Aku ingin bekerja dengan dokter!

Nara akhirnya selesai berendam air hangat di dalam bathup. Ia langsung mengeringkan tubuhnya dan mengenakan bathrobe yang ada di dekat cermin di dalam kamar mandi.

Saat bercermin, Nara teringat jika dengan pakaiannya yang baru. Ia sama sekali tidak membawa satu pakaianpun terutama pakaian dalam miliknya.

"Bagaimana ini?" gumamnya.

Nara berjalan ke arah pintu lalu membukanya sedikit dan mengintip ke kanan ke kiri hingga ia melihat si dokter kasar tengah duduk dengan santai di meja makan sambil memainkan ponsel miliknya.

Nara berjalan keluar, ia berdiri tepat di depan pintu kamar mandi.

"Dokter.." panggilnya.

Zayn yang tengah membaca berita mengalihkan pandangannya dan menatap Nara yang tengah berdiri di depan pintu.

"Sudah kau semprotkan disinfektannya?" pertanyaan yang pertama kali ditanyakan oleh Zayn.

Nara menganggukkan kepalanya, "Sudah!" ucapnya.

Zayn berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat kearah Nara. Ia mengambil pakaian dan juga plastik yang tadi dibawanya dan menjatuhkannya tepat di kaki Nara.

"Pakai ini dan masukkan pakaianmu yang tadi dan juga bathrobe yang kau pakai ke dalam plastik ini lalu buang di tempat sampah yang ada di depan." titah Zayn.

Nara melongo mendengar perkataan Zayn barusan, "Kau serius dokter? maksudku bathrobe milikmu ini masih bagus kenapa harus dibuang? dan kau tahu dokter jika pakaian yang kukenakan tadi adalah kado pemberian dari teman bekerjaku di cafe." jelas Nara.

Zayn diam saja tak menanggapi, ia menatap Nara tajam.

"Lakukan apa yang aku bilang atau-"

"Baiklah-baiklah akan kulakukan sekarang juga." ucap Nara langsung memotong ucapan Zayn sebelum ia memberikan ancaman lagi.

Nara mengambil pakaian dan juga plastik yang diberikan oleh Zayn, ia membalikkan badannya namun belum sempat melangkah ia mengecek pakaian yang diberikan oleh dokter itu.

"Hanya pakaian saja? dan apa ini kenapa celananya pendek?" batin Nara.

Nara berbalik dan Zayn ternyata masih berdiri ditempatnya semula.

"Ada apa lagi?" tanya Zayn.

"Itu dokter, apa kau tidak memberikan pakaian dalam untukku?" tanya Nara dengan suara agak pelan.

Zayn membelalakkan matanya mendengar pertanyaan Nara barusan, "Kau bilang apa? pakaian dalam? kenapa juga aku harus menyiapkannya?" cercah Zayn.

Nara menelan ludahnya kasar, "Bukan begitu dokter, maksudku-kan tadi saat akan kesini dokter yang menyuruhku untuk meninggalkan koperku di parkiran jadi aku tidak membawa satu pakaianpun saat kesini."

Zayn menghela nafasnya pelan, "Pakai saja apa yang ada, kau disini hanya untuk semalam saja dan besok pagi akan langsung kutendang dari apartementku ini."

Nara membelalakkan matanya dan bergidik ngeri mendengar ucapan Zayn, "Ditendang? dia pikir aku ini hewan? dasar dokter kasar benar-benar kejam!" batin Nara.

"Baiklah-baiklah aku akan segera kembali." Nara langsung masuk ke dalam kamar mandi lagi dan menutup pintunya.

Zayn mendesah frustasi, "Astaga apa yang terjadi denganku hari ini? baru satu jam ia bertemu denganku sudah membuatku sakit kepala!"

Zayn memijat kepalanya pelan sambil berjalan ke arah ruang tamu apartement miliknya. Zayn duduk di sofa miliknya.

"Kenapa tadi aku begitu pasrah dan langsung menyiakan permintaannya untuk menginap disini? astaga Zayn bahkan mama pun tidak kuizinkan untuk masuk satu langkah pun."

Zayn memejamkan matanya, sudah larut malam dan tubuhnya terasa letih setelah bekerja tanpa henti ditambah lagi ia yang tiba-tiba harus berhadapan dengan wanita yang sangat-sangat tidak dibayangkan dalam hidupnya sendiri.

Nara berkaca di depan cermin kamar mandi, ia melihat pantulan dirinya disana.

"Untung bajunya lumayan tebel, coba kalo enggak.."

Nara menatap ke arah dadanya sendiri dan langsung menyilangkan kedua tangannya disana.

"Ah tapi kan dokter kasar itu aneh, mana mungkin dia menyentuhku bahkan dia menjaga jarak sebisa mungkin ck." rutuknya.

Nara membawa plastik berisikan pakaiaannya, ia keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah pintu sambil memperhatikan Zayn yang tengah duduk di sofa sambil memejamkan matanya.

"Sudah kau buang?" tanya Zayn begitu Nara menutup pintunya.

Nara berjalan mendekat dan menganggukkan kepalanya, "Sudah, aku sudah membuangnya sesuai permintaanmu."

"Bagus! dan apa yang ingin kau katakan padaku? cepat aku ingin beristirahat!"

Nara berjalan ingin duduk di sofa yang bersebrangan dengan Zayn, namun belum sempat bokongnya bersentuhan dengan lembutnya sofa, sebuah suara sudah lebih dulu mengintrupsi.

"Siapa yang menyuruhmu duduk disitu?"

Nara menelan ludahnya kasar lalu berpindah hendak duduk di karpet yang ada dibawah sofa.

"Aku juga tidak menyuruhmu duduk disitu!"

Nara menatap kesal ke arah Zayn, namun ia menghela nafasnya pelan berusaha menguasai emosinya sendiri agar tak mengacaukan semuanya.

"Jadi dokter kas-ehem aku harus duduk dimana dokter?" tanya Nara.

Zayn menatap Nara tajam, "Berdiri saja disana! walaupun kau sudah mandi tetap saja aku tidak ingin berbagi apapun denganmu."

Nara merasa tertohok mendengarnya, "Benar-benar kejam." gumamnya pelan.

"Kau bilang apa barusan?"

Nara langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak ada dokter, kau mungkin salah dengar."

"Baiklah, cepat katakan apa yang ingin kau katakan padaku?"

Nara menelan salivanya dan mengambil nafas dalam sebelum berbicara.

"Begini dokter, aku baru saja kehilangan pekerjaan dan diusir dari kontrakanku karena tidak bisa membayar, sekarang aku tidak mempunyai uang sama sekali dan tidak tahu harus tinggal dimana."

"Lalu?"

"Aku ingin bekerja dengan dokter!" ucap Nara sambil memejamkan kedua matanya.

Hening.

Nara membuka sedikit matanya mengintip apa yang dilakukan oleh dokter kasar itu dan ia langsung terkejut saat melihat Zayn tengah menatapnya dengan tajam dari ujung ke ujung.

"Dokter?" panggil Nara.

Zayn kembali menatap kearah Nara, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kau ingin bekerja denganku? bicaralah lebih spesifik pekerjaan apa yang kau inginkan." tanya Zayn.

"Apa saja dokter asal aku bisa mendapatkan uang untuk kebutuhkanku." ucap Nara.

"Kau lulusan apa? sarjana keperawatan?" tanya Zayn.

Nara menggelengkan kepalanya, "Tidak dokter, aku hanya lulusan sma." ucapnya sambil menatap Zayn.

Zayn menghela nafasnya pelan, ia mengambil ponselnya dan mencari sesuatu disana.

"Lulusan sma dan bernyali besar." gumam Zayn.

"Apakah aku bisa bekerja di rumah sakit milikmu dokter? aku mohon sekali padamu izinkan aku untuk bekerja disana, aku tidak tahu harus bekerja dimana lagi."

Zayn menggaruk alisnya pelan lalu menatap Nara dengan tatapan malas.

"Datang kerumah sakit besok pagi dan temui salah satu ob disana, hanya menjadi ob satu-satunya yang bisa kau kerjakan di rumah sakitku." ucap Zayn.

Nara langsung menatap Zayn senang, matanya berbinar dan bibirnya langsung mengembang, tersenyum dengan manis.

"Kau serius dokter? aku bisa bekerja di rumah sakitmu? terima kasih dokter, terima kasih.." ucap Nara.

"Tidak, kau belum bekerja. Aku akan mengujimu dulu apakah kau layak atau tidak untuk bekerja. Jadi berusahalah sebaik mungkin jika kau menbutuhkannya." ucap Zayn dan setelahnya ia langsung bangkit dari sofa dan berjalan pergi.

Nara diam mematung ditempat, ia menatap tak percaya kepada dokter kasar tersebut.

"Astaga dokter, kau benar-benar kejam!"

Zayn membalikkan badannya, "Kau bisa menggunakan kamar yang ada disana, tidurlah dan jangan menyentuh barangku sedikitpun!" ucapnya.

Episodes
1 Menikah Secepatnya!
2 Bertemu
3 Nara
4 Lantai Khusus
5 Kamar Mandi Elit
6 Aku ingin bekerja dengan dokter!
7 Merindukanmu
8 Masa Evaluasi
9 Masa Evaluasi 2
10 Kencan karena Mama
11 Sushi yang tertukar
12 Mulut pedas Zayn
13 Makanan untukmu
14 Mommy Fey murka
15 Mommy Fey murka 2
16 Saling membantu
17 Senang sekali
18 Pemberian Zayn
19 Calonku
20 Menerima dengan senang hati
21 Ikuti saja permainannya
22 Tidak sengaja
23 Lamaran
24 Berbagi
25 Datang untuk bekerja
26 Caramu membaca pikiran dan isi hatiku
27 Pekerjaan sebagai tunanganku
28 Tertidur
29 Membuat Ana terdiam
30 Mall
31 Dia tunanganku
32 Taman rumah sakit
33 Zayn marah
34 Setidaknya denganmu
35 Tanggal pernikahan
36 Gaun biru
37 Fitting Gaun
38 Cium aku
39 Mandi air dingin
40 Undangan biru
41 On Our Wedding Day
42 On Our Wedding Day 2
43 Apartement
44 Nyonya Xavier
45 Bawakan aku makan siang
46 Istri yang baik
47 Lain kali ajak aku
48 Mimpi Buruk
49 Terapi Denganku?
50 Mulai dengan sentuhan
51 Membiasakan diri
52 Jalan-jalan saja atau kencan?
53 Kita pulang saja
54 Takdir
55 Jadi psikiater untuknya
56 Makan siang dengan suamiku
57 Makan berdua ternyata nikmat
58 Aku ingin tidur denganmu
59 Berhasil dibujuk
60 Disatu ranjang yang sama
61 Perut kotak-kotak
62 Akan kuobati lukamu
63 Lakukanlah, aku ingin sembuh
64 Kenapa tidak tinggal bersama saja?
65 Bawakan aku makan malam
66 Kau mengerjaiku ya?
67 Sepertinya aku sudah sembuh
68 Pasienku lebih penting
69 Kenapa tidak menungguku?
70 Apa kau menyukaiku?
71 Ya, Aku menyukaimu!
72 Aku tidak tau harus bagaimana
73 Temani aku
74 Ternyata ini surga dunia
75 Ingin kubuat tidak bisa berjalan?
76 Hukuman
77 Mommy Fey
78 Ayo kutemani
79 Aku akan mendengarkanmu
80 Ingin bercerita?
81 Zayn sibaik hati
82 Foto pertamamu di instagram
83 Kencan pertama kita
84 Makan enak
85 Belanja
86 Terapi pertama Zayn
87 Pegang tanganku
88 Menginap di luar
89 Ke Desa
90 Jangan jauh-jauh dariku
91 Tinggal bersama
92 Salju pertama
93 Kecelakaan
94 Salju pertama bersamamu
95 Naik bus saja
96 -
97 Kau musim panasku
98 Kado Natal
99 Perutku sakit...
100 Operasi
101 Mommy Fey khawatir
102 Malu
103 Berdebar
104 Happy New Year
105 Aku ikut!
106 Makanan Apa Ini?
107 Bibimbap
108 Rumah Duka
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Menikah Secepatnya!
2
Bertemu
3
Nara
4
Lantai Khusus
5
Kamar Mandi Elit
6
Aku ingin bekerja dengan dokter!
7
Merindukanmu
8
Masa Evaluasi
9
Masa Evaluasi 2
10
Kencan karena Mama
11
Sushi yang tertukar
12
Mulut pedas Zayn
13
Makanan untukmu
14
Mommy Fey murka
15
Mommy Fey murka 2
16
Saling membantu
17
Senang sekali
18
Pemberian Zayn
19
Calonku
20
Menerima dengan senang hati
21
Ikuti saja permainannya
22
Tidak sengaja
23
Lamaran
24
Berbagi
25
Datang untuk bekerja
26
Caramu membaca pikiran dan isi hatiku
27
Pekerjaan sebagai tunanganku
28
Tertidur
29
Membuat Ana terdiam
30
Mall
31
Dia tunanganku
32
Taman rumah sakit
33
Zayn marah
34
Setidaknya denganmu
35
Tanggal pernikahan
36
Gaun biru
37
Fitting Gaun
38
Cium aku
39
Mandi air dingin
40
Undangan biru
41
On Our Wedding Day
42
On Our Wedding Day 2
43
Apartement
44
Nyonya Xavier
45
Bawakan aku makan siang
46
Istri yang baik
47
Lain kali ajak aku
48
Mimpi Buruk
49
Terapi Denganku?
50
Mulai dengan sentuhan
51
Membiasakan diri
52
Jalan-jalan saja atau kencan?
53
Kita pulang saja
54
Takdir
55
Jadi psikiater untuknya
56
Makan siang dengan suamiku
57
Makan berdua ternyata nikmat
58
Aku ingin tidur denganmu
59
Berhasil dibujuk
60
Disatu ranjang yang sama
61
Perut kotak-kotak
62
Akan kuobati lukamu
63
Lakukanlah, aku ingin sembuh
64
Kenapa tidak tinggal bersama saja?
65
Bawakan aku makan malam
66
Kau mengerjaiku ya?
67
Sepertinya aku sudah sembuh
68
Pasienku lebih penting
69
Kenapa tidak menungguku?
70
Apa kau menyukaiku?
71
Ya, Aku menyukaimu!
72
Aku tidak tau harus bagaimana
73
Temani aku
74
Ternyata ini surga dunia
75
Ingin kubuat tidak bisa berjalan?
76
Hukuman
77
Mommy Fey
78
Ayo kutemani
79
Aku akan mendengarkanmu
80
Ingin bercerita?
81
Zayn sibaik hati
82
Foto pertamamu di instagram
83
Kencan pertama kita
84
Makan enak
85
Belanja
86
Terapi pertama Zayn
87
Pegang tanganku
88
Menginap di luar
89
Ke Desa
90
Jangan jauh-jauh dariku
91
Tinggal bersama
92
Salju pertama
93
Kecelakaan
94
Salju pertama bersamamu
95
Naik bus saja
96
-
97
Kau musim panasku
98
Kado Natal
99
Perutku sakit...
100
Operasi
101
Mommy Fey khawatir
102
Malu
103
Berdebar
104
Happy New Year
105
Aku ikut!
106
Makanan Apa Ini?
107
Bibimbap
108
Rumah Duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!