"Sudah selesai tuan? bagaimana dengan steaknya?" tanya pegawai tersebut tak lama setelah Jessica keluar dengan wajah penuh amarah dan hampir menangis.
"Bungkus saja, akan kubayar." ucap Zayn dan langsung diangguki oleh pegawai tersebut.
Zayn menatap ke arah luar, betapa sibuknya malam hari di pusat kota seperti ini. Tiba-tiba saja dirinya teringat dengan Nara, gadis yang berhasil menginap di apartementnya kemarin malam.
"Dimana ia tidur malam ini?" gumam Zayn penasaran.
Zayn menelpon kepala kebersihan dan tanpa menunggu lama panggilan langsung tersambung.
"Selamat malam dokter, ada yang bisa saya bantu?" tanya bu Asih dari seberang.
"Aku ingin meminta nomor ponsel Nara, kau pasti punya. Segera kirimkan kepadaku." pinta Zayn.
"Baik dokter akan segera saya kirimkan nomornya." ucap bu Asih.
Zayn langsung memutuskan panggilannya dan tak menunggu lama bu Asih langsung mengirimkan pesan kepada Zayn.
"Hah berminyak." guman Zayn kesal saat memegang ponselnya sendiri.
Zayn mengambil satu tisu lagi dari sakunya dan juga disinfektan untuk membersihkan layar ponselnya sendiri.
Selesai dengan itu, Zayn langsung memghubungi Nara melalui pesan yang di kirimkan oleh bu Asih.
"Halo?" ucap Nara.
"Kau! dimana kau tinggal sekarang?" tanya Zayn.
Nara membelalakkan matanya, dilihatnya layar ponselnya.
"Apakah dia dokter kasar itu? untuk apa dia menelponku?" gumam Nara pelan.
Nara kembali mendekatkan ponselnya ke telinga, "Apakah kau dokter Zayn?" cicitnya.
Zayn tertawa mendengarnya, ia mempunyai julukan dari gadis yang kemarin dikenalnya.
"Kau menyebutku dokter kasar?" tanya Zayn dengan nada marah.
"Ah tidak dokter, sama sekali tidak. Kau pasti salah dengar tadi. Aku menyebutmu dokter baik hati, bukahkah begitu?" ucap Nara hati-hati.
"Baiklah aku terima alasanmu, tapi aku bertanya kepadamu dimana kau tinggal sekarang?" tanya Zayn.
"Ah kau menelpon untuk bertanya tentang itu."
"Lalu untuk apalagi aku menelponmu? aku tidak punya waktu senggang untuk kuhabiskan denganmu." ucap Zayn menohok.
Nara langsung berdecak kesal mendengarnya, benar-benar kasar dan bermulut pedas.
"Jangan mengataiku di dalam hatimu, jawab saja pertanyaanku." ucap Zayn.
Baiklah Nara mengalah, Zayn tau dengan jelas apa yang ia pikirkan dalam hatinya dan Nara tidak berani untuk macam-macam kepadanya.
"Aku tinggal di salah satu kamar kos-kosan terdekat dengan rumah sakit dokter, kau tahu? aku masih memiliki sedikit uang dan aku bayar uang kosan dengan itu karena sekarang aku kembali bekerja di rumah sakitmu."
"Yayaya.. aku tahu, kau tidak perlu pamer bahwa kau memiliki uang dan juga pekerjaan sekarang." ucap Zayn.
Nara menghela nafasnya pelan, berusaha tetap sabar dengan segala omongan pedas yang keluar dari mulut Zayn itu.
"Beritahu aku dimana alamatmu sekarang."
"Untuk apa kau tahu alamatku dokter?" tanya Nara.
Zayn menghela nafasnya, "Sudah beritahu saja, atau kau tidak akan lulus masa magang di rumah sakitku." ancamnya.
"Baiklah dokter baiklah, akan aku kirimkan alamatku melalui pesan tapi biarkan aku tetap bekerja ya dokter."
"Ya."
Zayn langsung mematikan panggilannya membuat Nara heran dan ingin berkata kasar kepada dokter Zayn.
"Dia mematikan panggilannya begitu saja? sudah berkata kasar dan pedas, dia juga tidak tahu etika yang baik, huh." gumam Nara.
Nara langsung mengirimkan alamatnya kepada Zayn membuat pria itu tersenyum senang karena Nara menuruti perkataannya.
"Ini tuan steak anda dan ini bonnya." ucap pegawai itu kembali masuk ke dalam ruangan.
Zayn membuka dompetnya, mengambil black card miliknya dan langsung membayar steak yang dibelinya.
Begitu selesai, Zayn langsung memyemprotkan disinfektan di black cardnya sebelum kembali masuk ke dalam dompetnya.
"Terima kasih makanannya." ucap Zayn pada pegawai restoran dan langsung melenggang pergi dari sana.
Saat diparkiran, Zayn sempat celingak celinguk mencari mobil mommynya namun ia tak menemukannya. Artinya mommynya sudah kembali ke istananya dan besok pasti akan berkunjung ke rumah sakit untuk mengomelinya.
"Hah, mommy selalu membuatku pusing." gumam Zayn dan masuk ke dalam mobilnya.
...💜💜💜...
Setelah 15 menit berkendara, mobil Zayn sampai di depan sebuah bangunan kontrakan yang bertingkat namun membuat Zayn bergidik ngeri melihatnya karena kekumuhannya.
"Oh astaga, aku baru tau ada tempat kumuh ditengah kota seperti ini." gumamnya jijik.
Zeyn memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, melupakan niatnya untuk sampai di depan pintu kamar Nara.
"Aku harus meneleponnya." gumam Zayn dan segera menelpon Nara.
"Halo dokter Zayn, kau meneleponku lagi?" tanya Nara diujung sana.
"Jangan banyak tanya, cepat keluar dari kosanmu dan jalan kaki ke pinggir jalan yang banyak pohonnya." ucap Zayn dan langsung memutuskan panggilan.
Nara mengernyitkan dahinya bingung, "Apa ini? dia meneleponku untuk mengatakan itu dan langsung menutupnya?" gumam Nara tak percaya.
Ting
Zayn mengirimi Nara sebuah pesan yang langsung membuatnya membelalakkan matanya.
"Cepat keluar sesuai perintahku dalam 5 menit atau katakan selamat tinggal pada pekerjaan barumu." ancamnya.
Buru-buru Nara memakai cardingannya dan langsung berlari keluar dari kamar kosannya, Zayn dari dalam mobil hanya bisa tertawa melihatnya.
"Bodoh sekali." gumamnya.
Tak lama kemudian Nara sampai di samping mobilnya, berdiri dengan nafasnya memburu.
Zayn menbuka pintu mobilnya dan langsung mengambil makanan yang ia bawa dari restoran tadi.
"Ini untukmu." ucap Zayn menyerahkannya pada Nara walau pandangannya hanya lurus kedepan.
Nara terperenjat kaget karenanya, "Untukku dokter? untuk apa kau membelikanku makanan?"
"Ah apa dia merasa bersalah karena telah berkata kasar padaku sebelumnya?" batin Kaila.
"Aku habis berkencan dengan seseorang dan dia pergi setelah mendengar ucapanku tanpa memakan makanannya jadi aku bungkus dan memberikannya padamu." ucap Zayn.
"Tapi kenapa kau memberikannya padaku dokter? kau kan bisa memakannya sendiri di rumahmu yang besar itu." ucap Nara.
Zayn menyunggingkan senyumannya, "Aku tidak terbiasa memakan makanan dari luar dan ini tidak steril karena aku tidak tahu pasti bagaimana mereka memasaknya."
"Jadi aku berikan saja padamu, kau juga pasti belum pernah merasakan steak wagyu yang sangat mahal kan?" ucap Zayn menohok.
Nara langsung diam karenanya, ya dirinya dulu tidak kaya sampai bisa membeli steak wagyu seharga jutaan itu.
"Kenapa diam saja? ambillah, tanganku pegal!" ucap Zayn.
"Tadahkan saja tanganmu, aku akan melepaskannya. Jangan sampai kau menyentuh tanganku ataupun mobilku." ucap Zayn membuat Nara takut.
Ia menganggukkan kepalanya dan langsung menadahkan tangannya, Zayn langsung melepaskannya.
"Makanlah, itu cukup untuk membuatmu kenyang malam ini." ucap Zayn.
"Baik dokter." jawab Nara.
"Oh ya, jangan terlambat bekerja besok atau kau tidak akan lulus masa magangmu!" ancam Zayn dan langsung menutup kaca pintunya.
Ia langsung memacu mobilnya begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi meninggalkan Nara dalam keadaan bengong sendirian dipinggir jalan.
"Dia.. benar-benar..."
"Aneh..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
hariyani
susah laki2 kayak gitu ni cerita ala2 drakor n china.
2021-06-22
0