Masa Evaluasi 2

"Permisi, apa saya berbicara dengan mbak Nara Prameswari?" tanya seorang wanita berusia 30an.

Nara tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Iya bu benar saya Nara. Ibu siapa ya?" tanya Nara dengan sopan.

Ibu tersebur tersenyum menatap Nara, ia melirik Nara dari ujung rambut hingga ke ujung kakinya.

"Lumayan rapi tapi apa hubungan gadis ini dengan Pak Zayn? pasti dia gadis spesial sampai Pak Zayn turun tangan langsung minta aku buat awasi dia." batin ibu tersebut.

"Saya kepala kebersihan di rumah sakit ini, nama saya Asih kamu bisa panggil bu Asih. Pak Zayn menelpon langsung dan meminta saya untuk membantu kamu dalam masa evaluasi atau magang." jawabnya.

Nara ber-oh ria mendengar perkataan ibu tersebut, syukurlah mereka bertemu disini jadi Nara tidak perlu repot mencari kesana-kemari.

"Ah namanya Zayn, okey Zayn." gumam Nara mengingat nama dokter kejam itu.

"Ayo ikut saya, kamu ganti baju dulu." ajak ibu Asih.

Nara menganggukkan kepalanya, ia berjalan di belakang ibu Asih mengikutinya, mudah-mudahan saja Nara bisa melakukan pekerjaan ini dengan baik.

Selesai mengisi data serta mendapatkan seragamnya, kini Nara mendapatkam tugas pertamanya yaitu mengepe lantai rumah sakit.

"Wah.. aku harus pel semuanya?" gumam Nara.

Baru melihat penampakan lantai satu saja Nara sudah lemas membayangkan betapa lelahnya mengepel ruangan sebesar ini dengan orang yang terus berlalu lalang kesana kemari.

"Tak apa Nara! kamu pasti bisa. Udah berapa lama aku hidup sendiri? hanya mengerjakan ini saja tidak akan terlalu sulit." gumamnya.

Tanpa banyak bergumam, Nara meletakkan floor sign di daerah yang akan ia pel terlebih dahulu.

Dengan cekatan Nara mengepel sembari bersenandung, menikmati pekerjaan barunya yang terpenting ia berhasil mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya.

2 jam kemudian

"Hah.. hah.. akhirnya selesai juga... astaga kayanya besok harus pake koyo." gumam Nara sembari memegangi pinggangnya yang terasa pegal.

"Udah selesai Nara?" tanya bu Asih yang tiba-tiba saja muncul.

"Eh, iya bu udah selesai." ucap Nara.

Bu Asih tersenyum kemudian menepuk bahu Nara berulang kali.

"Sekarang kamu pel lantai dua ya, setelah itu kamu langsung istirahat dan makan siang di kantin." ucap bu Asih.

Nara melongo mendengarnya, belum sempat dirinya berucap apapun dan mengatakan apapun namun bu Asih sudah lebih dulu melenggang pergi.

"Ah yang bener aja? masa iya gue ngepel lantai dua juga? perasaan ob dan og disini bejibun deh." gumam Nara kesal.

Namun mau tak mau Nara menurutinya, ia berjalan dengan lesu sembari mendorong alat kebersihannya dan menaiki lift menuju ke lantai dua.

Bisa mampus kalau Nara menaiki anak tangga satu per satu.

Ting

Lift terbuka, Nara langsung mengangkut peralatannya keluar dari lift, dengan langkah pelan ia melirik ke penjuru lantai dua.

Tidak sebesar lantai satu, apalagi di lantai dua hanya terkhusus untuk kamar inap dan bagian tengah lantai terbuka.

"Kayanya bisa selesai dalam waktu satu jam." ucap Nara senang.

Nara langsung mengerjakan tugasnya, mengepel satu per satu daerah di lantai dua sembari sesekali berkenalan dengan ob og lain dan juga perawat yang ada di rumah sakit tersebut.

...💜💜💜...

Zayn menghela nafasnya, senyum indah terbit dibibirnya walaupun terhalang oleh masker yang digunakan olehnya.

Operasi yang ia lakukan hari ini berhasil dilakukan dengan baik, Zayn yakin orang tua dari gadis ini akan begitu senang mendengarnya.

"Bagus, kalian semua sudah bekerja keras. Rapikan peralatan dan steril segera." ucap Zayn kepada perawat yang ada didalam ruang operasi.

"Kalian berdua dan juga perawat Na, bawa pasien ke ruangannya, awasi terus keadaan pasien dan segera panggil saya jika pasien sudah sadar." ucap Zayn.

Kedua dokter residen dan juga perawat tersebut membungkukkan badannya, "Baik dokter." ucap mereka serempak.

Zayn keluar dari ruangan bersama dengan dokter Ana, setelah membuang pakaian OK nya, Zayn dan Ana langsung keluar dari ruang operasi.

Disana kedua orang tua dari gadis itu sudah menunggu dengan wajah penuh harap dan pasrah, kakak dan juga beberapa saudaranya juga tampak menemani disaat penting gadis itu.

"Dokter bagaimana anak saya? operasinya berhasil kan dok?" tanya sang ibu sembari berusaha untuk menyentuh lengan Zayn.

Dengan cepat Zayn langsung berpindah tempat, dokter Ana yang tau tentang penyakit Zayn hanya bisa memakluminya dan mengambil alih keadaan.

"Ibu tenang saja, operasi berhasil dilakukan dengan baik dan kini kita tinggal menunggu anak ibu sadar dan perkembangannya selepas operasi hari ini." ucap Ana dengan suara lembut.

Sang Ibu langsung terduduk dilantai, ia menangis bahagia mendengar bahwa operasi anaknya berhasil dengan lancar.

"Terima kasih dokter, terima kasih." ucap sang ayah kali ini.

Sanak saudara yang ikut menunggu pun terlihat begitu senang mendengar kabar baik tersebut.

"Anak ibu akan segera kami pindahkan ke ruang rawat, tapi saya sarankan jangan berisik dan tetap jaga situasi tetap terkendali di dalam ruangan ya bu. Anak ibu sekarang perlu istirahat yang cukup dan segera panggil perawat jika terjadi sesuatu." ucap Ana lagi.

"Baik dok." jawab ibu dan ayah gadis itu bersamaan.

Ana tersenyum mendengarnya, "Ayo Zayn." ajaknya.

Zayn langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan Ana yang masih berdiri ditempatnya.

"Selalu ninggalin." gumam Ana.

Zayn mengambil cairan disinfektan di kantong snelinya, menyemprotkannya ke sekelilingnya.

"Hah, segar." gumamnya.

Zayn langsung berjalan ke arah lift khusus untuknya, Ana yang tadinya berjalan langsung berlari mendekat.

"Zayn, jangan lupa jam 3 sore kita ada operasi kanker usus, okey?" ucap Ana kemudian segera berlalu.

Zayn menghela nafasnya pelan dan masuk ke dalam lift sembari kembali menyemprotkan disinfektan. Di dalam lift, Zayn teringat dengan gadis itu, Nara.

"Kira-kira pekerjaan apa yang Asih berikan kepadanya?" gumam Zayn penasaran.

Zayn mengambil ponselnya dam menghubungi Ibu Asih secara langsung.

"Halo pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Asih di ujung sana.

"Apa yang sedang dikerjakan oleh Nara?" tanyanya to the point.

"Dia sedang mengepel di lantai dua pak." jawab Asih.

Zayn langsung menutup telepon setelah mendapatkan informasi.

Ting

Lift terbuka tepat di lantai atas dari rumah sakit ini, lantai yang hanya bisa diinjak oleh Zayn, sang mama dan juga beberapa dokter dan perawat pilihannya.

Namun Zayn tak juga keluar dari liftnya, ia malah tertarik untuk melakukan sesuatu saat ini.

Buru-buru Zayn memencet tombol berangka dua dan lift kembali tertutup.

"Aku penasaran sebaik apa dia bekerja hingga memohon kepadaku seperti kemarin." gumamnya.

Ting

Lift terbuka tepat di lantai dua, Zayn keluar dari lift dan melihat ke arah sekelilingnya.

Terlihat cukup sepi karena hanya ada ruang inap di lantai ini dan sebagian besar pasiennya hanya bisa berbaring di atas brankar.

Zayn menatap ke sekelilingnya, tepat didekat tangga gadis yang dicarinya dengan wajah semangat mengepel lantai.

"Wow, aku baru tahu dia sepekerja keras itu." gumam Zayn senang.

Terpopuler

Comments

Mei Pertiwi

Mei Pertiwi

jatuh cinta nanti

2021-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Menikah Secepatnya!
2 Bertemu
3 Nara
4 Lantai Khusus
5 Kamar Mandi Elit
6 Aku ingin bekerja dengan dokter!
7 Merindukanmu
8 Masa Evaluasi
9 Masa Evaluasi 2
10 Kencan karena Mama
11 Sushi yang tertukar
12 Mulut pedas Zayn
13 Makanan untukmu
14 Mommy Fey murka
15 Mommy Fey murka 2
16 Saling membantu
17 Senang sekali
18 Pemberian Zayn
19 Calonku
20 Menerima dengan senang hati
21 Ikuti saja permainannya
22 Tidak sengaja
23 Lamaran
24 Berbagi
25 Datang untuk bekerja
26 Caramu membaca pikiran dan isi hatiku
27 Pekerjaan sebagai tunanganku
28 Tertidur
29 Membuat Ana terdiam
30 Mall
31 Dia tunanganku
32 Taman rumah sakit
33 Zayn marah
34 Setidaknya denganmu
35 Tanggal pernikahan
36 Gaun biru
37 Fitting Gaun
38 Cium aku
39 Mandi air dingin
40 Undangan biru
41 On Our Wedding Day
42 On Our Wedding Day 2
43 Apartement
44 Nyonya Xavier
45 Bawakan aku makan siang
46 Istri yang baik
47 Lain kali ajak aku
48 Mimpi Buruk
49 Terapi Denganku?
50 Mulai dengan sentuhan
51 Membiasakan diri
52 Jalan-jalan saja atau kencan?
53 Kita pulang saja
54 Takdir
55 Jadi psikiater untuknya
56 Makan siang dengan suamiku
57 Makan berdua ternyata nikmat
58 Aku ingin tidur denganmu
59 Berhasil dibujuk
60 Disatu ranjang yang sama
61 Perut kotak-kotak
62 Akan kuobati lukamu
63 Lakukanlah, aku ingin sembuh
64 Kenapa tidak tinggal bersama saja?
65 Bawakan aku makan malam
66 Kau mengerjaiku ya?
67 Sepertinya aku sudah sembuh
68 Pasienku lebih penting
69 Kenapa tidak menungguku?
70 Apa kau menyukaiku?
71 Ya, Aku menyukaimu!
72 Aku tidak tau harus bagaimana
73 Temani aku
74 Ternyata ini surga dunia
75 Ingin kubuat tidak bisa berjalan?
76 Hukuman
77 Mommy Fey
78 Ayo kutemani
79 Aku akan mendengarkanmu
80 Ingin bercerita?
81 Zayn sibaik hati
82 Foto pertamamu di instagram
83 Kencan pertama kita
84 Makan enak
85 Belanja
86 Terapi pertama Zayn
87 Pegang tanganku
88 Menginap di luar
89 Ke Desa
90 Jangan jauh-jauh dariku
91 Tinggal bersama
92 Salju pertama
93 Kecelakaan
94 Salju pertama bersamamu
95 Naik bus saja
96 -
97 Kau musim panasku
98 Kado Natal
99 Perutku sakit...
100 Operasi
101 Mommy Fey khawatir
102 Malu
103 Berdebar
104 Happy New Year
105 Aku ikut!
106 Makanan Apa Ini?
107 Bibimbap
108 Rumah Duka
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Menikah Secepatnya!
2
Bertemu
3
Nara
4
Lantai Khusus
5
Kamar Mandi Elit
6
Aku ingin bekerja dengan dokter!
7
Merindukanmu
8
Masa Evaluasi
9
Masa Evaluasi 2
10
Kencan karena Mama
11
Sushi yang tertukar
12
Mulut pedas Zayn
13
Makanan untukmu
14
Mommy Fey murka
15
Mommy Fey murka 2
16
Saling membantu
17
Senang sekali
18
Pemberian Zayn
19
Calonku
20
Menerima dengan senang hati
21
Ikuti saja permainannya
22
Tidak sengaja
23
Lamaran
24
Berbagi
25
Datang untuk bekerja
26
Caramu membaca pikiran dan isi hatiku
27
Pekerjaan sebagai tunanganku
28
Tertidur
29
Membuat Ana terdiam
30
Mall
31
Dia tunanganku
32
Taman rumah sakit
33
Zayn marah
34
Setidaknya denganmu
35
Tanggal pernikahan
36
Gaun biru
37
Fitting Gaun
38
Cium aku
39
Mandi air dingin
40
Undangan biru
41
On Our Wedding Day
42
On Our Wedding Day 2
43
Apartement
44
Nyonya Xavier
45
Bawakan aku makan siang
46
Istri yang baik
47
Lain kali ajak aku
48
Mimpi Buruk
49
Terapi Denganku?
50
Mulai dengan sentuhan
51
Membiasakan diri
52
Jalan-jalan saja atau kencan?
53
Kita pulang saja
54
Takdir
55
Jadi psikiater untuknya
56
Makan siang dengan suamiku
57
Makan berdua ternyata nikmat
58
Aku ingin tidur denganmu
59
Berhasil dibujuk
60
Disatu ranjang yang sama
61
Perut kotak-kotak
62
Akan kuobati lukamu
63
Lakukanlah, aku ingin sembuh
64
Kenapa tidak tinggal bersama saja?
65
Bawakan aku makan malam
66
Kau mengerjaiku ya?
67
Sepertinya aku sudah sembuh
68
Pasienku lebih penting
69
Kenapa tidak menungguku?
70
Apa kau menyukaiku?
71
Ya, Aku menyukaimu!
72
Aku tidak tau harus bagaimana
73
Temani aku
74
Ternyata ini surga dunia
75
Ingin kubuat tidak bisa berjalan?
76
Hukuman
77
Mommy Fey
78
Ayo kutemani
79
Aku akan mendengarkanmu
80
Ingin bercerita?
81
Zayn sibaik hati
82
Foto pertamamu di instagram
83
Kencan pertama kita
84
Makan enak
85
Belanja
86
Terapi pertama Zayn
87
Pegang tanganku
88
Menginap di luar
89
Ke Desa
90
Jangan jauh-jauh dariku
91
Tinggal bersama
92
Salju pertama
93
Kecelakaan
94
Salju pertama bersamamu
95
Naik bus saja
96
-
97
Kau musim panasku
98
Kado Natal
99
Perutku sakit...
100
Operasi
101
Mommy Fey khawatir
102
Malu
103
Berdebar
104
Happy New Year
105
Aku ikut!
106
Makanan Apa Ini?
107
Bibimbap
108
Rumah Duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!