"Petugas kebersihan Zayn? di rumah sakit kita? tunggu! mom tidak mengerti.."
Fey tampak berpikir sejenak, ia menatap Nara dan juga Zayn bergantian.
"Zayn, kau berbohongkan kepada mommy? mana mungkin kita punya pegawai kebersihan secantik Nara." ucap Fey.
"Aku tidak berbohong mom, dia masih magang di rumah sakit kita." ucap Zayn.
Fey tertawa mendengarnya, "Hahahaha.. astaga Zayn, kau membuat mommy sakit perut dengan candaanmu itu, sangat lucu.." ucap Fey.
"Maaf tante, tapi memang benar apa yang Zayn katakan." ucap Nara sembari menundukkan kepalanya.
Suasana menjadi hening, Fey pun ikut diam berpikir apakah yang dikatakan oleh mereka benae atau tidak.
"Hahaha.. tidak apa apa Nara, kau tahu? Zayn membawa gadis kerumah saja sudah membuat tante senang, bahkan jika ia bekerja sebagai pengangkut sampahpun tante tidak masalah." ucap Fey.
"Tante hanya ingin Zayn segera menikah dan mengakhiri kegilaannya pada kebersihan itu, mom bosan disemprot disinfektan setiap datang menemuinya." ucap Fey sembari menatap tajam Zayn.
"Mom.."
"Memang benar Zayn, karena itu mom sibuk mencarikanmu jodoh tapi mereka semua kabur karena tingkahmu itu." ucap Fey.
Nara tertawa mendengarnya, tentu saja Zayn langsung memberikannya tatapan tajam karena berani menertawakannya.
"Jangan tertawa." ucap Zayn.
Nara langsung diam, ia membenarkan posisi duduknya dan tersenyum sedikit menunduk kepada Fey.
"Tidak apa-apa, mom menerima Nara dengan tangan terbuka asalkan kalian bahagia. Cinta tidak terukur hanya dengan materi dan fisik." ucap Fey.
Zayn berdecih mendengarnya, "Padahal selama ini kau selalu mencarikanku gadis-gadis manja berhambur uang mom." sindir Zayn.
Fey langsung menggertakkan giginya, "Itu juga karena kau yang menaruh standart terlalu tinggi kepada mom, membuat mom susah saja." balas Fey.
"Ah, daripada membicarakan kencan buta Zayn yang gagal, lebih baik jila kita membicarakan tentang bagaimana kalian berdua saling jatuh cinta. Bukankah begitu?" tanya Fey.
"Ya mom itu lebih baik." jawab Zayn santai.
Nara hanya tersenyum menanggapinya, ia meminum air putih hingga tandas.
"Jadi bagaimana? ceritakan pada mom Zayn.." tanya Fey.
Zayn berdehem sembari membenarkan jasnya, "Aku bertemu dengannya di depan rumah sakit mom, dia kehilangan tempat tinggal dan juga pekerjaannya."
Fey terkejut mendengarnya, "Oh astaga, bagaimana bisa? kasihannya dirimu Nara... lanjutkan ceritamu Zayn."
"Dia meminta tolong kepadaku untuk mengizinkannya bermalam di rumah jadi aku membawanya ke apartementku mom." ucap Zayn.
Fey langsung memekik kaget, "Oh astaga! apa itu benar Nara? kau menginap diapartementnya? kau masuk ke dalam apartementnya?"
Nara menganggukkan kepalanya, "Benar tante.." cicitnya.
"Oh luar biasa! itu luar biasa! kau tahu Nara? Zayn tidak pernah membiarkan satu orangpun masuk bahkan menginjakkan kaki dilantai unitnya pun dia tidak mengizinkannya sama sekali." ucap Fey.
"Bahkan mommynya sendiripun tidak ia izinkan untuk berkunjung kesana tapi kau bisa menginap disana, itu luar biasa Nara.." pekik Fey senang.
Nara meringis, sepertinya mommy Zayn terlalu berharap lebih kepadanya dan cerita sepenggal itu. Mommy Zayn tidak tahu saja jika anaknya membuat Nara menangis ketakutan disana.
"Sudah mom, kau membuatnya tidak nyaman." ucap Zayn.
"Ah baiklah, lanjutkan ceritamu Zayn." ucap Fey.
"Lalu dia memintaku untuk mengizinkannya bekerja dirumah sakit mom sebagai apa saja, jadi aku mengizinkannya bekerja di rumah sakit namun dengan catatan ia harus menjalani masa magang dahulu." lanjut Zayn.
Fey menggertakkan giginya, "Kau sangat kejam Zayn, bisa-bisanya kau memberinya pekerjaan seperti itu. Pasti sangat melelahkan menjadi petugas kebersihan, benarkan Nara?" tanya Fey.
Nara tersenyum kikuk, "Tidak juga tante, Nara menjalaninya dengan ikhlas dan senang hati."
"Tapi kenapa kau sendirian Nara? dimana orang tuamu?" tanya Fey penasaran.
Naea langsung terdiam mendengarnya, menggigit bibirnya sendiri menahan sesak mengingat betapa tragisnya kecelakaan waktu itu.
"Orang tua Nara sudah meninggal tante pada kecelakaan pesawat 15 tahun yang lalu." ucap Nara.
Fey langsung terenyuh mendengarnya, ia menatap sedih kearah Nara begitu pula dengan Zayn yang kaget mendengarnya.
Nara sendirian selama ini.
"Berapa usiamu sekarang Nara?" tanya Fey.
"25 tahun tante." jawab Nara.
Fey menutup mulutnya tak percaya, "Kau baru berusia 10 tahun waktu itu.. kau sangat kuat Nara bisa bertahan sampai sekarang." ucap Fey.
"Terima kasih tante, waktu itu saya juga merasa sangat terpukul atas meninggalnya orang tua saya apalagi tidak ada bibi yang ingin merawat Nara saat itu hingga Nara berakhir di panti asuhan. Tapi karena Nara memiliki banyak orang yang menyayangi Nara disana, Nara jadi kuat tante, Nara bisa menjalani hiduo dengan baik." ucap Nara kemudian meneteskan air matanya.
Fey langsung berjalan mendekati Nara dan memeluknya seperti anaknya sendiri, mengelus bahunya menguatkan Nara.
Zayn hanya terdiam melihat dan mendengarnya walaupun ia akui dirinya ikut sedih mendengarnya. Zayn tau kecelakaan pesawat 15 tahun yang lalu itu, saat itu Zayn berumur 18 tahun.
"Kau menjalani kehidupan yang sangat berat." batin Zayn.
"Tenang saja Nara, anggap tante sebagai mommymu juga ya? panggil tante dengan sebutan mommy mulai sekarang. Mommy akan menjadi mom untukmu, menggantikan waktumu yang kau lewati sendirian."
"Hiks.. hiks...tante.." tangis Nara.
"Jangan panggil tante, panggil mom. Sekarang kau bagian keluarga kami, kau tidak sendirian Nara.. kau sekarang punya mommy sebagai ibumu dan juga Zayn yang akan selalu ada disampingmu." ucap Fey.
"Terima kasih mommy.. terima kasih." ucap Nara.
"Kalau kau berterima kasih, sekarang senyumlah. Mo tidak suka melihat air mata jatuh di pipimu ini." ucap Fey sembari menghapus air mata yang mengalir di pipi Nara.
Nara tersenyum mendengarnya, Fey pun berdiri dan menatap anak serta calon menantunya dengan senyum merekah.
"Sepertinya sudah cukup yang mom ingin ketahui, kalian bicaralah berdua, mom tahu ada yang ingin kalian bicarakan. Mom mau menonton televisi dahulu." ucap Fey.
"Jaga Nara ya Zayn, jangan buat dia menangis. Kau mendengarnya kan? dia melalui waktu yang berat selama 15 tahun ini jadi sekarang tugasmu adalah memberikan senyuman indah di bibirnya." ucap Fey.
"Ya mom, aku mengerti." jawab Zayn.
Fey pun berjalan menjauhi ruang makan, meninggalkan Zayn dan juga Nara dalam balutan keheningan diantara mereka berdua.
"Benarkah yang kau katakan tadi?" tanya Zayn.
"Ya, aku yatim piatu sejak 15 tahun yang lalu." jawab Nara.
Zayn menghela nafasnya, "Menyedihkan sekali." gumamnya.
Zayn menatap ke arah Nara yang masih sedikit terisak, air matanya masih mengalir di pipinya merusak makeup yang ia pakai.
Tanpa sadar Zayn mengambil sapu tangan yang ada di dalam jasnya dan meletakkannya diatas meja makan.
"Pakai itu, wajahmu jadi jelek sekali karena menangis." ucapnya lalu berpindah tempat duduk di kursi yang diduduki oleh mommynya tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
siti fauziah
untung mommy Fey baik😊
2021-07-10
0