Zayn tertawa keras mendengar perkataan gadis dihadapannya.
"Kalau orang sepertimu saja menganggap dirimu bersih lalu orang yang kotor seperti apa lagi?" tanya Zayn.
Nara merengut mendengar perkataan Zayn, "Mulutmu benar-benar pedas ya." ucapnya.
"Sudahlah, kau diam disana dan jangan mendekat!" titah Zayn.
Zayn kemudian mengambil ponselnya, membuka app store dan mendownload salah satu aplikasi ojek online yang ada.
Selesai di unduh, Zayn langsung mendaftar dan memesan sebuah ojek online untuk gadis di hadapannya.
Tak berselang lama sebuah ojek online datang menghampiri keduanya, Nara langsung mengkerutkan dahinya begitu ojek online tersebut berbicara dengan Zayn.
"Naik!" ucap Zayn.
Nara mengerjapkan kedua matanya, "Tunggu! kenapa aku naik ojek? bukankah kita akan ke apartement mu? kenapa tidak naik mobilmu saja?" tanya Nara bertubi-tubi.
"Aku tidak ingin mobil kesayanganku terkontaminasi oleh kuman mu." jawab Zayn sinis.
Nara langsung membelalakkan kedua matanya, "Oh astaga kuman dan kuman terus!"
"Oh ya jika kau ingin tinggal di apartementku sementara waktu, jangan bawa tas kotor milikmu itu cukup bawa tubuh penuh kumanmu saja!"
Nara tercengang dengan perkataan Zayn barusan, astaga sangat-sangat kasar menurutnya.
"Sudahlah naik jangan membuang waktu! aku lelah ingin beristirahat, jika kau tidak ingin pulang silahkan saja terus disini." ucap Zayn.
"Tidak aku akan naik!" ucap Nara cepat.
Mendengar ancaman dari Zayn, buru-buru Nara merampas helm yang ada ditangan tukang ojek tersebut, memakainya dengan cepat dan langsung naik ke atas motor.
Zayn sudah berada di dalam mobilnya, ia langsung menjalankan mobilnya keluar dari area rumah sakit dengan diikuti oleh Nara dibelakang mobilnya.
Begitu sampai di depan lobi apartement, Zayn menghentikan sebentar mobilnya menunggu Nara turun dari ojek dan memperhatikannya dari kaca spion.
"Wah mewah sekali gedungnya... ck ck ck berapa banyak harga sewa tinggal di apartement seperti ini?" gumam Nara, ia berjalan masuk ke dalam.
Saat melihat mobil Zayn yang terparkir tak jauh dari posisinya Nara langsung menghampirinya, namun saat ia akan menyentuh jendela mobil tersebut ia malah dikejutkan oleh Zayn.
TIIINNNNN!!!
Zayn membunyikan klakson mobilnya membuat Nara mundur beberapa langkah karena kaget.
"Astaga apa yang dia lakukan?" gumam Nara.
Zayn membuka kaca mobilnya sedikit, "Masuk kedalam dan langsung menuju ke lantai 45." ucapnya singkat.
Setelah mengatakan itu Zayn langsung menutup kaca mobilnya lagi dan langsung menjalankan mobilnya menuju ke basement untuk memarkirkan mobilnya disana.
"Lantai 45? lalu bagaimana dengan nomor unitnya? aih dia benar-benar jutek sekali." gumam Nara.
Nara berjalan masuk ke dalam gedung apartement, ia tersenyum kepada resepsionist yang ada dilantai dasar.
Buru-buru Nara masuk ke dalam lift, ia mencari angka 45 namun tak menemukannya, di lift itu hanya sampai angka 44 saja.
"Kemana angka 45? tadi pria itu bilang lantai 45 kan? apa aku yang salah dengar?" gumam Nara.
Sibuk dengan pemikirannya, seorang ibu-ibu yang berdiri di samping Nara menepuk pundaknya pelan, "Kenapa tidak dipencet?" tanyanya.
Nara membalikkan badan melihat ke arah ibu itu, "Emm.. itu bu saya mau ke lantai 45 tapi disini cuma sampai 44." ucap Kaila.
Ibu tersebut tampak terkejut, "Lantai 45? ada kepentingan apa disana?" tanyanya.
Nara mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan ibu tersebut, "Memangnya aku harus ada keperluan dulu baru bisa kesana?" gumamnya.
"Adek dengar pertanyaan saya kan?" tanya ibu itu.
Nara menganggukkan kepalanya, "I-iya hu, saya dengar. Saya ada keperluan privasi dengan seorang dokter tampan." jawabnya.
Ibu itu langsung kaget saat mendengarnya, "Baiklah, tapi adek salah lift seharusnya naik lift yang disebelah bukan yang ini." ucap ibu itu.
"Lift disebelah? ahh baiklah terima kasih bu.." ucap Nara.
Ibu tersebut menganggukkan kepalanya, "Hati-hati saja dan turuti perkataannya jika memang kau ada urusan disana." ucapnya.
Nara menganggukkan kepalanya lagi lalu segera keluar dari lift tersebut.
"Bagaimana bisa ia dengan berani naik ke lantai 45? bahkan kami yang menyewa disinipun tidak berani melangkahkan kaki kesana." gumam ibu itu.
Nara melirik ke arah samping lift tersebut dan langsung masuk ke dalamnya. Saat akan memencet tombol sungguh terkejutnya Nara saat mengetahui lift tersebut dikhususkan hanya untuk naik ke lantai 45.
"Astaga siapa dokter itu sebenarnya? bahkan dia punya lift khusus untuk naik ke lantai unitnya." gumam Nara tak percaya.
Tak ingin memperlambat waktu, Nara langsung memencet angka tersebut dan pintu lift langsung tertutup.
Nara memperhatikan penampilannya dari pantulan lift, ia membenarkan pakaiannya dengan cepat begitu pula dengan kucirannya yang terlihat sangat berantakan.
Ting
Pintu lift terbuka begitu sampai dilantai yang dituju, Nara langsung melangkahkan kakinya keluar dan melirik keluar memperhatikan seperti apa lantai 45 sesungguhnya.
"Sepi sekali." gumamnya.
Tuk
Nara menundukkan kepalanya melihat ke bawah dan ia langsung mengernyitkan dahinya saat melihat ada sebuah botol kecil yang menggelinding dan berhenti tepat mengenai ujung kakinya.
"Pakai itu!"
Nara langsung tersentak kaget dan mundur ke belakang karena sebuah suara yang mengagetkannya itu.
"Si-siapa itu?" tanyanya.
Tak lama kemudian Zayn muncul dengan wajah mengintimidasinya. Nara langsung melongo tak percaya, matanya membelalak memperhatikan penampilan Zayn dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Kenapa diam saja? cepat pakai itu ditubuhmu!" bentaknya.
Nara kembali tersentak, buru-buru ia mengambil botol kecil tersebut dan matanya membelalak tak percaya bahwa botol tersebut berisikan cairan disinfektan untuk dirinya.
"Cepat pakai, jangan buat aku menunggu!"
"Kau sangat tidak sabar sekali, lagi pula untuk apa diriku memakai cairan ini lagi? bukankah kau sudah menyemprotku tadi sebelum pergi? kenapa sekarang aku harus memakainya lagi?" tanya Nara.
"Bodoh sekali! kau tadi naik ojek dan bersentuhan dengan tukang ojek tersebut, aku juga melihatmu berbicara dengan salah satu penghuni dilantai dasar! apa kau tahu kuman apa yang mungkin tengah hinggap di tubuhmu?" jelas Zayn panjang lebar.
Nara menghela nafasnya kasar, sekarang ia tahu mengapa Zayn memakai jaket tebal, kaos kaki, sarung tangan, masker dan juga topi.
Ia takut dihinggapi kuman!
"Astaga seumur hidupku baru kali ini aku bertemu dengan dokter gila seperti dirinya!" batin Nara.
"Kenapa kau diam lagi disitu? ingin menjadi patung selamat datang di dpean lift?! cepat pakai atau selamat berdiam diri disana semalaman!" bentak Zayn lagi.
Dengan malas Nara langsung memakai disinfektan tersebut, menyemprotkan lnya ke beberapa bagian tubuh yang bisa ia gapai.
"Ck, sudah!" ucap Nara kesal.
Zayn menganggukkan kepalanya, "Ayo masuk!"
Zayn berjalan lebih dulu di depan, Nara menghela nafasnya pelan dan langsung mengikuti Zayn dari arah belakang.
Nara memperhatikan sekelilingnya, "Dimana tetanggamu yang lain? mengapa aku tidak melihat ada pintu disini?" tanua Nara.
Zayn yang tengah membuka pintu apartementnya langsung membalikkan tubuhnya ke belakang, "Memang kau pikir aku mau berbagi lantai dengan orang lain?"
Glek
Nara menelan ludahnya sendiri, "Jadi maksudmu hanya dirimu yang tinggal disini?" tanyanya.
Zayn menjentikkan jarinya, "Ternyata kau cukup pintar!"
Nara terpelongo tak percaya sedangkan Zayn sudah masuk lebih dulu ke dalam apartementnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
citra marwah
busyeeeettt
2021-06-08
1