Namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh Wisnu. Membuat Diana sangat terkejut.
"Maaf Tuan kenapa?" Tanya Diana dengan begitu gugup.
"Tenanglah, Ajaklah Hana ke kamarku dan kamu juga tidur dikamarku saja!" ucap Wisnu karena Wisnu tidak mau sampai keluarganya berpikir aneh-aneh, Diana hanya diam karena merasa bingung.
"Kenapa kamu diam saja!" bentak Wisnu, Yang membuat Diana kaget.
"Baik tuan," jawab Diana dengan pelan. Diana langsung menggendong Hana yang sedang tidur nyenyak.
Setelah Hana sudah berada digendongnya. Diana berjalan mengikuti langkah kaki Wisnu sambil menggendong Hana yang sedang tidur. Dengan hati dan perasaan yang masih canggung, Diana bingung bagaimana cara durinya bersikap pada Wisnu.
Sekarang status Diana sudah menjadi istri Wisnu, Namun Diana juga sadar ini hanyalah sebuah amanah yang harus Diana jalankan.
Sesampainya dikamar didepan kamar Wisnu, Diana kembali diam kini langkah kakinya begitu berat untuk melangkah.
"Masuklah!" Ucap Wisnu sambil membukakan pintu kamarnya untuk Diana.
Biarpun langkah kakinya terasa begitu berat,
Diana pun langsung masuk kedalam kamar tersebut, dengan perasaan canggung dan bingung. Wisnu pun langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya sedangkan Hana sudah ditaruh dibok bayi yang ada dikamar Wisnu.
Diana merasa bingung, Mau tidur dimana? Tidak mungkin Diana tidur satu ranjang dengan Wisnu. Akhirnya Diana merebahkan dirinya diatas sofa dan malam ini Diana tidur disofa.
Malam ini Diana benar-benar bingung, Perasaannya begitu terasa sesak "Kenapa hidupku jadi seperti ini," batin Diana.
"Ntah kenapa hidupku jadi seperti ini, seketika semuanya berubah dalam satu hari tiba-tiba aku harus menikah, aku bahkan harus merawat Hana," Guman Diana dalam hati.
Diana yang merasa kaget dan belum terbiasa membuat dirinya selalu bingung harus bersikap seperti apa?
Namun Diana juga tidak boleh menyerah begitu saja apalagi ini adalah sebuah amanah yang harus Diana jalanin dalam hidupnya.
Malam semakin larut Diana berusaha memejamkan matanya, Rasanya tidak nyaman sekali tidur disofa namun mau bagaimana lagi, Wisnu hanya diam dan Diana juga merasa bingung, Akhirnya Diana merebahkan tubuh mungilnya disofa yang ada dikamar Wisnu.
Keesokan harinya.
Wisnu bangun lebih dulu dan melihat Diana tidur diatas sofa, namun Wisnu membiarkannya karena bagi Wisnu pernikahan ini hanya untuk menjalankan amanah istrinya jadi Wisnu tidak perlu menganggap Diana sebagai istrinya. Diana perlahan-lahan membuka matanya dan melihat Wisnu sudah terbangun lebih dulu.
"Maaf Tuan, Saya telat bangunnya" Ucap Diana yang merasa bersalah, Diana masih memanggil Wisnu dengan sebutan Tuan, Karena bagi Diana Wisnu adalah majikannya.
"Tidak apa-apa, Jangan memanggilku dengan sebutan Tuan panggil saja mas, kamu mengerti!" Ucap Wisnu, Diana hanya menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.
"Baik Tuan eh maksud saya mas," Jawab Diana dengan nada gugup.
"Tidak seperti biasanya aku merasakan rasa gugup didepan tuan,"Gumam Diana yang merasa aneh.
"Saya kebawah dulu mas," pamit Diana dengan nada pelan, Wisnu hanya menganggukan kepalanya.
Diana meninggalkan anak dan suaminya di dalam kamar.
Diana turun kebawah, Lalu menuju ke dapur dan sudah melihat beberapa orang ada di dapur.
"Baru saja jadi istri Wisnu, Langsung bangunnya kesiangan," Ucap Mama Rita tiba-tiba, yang membuat Diana merasa bersalah.
Mama Rita memang tidak suka dengan Diana, Bahkan kalau bukan karena amanah dari Almarhumah sang menantu, Mama Rita tidak akan sudih menerima Diana sebagai menantunya.
"Gadis gadis miskin, Biasanya jadi babu sekerang baru menikah dengan anakku saja langsung melunjak," batin Mama Rita.
"Maaf Nyonya, Saya terlambat bangun," Ucap Diana sambil membungkukkan kepalanya pada Nyonya Rita. Wanita yang saat ini sudah menjadi mertuanya.
Mama indah yang baru keluar dari kamarnya, Langsung menyapa Diana dengan begitu lembut.
"Sayang, kamu sudah bangun nak? Apa, sih kecil rewel nak?" Tanya Mama Indah dengan nada yang begitu lembut beda sekali dengan nyonya Rita.
"Sudah Nyonya, Maaf saya bangunnya terlambat Nyonya. Tidak Hana sangat anteng sekali, Dia masih tidur bersama Papanya," jawab Diana dengan begitu santun, Membuat Mama Indah langsung mengembangkan senyumnya.
"Anita, Mama yakin Diana akan menjadi Ibu yang baik untuk Hata." batin Mama Indah.
"Sayang, Kamu tidak perlu minta maaf" Ucap mama indah penuh kasih sayang, Membuat Diana begitu bahagia.
"Jangan panggil Nyonya, Panggil Mama saja. Biar bagaimanapun kamu sekarang adalah anakku," pinta Mama Indah, Yang langsung menghampiri Diana lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Orang tua Anita hanya mempunyai satu anak yaitu Anita saja, Anak perempuan satu-satunya dan sekarang sudah tiada selamanya.
Diana pun tersenyum bahagia dengan perlakuan baik mama indah padanya.
"Iya Mama, Diana ke dapur dulu." pamit Diana, Mama Indah juga langsung melepaskan pelukannya dari tubuh munggil Diana.
Mama Rita melihat pemandangan dihadapannya, Dengan tatapan tidak suka.
"Dasar tukang cari perhatian," batin Mama Rita.
Diana menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk suaminya dan semua keluarga yang berada dirumah Wisnu saat ini.
Setelah satu jam kurang lebih akhirnya semua masakan pun sudah siap dan sudah disajikan dimeja makan, semua keluarga berkumpul dan menikmati makanan yang ada dihadapan mereka semua.
Orang tua Anita dan orang tua Wisnu sudah duduk dimeja makan, Lalu Diana berpamitan pada mereka untuk memanggil Wisnu yang masih ada didalam kamarnya.
"Diana pamit, Mau panggil Mas Wisnu dulu," Pamit Diana dengan begitu sopan, Diana langsung berlalu meninggalkan ruangan makan, Lalu menuju ke kamar Wisnu.
Sesampainya dikamar, Wisnu masih tidur disamping Hana.
"Mas Wisnu, Tidur lagi mungkin dia sangat kelelahan." batin Diana.
Mengingat kemarin seharian mengurusi pemakaman sang istri, Mungkin Wisnu kelelahan.
Diana mendekat ketempat tidur, Lalu duduk ditepi ranjang.
"Mas, Bangun sudah siang!" pinta Diana dengan begitu lembut.
Wisnu bergulat, Lalu tiba-tiba menarik Diana kedalam pelukannya.
"Anita, Jangan pergi....." ucap Wisnu yang masih memejamkan matanya, Membuat Diana hampir meneteskan air matanya.
"Mas, Ini Diana." ucap Diana dengan lirih.
Pelan-pelan Wisnu membuka matanya, Lalu langsung mendorong Diana dari pelukannya.
Brukkk....
"Ahhh..uh," Diana terjatuh.
"Kenapa kamu memelukku?" Tanya Wisnu dengan lantang, Namun Diana hanya diam sambil menahan rasa sakitnya.
"Aku tidak memelukmu Mas," batin Diana.
BERSAMBUNG 🙏
Selamat membaca semuanya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Qiza Khumaeroh
mamay wisnu sma2 kjam kaya' anky,,
2021-09-05
0
Intan Puspasari Sari
v nntinya Wisnu bucin kn thoor
2021-08-05
0
liana😋
memang sangat menyakitkan bila orang yg kita cintai meninggalkan kita 😣
2021-05-26
0