Setelah proses foto rontgen selesai, Zayn langsung memeriksanya dan ternyata benar ada penumpukan cairan di lobus kiri Reina. Zayn menduga gadis itu mengalami effusi pleura* yang mungkin disebabkan karena berulang kali Reina melakukan kemoterapi yang efek sampingnya bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang, meminum banyak jenis obat dan tinggal dirumah sakit sehingga bakteri dengan cepat dan mudah masuk ke dalam paru-parunya.
*Penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada.
"Kita pasang selang WSD* di paru-paru kirinya!"
Dua orang dokter residen tadi dengan cekatan langsung mengambil selang WSD, mereka membantu Zayn dan memperhatikan dengan baik bagaimana Zayn melakukan tugasnya, memasang selang WSD ke dalam tubuh Reina.
*WSD (Water Seal Drainage) adalah suatu tindakan pemasangan kateter pada rongga thoraks, rongga pleura ,mediastinum dengan tujuan untuk mengeluarkan udara atau cairan dari rongga tersebut.
Begitu selang terpasang dengan baik, cairan berwarna hijau pekat langsung keluar melalui selang bahkan sebagian cairannya muncrat mengenai snelli atau jas dokter yang Zayn gunakan hingga tercium bau menyengat.
Zayn memang pengidap OCD* yang mengakibatkan dirinya selalu membersihkan dirinya berulang kali dan menggunakan disinfektan agar tidak ada bakteri, kuman, ataupun virus yang hinggap bahkan masuk ke dalam tubuhnya. Namun jika sedang bekerja seperti sekarang, Zayn bisa bersikap dengan normal, ia bahkan tidak takut dengan cairan ataupun darah dari pasiennya sendiri.
*Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah kelainan mental yang membuat seseorang memiliki pikiran atau perilaku yang tidak terkendali (obsesi) untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif).
"Reputasi nafas pasien meningkat dok 40/menit." ucap salah satu dokter residen.
Zayn langsung mengambil posisi disebelah Reina, "Reina coba duduk ya." ucapnya.
Dengan dibantu Zayn, Reina duduk dengan sedikit kesusahan. "Bungkuk kan badanmu Reina." ucapnya.
Reina membungkukkan badannya, Zayn langsung memukul pelan punggung Reina berulang kali. "Cobalah batuk berulang kali." ucapnya.
Reina terbatuk beberapa kali, dan ada lebih banyak cairan pekat yang keluar dari paru-paru Reina, gadis itu bahkan sampai pucat kesusahan untuk bernafas.
"Reputasi nafas 30/menit dok."
Zayn menghela nafasnya, "Baiklah, kau tetap disini dan awasi kondisi Reina, cepat ambil tindakan jika terjadi sesuatu dan langsung hubungi aku, kau mengerti?" ucap Zayn sambil menunjuk salah satu dokter residen.
"Siap dok." jawabnya.
Zayn keluar dari ruangan Reina diikuti oleh dua orang perawat dan juga satu dokter residen dibelakangnya. Sedangkan satu dokter residen lagi masih menjaga Reina dan memastikan kondisinya sudah stabil karena Reina masih kecil dan banyak harapan yang harus diwujudkan olehnya karena itu Zayn dan para dokter serta perawat menjaga dan mengobatinya dengan semaksimal mungkin.
Zayn melirik ke arah arloji di tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Zayn merasakan perutnya yang keroncongan meminta untuk segera diisi dengan makanan lezat empat sehat lima sempurna.
Zayn masuk ke dalam ruangannya, ia melepaskan snelli yang melekat di tubuhnya, ada cairan dari rongga paru-paru Raina yang terciprat ke snelli nya, disaat seperti inilah kesadaran Zayn akan OCD-nya kembali, ia langsung melemparkan snelli nya ke dalam keranjang dan menelpon toko laundry untuk mengambil dan mencucinya nanti.
Zayn masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruangannya, membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan bau, menggosok tubuhnya berulang kali, menggosok giginya perlahan sebanyak dua kali dan mencuci wajahnya berulang kali memastikan tidak ada satu kuman pun yang menempel di wajah tampannya.
Bahkan kamar mandinya saja bisa dipakai untuk makan dan tidur saking bersihnya, tidak ada debu yang hinggap di peralatan, lantainya mengkilap seperti kaca dan Zayn menjamin tidak akan ada satu pun bakteri dan kuman di dalamnya, bahkan kecoa pun takut untuk masuk.
Zayn menggosok rambutnya dengan handuk kemudian melemparkan handuknya ke dalam keranjang kotor, setelahnya ia memakai kemeja dengan lengan yang digulung hingga ke siku, dipadupadankan dengan celana jeans hitam. Zayn keluar dari kamar mandi, membereskan peralatan kerjanya dan menggenggam ponsel miliknya.
Zayn keluar dari ruangannya, seluruh pekerjaannya hari ini sudah selesai dan Zayn bisa menikmati waktunya sendiri di apartement.
"Selamat malam dokter, sudah mau pulang?" sapa salah satu perawat yang bekerja di satu divisi dengan Zayn.
Zayn menganggukkan kepalanya, "Ya, sudah dua hari saya menghabiskan waktu dirumah sakit." jawabnya.
Perawat itu menganggukkan kepalanya, ya kemarin pagi ada kecelakaan beruntun di persimpangan dekat rumah sakit, karena para korban mengalami luka yang cukup parah dan dokter yang kewalahan mau tak mau Zayn ikut turun tangan mengambil alih salah satu pasien dengan luka parah dan tangan yang putus karena kecelakaan itu.
"Kalau begitu selamat beristirahat dokter, semoga malam anda menyenangkan." ucapnya kemudian menundukkan sedikit tubuhnya hormat kepada Zayn.
Zayn menganggukkan kepalanya, tanpa menjawab ia langsung berlalu menuju ke arah parkiran rumah sakit dimana mobilnya terpakir. Saat Zayn keluar, ia melihat seorang gadis duduk meringkuk dibawah pohon dekat dengan mobilnya, namun Zayn tidak memperdulikannya sama sekali dan langsung mengeluarkan sebuah tisu sebagai alas untuk membuka pintu mobil miliknya.
"Dokter tunggu!!" pekik gadis itu.
Zayn menahan tangannya di pintu mobil, ia melirik ke arah gadis tadi yang kini berdiri di sampingnya dengan senyum cerah mengembang bak bolu kukus mekar.
Gadis itu berjalan mendekat kearah Zayn dan Zayn langsung membolakan kedua matanya, tubuhnya secara refleks memberikan sinyal danger ke otaknya.
"Tidak jangan mendekat tetap disitu!" pekiknya.
Zayn menatap gadis itu dari atas ke bawah dari ujung rambut hingga ke ujung kaki, rambutnya acak-acakan dan ada daun yang menempel di rambut atasnya, Zayn mengira gadis itu tidak mencuci rambutnya lebih dari seminggu!
'Astaga makhluk macam apa dirinya!'
Kembali lagi Zayn melirik ke arah wajah gadis itu, ada bekas iler yang masih menempel di dekat bibirnya, kotoran matanya menumpuk di ujung matanya dan bibirnya yang kering pecah pecah. Gadis itu hanya diam ditatap oleh Zayn, tidak bersuara sama sekali hanya sesekali menguap menahan kantuknya.
Baju gadis itu terlihat kotor, ada bekas kuah makanan disalah satu lengannya, ah Zayn tidak bisa membayangkan berapa banyak kuman bakteri yang ia rawat dan ia kembang biakkan di tubuhnya.
"Dokter! aku mengantuk!" ucapnya, ia menguap dengan lebar membuat Zayn terkejut dan langsung mundur menjauh.
"Lalu jika kau mengantuk apa urusannya denganku?" tanya Zayn ketus.
"Aku tidak punya tempat tinggal dokter, izinkan aku tinggal dirumahmu sementara waktu." ucapnya dengan enteng.
"APAAAA?!" Pekik Zayn terkejut dengan apa yang diucapkan oleh gadis didepannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
hariyani
gaya tulisan enak mudah dipahami moga ceritanya tambah menarik
2021-06-22
1