Tok tok tok....
Tok tok tok....
"Hei!! KAU TIDAK AKAN BANGUN? KAU TIDAK INGIN BEKERJA YA?!" Bentak Zayn dari balik pintu.
Nara mengerjapkan kedua matanya saat mendengar suara Zayn, ia mengucek-ngucek kedua matanya sambil menguap lebar dan merenggangkan kedua tangannya.
Brak!
"HEI BANGUN! AKU AKAN MEMBUANGMU JIKA KAU TIDAK KELUAR DALAM TIGA-"
Ceklek
Zayn langsung mundur beberapa langkah begitu Nara keluar dengan rambut acak-acakan, air liur yang menempel di sudut bibirnya.
Buru-buru Zayn mengambil disinfektan yang ada disaku jasnya dan segera menyemprotkannya kepada Nara sebanyak mungkin.
"Uhukk.. uhukk..." Nara menutup hidungnya sendiri.
Ia menatap dokter kasar yang berdiri didepannya dengan tatapan tak bersalah telah menganiayanya dipagi hari.
"Dasar dokter kasar, bisa-bisanya kau menyemprotku dengan disinfektan saat aku baru bangun!" batin Nara.
"Kau berani mengataiku?!" tanya Zayn.
Nara tersentak kaget, "Astaga bagaimana bisa ia tahu kalau aku baru saja mengatai tentangnya?" batin Nara lagi.
"Tidak dokter, mana mungkin aku berani untuk melakukan itu di depanmu." ucap Nara.
Zayn tersenyum miring, "Oh jadi kau akan lebih berani mengataiku jika aku tak ada disini?" tanyanya dengan wajah tak bersahabat.
Nara menelan ludahnya susah payah, berhadapan dengan dokter kasar membuatnya merasa seperti berhadapan dengan singa.
"Tidak dokter bukan begitu maksudku, aku-aku tidak akan berani berkata kasar kepadamu apalagi kau telah membantuku dan memberikan aku tumpangan." ucap Nara.
"Baguslah jika kau sadar, sejujurnya aku hampir gila karena membawamu masuk ke dalam apartementku. Tapi baguslah kau akan kutendang hari ini juga, dan cari tempat tinggal lain."
Nara menganggukkan kepalanya lesu, "Baik dokter, aku mengerti." ucap Nara.
Zayn menghela nafasnya, ia menatap sejenak dua paper bag yang ada ditangan kirinya.
Tadi Zayn sempat meminta seseorang untuk membelikkannya sepasang pakaian baru dan juga pakaian dalam.
Zayn menyerahkan kedua paper bag tersebut kepada Nara, "Ini ambillah." ucap Zayn.
Nara membelalakkan kedua matanya, ia menatap Zayn dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Apa ini dokter?" tanyanya.
"Pakaian untukmu, tidak mungkin kau kerumah sakit dengan pakaianku."
"Wah ternyata dokter ini sangat perhatian sampai membelikan aku pakaian seperti ini." batin Nara senang.
"Kau senang sekali ya membicarakan diriku di dalam hatimu?" tanya Zayn tiba-tiba.
"Kau terlalu percaya diri dokter.." sindir Nara.
Zayn menghela nafasnya pelan, "Sudahlah cepat mandi dan pakai baju yang kubelikan. Oh iya aku meletakkan uang disana untukmu naik bis atau angkutan lainnya." ucap Zayn.
"Kau menyuruhku untuk naik bis dokter?" tanya Nara.
"Tentu saja, lalu kau mau naik apa? aku tidak akan memberikan tumpangan kepadamu sama sekali. Lagi pula aku sudah terlambat untuk operasi besar pagi ini."
"Dasar tidak punya hati!"
"Jangan mengumpatku! cepatlah mandi dan jangan sentuh barang apapun disini, kau mengerti? aku meletakkan cctv di setiap sudut jadi jangan macam-macam! aku pergi!" ucap Zayn.
"Oh ya siapa namamu?" tanya Zayn sebelum ia pergi bekerja.
"Nara dokter, Nara Prameswari." jawab Nara.
Zayn mengangukkan kepalanya mengerti setelahnya ia mengambil tas kerjanya dan langsung melenggang pergi meninggalkan Nara yang masih ada di depan kamarnya.
Begitu pintu apartement tertutup, Nara langsung menghela nafasnya lega.
"Huh aku merasa seperti seorang tahanan jika di dekatnya, serba salah dan hah sudahlah lebih baik aku segera mandi dan pergi ke rumah sakit atau aku akan kehilangan pekerjaan kali ini."
Nara langsung mengambil paper bag yang diberikan oleh Zayn kepadanya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Begitu selesai, Nara langsung menyisir rambutnya dengan sisir yang ada dikamar yang ia tempati, memakai sepatu yang diberikan oleh Zayn dan menyimpan uang yang diberikan oleh Zayn di dalam paper bag tersebut.
"Walaupun dia terlihat menyeramkan dan juga kasar tapi dia cukup kaya, lihatlah bagaimana mungkin dia memberikanku uang sebanyak lima ratus ribu hanya untuk baik bis?" gumam Nara tak percaya.
"Ini bisa membayar uang kos selama satu bulan penuh." gumamnya lagi.
Teringat jika Zayn meletakkan banyak cctv di rumah tersebut membuat Nara bergidik ngeri, ia langsung keluar dari kamar dan menatap ke sekeliling apartement yang terasa begitu sepi.
Nara menghela nafasnya perlahan, "Wah aku merasa seperti mimpi bisa menginap di apartement semewah ini walau hanya semalaman." ucap Nara.
"Ah aku harus berangkat sekarang." ucap Nara dan langsung keluar dari apartement Zayn.
Zayn menyunggingkan senyumnya saat melihat Nara yang keluar dari apartementnya.
Zayn langsung menelpon kepala kebersihan di rumah sakit miliknya, "Aku sudah mengatakan kepadamu kan semalam? sebentar lagi gadis itu akan datang dan namanya Nara Prameswari, tolong kau awasi dia dan segala pekerjaannya selama seminggu dan berikan laporan kepadaku setelahnya." ucap Zayn.
Orang yang ada diseberang telepon mengangukkan kepalanya, "Baik dokter, akan saya laksanakan sebaik mungkin." jawabnya.
Zayn langsung menutup teleponnya setelahnya dan keluar dari ruangannya.
"Dokter, kau sudah siap? operasi akan segera kita laksanakan." ucap perawat yang baru saja akan memanggil Zayn.
"Ya aku sudah siap, mana catatan medisnya? biar aku melihatnya sambil berjalan ke ruang operasi." ucap Zayn.
Perawat itu menganggukkan kepalanya dan langsung memberikan laporan medis seorang gadis remaja berusia 15 tahun yang mengidap penyakit kanker hati stadium dua.
Selama hampir sebulan gadis tersebut menjalani pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit dan mendapati hasil yang baik dan stabil akhirnya Zayn berani untuk melakukan operasi transplantasi hati pada gadis itu.
Zayn masuk ke dalam ruangan setelah mengenakan baju OK (Operation Kamer atau baju operasi.) dan juga perlengkapan lainnya.
Di dalam ruang operasi, terkhusus di free steril disana sudah terdapat dokter anastesi dan juga perawat anastesi dan operasi yang bertugas untuk membantu operasi yang akan Zayn laksanakan hari itu.
"Dokter Ana, kau sudah memeriksa semuanya kan?" tanya Zayn kepada Dokter Ana rekannya yang memiliki peranan besar dalam membantunya menyukseskan operasi kali ini.
"Ya dokter, semuanya baik dan pasien berada dalam kondisi stabil." jawab Dokter Ana.
Zayn menganggukkan kepalanya, "Baiklah, semuanya fokus pada operasi kali ini. Kita harus berhasil menjalani operasi ini dengan baik, ingat ada nyawa yang dipertaruhkan disini, kalian semua mengerti?" ucap Zayn.
"Ya Dokter, kami mengerti!" jawab semua petugas yang ada disana.
Zayn dan juga Ana langsung masuk ke ruang steril dimana pasien sudah berbaring disana.
Zayn dan Ana langsung mengambil posisi diikuti oleh yang lainnya.
"Kau sudah siap?" tanya Ana kepada gadis itu.
Gadis itu menganggukkan kepalanya, "Ya dokter saya siap."
"Jangan takut dan gugup, kau akan lebih baik segera setelah operasi ini selesai." ucap Zayn membuat gadis itu tersenyum.
"Lakukan tugasmu Dokter Ana." ucap Zayn.
Ana menganggukkan kepalanya, ia langsung melakukan anastesi umum dengan menyuntikkan obat bius ke pembuluh darah vena melalui jalur infus di lengan pasien.
Zayn dan juga rekan medis yang lain langsung melaksanakan operasi dengan cekatan dan hati-hati.
Di lain tempat, Nara baru saja keluar dari bis yang dinaiki olehnya, ia berdiri di halte bus yang tidak begitu jauh dari rumah sakit.
"Semangat Nara, hari pertamamu bekerja ah tidak, maksudku hari pertama evaluasimu!" ucap Nara pada dirinya sendiri.
Nara berjalan dengan semangat menuju ke rumah sakit, begitu ia sampai di area parkir ia berjalan sebentar ke arah dimana ia meletakkan tas berisi pakaian miliknya.
"Hah, ternyata masih disini." ucap Nara bersyukur.
Nara langsung menenteng tas tersebut dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.
"Aku harus kemana ya?" gumam Nara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Bo-bo
aku suka jln critay
2021-07-03
0
hariyani
kenapa blm ada yg komentar y,, ini novel gaya bahasanya bagus Lo,,,
2021-06-22
0