Kami yang masih keletihan ini masih berbincang ceria di area dalam yang tak jauh dari pinggir hutan. Beberapa dari kita yang telah mengisi MP dan HP hingga penuh, pergi mengambil ceceran item pada mayat para goblin.
"Hebat, kita menang. Padahal kita kalah jumlah loh. Mana levelnya pada tinggi lagi tuh goblin," ucapku sembari berjalan ke sana kemari mencari item-item yang dikeluarkan dari para goblin.
"Kamu aja yang lemah," sahut Raisa yang masih duduk meluruskan kakinya.
Ish, Raisa. Gak bisakah biarin aku senang sebentar aja di sini.
"Hahaha, tapi kita menang berkat gadis muda itu loh." pak Opin yang juga sedang mengumpulkan item di sisi hutan, menaikkan alisnya kepada si gadis itu.
"Iya, kita menang berkat kamu. Terima kasih ya," kata Resha. Ia juga memungut drop item[1] di area pinggir bawah tebing di mana para goblin archer itu mati.
"Tidak, justru aku yang seharusnya berterima kasih kepada kalian, karena kalian telah menyelamatkan nyawaku." Gadis itu menyanggah dengan menggelengkan kepalanya.
"Tapi kalau misalkan kamu tak ada, kami juga pasti bakal lebih sulit menghadapi para goblin itu. Jadi kami juga sangat berterima kasih kepadamu." Raisa ikut menimpali gadis itu.
"Ngomong-ngomong kenapa goblin itu bisa berada di kawasan ini?" tanya Resha, mengheningkan suasana.
"...." tak ada yang menjawab pertanyaan dari Resha. Alih-alih pak Opin merespon dan mencairkan suasana kaku dari pertanyaan tersebut.
"Hahaha, sepertinya tak ada yang mengetahuinya. Benar sih, pada dasarnya 'kan di wilayah Bodhas ini tidak terdapat ras lain kecuali ras Human .
"Ras goblin sendiri berasal dari Underworld. Kemungkinan besar yang bisa memanggil ras goblin dan membawanya kemari adalah komplotan dari wilayah Smute."
Hmm, begitu ya. Komplotan wilayah Smute ....
"SI RAJA GILA!?" seruku membuat semuanya mengarahkan pandangannya kepadaku dengan heran dan sedikit terkejut.
"Hahaha! Iya, bisa jadi itu adalah ulahnya. Kalian tahu sendiri 'kan kekuatan dari si Raja Gila itu," jelas pak Opin tampak sedikit merenung.
Ah, lagi-lagi suasananya menjadi canggung. Si Raja Gila itu sebenarnya seperti apa sih kalau dilihat secara langsung. Kita membicarakannya saja seolah sulit untuk berkata-kata dalam menjelaskan tentang dirinya.
Brsek...
Item yang penuh ditanganku telah kujatuhkan tepat di hadapan Raisa dan si gadis.
Oh iya siapa nama gadis berambut hitam itu.
"Ngomong-ngomong, siapa nama kakak."
Ya, dia tampak memiliki postur tubuh yang cukup ramping dan dewasa. Mungkin, dia memiliki umur di atasku, atau mungkin sama dengan Resha yang berumur 18 tahun.
Kini, si gadis yang memiliki manik mata biru langit itu menjadi sosok perhatian kami.
"Aah, iya. Maaf lupa mengenalkan diri. Namaku Mirai Fucturieces ...."
"Fucturieces? Apa?! Fu, fuct, fuctur. Fuctur?" Entah mengapa Resha tampak mengeja nama itu.
"Iya." Mirai menganggukkan kepala
Brsek...
Yang mengambil ceceran item, segera mengumpulkan itemnya tepat di tempat tadi aku menempatkannya. Kami membentuk lingkaran dengan kumpulan item tersebut berada di tengah-tengah kami.
...➕➖✖️➗...
37× Fangs goblin: gigi taring goblin yang berasal dari Underworld.
Drop rate[2] +0, 05%.
Dapat diolah kembali.
28× Nails goblin: kuku goblin yang berasal dari Underworld.
Drop rate +0,05%
Dapat diolah kembali.
1× Panah kayu: panah ini terbuat dari ranting-ranting kayu para pemburu di hutan.
DMG : +1
STR : +5
...➕➖✖️➗...
"Kalian bisa melihat informasi tentang item-item itu," ujarku saat mereka menggumamkan info yang aku lihat.
"Hahaha, ya bisa dong. Informasi terkait tentang item 'kan pelajaran dasar anak kecil."
"Gimana kalian mengetahuinya. Apa cuma dipelajari gitu."
"Hah?" Resha melihatku heran. "Pengawas ini sebenarnya siapa? Masa hal seperti ini saja tidak tahu. Pengawas sendiri lihat kan tulisan itu, itu namanya info."
Hahaha, sebenarnya aku sudah tahu sih kalau persoalan infonya. Tapi aku tak menyangka kalau orang asli yang ada di dunia ini bisa melihat infonya juga.
"O, oh. Iya juga ya. Terus kalian bisa melihat tidak info orang lain."
"Dayshi ini ya," ucap Raisa dengan nada kesal.
Apa aku ada salah bicara. Perasan tidak. Terus kenapa semuanya memandangku heran, kecuali Raisa yang melihatku gemas.
Resha menyipitkan matanya, kulihat ada senyuman seringainya walau hanya sekejap sekali. "Ya pengawas ini banyak tanya ya. Padahal jawabannya sudah jelas."
Apa yang dia maksud dengan sudah jelas.
"Apa maksudmu?"
"Aish .... Hubungan."
"Hubungan?"
"Iya, hubungan. Ketika kita berteman, berkeluarga, ataukah rekan. Itu semua adalah hubungan. Dengan adanya hubungan kita bisa saling melihat HP dan MP kita.
"Satu lagi syarat dalam hubungan, yaitu saling menganggap. Sekali pun dibilang memiliki hubungan darah, tapi kalau tidak dianggap. Maka hubungan itu sama saja tidak ada ...."
"Oh iya, hubungan ini termasuk juga dengan hubungan antara musuh. Jadi apapun yang dianggap musuh juga dapat kita lihat status HP dan MP-nya. "
Ooh, begitu ya. HP dan MP dapat mereka lihat jika memiliki hubungan.
"Terus bagaimana dengan kemampuan dan lainnya."
"Tidak, itu tidak bisa. Coba pengawas lihat aku. Apa di atasku ada hal semacam yang pengawas katakan."
Aku melihat ke atas Resha. Status yang kulihat dari Resha ialah levelnya yang 27 serta HP dan MP yang 100%, tak ada keterangan lebih jauh berapa jumlah HP dan MP-nya.
"Ti, tidak."
"Kalau tidak itulah jawabannya."
Jadi begitu ya. Meski memiliki hubungan dan bisa melihat status HP dan MP-nya, tapi untuk melihat berapa jumlah aslinya itu mustahil ya. Tapi, waktu itu aku sama Raisa bisa tuh.
"Dayshi," panggil, Raisa. Suaranya terdengar dingin. Tatapannya seakan menyuruhku untuk berhenti bertanya.
"Ekhem. Ngomong-ngomong kita dapat item yang jarang muncul nih."
"Hahaha, item yang jarang muncul? Maksudmu panah kayu itu," ucap pak Opin sambil menunjuk ke tengah-tengah item.
"Sebuah item weapon ya, " sahut Mirai.
"wah, beneran jarang-jarang nih." kata si jaket kulit hoodie, Resha.
"Masa? Emang itu item apaan."
"Item weapon." Mirai kembali berkata.
"Hahaha, item weapon ya. Cukup sulit loh untuk menemukan drop item seperti ini, yang sering muncul biasanya hanyalah item jewelry dan equipment.
"Dasar dari seringnya keluar dalam drop item bisa diurutkan. Pertama adalah item jewelry yang berupa item perhiasan, memberikan efek dan menambah poin status, dapat diolah kembali.
"Kedua, item equipment. Yaitu item perlengkapan atau kebutuhan pokok. Dibedakan menjadi dua, food item dan special equipment. Beberapa berguna untuk menambah poin status atau memberikan efek atau keduanya, bedanya kebutuhan equipment lebih baik dari jewelry, tidak dapat diolah.
"Terakhir adalah item weapon, drop item berupa senjata, semakin kuat senjata tersebut semakin langka untuk didapatkan, hanya keberuntungan jika mendapatkannya," jelas pak Opin
Hanya satu item weapon yang ada di hadapan kami. Kami saling berpikir akan ketidak cocokan akan senjata tersebut. Pantaskah itu untuk diambil? apakah itu berguna bagi diriku? Pertanyaan itu seakan timbul dalam benak kami.
Senjata kayu coklat dengan coraknya menyerupai akar pohon. Senarnya putih mengkilap saat terkena sinar, kokoh dan kuat dengan kelenturan yang stabil, ini tak mudah untuk putus.
Ujung anak panah dari logam, beratnya begitu stabil untuk diangkat, bentuknya begitu sepadan untuk meluncurkan ke arah musuh. Panah ini mungkin bagus untuk orang dengan kekuatan pertempuran atau class ranger.
"Siapa di antara kita yang mengambil senjata ini, Dayshi?" Resha memandangku, alisnya mengerut.
Tangan kanan Resha yang sedari tadi memegang dagu, mengambil dan mengangkat panah. Puas melihatnya ia menyodorkan panah tersebut ke diriku.
Oke, si Resha mulai menyuruhku untuk mengambil keputusan.
Kuambillah panah kayu yang ia sodor kepadaku. Kuperhatikan baik-baik apakah ini cocok untuk aku pakai. Hmm, tidak, aku ... merasa kurang cocok. Gimana dengan yang lainnya?
Pandanganku menatap yang lainnya. Satu persatu kulihat mimik rupa mereka, tapi tak seorang pun yang tampak ingin mengambil senjata ini dengan persoalan class yang berbeda.
Aku sendiri mungkin adalah class jenis fighter, yang mana incaranku adalah class samurai. Raisa class reinsworld jenis Mage, Resha class thief jenis assassin, pak Opin class knight jenis fighter.
Di antara kami tak ada jenis class ranger seperti class archer ... Mirai mungkin juga tidak. Hmm ... lebih baik aku memastikannya terlebih dahulu.
"Mirai, bagaimana denganmu? Apa kamu tak mau panah ini."
"Tidak. Kurasa aku juga tak cocok dengan memakai panah. Kemampuanku juga tak memadai," Sahut Mirai.
Entah mengapa konsenku malah ke arah lain. Aku melihat pupil mata Mirai. Kukira sejak pertempuran tadi manik matanya terus seperti bercahaya.
"Mirai, ngomong-ngomong kok bola matamu sudah tidak bersinar."
...***...
Sekedar informasi
Drop rate adalah peluang mendapatkan item acak.
Drop item adalah item yang berjatuhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ashidart
1321
2021-01-26
0
#Radella_3to3
Permaisuri Yang Tercampakan mampir meninggalkan like + rate 5 bintang, Terus semangat kak!!, Jangan lupa feedback ya kak, Di tunggu kehadiran nya.
2020-11-30
1