Zayn masuk ke dalam rumah sakit pagi ini dalam keadaan ceria, walaupun wajahnya tetap datar tanpa senyum sedikitpun tapi moodnya sedang bagus.
Biasanya jika modd Zayn sedang tidak baik, ia akan langsung menceramahi setiap pegawai maupun perawat dan dokter yang melewatinya.
Entah itu masalah kerapian, pakaian, kebersihan atau yang lainnya, yang pasti Zayn akan sangat memgerikan saat marah.
"Selamat pagi dokter Zayn." sapa perawat Aeri, perawat andalan Zayn saat pria itu sampai di ruang kerjanya.
"Pagi, tumben sekali kau sudah berada disini pukul segini? apa kau bekerja lembur kemarin?" tanya Zayn.
Perawat Aeri menganggukkan kepalanya, "Iya dokter, salah satu pasien anda kemarin malam mengalami aritmia* berupa fibrilasi ventrikel*, karena anda tidak ada ditempat jadi saya kesana untuk mengecek langsung dan memantau keadaan pasien." jawabnya.
*Aritmia, gangguan irama jantung.
*Fibrilasi ventrikel (VF) adalah irama jantung cepat yang mengancam jiwa dimulai di ruang bawah jantung. Dapat dipicu oleh serangan jantung.
"Siapa dia?" tanya Zayn.
"Pasien pria berumur 45 tahun dokter, pengidap kanker jantung stadium dua."
"Ahh.. dia ternyata, jadi bagaimana kondisinya saat ini?"
"Kami berhasil mengembalikan detak jantung pasien setelah melakukan defibrilasi* dan kini pasien dalam keadaan koma sehingga harus di rawat diruang intensif dok."
*Defibrilasi, merupakan prosedur untuk menghentikan ritme jantung yang tidak beraturan untuk sementara. Dengan ini, jantung akan kembali berdetak dengan ritme normalnya.
"Baiklah, kerja bagus. Setelah ini saya akan kesana untuk mengecek keadaannya." ucap Zayn.
"Baik dokter."
...💜💜💜...
Ditempat lain, mommy Fey tengah mondar-mandie diruang tengah mansionnya. Bersusah payah ia membujuk Jessica agar tetap mau melakukan perjodohan dengan Zayn dan diimingi saham namun gadis itu menolaknya mentah-mentah.
"Mommy tidak akan membiarkanmu dengan mudah Zayn, kau pikir mommy akan menyerah." gumam Fey naik darah.
Fey mengingat bagaimana memalukannya kemarin malam saat Jessica menghampirinya di parkiran dan mengatakan bahwa dirinya tidak mau lagi berurusan dengannya.
Tok tok tok
Fey menurunkan kaca mobilnya, saat itulah ia kaget melihat Jessica berada dihadapannya dengan wajah penuh amarah dan mata yang sedikit berkaca-kaca.
"Astaga Jessica, apa yang terjadi padamu?" tanya mommy Fey.
"Aku menyerah tante, anakmu itu terlalu kasar kepadaku! bagaimana bisa ia mengatakan tentang operasi plastikku dengan gamblang?!" pekiknya.
Untung saja tidak ada orang diparkiran atau Jessica akan malu jika ada yang mengenalinya dan mendengar ucapannya tersebut.
Kecuali supir nyonya Fey yang tentunya tidak akan berani membocorkan apapun itu.
"Ah.. benarkah? maafkan Zayn ya Jessica, sebenarnya Zayn tidak bermaksud untuk berkata seperti itu*."
"Tidak tante, aku tidak percaya dengan ucapan tante itu! yang pasti aku tidak akan mau bertemu dengan tante ataupun anak tante itu!"
"Oh ya, Zayn bilang bahwa dirinya juga tidak menginginkan perjodohan ini, jadi hentikan semuanya! tante dan juga anak tante itu sudah membuatku malu." ucap Jessica dan langsung melenggang pergi begitu saja.
Fey langsung meringis setelahnya, memijit kepalanya yang terasa sakit karena kelakuan anaknya sendiri. Umurnya yang sudah menginjak angka 54 membuat Fey sering sakit kepala apalagi anaknya itu selalu membuat ulah.
"Ah, apa yang aku lakukan di masa lalu sampai anakku seperti ini..." ringisnya.
"Andai aku bisa memilih, dimasa depan aku tidak ingin berinkarnasi sebagai ibu dari Zayn!" ucapnya gemas.
"Lihat saja kau Zayn, besok mommy akan melakukan hal lain kepadamu!" ucapnya sembari mengepalkan kedua tangannya.
"Kembali kerumah pak."
"Aku harus kerumah sakit sekarang! Zayn, tunggu pembalasan mommy!" ucap Fey menahan geram.
...💜💜💜...
Pagi ini Nara kembali diberikan tugas oleh bu Asih untuk mengepel lantai satu dan dua dari rumah sakit ini.
"Nara, karena kemarin saya lihat kerja kamu bagus dan lantai menjadi sangat bersih jadi untuk dua minggu ini selama masa magang kamu, tugas utama kamu adalah mengepel lantai satu dan dua."
Nara menghela nafasnya, ucapan bu Asih seakan terngiang-ngiang dikepalanya, Nara meringis membayangkan aka seperti apa punggungnya setelah ini.
"Kenapa aku harus mendapatkan tugas sesulit ini? ah bahkan pinggangku masih sakit karena kemarin, bagaimana bisa.."
Nara terduduk dengan lemas di kursi tunggu lantai dasar dimana sebagian besar aktivitas rumah sakit ini dilaksanakan di lantai ini.
"Ahh.. aku mau pulang saja kerumah." gumam Nara.
Tiba-tiba saja keadaan disana menjadi riuh, para perawat dan juga dokter berbaris sembari menundukkan kepalanya.
"Mereka semua ngapain?" gumam Nara.
"Hei, kenapa duduk? ayo berdiri! ikut berbaris dan menunduk." ucap salah satu pegawai kebersihan senior.
Walau tak mengerti, Nara tetap mengikuti ucapan seniornya itu, ikut menundukkan kepalanya saat seorang wanita paruh baya melewati mereka.
"Wow, sepertinya dia orang kaya." batin Nara saat melihat barang branded dan juga pakaian yang fashionable ditubuh wanita paruh baya itu yang tak laim adalah nyonya Fey.
Begitu Fey masuk ke dalam lift, semua orang langsung kembali ke aktivitasnya masing. Mengerjakan apa yang harus mereka selesaikan di pagi menjelang siang itu.
"Ah tunggu mbak, saya boleh bertanya tidak?" ucap Nara.
"Kamu mau bertanya apa Nara?"
"Itu, wanita yang tadi lewat.. apakah dia pasien vvip di rumah sakit ini? kenapa semua orang menunduk saat ia lewat?" tanya Nara penasaran.
"Kau belum tahu ya, tadi itu adalah nyonya Fey. Dia adalah pemilik resmi dari rumah sakit ini."
Nara menganggukkan kepalanya, "Ah dia pemilik rumah sakit ini.." gumamnya.
Namun sedetik kemudian Nara langsung membelalakkan matanya, "APAA??!!" Pekiknya.
Semua orang langsung menatap ke arah Nara hingga membuatnya dan juga seniornya malu hingga meminta maaf.
"Tunggu mbak, mbak bilang dia pemilik rumah sakit ini kan?" tanya Nara dan seniornya itu menganggukkan kepalanya.
"Berarti wanita itu dan dokter Zayn..."
"Iya, dia mama dari dokter Zayn karena itu jika kau bertemu dengannya langsung beri hormat melebihi rasa hormatmu kepada dokter Zayn karena dialah yang memiliki kuasa terkuat disini." jelasnya.
Nara menganggukkan kepalanya mengerti, "Aku mengerti mbak tapi aku tidak sehormat itu dengan dokter kasar itu.." gumam Nara.
"Siapa dokter kasar itu Nara?"
Nara menggelengkan kepalanya, "Ah bukan siapa-siapa mbak."
Brak
Zayn tersentak kaget saat pintu ruang kerjanya dibuka dengan keras oleh mommynya, baru saja Zayn memakai snellinya dan akan memeriksa pasiennya namun sepertinya ia harus menunda dulu pekerjaannya.
"Maafkan saya dokter maafkan saya!" ucap Aeri ketakutan karena tak bisa menghadang nyonya Fey.
"Tidak apa-apa Aeri, kembalilah bekerja." ucap Zayn, Aeri pun langsung kembali bekerja.
"Mom! kau bisa merusak pintu ruang kerjaku!" ucap Zayn.
"Mommy tidak perduli Zayn! kau membuat mommy murka!!!!!" pekik mommynya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments