terungkap
56 Terungkapnya Otak Pembunuhan
57 Sebuah Perpisahan Menarik
58 Akhir Dari Segala Penderitaan
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Pertemuan Yang Bermakna
2
Terungkapnya Rahasia Pribadi
3
Mata Yang Indah
4
Seharian Bersama Bu Rina
5
Satpam Idola
6
Keharmonisan Cinta
7
DETIK - DETIK TERAKHIR PAK ATENG
8
Sebuah Perpisahan
9
KEJUTAN
10
Sebuah Kejutan
11
HIDAYAH
12
Hidayah Cinta
13
Terciptanya Sebuah Dendam
14
Kematian Yang Mengenaskan
15
PERTANDA KUTUKAN
16
Tragedi Yang Terulang
17
Misteri Pembunuhan Berantai
18
Amarah Mantan Istri
19
Pembantu Baru
20
Tragedi Yang Mencekam
21
Rahasia Menggemparkan
22
KEBENARAN YANG TERUNGKAP
23
Pertemuan Dua Malapetaka
24
MATA - MATA
25
Menghilang
26
Tipu Muslihat
27
Kenyataan Pahit
28
Pernikahan Bersyarat
29
Keinginan Yang Tidak Terkendali
30
Melarikan Diri
31
Tragedi Serta Air Mata
32
SECERCAH HARAPAN
33
Takdir Tang Tak Terprediksi
34
Sebuah Kepastian
35
MUSLIHAT RENDAHAN
36
Reinkarnasi
37
TEKA-TEKI NENI
38
Kebenaran Yang Hampir Terungkap
39
KEBENARAN YANG TERBONGKAR
40
Rahasia Yang Terungkap
41
AIR MATA PENDERITAAN
42
Impian Dan Harapan
43
Sihir
44
KEMBALINYA BU VERO
45
Gangguan Gaib
46
Peristiwa Tidak Logis
47
Masa Sulit
48
Penemuan Wanita Misterius
49
Wanita Tanpa Identitas
50
Ingatan
51
Sebuah Pengakuan
52
Pelenyap Tersembunyi
53
Pelayan Misterius
54
Bukti Untuk Kepastian
55
Identitas Yang Hampir Terungkap
56
Terungkapnya Otak Pembunuhan
57
Sebuah Perpisahan Menarik
58
Akhir Dari Segala Penderitaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!