"Sudah dokter, aku sudah bersih dari kuman dan bakteri penyebab penyakit." ucap Nara.
Zayn tertawa kecil mendengarnya, "Bagus, sekarang kau boleh masuk ke mobilku tapi duduk dibelakang jangan disampingku." ucap Zayn.
Nara menganggukkan kepalanya mengerti, apa kebaikan yang ia harapkan dari dokter kasar itu.
Hem, tidak ada.
Nara duduk di belakang, Zayn langsung menjalankan mobilnya dengan cepat menembus lalu lintas yang mulai ramai menjelang gelapnya malam.
Hampir satu jam di perjalanan yang cukup melelahkan dan membuat Nara mengantuk karena Zayn tidak mengizinkannya berbicara, kini mereka berdua sampai di mansion keluarga Xavier.
"Turunlah, kita sudah sampai." ucap Zayn dan turun lebih dulu.
Nara membuka pintu mobil dan betapa takjubnya ia saat melihat pemandangan dihadapannya. Halaman yang luasnya seperti lapangan bola yang telah ditutupi oleh batu pijakan di beberapa area.
Dan saat melihat ke depan, Nara lebih takjub lagi melihat mansion dengan gaya classic yang begitu indah.
"Kenapa diam saja? ayo masuk." ucap Zayn.
Nara menganggukkan kepalanya, Zayn berjalan lebih dulu diikuti oleh Nara yang berjalan di belakangnya dengan langkah pendek karena sulitnya menggunakan hells.
"Akkhh.." ringis Nara saat tak sengaja terpelekok.
Zayn langsung berbalik dan menghampiri Nara, "Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa dokter, kakiku.." ringis Nara.
Zayn menghela nafasnya, "Duduklah sebentar di batu ini." ucapnya.
Nara mengikuti dengan patuh, ia duduk dan Zayn langsung melepaskan sepatu Nara sebelahnya.
"Apa yang kau lakukan dokter? AKKHH!!!" Jerit Nara saat Zayn mengurut kakinya.
"Sudah lebih baik?" tanya Zayn.
Nara menganggukkan kepalanya, "Wah, kau sangat hebat dokter.. nyerinya sedikit hilang karena bantuanmu, terima kasih." ucap Nara.
Zayn mengambil cairannya dan menyemprotkan pada tangannya dengan santai, "Jangan panggil aku dokter saat di dalam nanti. Kau bisa memanggilku Zayn saja, mengerti?" ucap Zayn.
Nara mengangguk, "Baik dokter ah maksudku Zayn.. yaa."
"Ayo, kita sudah ditunggu."
Zayn kembali berjalan di depan namun saat terijngat bahwa pergelangan kaki Nara sedikit nyeri, ia langsung melambatkan langkahnya dan berjalan sedikit sejajar dengannya.
Zayn dan Nara masuk ke dalam mansion dan langsung disambut oleh bibi yang mengurus Zayn saat ia kecil.
"Bibi.." panggil Zayn sambil tersenyum senang.
Zayn bahkan memeluknya dengan erat tanpa takut kuman dan bakteri seperti dengan dirinya dan orang lain.
"Bagaimana kabarmu Zayn? kau baik-baik saja?" tanyanya.
Zayn menganggukkan kepalanya, "Ya bibi, kabarku baik."
"Baguslah kalau begitu, mommymu sudah menunggu di dalam."
Bibu tersebut melirik ke arah Nara dan tersenyum manis kepadanya, Nara pun membungkuk memberi hormat kepadanya.
"Salam kenal bibi, saya Nara." ucap Nara.
"Iya, wah Zayn tidak salah memilih sepertinya.. kau begitu cantik dan terlihat sangat sederhana. Bibi yakin mommymu akan sangat menyukainya."
Zayn tersenyum senang mendengarnya, "Terima kasih bi, kalau begitu aku akan menemui mommyku dulu."
"Ya, temui dia. Mommymu sudah menunggu dimeja makan."
Zayn dan Nara pun berjalan ke arah ruang makan, disana terlihat nyonya besar Fey tengah duduk sembari bermain ponsel.
"Hah? dia mamanya Zayn? oh astaga apa yang kulakukan disini.. kupikir kami akan menghadiri pesta dengan banyak orang tapi kenapa hanya ada aku, Zayn dan juga mamanya?" batin Nara ketakutan.
Nara berhenti sejenak membuat Zayn menatapnya bingung, "Ada apa? jangan berhenti. Ayo sekarang kau harus menjalankan tugasmu untuk membantuku." ucap Zayn berbisik.
Nara menganggukkan kepalanya, ia kembali berjalan bersama Zayn. Nyonya Fey yang tadinya fokus dengan ponselnya langsung memalingkan pandangannya saat mendengar suara tapak sepatu.
Nyonya Fey tersenyum senang saat Zayn datang bersama dengan seorang wanita.
"Wow... siapa dia Zayn? kau tidak menyewa orang untuk membohongi mommy kan?" tanya mommynya.
"Santai saja mom, aku tidak punya waktu untuk melakukan itu." jawab Zayn.
Fey mengangguk mengakuinya, ia menatap ke arah Nara yang hanya diam bingung harus melakukan apa.
"Siapa namamu wahai gadis manis?" tanya Fey.
Nara mengerjapkan matanya lalu tersenyum manis dan membungkukkan badannya sopan kepada Fey.
"Perkenalkan tante nama saya Nara."
"Nama yang bagus, ayo duduk.. mari kita makan malam bersama." ucap Fey dengan hati senang.
Nara duduk disebelah Zayn, maid di mansion itu langsung membawakan makanan untuk mereka dengan menu utamanya steak.
"Steak lagi, orang kaya suka sekali dengan makanan mahal." batin Nara.
"Silahkan dimakan ya Nara..." ucap Fey.
Nara tersenyum menanggapi, "Terima kasih tante, selamat makan." balas Nara.
Fey tersenyum senang menatap Nara, ia melihat pancaran aura kesederhanaan dan juga ketulusan di dalam diri Nara.
Sedangkan Zayn, dia sendiri terlihat tidak perduli dan lebih memilih menghabiskan makanannya.
"Jadi kapan kalian akan menikah Zayn?" tanya Fey.
"Uhuk.. uhuk.. uhuk...."
Nara tersedak mendengarnya, wajahnya berubah menjadi memerah membuat Zayn khawatir dan langsung mengambilkannya air putih.
"Makanlah dengan perlahan." ucap Zayn.
Nara menatap Zayn dengan tatapan penuh tanya yang bisa dibaca dengan baik oleh Zayn tentunya.
"Tentu saja secepatnya mom, dia kan calon istriku." ucap Zayn.
Nara langsung membelalakkan matanya dan menatap Zayn tak percaya.
"Tunggu, menikah? kita akan menikah?" tanya Nara tak percaya.
Fey langsung tertawa melihat kepolosan Nara walaupun ia tidak tahu jika ini rencana anaknya.
"Tentu saja Nara, kau akan menikah dengan Zayn anakku. Untuk apa dia membawamu kemari jika bukan untuk menikahimu." ucap Fey.
Nara langsung mengerti bantuan apa yang akan ia berikan kepada Zayn, namun menikah rasanya..
Nara menatap ke arah Zayn, laki-laki dengan gangguan OCD itu.. Nara tidak akan sanggup sepertinya, ia membayangkan bagaimana jadinya jika dirinya satu rumah dengan Zayn, berapa kali ia harus menggunakan disinfektan di sampingnya.
"Zayn...." panggil Nara.
Zayn menatap ke arahnya lalu tersenyum dengan sangat manis.. senyum yang Nara belum lihat darinya hingga membuatnya terpesona karenanya.
"Ada apa Nara sayang? ada yang ingin kau katakan kepadaku?" tanya Zayn.
"Zayn, bukankah seharusnya kau melamarku dulu jika ingin menikahiku? tapi kau bahkan belum mengatakan apapun kepadaku." ucap Nara mulai berakting.
"Tenang saja Nara, tante menyuruhnya membawamu kemari agar tante bisa mengenalmu. Setelah ini Zayn pasti akan segera mengadakan acara lamaran dengan sangat romantis."
Nara tersenyum mendengarnya, "Aku harap tidak, aku bermimpi apa sampai harus menikah dengannya." ringisnya.
"Ah begitu ternyata, maafkan Nara tante.. Narabegitu kaget saat mendengar Zayn akan menikahiku karena dia tidak pernah mengatakannya sebelumnya." ucap Nara.
"Tidak apa-apa Nara. Ah boleh tante tau kau bekerja apa?" tanya Fey.
"Pegawai kebersihan di rumah sakit kita mom." jawab Zayn.
Fey membelalakkan matanya begitu pula dengan Nara yang kaget dengan kejujuran Zayn. Sedangkan Zayn memasang wajah datarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Nomi
astaga zayn,...
tepok jidat dah gua,...
tapi gua salut ama kejujurannya Zayn,.
gua kasih jempol dah,..
2021-09-28
0
siti fauziah
langsung jujur keren
2021-07-10
0
Aidha Suryani
kocak..
2021-06-17
0