"Wah kau mendapat tugas untuk mengepe seluruh lantai ini?" tanya Zayn sambil bertepuk tangan.
Nara mendongakkan wajahnya menatap pria dihadapannya yang terlewat senang melihatnya mengepel lantai seluas ini 'sendirian'
"Pasti dokter kan yang minta supaya saya ngepel dari lantai satu dan juga lantai ini?" tanya Nara namun lebih terlihat seperti menyindir.
Zayn membelalakkan matanya, menunjuk kearah Nara dengan menggunakan telunjuknya.
"Kau! sudah bagus kuberi pekerjaan malah menyindirku seperti ini." ucap Zayn tak percaya.
Zayn ingin mendekat dan menendang kaki Nara namun ia langsung mundur begitu melihat keringat yang mengalir di dahi dan lehernya.
"Kau! astaga keringatmu.." pekik Zayn kaget.
Nara mengernyitkan dahinya, "Biasa saja kali dok, lagipula saya bekerja mengepel lantai yang begitu besar bagaimana bisa saya tidak berkeringat?" ucap Nara santai dan lanjut mengepel.
Dengan sengaja Nara mengepel hingga mengenai sepatu Zayn hingga membuat pemiliknya memekik kaget.
"Naraa!!!!" teriaknya hingga membuat beberapa suster yang sedang berjaga tersentak kaget.
Nara tertawa puas mendengar teriakan Zayn dan wajah syoknya yang begitu bagus.
"Aku pergi!" ucap Zayn dan langsung berlari masuk ke dalam lift khusus dirinya.
Zayn langsung merosot ke bawah begitu pintu lift tertutup. Ia menatap ke arah sepatunya yang ujungnya sedikit basar.
"Astaga bakteri, kuman!"
Buru-buru Zayn memencet tombol lift hingga pintu kembali terbuka dilantai tiga. Zayn melepaskan sepatunya dengan jijik dan langsung membuangnya keluar.
"Hah.." desahnya lega karena berhasil membuang sepatu tersebut.
Ting
Pintu lift terbuka di lantai tempat Zayn bekerja, ia masih terduduk lemas di dalam lift.
"ZAYN!!!" Pekik mommynya kaget melihat sang anak duduk di lift.
"Oh astaga, apa bekerja sebagai dokter sangat melelahkan untukmu? bagaimana jika kau duduk saja diam dirumah?" ucap mommynya khawatir.
Zayn langsung tersentak kaget mendengar suara mommynya yang begitu memekik ditelinga dan berisik, buru-buru Zayn berdiri dan mengambil cairan disinfektan.
"Awas kalau kau berani semprot cairan itu kepada mommy! mommy masuk ke sini aja susah banget, udah di semprot disana!" bentak sang mama.
Zayn akhirnya kembali memasukkan cairan disinfektan tersebut ke dalam sakunya dan bersikap sok cool seperti tidak terjadi apapun kepada dirinya sebelumnya.
"Ada apa mom kesini?" tanya Zayn.
Mommy Fey langsung berkacak pinggang, menatap sang anak yang terlihat cukup fit dan bugar hari ini. Tidak ada kantung mata hitam dan wanginya sedikit segar.
"Kenapa kau duduk di lift tadi?" tanyanya.
"Tidak ada, aku kepeleset tadi."
"Oh benarkah, mana yang sakit?" tanya mommynya sedikit khawatir.
"Sudah mom aku tidak apa-apa, aku lebih khawatir dengan tujuan mommy datang jauh-jauh kesini dan menemuiku." ucap Zayn.
Mommynya langsung tersenyum senang mengetahui sang anak yang dapat dengan mudah membaca tujuannya.
"Kau tidak lupa kan Zayn? Perjodohan, P.E.R.J.O.D.O.H.A.N." ucap mommynya sampai di eja.
Zayn menghela nafasnya, "Hah, apa sudah waktunya aku untuk.bertemu dengannya? tapi aku sangat sibuk mom, aku tidak ada waktu untuk bertemu dengannya."
Mommy Fey menggerakkan jarinya kekanan dan kekiri seirama dengan gelengan kepalanya.
"Tidak ada penolakan, mommy tidak suka kau membantah Zayn jadi malam ini juga temui dia di resto Jepang biasanya."
"Mom, aku masih ada operasi nanti sore dan tidak tahu pukul berapa akan selesai. Jadi bagaimana jika dibatalkan saja kencannya?" tawar Zayn yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari mommynya.
"Selesaikan dengan cepat operasi yang kau lakukan atau mommy suruh dokter lain yang menggantikanmu! mommy tau operasi nanti sore hanya operasi kecil, iya kan? jadi jangan beralasan kepada mommy, ingat itu!"
Zayn langsung meringis, membayangkan akan bertemu seorang gadis membuatnya mual.
"Tapi mom-"
"Tidak ada tapi-tapian Zayn! temui Jessica secepatnya dan jangan mempersulit kencan kalian! kau tahu betapa sulitnya mom memintanya kencan di tengah jadwal syutingnya yang sibuk?"
Zayn memutar bola matanya malas, "Baiklah mom baiklah, kau bisa pulang sekarang." ucapnya malas.
Mommy Fey langsung tersenyum penuh kemenangan mendengarnya, "Bagus, mom tunggu kabar baik dari kalian berdua." ucapnya.
Zayn tidak membalas dan memilih untuk masuk ke dalam ruangannya. Saat melewati sang mommy, dengan sengaja Zayn bergumam.
"Kalau susah membuat jadwal lebih baik tidak usah ada kencan."
"ZAYN!!!!" Pekik mommynya yang membuay Zayn langsung berjalan cepat menuju ke ruangannya.
Saat membuka pintu , Zayn sempat berbalik menatap mommynya yang menatap tajam dirinya.
"Jangan teriak mom, air liurmu bisa menghujani lantai disini dan bakterinya akan berkumpul."
Zayn langsung masuk dan menutup pintu ruangannya, sedangkan sang mommy tampak mengelus dadanya sendiri heran dengan kelakuan sang anak yang begitu ahh.. menyebalkan.
Zayn menghela nafasnya pelan sembari duduk di kursinya, memijit kepalanya pelan.
"Hah, kencan lagi! mom tidak pernah puas menjodohkanku." gerutunya.
"Tapi seperti apa Jessica itu? apa dia begitu cantik? apa dia pembersih?" tanya Zayn bergumam.
Zayn mengambil ponselnya dan membuka penelusuran mencari nama Jessica si aktris cantik papan atas.
Berbagai artikel langsung muncul di situs pencarian, berbagai biodata dan juga informasi update tentang Jessica muncul disana.
Namun Zayn hanya perlu melihat wajahnya, bodynya, seberapa mewah hidupnya dan seberapa bersih dirinya.
"Lumayan, tapi foto bisa saja berbohong. Aku harus mengecek secara langsung dan jika dia lulus kriteriaku maka aku akan langsung menyetujuinya." gumam Zayn.
"Oh iya jam berapa ini? aku ingin makan sushi."
Zayn mengambil ponselnya, menghubungi perawat yang bertugas di depan ruangannya.
"Halo dokter, ada yang bisa saya bantu?"
"Belikan aku sushi." ucap Zayn singkat.
"Baik dokter, sushi tuna dan salmon serta sashimi?"
"Ya, ah aku ingin sushi udang juga." ucap Zayn.
"Baik dokter, saya akan segera memesannya." ucap perawat tersebut dan Zayn langsung menutup teleponnya.
......💜💜💜......
Nara menghela nafas lega setelah selesai mengepel seluruh lantai, ia duduk disalah satu bangku sembari mengipasi wajahnya dengan tangan dan menyeka keringatnya yang bercucuran.
"Wah.. benar-benar melelahkan bekerja seperti ini."
Nara mengambil ponselnya sendiri, melihat jam yang tertera. Sudah jam 12 siang.
"Waktunya untuk makan siang." gumamnya.
Nara langsung berdiri dan mendorong peralatannya ke arah lift, ia harus menyimpan lebih dulu alatnya baru membeli makanan untuk makan siang.
Begitu sampai di ruangan petugas kebersihan, Nara langsung membungkukkan tubuhnya dan menyapa seniornya yang berada disana.
"Ahh, pekerjaanmu sudah selesai Nara?" tanya bu Asih.
Nara menganggukkan kepalanya, "Sudah bu."
"Baguslah, karena kau sudah bekerja lelah dan yang lain juga bagaimana jika kita memesan sushi?" ujar bu Asih memberikan ide.
Para petugas yang lain langsung bersorak senang mendengarnya, begitu pula dengan Nara yang sudah lama sekali tidak merasakan sushi semenjak orang tuanya meninggal.
"Baiklah, pesan sushinya ya Nara. Nanti kamu ambil juga, ini uangnya." pinta bu Asih.
Nara mengangguk patuh dam segera memesan sushi dengan aplikasi yang ada di ponselnya.
"Ah aku tidak sabar merasakan lembutnya daging tuna." batin Nara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Dhefin Fattih
mau juga tuh dokter makan sushi gak takut bakteri
2021-06-23
0
Anggraeni Stewart
lanjut KK Author 🥰🥰
2020-11-30
0
Kristkristinaaa
Haloo Authorr.. Bom like untuk author kece ini... 😁. Semangat up nya ya thorr..
mampir kenovelku juga yukk
Tunannganku Bos Galak.
Semoga syukaa 🥰🤗
2020-11-28
0