Di Jakarta
Sabtu pagi yang mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan, tidak biasanya langit pagi begitu gelap. Suara kicauan burung kenari yang sengaja Reksa pelihara di Apartemen-nya, membuat pagi yang berbeda, setiap kali mau berangkat ke kantor, Reksa selalu mendapatkan pasokan vitamin, melihat dan mendengar burung kenari sehat, bisa berkicau membuat sang Reksa bahagia, tidak sia-sia Reksa beli mahal-mahal demi hobinya...
Setelah menghabiskan secangkir kopi hitam, Reksa bersiap-siap untuk persiapan berangkat ke kantor. Tidak ketinggalan Reksa memberikan pakan burung dulu, barru bisa berangkat dengan tenang, dan burungnya tidak mati sia-sia.
Rencananya pulang kantor, Reksa akan mudik ke Solo, padahal baru kemarin mereka bertemu, dan tinggal bersama selama dua Minggu terakhir ini. Walaupun baru kemarin, tetapi bagi Reksa pertemuannya sudah lama seperti berabad-abad.
Setelah semua beres, Reksa bergegas untuk berangkat ke kantor sekalian menggeret satu koper kecil, untuk beberapa potong pakaian gantinya. Rencananya Reksa akan menginap satu malam, karena Minggu sore Reksa harus kembali lagi ke Jakarta.
"Hai bro...." Sapa Tama.
"Hai Tam..." Sahutnya Reksa.
"Malam minggu ada acara kemana, Sa?'
"Enggak kemana-mana, Tam! mau pulang ke Solo."
"Bukankah baru kemarin keluarga ke Jakarta, Sa! kok sudah ingin pulang lagi."
"Kangen masakan Ibu, Tam."
"Kangen Ibu apa kangen Anak tetangga, Sa?"
"Kangen Ibu lah!" Urusan wanita nomor dua."
"Hemmm...."
*****
Di Kota Solo....
Tiba dari rumah Neneknya, Kanaya langsung masuk kamar untuk merebahkan tubuhnya yang sangat capek. Kanaya menerawang langit-langit kamarnya, yang banyak di hiasi pernak pernik warna pink.
Drttt... drttt....
Lamunan Kanaya langsung buyar, mendengar suara ponselnya bergetar. Kanaya masih tidak bergerak sama sekali, karena posisinya yang sangat pewe(posisi enak).
"Uhhh siapa sih ganggu saja." guman Kanaya.
"Drttttttttttt..... ."Suara getaran di ponselnya begitu memekik telinga, Kanaya bangkit untuk membuka tas Selempang, dan meregoh ponselnya di dalam.
Tertera nama sahabatnya Maldifa, Kanaya menggeser keatas warna hijau.
"Assalamu'alaikum, Difa."
"Walaikumsalam, Nay."
"Ada apa? main ganggu saja!"
"Slow Nay, jangan sewot gitu nanti cantiknya hilang."
"Cepetan ada apa? Nggak usah pakai ngerayu-rayu, nggak mempan!"
"Masih dapat ya, Nay."
Maldifa sangat suka melihat wajah kesalnya Kanaya, yang menurut Maldifa wajah semakin cantik dan gemesin.
"Semprull di putus." guman Maldifa.
Di kamarnya Kanaya tertawa terbahak-bahak, pasti Maldifa sangat kesal karena teleponnya terputus sepihak.
"Rasain emang enak." guman Kanaya.
Kanaya melanjutkan tawanya, dan ponselnya langsung di silent. Puas Kanaya menertawakan sahabatnya, sampai perutnya berbunyi lapar. Kanaya masuk kamar mandi, membersihkan badannya terlebih dahulu sebelum sang maha ratu menceramahi'nya.
Selesai mandi, dan berganti pakaian. Kanaya membuka pintu kamarnya menemui Ibunya yang sedang memasak di dapur.
"Masak opo, Buk? Nay bantu ya!"
"Kamu bantu mencuci sayuran saja, Nay."
"Ahsiap Buk!" Kanaya memberikan hormat.
Kanaya mencuci sayuran, tetapi mulutnya tidak bisa diam, sepanjang mencuci sayur Kanaya menyanyikan lagu pop kesukaannya. Ibunya yang mendengar suara Anaknya ikut geleng-geleng kepala.
"Nay...Nay... kamu itu ada-ada saja."
"Hehe... biar nggak stress, Buk! nanti cepat tua!"
"Sak penakmu, Nay! Ibu mau lanjut masak wae."
Tiba-tiba Adiknya Rudi datang untuk mengambil minum di kulkas, Rudi mengambil satu botol untuk di bawa keluar. Baru saja akan melangkah, Rudi mendengar suara orang bernyanyi, membuatnya merinding bulu kuduknya.
Rudi berjalan mengendap-endap, untuk mengintip siapa tahu ada hantu siang bolong. Rudi celingak-celinguk di sampingnya, tidak ada seorangpun, hanya ada meja makan, dan kulkas.
Akhirnya Rudi lari terbirit-birit keluar, melupakan botol minumnya.
"Hoshhhhh...." Rudi langsung merebahkan tubuhnya di ruang tamu, menerawang keatas atap.
"Masak iya, siang bolong ada hantu sedang nyanyi." Rudi membatin.
Tepukan tangan di pundaknya, membuatnya merinding kembali, Rudi tidak mau membuka matanya, takut bila membuka mata ada hantu di depannya.
"Rud, kamu kenapa?"
"Eeeh Bapak..."
"Kirain kamu sakit? dari tadi Bapak panggil nggak ada sahutan."
"Rudy baik-baik saja, Pak."
***
Selesai memasak Kanaya kembali ke kamarnya, untuk melihat notifikasi pesan masuk di ponselnya. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Reksa kakaknya, ada tiga pesan dari sahabatnya dan kakaknya.
Baru saja ingin membuka pesan dari kakaknya, ponselnya kembali bergetar. Tertera nama Kak Reksa.
"Assalamu'alaikum, kak..." Sapa Kanaya.
"Walaikumsalam, Dik! dari tadi kakak telepon kok tidak di angkat, kemana Dik?"
"Iiiih kakak sukanya tanyanya beruntun, satu-satu napa, Kak?"
"Hehehehe....." tawa keduanya pecah.
"Dik, bilangin Bapak Ibu ya! kalau kakak nggak jadi pulang, kakak di ajak Tama ke Bandung."
"Iya kak, nanti Nay sampaikan."
"Makasih Adikku yang tantik! Kakak matiin teleponnya."
Klik... telepon sudah di putus kakaknya, Kanaya keluar kamar untuk memberitahu kedua orang tuanya, bahwa kakaknya Reksa tidak jadi pulang, ada perjalanan ke Bandung bersama Tama.
Kanaya menjelaskan secara detail, tidak ada yang di tutup-tutupi. Membuat kedua orang tuanya paham, Anaknya tidak jadi pulang karena pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Mindarsih Oktavia
aku bingung sama alurnya ini tentang romance/kekeluargaan
2021-07-25
4
kip Pitik
aq bingung thor judul ama ceritanya
2021-07-14
2
Masiah Firman
banyak yg diskip
2021-06-26
2