Akhirnya setelah sekian lama aku menunggu, aku telah menemukan titik gelapnya. Sebuah lingkaran hitam nan besar tepat berada di bawahku dan aku pun memasuki lingkaran tersebut. Pandanganku seluruhnya menjadi gelap. Bahkan kupikir diriku telah buta.
Akan tetapi, ketika aku kembali menutup mata lalu mencoba untuk melihat kembali. Seberkas cahaya yang begitu silau, memutihkan seluruh pandanganku. Aku tak tahan melihatnya, perih mata yang kurasakan, terpaksa kembali mengernyit lalu tertutup.
Ah, sudahlah. Aku sebenarnya sudah capek membuka tutup mataku ini. Andai hanya berkedip, itu lebih baik.
Lagi-lagi dengan pasrah aku kembali melihat. Kali ini aku merasa lega dan sedikit takjub.
Gelap gulita malam tak segelap hitam pekat tak bercahaya. Aku kini berada di hamparan rumput stepa yang luas dan membukit.
Bintang yang berhamburan di langit berwarni-warni, bulan yang begitu bulat dengan besarnya tiga kali lipat dari bulan purnama yang biasa aku lihat. Bulan tersebut seolah terus mendekati planet ini.
Aku dapat merasakannya. Angin dingin di malam hari. Napasku yang hangat saat kutiup ke telapak tangan.
Aku juga dapat mendengar desiran rumput yang terawai oleh angin. Aku beroikir bahwwa ini adalah mimpi, tapi yang kurasakan ini terasa begitu nyata.
Setelah mengamati semua pemandangan ini, aku kembali berpikir dan pikiranku mulai terfokus kepada orang aneh yang tadi memberiku air hasil komat-kamitnya. Apakah ini gara-gara beliau?
Saat aku berpikir lebih dalam, tiba-tiba datang seseorang yang mengejutkanku. Orang itu datang dari arah belakangku, karenanya pikiranku menjadi buyar.
"Bah, bertanyalah, aku akan menjawab semua pertanyaanmu."
Sejenak aku terdiam. Bingung akan apa yang barusan ia katakan. Mana dadaku berdegup begitu kencang. Aah, Apa-apaan ini.
Aku menghela napas, menenangkan diri lalu kemudian bertanya.
"Aku dimana?"
Pertanyaan yang sederhana, tetapi poin yang paling penting yang harus aku ketahui terlebih dahulu.
"Bah, kamu ada di dalam dunia mimpi, meski begitu dunia ini bukanlah sekedar dunia mimpi belaka. Tetapi, dunia ini adalah dunia yang bisa kamu rasakan seperti dunia nyatamu. Mungkin kamu akan lebih paham jika aku menyebut dunia ini adalah dunia lain."
Aku tertawa—merasa sedih—mendengar apa yang orang tersebut katakan.
"Ja-jadi aku sudah mati ya. Hahahahahaha.... "
"Bah, tidak-tidak-tidak-tidak. kamu tidak mati. Seperti yang kubilang sebelumnya. Kamu sedang berada di dalam mimpi yang tak biasa. Di dalam mimpi ini kau bisa merasakan segalanya seperti di dunia nyata. Ya, yang kamu alami ini mirip seperti lucid dream, mimpi yang bisa kamu kendalikan. Bedanya dengan lucid dream, tempat ini lebih realistis."
Aku tertegun menelan ludah, masih merasa tak percaya akan ucapannya. Lebih tepatnya aku tak ingin terima dengan kenyataan itu.
Orang itu kemudian mendekatiku. Sosoknya hampir serupa dengan beliau, bedanya orang ini mengenakan jubah yang cerah berwarnakan kuning. Wajahnya masih sulit untuk aku lihat keseluruhan akibat tudung kepalanya itu. Ia kemudian memegang pundakku. Memberitahu lebih jelas akan kenyataan indra perasaku.
"La-lalu, kenapa aku bisa sampai disini? Apakah ini gara-gara air yang kuminum dari bapak-bapak dukun aneh itu."
"Bah, Dukun, bah-bah-bah. Ya, itu benar. Kamu bisa sampai di sini karena meminum air tersebut. Meski begitu, bukan sembarang orang juga yang bisa meminum air pengantar kamu ke sini."
"Maksudnya?"
"Bah, Itu artinya kau adalah salah satu orang yang terpilih untuk bisa meraih apa yang kamu impikan di duniamu di dalam dunia ini."
"Meraih impian di dalam mimpi? Heh, bukankah itu sama saja dari bentuk dari pelarian dari kenyataan yang ada."
"Bah, Sepertinya kamu belum paham. Baiklah aku akan memberitahumu sekali lagi. Kamu sekarang tidak tidur, hanya fisikmu yang sedang tidur di tempat asalmu itu."
Kata-kata yang terucap darinya semakin tajam—tegas dan jelas. Aku terduduk lalu memandang langit yang penuh dengan ribuan cahaya kecil yang berkerlap-kerlip.
"Impian ya. Aku tak pernah berpikir akan masa depanku nantinya. Hidup sederhana dan menjalani kegiatan seperti biasa—membaca buku random, novel, dan komik—pun sudah cukup puas bagiku."
Aku tersenyum masam. Orang berjubah kuning itu tampaknya menatapku lamat-lamat.
"Bah, Impian itu tidak selamanya harus setinggi langit yang menunggu waktu dan umur untuk bisa meraihnya. Mendapatkan Impian itu bukan berarti kamu harus dewasa. Impian itu adalah harapan, apa yang kamu inginkan sekarang juga merupakan impian.
" Hidup sederhana yang membuatmu puaspun itu merupakan salah satu dari impianmu, itu artinya kamu harus bisa terus mempertahankan kehidupan sederhana tersebut untuk terus mendapatkan apa yang kamu impikan. Dan impian itu bukan berarti juga hanya bisa satu, kamu bisa memiliki banyak impian tetapi hanya satu impian yang paling ingin diraih itulah yang dinamakan cita-cita.
"Jika kamu ingin meraih cita-cita tersebut maka bermimpilah sebanyak mungkin akan bagaimana cara untuk menggapainya. Perjalananmu itulah yang membuat impianmu semakin menyenangkan dan suatu hari nanti kamu dapat menceritakannya dengan bangga."
Aku melirik orang tersebut. Tersenyum meresapi akan kata-kata yang ia berikan. Selama ini apa yang sudah aku lakukan. Apakah di umurku yang 15 tahun ini masih dalam masa pencarian jati diri. Melihat sebagaimana luasnya dunia ini, mencari apa yang menjadi kesenanganku. Minat dan bakat merupakan faktor terpenting dalam masa depanku.
"Apa yang sedang aku kejar?" tanyaku kepadanya.
"Bah, itu tergantung dari dirimu sendiri. Kamu tak boleh memutuskan sesuatu berdasarkan persepsi orang lain. Kamu adalah kamu, biarkan dirimu sendiri yang memutuskan apa yang terbaik untuk masa depanmu."
"Keinginanku saat ini .... Mungkin hanya ingin memahami apa itu matematika. Aku ingin mengetahui mengapa aku sangat takut dengan angka dan simbol dari matematika. Mana mungkin aku takut tanpa alasan. Aku ingin mengingat, ingatan macam apa yang sudah hilang dan membuatku ketakutan akan matematika. "
Orang itu tersenyum kepadaku, ia lebih tampak seperti menyembunyikan sesuatu.
"Sebenarnya, kamu itu siapa?"
"Aku? Bah, Aku adalah pengujimu. Aku yang akan menentukan bagaimana bentuk kekuatan dari harapan yang kamu inginkan. Aku akan membimbingmu sampai kau merasa pantas dan terbiasa dengan dunia ini. Ya, sekarang ini kamu bebas untuk bertanya apa saja kepadaku sampai kamu merasa puas."
"Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang."
"Bah, yang harus kamu lakukan sekarang hanyalah bertanya apa yang kamu ingin ketahui. Aku akan menjawab sebatas pengetahuanku."
Orang ini adalah pengujiku. Dia mengujiku untuk menentukan kekuatanku? Dia Memberikan ku kekuatan untuk mengejar Impian ku.
"Apa yang terjadi jika aku memiliki impian yang hanya bisa didapatkan di dunia asliku? Seperti membahagiakan orang tua."
"Bah-bah-bah, pertanyaan yang bagus. Perlu kamu ketahui, kami telah memilih orang-orang tertentu untuk dapat masuk ke dalam dunia ini. Kami hanya memberikan bekal akan bagaimana yang akan kamu jalani jika kamu telah keluar dari dunia ini."
"Huhh, jadi apakah aku ini merupakan makhluk yang tak peduli dengan orang sekitar."
"Bah, Jangan khawatir akan dunia nyatamu. Jika kamu telah menuntaskan segalanya, kamu akan dapat kembali ke dunia nyatamu. Kamu akan bangun sepeti biasa, dan tak ada waktu yang sudah hilang. Sama halnya seperti kamu bangun tidur seperti biasa.
"Bah-bah-bah, tapi perlu kamu ingat tak ada permainan yang tak memiliki konsekuensi. Tanpa konsekuensi, permainan takkan memiliki keseruan, tak ada tantangan, takkan mungkin memiliki hasrat mencapai kemenangan.
" Ingat, jika kamu tak bisa mencapai kemenangan di sini. Kamu takkan pernah bisa kembali ke duniamu. Semakin banyak kegagalan yang kamu dapatkan maka kamu akan semakin menjadi penduduk asli dunia ini."
Angin malam yang berhembus terasa begitu dingin menembus seragamku yang belum sempat aku ganti. Pikiranku masih berusaha untuk menerima kenyataan tersebut.
Baiklah, tak masalah, ini cukup menyenangkan kok.
Aku berusaha menenangkan diri.
"Jadi, setelah sesi pertanyaan ini selesai, apa yang selanjutnya harus aku lakukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Haryati
wah. keren banget ni cerita. semangat buat kakak author..
2022-07-03
0
ken🏳️🌈⃠
eeeeee ini MC cewek atau gay gue komen kek gini karena gue baca dia bilang gurunya tampan dan rupawan
dan gue baru baja beberapa kata aja dari novel ini maaf kalo salah tapi pertanyaan gue ini MC cowok apa cewek
2022-06-08
0
NLJ
Relate, kalau ada pelajaran matematika dan fisika, auto turun mood rasanya waktu SMA. Lol
2022-03-11
0