Brak
Nara tersentak kaget saat mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras.
"Astaga dokter! kenapa kau menutup pintunya? dokter aku masih diluar!!!"
Nara menggedor kuat pintu apartement Zayn, namun pria itu tak kunjung membukakan pintunya.
"Dokter!! kau mendengarku? dokter aku masih diluar!" pekik Nara dengan kuat.
"Ah biarlah aku berteriak, toh hanya ada aku dan juga dokter kasar itu disini." gumam Nara menyadari kelakuannya.
"Dokter!!!"
Nara menggedor pintu dengan kuat sambil memanggil Zayn agar ia cepat membukakan pintu untuknya.
Bruk
Nara tersungkur dilantai begitu Zayn membuka pintu apartementnya tiba-tiba.
"Awhh... ah sakit sekali." ringis Nara.
Nara mengusap-usap siku dan juga dengkulnya yang terasa sakit lalu ia menatap Zayn yang tengah berdiri mematapnya dalam diam.
"Dokter kenapa kau tadi menutup pintunya? aku kan masih diluar." ucap Nara.
"Oh ya? itu salahmu sendiri kenapa kau terlalu banyak melamun diluar. Ck, membuang waktuku sekali." ucap Zayn.
Nara bangkit, ia berdiri dan menatap ke sekeliling ruangan di dalam apartement Zayn dan matanya menatap takjub dengan desain interior yang terlihat mewah didalamnya.
Tidak hanya mewah dan juga indah, tapi juga bersih sekali. Semua barang tertata dengan rapi di dalamnya bahkan semua barang terlihat bersih tanpa ada satu debupun disana termasuk lantainya yang benar-benar sangat mengkilap.
"Wah apartementmu bagus sekali dokter, tidak hanya diluar tapi di dalamnya pun seperti istana dinegeri dongeng." puji Nara.
Zayn hanya berdehem mendengarnya walaupun ia cukup bangga karena pertama kalinya ia mendengar pujian untuk apartementnya selain dari mamanya.
"Berapa banyak uang yang harus dihabiskan untuk menyewa tempat tinggal semewah ini dokter?" tanya Nara lagi.
"Yang pasti kau tidak akan bisa membayarnya walaupun kau bekerja seumur hidupmu." ucap Zayn.
Tertohok
Nara hanya tersenyum kecut mendengarnya, ya ia akui kini dirinya hanya pengangguran yang tengah sibuk mencari pekerjaan.
"Ah saya baru ingat!" ucap Nara begitu ia ingat dengan tujuan utamanya hingga bisa masuk ke apartement ini.
"Apa yang baru saja kau ingat nona pembawa kuman?" tanya Zayn.
Nara mencebikkan bibirnya, "Tapi sebelumnya bolehkan aku menumpang mandi terlebih dahulu? kau tahu aku belum mengganti bajuku sejak kemarin dan kau tidak mengizinkanku untuk membawa pakaianku kesini." ucap Nara.
Zayn membelalakkan matanya terkejut, sontak ia mundur beberapa langkah dari tempat mula ia berdiri untuk menjauh sari Nara dan membuat jarak yang cukup diantara mereka.
Zayn memijit kepalanya yang terasa pusing, kelebat berbagai jenis kuman dan bakteri langsung berputar dikepalanya dan menghantuinya.
"Astaga apa kau tahu berapa banyak kuman yang hinggap dipakaianmu?" bentak Zayn.
Nara tersentak, "Kau sangat kasar dokter, aku tidak bisa mengganti bajuku karena aku mandi di kamar mandi rumah sakit dan mana mungkin aku mencuci pakaian harus kujemur dimana nantinya." ucap Nara.
Zayn menundukkan kepalanya dan kembali memijit kepalanya yang terasa sakit, dengan sebelah tangan masih memijit kepala ia menggunakan tangan yang satu lagi untuk menunjuk ke sebuah kamar mandi yang ada di sana.
"Masuk kesana dan bersihkan tubuhmu dengan benar, jangan letakkan pakaianmu sembarangan dan setelahnya semprot dengan menggunakan disinfektan yang tersedia didalam sana."
Nara melongo tak percaya namun ia menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi yang tadi ditunjuk oleh Zayn.
"Dasar dokter kasar, kurasa kau benar-benar sakit parah sampai seperti itu." gumamnya.
Nara masuk ke dalam kamar mandi dan menutu pintunya. Ia membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya ia saat melihat bagaimana desain dari kamar mandi tersebut.
"Wahh... bagus sekali kamar mandinya."
Nara berdecak kagum melihatnya, ia berjalan masuk ke dalam dan semakin menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Bahkan kamar mandi ini pun lebih besar daripada kostan tempatku dulu." ucap Nara.
Nara mengedarkan pandangannya dan matanya langsung berbinar saat nelihat sebuah bathup yang ada diujung dan tertutupi oleh sebuah dindinh kaca.
"Wah bathup! aku ingin sekali mandi disana." pekik Nara senang, ia berjalan masuk ke dalam ruang kaca tersebut.
Nara dengan senang langsung melepaskan pakaiannya dan masuk kedalam bathup.
"Hem pencet yang mana ya?" gumam Nara bingung saat melihat ada tiga tombol di bathup tersebut.
Karena tidak tahu Nara memencet sebuah tombol dan air langsung keluar dan memercik mengenai kakinya.
"Awhh... panas." Nara langsung keluar dari dalam bathup dan mematikan airnya.
"Kenapa ada tombol untuk air panas? memangnya ada orang yang ingin mandi pakai air mendidih?" tanya Nara pada dirinya sendiri.
Nara melirik tombol yang lainnya lalu ia memencet tombol yang ada disamping tombol tadi.
Nara meletakkan telapak tangannya ke dalam bathup sedikit dan ia langsung senang setelahnya.
"Wah air hangat!"
Nara berdiri lagi, sambil menunggu air penuh ia melirik ke sekeliling.
Tak sengaja mata Nara menatap sebuah toples berisikan bath bomb berbagai warna yang ada didekat bathup.
"Wah apa itu kenapa cantik sekali?" gumam Nara.
Nara mendekati benda tersebut lalu mengambil salah satu benda bulat tersebut yang berwarna biru dengan perpaduan putih dan juga pink.
"Wah cantik sekali." gumamnya.
Karena tangan Nara yang tadinya basah terkena air, maka bath bomb yang dipegang olehnya tiba-tiba saja memuai sedikit dan mengeluarkan busa.
"Wah apa ini? ada busanya? apa ini untuk diletakkan disana?" gumam Nara sambil melirik ke arah bathup.
Nara yang tidak sabar langsung masuk ke dalam bathup dan meletakkan bath bomb tersebut ke dalam air. Tak lama setelahnya bath bomb tersebut bereaksi dan mulai mengeluarkan busa dan membuat air disekelilingnya berubah warna.
"Kenapa cantik sekali dan sangat wangi..."
Nara menikmati sekali wangi aromatherapi dari bath bomb yang ia letakkan tadi, ia memejamkan matanya sambil bersandar.
Tak lama air di dalan bathup penuh dan dipenuhi oleh busa. Nara mematikan airnya dan karena merasa hal tersebut menyenangkan ia kembali mengambil dua buah bath bomb sekaligus dan meletakkannya ke dalam air.
Nara benar-benar menikmati mandi dikamar mandi elit tersebut, ia bermain busa dengan senang.
Sedangkan Zayn, ia terlihat tengah sibu didalam kamarnya mencari sebuah plastik dan juga pakaian ganti untuk Nara karena ia melarang Nara untuk membawa tas miliknya.
Setelah menemukan plastik yang pas, Zayn membuka lemarinya dan mencari pakaian apa yang cocok digunakan oleh Nara.
Sampai akhirnya ia mengambil sebuah kaos dan juga celana training pendek miliknya.
"Sepertinya cocok."
Zayn kemudian keluar dari kamar dan meletakkan baju serta plastik tadi ke meja yang ada didekat kamar mandi.
Sambil menunggu Nara yang masih dikamar mandi, Zayn duduk di meja makan miliknya sambil meminum susu hangat dan memainkan ponselnya mengecek jadwal terbaru untuk prakteknya besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Nomi
ini namanya tamu tak tau diri,.
wkwkwk,..
2021-09-27
0