Tragedi Yang Terulang

Setelah melihat hasil rekaman CCTV, Pak inspektur itu pun menganggap kasus kematian Sinta murni kematian yang bersifat paranormal. Vero lalu diperbolehkan pergi oleh Pak inspektur. Mereka pun keluar dari kantor polisi lalu masuk ke dalam mobil. Setelah berada di dalam mobil, mereka pergi menuju rumah.

Keesokan harinya di rumah Vero...

Hari itu tampak Vero sedang duduk santai membaca sebuah majalah. Sedang, asyik-asyiknya ia membaca buku, tiba-tiba terdengar suara bel rumah membuatnya tersentak kaget karena terlalu fokus membaca.

"Ting tong."

"Baru baca beberapa lembar saja, sudah ada orang yang langsung datang mengganggu," ujarnya kesal.

Vero meletakkan majalahnya ke atas meja kemudian berjalan menuju pintu rumah.

Setibanya di depan pintu ia pun membukanya.

Tampak Sarla danRina berdiri di depan pintu.

"Mbak Sheila, Mbak Rina, tumben malam-malam begini kalian berdua kemari. Ada apa gerangan?" ucap Vero sembari tersenyum ramah.

"Kenapa ... nggak boleh, ya?" jawab Rina.

"Bukan begitu! Biasanyakan Mbak Rina dan Mbak Sarla datangnya selalu siang. Kalau malam begini, aku jadi tidak ada persiapan untuk menyambut kalian berdua," ucap Vero.

"Nggak apa-apa kok, Mbak!" jawab Rina.

Vero mengajak teman-temannya itu masuk ke dalam rumah. Setelah itu mereka bertiga duduk di sofa sambil berbincang-bincang.

"Ngomong-ngomong, hal penting apa yang membuat Mbak-Mbak cantik ini datang malam-malam begini, ya?" ucap Vero sambil tersenyum.

"Begini Mbak Vero, rencananya kami berdua mau bekerjasama dengan perusahaannya Pak Anwar, biar perusahaannya itu semakin besar. Soalnya, nggak ada yang bisa di percaya di luaran sana! Gimana menurut Mbak Vero?" tanya Rina.

"Ehm ... kalau masalah itu sebaiknya kalian tanyakan saja kepada Mas Anwar," jawab Vero.

"Nah, Itu sebabnya kami datangnya malam-malam begini. Mas Anwar siang hari selalu sibuk, nggak ada waktu," ujar Rina.

"Kira-kira jam berapa Mas Anwar pulangnya, ya?" tanya Sarla.

"Biasanya, pulangnya jam sepuluh malam," jawab Vero.

"Ya ampun! Pulangnya Larut malam banget," sahut Rina.

"Bagaimana kalau kita nginap saja disini? Mbak Vero nggak masalah, kan?" tanya Sarla.

"Oh, nggak apa-apa! Kalian nginap saja disini. Kamar disini banyak, tinggal pilih saja kamar mana yang kalian suka." jawab Vero.

"Makasih ya, Mbak! Soalnya kalau kita pulang kita malas sendirian di rumah," ujar Rina sembari memasang ekspresi wajah takut.

"Emang ada apa, Mbak Rin?" tanya Vero keheranan.

Mereka berdua pun saling berpandangan.

"Mbak sudah tahu kan peristiwa yang menimpa teman kita Mbak Sinta? dia itu mati nya, iiiiii ... sereem banget. Pokoknya nggak, deh! Kata orang dia itu kena sihir," sahut Sarla.

"Iya, jasadnya serem. Ditambah lagi tubuhnya sudah seperti orang nggak makan selama setahun, bau banget , memikirkan nya saja aku mau muntah..... hueeek," sahut Rina dengan ekspresi jijik.

"Nggak boleh begitu, Mbak! Diakan teman kita juga. Kita doain aja, mudah-mudahan arwahnya tenang di sana dan pelakunya segera mendapatkan hukuman," sahut Vero.

"Iya, mudah-mudahan pelakunya akan mendapatkan balasan yang setimpal secepatnya," sahut Sarla agak emosi.

"Eh, Mbak Vero ... kamu kok baca-baca buku beginian, kamu mau jadi muallaf, ya?"tanya Sarla.

"Bukan mau, tapi udah jadi muallaf," jawab Vero dengan tegas.

"Cie .. cie, ini pasti gara-gara mas Anwar. Iya kan, Mbak?" tebak Rina.

"Awalnya iya, sih. Tapi, lama kelamaan setelah aku mendalami agama baru ini, aku malah merasa nyaman dan lebih cocok ke agamaku yang sekarang," jawab Vero dengan santai.

"Oh, begitu," ujar Rina.

Sedang asyik-asyiknya mereka mengobrol, tiba-tiba berkumandang suara azan.

"Mbak Rina, Mbak Sarla. Aku pergi sembahyang dulu, yah! Kalian istirahat saja di sini atau dikamar juga boleh!" ujar Vero.

"Kalau begitu kami istirahat dikamar aja," ujar ke dua wanita itu.

Lalu mereka berdua pergi menuju ke kamar tamu, sedangkan Vero pergi mengambil wudhu kemudian bersembahyang.

Waktu terus berlalu dan malam pun semakin larut. Tampak Rina dan Sheila sedang asyik mengobrol di dalam kamar.

"Eh ... Mbak Rin! Kok Mbak Vero bisa-bisanya ngejual agamanya demi deketin mas Anwar?Apa keluarganya nggak marah besar? keluarganya kan non-muslim yang taat. Apalagi itu, tuh! Kakaknya, seorang imam besar di kota ini," ujar Sarla.

"Sudahlah, Mbak Ila! Apa sih yang nggak bisa dilakuin oleh seorang wanita untuk mendapatkan cintanya mas Anwar? Kalau Aku Jangan pun agama, jiwa ku pun sanggup kuberikan demi mendapatkan cintanya mas Anwar," sahut Rina melebih-lebihkan bicaranya.

"Huussh! Nggak boleh bercanda kayak gitu. Itu dosa tahu! tegur Sarla.

Tiba-tiba, mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran Anwar yang berdiri di depan pintu kamar mereka. Rina dan Sarla pun tampak bahagia dengan kedatangannya. Mereka berdua pun saling melirik memberi kode.

"Ayo, Mas! Masuk ke dalam, di luar dingin," ajak Sarla sambil tersenyum.

Rina menarik tangan Anwar kemudian menutup pintu kamar.

*******

Malam itu, Vero ketiduran di sofa yang berada di ruang tamu. Tiba-tiba ia pun mendengar suara teriakan seorang wanita antara sadar dan tidak sadar.

"Aaaaaaa."

Vero tersentak kaget, terbangun dari tidurnya. Namun, ia tidak tahu apakah suara itu berasal dari mimpinya atau tidak.

"Suara apa barusan? Apakah aku sedang bermimpi saat mendengar suara itu?" bisik Vero dalam benaknya sambil termenung.

Beberapa menit kemudian.

"Benar. Aku pasti sedang bermimpi!" ujarnya.

Vero kemudian menoleh ke arah jam yang ada di dinding.

"Sebentar lagi, Mas Anwar akan pulang."

Benar saja dugaan Vero, itu baru ia berdiri bel rumah pun langsung berbunyi.

"Ting tong."

Vero berjalan menuju pintu rumahnya, kemudian ia pun membuka pintu. Ketika pintu telah terbuka, tampak Anwar berdiri di depan pintu dengan ekspresi wajah letih. Namun, ia berusaha untuk tetap tersenyum dihadapan Vero. Ia lalu masuk dan Vero pun menutup pintu rumah.

Vero pergi ke kamarnya sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia lalu memejamkan kedua matanya.

Tak berapa lama kemudian tiba-tiba ia pun terbangun dan sudah berada di sebuah padang rumput yang di selimuti kabut tebal. Vero berdiri lalu berjalan di Padang rumput itu.

Dari kejauhan ia melihat jasad wanita dalam posisi terbaring tengkurap di atas tanah. Wanita itu berjumlah tiga orang. Vero lalu mendekati jasad itu. Setelah berada di dekat jasad para wanita itu, ia kemudian duduk jongkok lalu menyentuh bahu wanita itu sembari membalikkan badannya untuk melihat wajahnya. Ketika wajah wanita itu terlihat Vero pun terkejut melihat wajahnya yang hancur seperti di sayat-sayat dengan pisau.

Vero ketakutan, namun ia memberanikan diri untuk melihat wajah wanita yang kedua. Lagi-lagi sama, wajah wanita yang kedua itu pun hancur dan tak bisa dikenali. Lalu ia beralih melihat wajah wanita yang ketiga, dan hasilnya juga sama wajah wanita ketiga itu juga hancur. Menyaksikan hancurnya wajah ketiga wanita itu, Vero langsung berdiri.

"Siapakah ketiga wanita ini?" ujarnya lirih.

Tiba-tiba, Vero mendengar langkah seseorang di belakangnya. Ia semakin ketakutan dan tanpa pikir panjang ia pun membalikkan tubuhnya, dan ternyata orang yang berdiri dibelakangnya itu tiada lain adalah Anwar.

Anwar berdiri di hadapannya dengan pakaian yang berlumuran darah sambil memegang sebilah pisau tajam berukuran besar. Melihat pisau besar itu, Vero pun semakin takut.

"Jangan Mas Anwar! Jangan lakukan itu, Mas! ujarnya ketakutan.

Vero lalu melangkah mundur, dan tanpa sengaja kakinya pun tersandung oleh sebuah batu besar yang mengakibatkan ia tergelincir ke tanah.

Terpopuler

Comments

Sumiati

Sumiati

di ulang ulang bikin lieyr

2021-12-26

0

Rudi faisal

Rudi faisal

kesalahan pihak apk. bab nya udah di hapus tapi entah kenapa tidak mau di hapus. aslinya nggak gitu.

2021-12-24

0

Edi yuzzardy

Edi yuzzardy

di ulang ukang biar banyak bab wkwkwkkwkw...klo segi cerita menarik sih

2021-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Yang Bermakna
2 Terungkapnya Rahasia Pribadi
3 Mata Yang Indah
4 Seharian Bersama Bu Rina
5 Satpam Idola
6 Keharmonisan Cinta
7 DETIK - DETIK TERAKHIR PAK ATENG
8 Sebuah Perpisahan
9 KEJUTAN
10 Sebuah Kejutan
11 HIDAYAH
12 Hidayah Cinta
13 Terciptanya Sebuah Dendam
14 Kematian Yang Mengenaskan
15 PERTANDA KUTUKAN
16 Tragedi Yang Terulang
17 Misteri Pembunuhan Berantai
18 Amarah Mantan Istri
19 Pembantu Baru
20 Tragedi Yang Mencekam
21 Rahasia Menggemparkan
22 KEBENARAN YANG TERUNGKAP
23 Pertemuan Dua Malapetaka
24 MATA - MATA
25 Menghilang
26 Tipu Muslihat
27 Kenyataan Pahit
28 Pernikahan Bersyarat
29 Keinginan Yang Tidak Terkendali
30 Melarikan Diri
31 Tragedi Serta Air Mata
32 SECERCAH HARAPAN
33 Takdir Tang Tak Terprediksi
34 Sebuah Kepastian
35 MUSLIHAT RENDAHAN
36 Reinkarnasi
37 TEKA-TEKI NENI
38 Kebenaran Yang Hampir Terungkap
39 KEBENARAN YANG TERBONGKAR
40 Rahasia Yang Terungkap
41 AIR MATA PENDERITAAN
42 Impian Dan Harapan
43 Sihir
44 KEMBALINYA BU VERO
45 Gangguan Gaib
46 Peristiwa Tidak Logis
47 Masa Sulit
48 Penemuan Wanita Misterius
49 Wanita Tanpa Identitas
50 Ingatan
51 Sebuah Pengakuan
52 Pelenyap Tersembunyi
53 Pelayan Misterius
54 Bukti Untuk Kepastian
55 Identitas Yang Hampir Terungkap
56 Terungkapnya Otak Pembunuhan
57 Sebuah Perpisahan Menarik
58 Akhir Dari Segala Penderitaan
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Pertemuan Yang Bermakna
2
Terungkapnya Rahasia Pribadi
3
Mata Yang Indah
4
Seharian Bersama Bu Rina
5
Satpam Idola
6
Keharmonisan Cinta
7
DETIK - DETIK TERAKHIR PAK ATENG
8
Sebuah Perpisahan
9
KEJUTAN
10
Sebuah Kejutan
11
HIDAYAH
12
Hidayah Cinta
13
Terciptanya Sebuah Dendam
14
Kematian Yang Mengenaskan
15
PERTANDA KUTUKAN
16
Tragedi Yang Terulang
17
Misteri Pembunuhan Berantai
18
Amarah Mantan Istri
19
Pembantu Baru
20
Tragedi Yang Mencekam
21
Rahasia Menggemparkan
22
KEBENARAN YANG TERUNGKAP
23
Pertemuan Dua Malapetaka
24
MATA - MATA
25
Menghilang
26
Tipu Muslihat
27
Kenyataan Pahit
28
Pernikahan Bersyarat
29
Keinginan Yang Tidak Terkendali
30
Melarikan Diri
31
Tragedi Serta Air Mata
32
SECERCAH HARAPAN
33
Takdir Tang Tak Terprediksi
34
Sebuah Kepastian
35
MUSLIHAT RENDAHAN
36
Reinkarnasi
37
TEKA-TEKI NENI
38
Kebenaran Yang Hampir Terungkap
39
KEBENARAN YANG TERBONGKAR
40
Rahasia Yang Terungkap
41
AIR MATA PENDERITAAN
42
Impian Dan Harapan
43
Sihir
44
KEMBALINYA BU VERO
45
Gangguan Gaib
46
Peristiwa Tidak Logis
47
Masa Sulit
48
Penemuan Wanita Misterius
49
Wanita Tanpa Identitas
50
Ingatan
51
Sebuah Pengakuan
52
Pelenyap Tersembunyi
53
Pelayan Misterius
54
Bukti Untuk Kepastian
55
Identitas Yang Hampir Terungkap
56
Terungkapnya Otak Pembunuhan
57
Sebuah Perpisahan Menarik
58
Akhir Dari Segala Penderitaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!