Mommy Fey murka 2

"Itu salah mom sendiri, kan aku sudah mengatakan belum ingin menikah dan jikapun ada wanita yang ku cintai, aku pasti akan langsung mengenalkannya padamu mom." ucap Zayn santai.

"Tidak bisa Zayn, jika menuruti keinginanmu bisa-bisa kau menikah ketika kuburan mom sudah berlumut!" pekik mommynya.

"Tidak akan mom, kau terlalu berlebihan untuk itu. Bukankah dirimu masih sangat muda mom? lihatlah kulit mulusmu itu mom, tidak seperti wanita berumur 50an." puji Zayn.

Fey memincingkan matanya, "Kau.. jangan pikir mom akan tergoda karena pujianmu itu! sekarang itu sudah tidak berpengaruh lagi untuk membujuk mom."

"Lalu apa yang kau inginkan mom sampai datang jauh-jauh ke rumah sakit dan menemui putramu yang tampan ini?" tanya Zayn.

"Menikah."

Zayn tertawa mendengarnya, "Mom, kau tidak menyerah juga ternyata. Aku kan sudah bilang akan membawa sendiri wanita pilihanku nantinya." ucap Zayn.

Mommy Fey menyunggingkan senyumannya, "Ya, karena kau bilang akan membawa sendiri maka mom mau kau membawa calon istri ke hadapan mom dalam minggu ini!"

Zayn membelalakkan matanya, "Apa mom? mana mungkin aku membawa gadis kepadamu dalam minggu ini. Kau tahu mom jadwalku padat, aku sangat sibuk dan-"

"Mom tidak perduli Zayn, kau harus segera menyembuhkan OCD mu itu atau mom tidak akan pernah mewariskan seluruh kekayaan ini kepadamu!" pekik Momnya.

Mommy Fey menatap Zayn tajam dengan nafas yang memburu, "Pokoknya kau harus membawa seorang wanita pilihanmu kepada mom minggu ini ke mansion atau namamu akan mommy coret dari kartu keluarga dan mom akan membuatmu tidak bisa bekerja dimanapun." ancam mommynya.

Zayn menelan ludahnya, kali ini ia kalah telak dengan ancaman mommynya itu. Zayn tau dengan benar bagaimana berkuasa dan berpengaruhnya mommynya itu di negeri ini terutama di bidang kesehatan yang menjadi pekerjaan utama mereka.

"Kau paham Zayn? mommy tunggu kehadiranmu dan wanita itu hari minggu ini. Awas saja jika kau tidak datang.." ucap mommynya.

Brak

Mommy Fey langsung pergi dan membanting pintu ruang kerja Zayn membuat perawat Aeri yang ada diluar pun ikut tersentak kaget.

"Pintuku bisa rusak mom!" pekik Zayn.

Zayn menghela nafasnya pelan, menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi sembari memijit kepalanya.

"Kenapa mom seperti ini? ah, aku baru berusia 32 tapi dia sudah seperti orang gila menyuruhku menikah terus menerus." ucap Zayn tak percaya.

"Lalu siapa yang harus kubawa menemui mom minggu ini? aku tidak mengenal satu wanita pun." pikirnya.

Tok tok tok..

"Permisi dokter.."

"Ya Aeri ada apa?"

"Kau memiliki janji temu dengan beberapa pasien di bawah dok, mereka sudah menunggumu." ucap Aeri.

"Baiklah, kau boleh turun duluan nanti aku akan menyusul kesana." ucap Zayn.

"Baik dok, saya permisi." ucap Aeri dan langsung menutup pintu sepelan mungkin.

Zayn menatap pintu yang tertutup dengan wajah frustasi, "Tidak mungkin jika aku membawa Aeri, mom tidak akan percaya sama sekali jika aku membawanya." gumam Zayn.

Zayn menggeleng-gelengkan kepalanya, "Lalu siapa yang harus aku bawa ke mansion?" gumamnya lagi.

"Ah sudahlah, aku pusing.. lebih baik aku memikirkan nasib pasien-pasienku." ucapnya.

Zayn mengambil peralatannya dan langsung turun ke bawah, kali ini ia akan bekerja terlebih dahulu baru setelah itu memikirkan langkah apa yang akan diambilnya untuk menghadapi mommynya.

Ting

Lift sampai tepat di lantai satu, beberapa perawat dan juga dokter yang lewat di depan Zayn langsung berusaha menjaga jarak dengannya daripada mereka harus mengalami hal menyedihkan.

Begitu pula dengan Nara yang tengah sibuk mengepel lantai, begitu melihat para pekerja berbisik-bisik ia langsung mencari tahu ada apa.

Dan ternyata dokter kasar tengah berada di dekatnya dengan wajah datar tanpa ekspresi andalannya itu.

"Selamat pagi dokter." sapa Nara sembari menundukkan kepalanya.

Zayn yang sedang lewat langsung menghentikkan langkahnya membuat beberapa perawat dan dokter lainnya ketakutan dan merasa kasihan dengan Nara.

"*Pasti dokter Zayn akan memarahinya."

"Ah, pasti ia akan kena omel karena tidak menjaga jarak dengannya dan malah menyapanya seperti itu." ucap yang lainnya*.

Nara mengangkat sebelah alisnya saat melihat Zayn berhenti dan menatap dirinya dari ujung kepalanya hingga ujung kaki.

"Dia benar-benar kacau.." gumam Zayn saat melihat penampilan Nara.

"Ya, pagi. Sebaiknya kau pel lantai ini dengan benae atau aku tidak akan meluluskanmu dalam masa magangmu itu." ucap Zayn dan segera berlalu.

Nara mencebikkan bibirnya, "Selalu seperti itu, dokter kasar." gumamnya dan kembali bekerja.

Namun Nara menjadi tidak nyaman saat orang-orang menatap ke arahnya membuatnya bingung, "Ada apa?" tanya Nara.

"Ah sepertinya dia baik-baik saja." gumam seorang perawat.

"Apa dokter Zayn tidak memarahinya?" bisik yang lainnya.

"Beruntung sekali dia hari ini, dokter Zayn bersikap baik kepadanya." ucap yang lain.

Orang-orang langsung kembali beraktivitas seperti biasanya, tidak memperdulikan Nara lagi.

"Ada apa dengan mereka semua? tatapannya membuatku takut." gumam Nara dan lanjut bekerja.

...💜💜💜...

"Terima kasih dokter, saya akan memikirkan saran dokter ini." ucap seorang pasien.

"Iya, lebih baik jika ibu langsung menyetujui untuk melakukan beberapa kemotrapi dan juga mengkonsumsi beberapa obat-obatan. Dan jika memungkinkan, kita akan melakukan operasi untuk pengangkatan sel kanker tersebut sebelum keadaan bertambah buruk." jelas Zayn.

Pasien tersebut menganggukkan kepalanya mengerti, "Baik dokter, saya akan membicarakannya dengan suami saya dan kembali lagi nanti. Saya permisi." ucapnya.

Zayn menganggukkan kepalanya dan tersenyum ramah sampai pasiennya itu menutup pintu ruangannya.

Zayn melepaskan kacamatanya, menyandar pada kursi sampai perawat Aeri masuk ke dalam ruangannya.

"Pasien terakhir anda untuk siang ini akan datang 10 menit lagi dokter, ia terlambat karena terjebak kemacetan." ucap perawat Aeri.

Zayn menatap ke arah jam di ruangannya, pukul dua siang artinya ia sudah duduk disini selama kurang lebih empat jam lamanya.

"Hah, aku benci sekali dengan yang namanya terlambat." gumam Zayn yang masih dapat di dengar oleh Aeri dengan jelas.

"Kau tunggu dia diluar Aeri, beritahu saya jika dia sudah datang." ucap Zayn.

"Baik dokter."

Aeri tersenyum sambil menundukkan kepalanya lalu kembali keluar dan menutup pintu meninggalkan Zayn sendirian di dalam ruang prakteknya itu.

Zayn menghela nafasnya, memijit kepalanya sendiri. Sepertinya ia mengalamo migrain karena semua masalah internalnya, ia juga kembali teringat dengan ucapan mamanya dan entah bagaimana wajah Nara terlintas di kepalanya.

Zayn langsung tersentak, "Astaga, kenapa aku memikirkannya?" gumam Zayn kaget.

Namun Zayn langsung diam membeku dan menyungingkan senyuman saat mendapatkan sebuah ide berlian di kepalanya dan Zayn yakin ini akan menguntungkan bagi berbagai pihak.

"Bagaimana jika aku membawa Nara saja untuk menemui Mommy?" pikir Zayn.

Episodes
1 Menikah Secepatnya!
2 Bertemu
3 Nara
4 Lantai Khusus
5 Kamar Mandi Elit
6 Aku ingin bekerja dengan dokter!
7 Merindukanmu
8 Masa Evaluasi
9 Masa Evaluasi 2
10 Kencan karena Mama
11 Sushi yang tertukar
12 Mulut pedas Zayn
13 Makanan untukmu
14 Mommy Fey murka
15 Mommy Fey murka 2
16 Saling membantu
17 Senang sekali
18 Pemberian Zayn
19 Calonku
20 Menerima dengan senang hati
21 Ikuti saja permainannya
22 Tidak sengaja
23 Lamaran
24 Berbagi
25 Datang untuk bekerja
26 Caramu membaca pikiran dan isi hatiku
27 Pekerjaan sebagai tunanganku
28 Tertidur
29 Membuat Ana terdiam
30 Mall
31 Dia tunanganku
32 Taman rumah sakit
33 Zayn marah
34 Setidaknya denganmu
35 Tanggal pernikahan
36 Gaun biru
37 Fitting Gaun
38 Cium aku
39 Mandi air dingin
40 Undangan biru
41 On Our Wedding Day
42 On Our Wedding Day 2
43 Apartement
44 Nyonya Xavier
45 Bawakan aku makan siang
46 Istri yang baik
47 Lain kali ajak aku
48 Mimpi Buruk
49 Terapi Denganku?
50 Mulai dengan sentuhan
51 Membiasakan diri
52 Jalan-jalan saja atau kencan?
53 Kita pulang saja
54 Takdir
55 Jadi psikiater untuknya
56 Makan siang dengan suamiku
57 Makan berdua ternyata nikmat
58 Aku ingin tidur denganmu
59 Berhasil dibujuk
60 Disatu ranjang yang sama
61 Perut kotak-kotak
62 Akan kuobati lukamu
63 Lakukanlah, aku ingin sembuh
64 Kenapa tidak tinggal bersama saja?
65 Bawakan aku makan malam
66 Kau mengerjaiku ya?
67 Sepertinya aku sudah sembuh
68 Pasienku lebih penting
69 Kenapa tidak menungguku?
70 Apa kau menyukaiku?
71 Ya, Aku menyukaimu!
72 Aku tidak tau harus bagaimana
73 Temani aku
74 Ternyata ini surga dunia
75 Ingin kubuat tidak bisa berjalan?
76 Hukuman
77 Mommy Fey
78 Ayo kutemani
79 Aku akan mendengarkanmu
80 Ingin bercerita?
81 Zayn sibaik hati
82 Foto pertamamu di instagram
83 Kencan pertama kita
84 Makan enak
85 Belanja
86 Terapi pertama Zayn
87 Pegang tanganku
88 Menginap di luar
89 Ke Desa
90 Jangan jauh-jauh dariku
91 Tinggal bersama
92 Salju pertama
93 Kecelakaan
94 Salju pertama bersamamu
95 Naik bus saja
96 -
97 Kau musim panasku
98 Kado Natal
99 Perutku sakit...
100 Operasi
101 Mommy Fey khawatir
102 Malu
103 Berdebar
104 Happy New Year
105 Aku ikut!
106 Makanan Apa Ini?
107 Bibimbap
108 Rumah Duka
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Menikah Secepatnya!
2
Bertemu
3
Nara
4
Lantai Khusus
5
Kamar Mandi Elit
6
Aku ingin bekerja dengan dokter!
7
Merindukanmu
8
Masa Evaluasi
9
Masa Evaluasi 2
10
Kencan karena Mama
11
Sushi yang tertukar
12
Mulut pedas Zayn
13
Makanan untukmu
14
Mommy Fey murka
15
Mommy Fey murka 2
16
Saling membantu
17
Senang sekali
18
Pemberian Zayn
19
Calonku
20
Menerima dengan senang hati
21
Ikuti saja permainannya
22
Tidak sengaja
23
Lamaran
24
Berbagi
25
Datang untuk bekerja
26
Caramu membaca pikiran dan isi hatiku
27
Pekerjaan sebagai tunanganku
28
Tertidur
29
Membuat Ana terdiam
30
Mall
31
Dia tunanganku
32
Taman rumah sakit
33
Zayn marah
34
Setidaknya denganmu
35
Tanggal pernikahan
36
Gaun biru
37
Fitting Gaun
38
Cium aku
39
Mandi air dingin
40
Undangan biru
41
On Our Wedding Day
42
On Our Wedding Day 2
43
Apartement
44
Nyonya Xavier
45
Bawakan aku makan siang
46
Istri yang baik
47
Lain kali ajak aku
48
Mimpi Buruk
49
Terapi Denganku?
50
Mulai dengan sentuhan
51
Membiasakan diri
52
Jalan-jalan saja atau kencan?
53
Kita pulang saja
54
Takdir
55
Jadi psikiater untuknya
56
Makan siang dengan suamiku
57
Makan berdua ternyata nikmat
58
Aku ingin tidur denganmu
59
Berhasil dibujuk
60
Disatu ranjang yang sama
61
Perut kotak-kotak
62
Akan kuobati lukamu
63
Lakukanlah, aku ingin sembuh
64
Kenapa tidak tinggal bersama saja?
65
Bawakan aku makan malam
66
Kau mengerjaiku ya?
67
Sepertinya aku sudah sembuh
68
Pasienku lebih penting
69
Kenapa tidak menungguku?
70
Apa kau menyukaiku?
71
Ya, Aku menyukaimu!
72
Aku tidak tau harus bagaimana
73
Temani aku
74
Ternyata ini surga dunia
75
Ingin kubuat tidak bisa berjalan?
76
Hukuman
77
Mommy Fey
78
Ayo kutemani
79
Aku akan mendengarkanmu
80
Ingin bercerita?
81
Zayn sibaik hati
82
Foto pertamamu di instagram
83
Kencan pertama kita
84
Makan enak
85
Belanja
86
Terapi pertama Zayn
87
Pegang tanganku
88
Menginap di luar
89
Ke Desa
90
Jangan jauh-jauh dariku
91
Tinggal bersama
92
Salju pertama
93
Kecelakaan
94
Salju pertama bersamamu
95
Naik bus saja
96
-
97
Kau musim panasku
98
Kado Natal
99
Perutku sakit...
100
Operasi
101
Mommy Fey khawatir
102
Malu
103
Berdebar
104
Happy New Year
105
Aku ikut!
106
Makanan Apa Ini?
107
Bibimbap
108
Rumah Duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!