...TIDAK ADA YANG BISA KAMU LAKUKAN JIKA KAMU TIDAK MENCOBANYA TERLEBIH DAHULU...
~Dayshi Andrian
Dalam pengamatanku goblin-goblin ini tingginya sekitar 130-150 cm, bisa dikatakan goblin ini adalah makhluk yang kerdil.
Dari perkataan Resha tadi, aku dapat memberikan kesimpulan bahwa Goblin memiliki job berdasarkan jenis senjata yang Goblin itu pakai. Dan di sini jenis job goblin[1] yang kita lawan adalah, Goblin biasa, Goblin archer, dan Goblin warrior.
Saat ini kami telah dipojokkan oleh para Goblin itu. Pak Opin mulai tampak kelelahan menahan serangan Goblin warrior dan Resha yang entah kenapa mundur ke belakang pak Opin.
Untunglah, seluruh tubuhku mulai meredakan gemetarnya. Kalau tidak, aku pasti akan mematung. Sebenarnya aku juga masih terheran-heran dengan kejadian saat aku menyerang Goblin warrior itu.
Kenapa seranganku tadi sama sekali tak berefek kepadanya, dan lagi kebanyakan seranganku itu hanyalah serangan luput, serangan yang sama sekali tak menyentuh kulitnya.
"Ikuti arahanku!!" Seru gadis berambut twintail country style[2] itu. Jika kuperhatikan dengan baik-baik, gadis itu memakai baju sweater rajutan putih yang longgar dengan cardigan di bagian kain luarnya.
"Ikuti arahanmu?" tanya Resha. Raut wajahnya terheran-heran.
"Iya, ikuti arahanku!" ulang si gadis itu. Bola matanya memancarkan cahaya biru langit dan keningnya mengerut seakan serius akan ucapannya.
"Pak tua botak, tetaplah bertahan menghadang para goblin warrior itu. Yang pegang dagger cepatlah kembali menyerang, untuk sekarang gunakanlah skillmu. Dan si jubah biru, kamu juga cepatlah menghadang serangan seperti tua botak!"
"...." semuanya diam, hening, tak merespon pertanyaan dari si gadis itu.
Sebenarnya apa yang ingin ia lakukan? Mengapa kita harus mengikuti arahannya sedangkan dia tadi adalah seorang korban. Akan tetapi, kok aku sendiri seperti merasa gimana gitu ya.
"Cepat, jangan ragu-ragu. Ikuti saja apa yang kukatakan. Kumohon untuk kali ini saja, kumohon!"
"...." masih tidak ada yang merospon.
"Huff..." kasihan. Aku menghembuskan napas.
"Dengarkanlah dia! Untuk kali ini, ayo kita ikuti apa yang ia katakan!" Pada akhirnya aku membantunya dengan membujuk yang lain.
Entah apa yang membuatku merasa bahwa kita bisa lolos bahkan menang melawan para goblin jika mengikuti arahan dari gadis itu.
"Hahaha, baiklah. Ayo kita ikuti saja arahan dari dia." Pak Opin mendukung. Dan entah kenapa alis pak Opin tampak berkedut sebelumnya, ia seperti ada yang membuatnya kesal.
"Baiklah." Resha menyetujui dan Raisa juga menyetujuinya dengan menganggukkan kepala.
Gadis itu kemudian tersenyum kepadaku. Sepertinya ia ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan senyuman. Jujur, ia tampak manis dan anggun dari senyumannya itu. Sampai-sampai aku tak sadar membalas senyum dengan malu-malu.
"Kamu ...." Gadis itu bersuara.
"Eh, ada apa?" aku yang bingung.
"Ayo maju. Bantu pak tua botak untuk menghadang serangan goblin warrior. Buatlah kemampuan pertahanan."
Buat kemampuan pertahanan? apa dia menyuruhku untuk membuat skill baru?
"a, a, apa? Maksudmu, aku buat skill baru?"
"Iya, lakukanlah. Bayangkan sebuah perisai yang mudah kamu buat untuk menahan serangan Goblin itu. Aku yakin kamu bisa melakukannya. Cepatlah maju ke depan dan jangan meragukan dirimu. "
Meragukan diriku? Ah, baiklah. Aku pasti bisa melakukannya, aku pasti bisa.
Dengan keyakinan itu. Aku pun mulai maju ke depan, maju ke arah samping kanan dari pak Opin. Aku menerjang dua gerombolan goblin dengan satu pedangku yang tak terlalu berat.
Ctraangg...
Apa-apaan ini. Goblin itu menangkis pedangku. Kepalanya itu, kepalanya, aaah. Padahal ia tak memiliki pelindung kepala. Andai pedangku bisa menyentuhnya.
Aah, tidak. Aku harus fokus dalam pertahanan. Jika energiku habis, maka semuanya akan sama saja seperti sebelumnya.
Sisa manaku saat ini tinggal delapan puluh persen, ini pun berkat aku mengisi mana dengan beristirahat atau keluar sejenak dalam pertempuran tadi. Sekarang aku tak boleh membuang-buangnya lagi.
Syat...
Aku menghunuskan lagi pedangku agar goblin itu menjaga jaraknya dengan mundur beberapa langkah ke belakang.
"[Shield Bash] "
Pak Opin lagi-lagi mementalkan tiga goblin. Tapi, tampaknya efek pantulan perisai itu tak sama dengan sebelumnya. Jika yang tadi itu hampir lebih dari sepuluh meter, kini menjadi lima meter saja jauhnya goblin yang terlempar.
Baiklah, sekarang saatnya aku fokus untuk membuat skill baru sembari menunggu para goblin warrior itu kembali ke sini.
Tap ... Tap ... Tap
Suara pelan langkah kaki terdengar datang dari belakang. Ia si Gadis berambut hitam, menghampiri pak Opin dengan raut mukanya yang terlihat santai tapi serius.
"Pak tua botak, apa anda masih bisa bertahan?"
Pak Opin yang dimaksud pak tua botak itu lantas menoleh ke arah gadis itu.
"Hahaha! Tenanglah gadis muda, aku yang berusia 47 tahun ini takkan kalah dengan para keroco hijau itu. Dan kamu gadis muda, panggil aku dengan pak Opin. Aku memang botak sih, tapi umurku masih muda. Dan lagi, aku tak menyukai panggilanmu itu."
Gadis itu menyetujuinya dengan menganggukkan kepala. Ia lalu mengambil suatu benda di dalam cardigannya.
Benda itu adalah benda kaca seperti labu ukur yang biasa digunakan dalam wadah larutan dalam praktik kimia. Hanya saja dalam benda itu memiliki penutup dari kayu.
"Ambillah ini, aku tau anda sebenarnya sudah keletihan," ucap gadis itu sembari menyodorkan benda berwarna merah cair itu kepada pak Opin.
Lantas pak Opin menjadi terkejut. Ia merespon dengan lidahnya yang lentur.
"Nani?![3] ini kan Red Potion. Benda langka yang langsung memulihkan nyawa dan tenaga kembali seperti semula tanpa ada pengecualian level. Hahaha ... gadis muda kau sungguh menarik."
Dengan tak ada keraguan. Pak Opin langsung meminum Red Potion itu dan tiba-tiba ia langsung terlihat segar bugar dan tahan lama, mungkin ia juga menjadi tahan banting.
Badan bongsor dengan otot kekarnya pun membuat kamejanya mengembang. Jas merah yang selalu ia pakai dilemparnya ke sembarang arah. HP dan MP yang tadinya 50% kini naik menjadi 100%.
...Ilustrasi pak Opin...
"Hahaha ... mantap jiwa! Thanks Red Potionnya."
"[Force Shield] level 5"
Pak Opin memperbarui perisainya. Perisai yang tadinya penuh dengan goresan dalam, kini berubah menjadi perisai baru. Tak ada goresan dan terlihat kinclong.
Dengan perasaan senangnya itu, pak Opin terus berterima kasih kepada si gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum dan kembali melihatku. Aku yang dilihat, langsung berkonsentrasi pada aliran manaku dan imajinasiku.
Taptaptaptaptap...
Sial, dua goblin yang kuserang tadi kini berlari ke arahku dengan kencangnya.
Fokus fokus fokus. Aku harus fokus ke pertahanan. Perisai perisai perisai, ayolah keluar. Bentuk sederhana bentuk sederhana ....
Aku terus fokus walau ini seakan mustahil untuk kurealisasikan. Pertama kali mencoba itu memang penuh akan keraguan dalam diri. Namun kalau tidak mencoba, takkan ada perubahan yang bisa membuatku maju.
Brzt...
...➕➖❌➗...
[ New skill [Mana Amplifier] level 1
Fokus utama dalam pertahanan. Selamat anda mendapatkan skill yang dapat mengeraskan Mana[4]. Skill ini dapat anda buat dalam berbagai bentuk dengan tingkat kekerasan dan kelenturan seperti yang kamu inginkan. Mengurangi 250 MP.
Syarat:
1. Harus berimajinasi untuk mengeluarkannya. Semakin rumit bentuk yang anda imajinasikan semakin kuat pula Mana yang dibutuhkan.
2. Selesaikan permasalahan soal yang anda dapatkan saat menggunakan skill ini.
Rumus:
Saat ini anda hanya mendapatkan rumus persegi dengan Luas sama dengan sisi dikalikan dengan sisi (L \= S×S) dan keliling sama dengan empat kali sisi (K \= 4×S) ]
...➕➖❌➗...
Sebuah gambaran persegi bercahaya biru terlihat di depan mataku. Ini sebuah hologram yang tak kasat mata di orang lain. Ini adalah perwujudan dari kekuatanku.
Loh, skill ini hampir sama dengan skill Weak Point-ku . Cuma objek gambar hologram persegi di depanku harus aku realisasikan[5] dengan menjawab soal seperti skill Weak Point yang aku miliki.
"Oke, sekarang aku akan menggunakannya."
Hologram persegi yang tadinya kecil seperti tablet. Kini membesar menyesuaikan apa yang aku imajinasikan. Dan tertera di satu garis persegi tersebut terdapat angka 170 cm.
Satu? Aduh kenapa cuma satu. Tunggu tunggu tunggu, persegi itu memiliki sisi yang sama. Jadi semua sisi pada persegi ini adalah 170 cm.
Yosh, garis di pinggiran persegi itu adalah sisi. Dan di sini yang kucari adalah luas dan kelilingnya. Sisinya 170 cm. Itu berarti.
Luas, 170 kali 170. Dan, keliling empat kali 170 cm. Ah, gak nyangka skill pasif hitungku membuatku lebih cepat mengerjakannya.
Pikiranku yang telah mendapatkan hasilnya langsung mengubah hologram persegi ku.
"[Mana Ampliefer] "
Pengerasan mana dari imajinasiku memberikan bentuk perisai persegi yang sangat sederhana.
Wow, perisai ini sangat ringan. Apa ini kuat ya. Jadi ragu aku.
Wuuush...
"Apa?!"
Goblin warrior itu telah terbang di hadapanku. Ia meluncur ke arahku.
Ctrang...
Wow, sama sekali tak ada goresan dan retakan pada perisai manaku ini. Padahal wujudnya sangat mirip seperti kaca.
Bagus, kini kita bisa mengembalikan keadaan.
"[SHIELD CANON]"
Terdengar perisai dari pak Opin yang menghantam tiga goblin warrior.
Buset dah, itu tiga goblin langsung hancur berantakan gitu.
Ya, goblin itu berubah menjadi wujud yang tak dapat diketahui selain dari ceceran daging kecilnya yang berantakan. Sesaat setelah itu barulah muncul item yang keluar dari tempat kematian sang goblin warrior.
"Skill lanjutan[6] yang menarik! Hahaha, padahal aku tidak pernah bertarung. Eh ... Ah, lupa lah." Pak Opin tampak senang walau sedikit ia juga tampak ambigu.
Brrssskk....
"Apa-apaan ini?!"
Lagi-lagi muncul gerombolan baru dari goblin warrior.
Tep Tep ... Tep....
Anak panah menancap ke pepohonan di dekat kami. Sial, jangkauan serangan Goblin archer makin meningkat.
"Bagaimana? RAISA, RESHAA!!" Teriak si gadis kepada kedua orang tersebut.
...•••••...
Sekedar informasi
Job Goblin, merupakan jenis goblin yang dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan atau senjata yang dipakai oleh goblin tersebut.
Berikut nama-nama Job Goblin.
- Goblin biasa
- Goblin Archer
- Goblin Warrior
- Goblin Axe
- Dire Wolf Goblin
- Goblin Shaman
- Goblin Chief
- Goblin Champion
- Goblin Lord
Twintail Country Style. Model rambut yang diikat dua dengan ikatan rambut di bawah telinga.
Nani, Apa.
Mana adalah sebuah energi yang berfungsi untuk mengeluarkan kekuatan. Alat pengukur Mana di dunia ini disebut Mana Point (MP)
Realisasikan, membuatnya menjadi nyata.
Skill lanjutan atau skill tree atau pohon skill adalah tingkat lanjutan dari skill sebelumnya. Maksudnya adalah skill dasar yang beranak menjadi beragam skill yang lain, sama tapi tak serupa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ashidart
1583
2021-01-26
0
IrisBlue
Hai kak, aku mampir nih...
makin seru aja ceritanya...
jangan lupa mampir ya, chapter terbaru dari "Ruler of Night" udh Up lagi
2020-11-27
1
ACILMEY
lanjut ya,, semangat 💪💪👍
2020-11-26
0