Setelah pulang dari Mall bersama teman-temannya, Kanaya pulang di antar oleh Maldifa ke rumahnya. Sedangkan Andina pulang terlebih dahulu ke rumah, karena kedua orang tuanya memintanya cepat pulang, ada Kakek Neneknya berkunjung ke rumahnya Andina.
Mereka bertiga berpisah di parkiran motor, Maldifa mengantar Kanaya pulang, sedang Andina pulang ke rumahnya.
"Sampai jumpa besok, say." Kanaya pamit kepada sahabatnya Andina, dan melambaikan tangannya.
"Hati-hati dijalan."
"Kamu juga hati-hati ya."
"Da...da...da sampai besok." Ketiganya melambaikan tangan untuk mengucapkan salam perpisahan untuk sementara karena harus pulang ke rumahnya masing-masing......
Maldifa mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan ringan, karena ingin menikmati angin sepoi-sepoi di perjalanan menuju rumah. Jilbab yang di pakai Kanaya melambai-lambai tertiup angin, persis seperti model di video klip.
"Dif, mau mampir makan lagi ngak?"
"Masih kenyang, Nay."
"Kita kan pulang saja yah atau ada sesuatu yang akan kamu beli, Nay?"
"Nggak Difa! kakiku pada pegel habis keliling memutari Mall!"
"Les't go."
Keduanya melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya Kanaya, tidak membutuhkan waktu yang lama. Keduanya sudah tiba di rumah dengan selamat.
"Assalamu'alaikum...." Sapa Kanaya dan Maldifa.
"Walaikumsalam...." Jawab Ibunya yang sedang memasak di dapur.
"Kanaya pulang, Buk!"
"Iya, Ibu di dapur, Nay!"
Keduanya memasuki dapur, dan mencium punggung tangan Ibunya, lalu keduanya masuk ke kamar Kanaya.
Brukkkk.....
Keduanya menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, dengan posisi tangan terlentang sembari menatap atap dan sekelilingnya kamarnya Kanaya, yang sangat bersih dan rapi benar-bener kamar cewek.
"Enaknya tidur di kasur ditambah kasurnya empuk, dan kamarnya bersih rapi! membuat Difa betah dirumahmu, Nay."
"Ahhh! Difa bisa aja! rumahmu juga bersih dan rapi! Aku paling suka tanaman bunga ibumu itu lho yang membuat rumahnya sangat asri." Puji Kanaya menerawang rumahnya Maldifa yang sangat hijau dengan tanaman bunga di pot yang berjejer di rumahnya.
"Ahhh kamu Nay! sangat berlebihan mengangumi rumahku dengan kata biasa saja." Seloroh Maldifa yang merendah, sedikit menjawil hidung mancung Kanaya.
Keduanya akhirnya tertawa bersama, kebersamaan ini janganlah cepat berlalu, persahabatan dari SMP semoga Abadi sampai akhir hayat nanti, walaupun di antara kita sudah ada yang menikah duluan, Silaturahim tetap terjalin sampai kita menemukan pasangan masing-masing kelak...
****
Dua hari kemudian, Kanaya dan keluarga sedang mempacking barang-barang yang akan di bawa ke Jakarta. Kanaya dan keluarga akan berlibur ke Jakarta, untuk beberapa hari sampai sekolah kembali masuk seperti biasanya.
Setelah mempacking Kanaya merebahkan tubuhnya di atas kasur tempat tidurnya, sembari matanya terpejam sebentar untuk mengurangi rasa lelahnya.
"Ahhh capeknya."
Kanaya menggulingkan tubuhnya kesana kemari untuk mencari posisi yang nyaman, dengan posisi tengkurap Kanaya bisa memejamkan matanya. Kanaya ingin tidur sebentar, sebelum membantu kedua orang tuanya, dan Adiknya untuk packing perlengkapan ke Jakarta.
Dengkuran halus Kanaya seperti mewarnai suara kicauan burung yang berterbangan ke angkasa, yang menari-nari di dalam langit jingga cakrawala.
***
Krekkk...
Ibunya membuka pintu kamarnya Kanaya sangat pelan, untuk melihat kondisi kamarnya yang sangat bening. Ternyata sang pemilik kamarnya sedang tertidur pulas, dengan satu guling berada di pelukannya.
Ibunya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Anak perempuannya yang kelewatan ajaib, dengan berbagai macam tingkah lakunya yang hiperaktif, terkadang juga pendiam seperti sedang tidur seperti ini.
"Nay, kalau tidur yang benar! Jangan tengkurap!" Ibunya menggoyang-goyangkan bahunya Kanaya.
"Tenapa Buk?" Kanaya membuka matanya sebentar, lalu memejamkan kembali.
"Jangan tengkurap tidurnya, Nay."
"Iya buk!"
Kanaya membalikkan tubuhnya, dengan posisi ternyaman-nya. Sebelum Kanaya memulai hari barunya dengan barang-barang bawaan.
***
Di ruang keluarga Bapak, Ibu, dan Adiknya packing barang-barang ke dalam koper besarnya, yang akan mereka bawa ke Jakarta esok harinya. Si bungsu Rudi Tengah memasukkan beberapa potong pakaian kedua orang tuanya ke dalam kopernya. Sedangkan kedua orang tuanya mempacking oleh-oleh untuk Reksa, dan teman-teman kantornya terutama Wiratama Wiratmaja selaku atasan Anaknya sekaligus Sahabatnya.
Selesai berkemas-kemas, ketiganya menyenderkan tubuhnya di sofa ruang tamu dengan posisi kaki berselonjor.
"Capeknya Buk!"
"Hallah packing gitu saja capek, Pak."
"Lihat Buk! Bapak tadi packing-nya banyak! oleh-olehnya saja beberapa kardus tidak sebanding dengan pakaian yang kita bawa, Buk'ne." Seloroh Bapaknya di iringi dengan kekehan.
***
Keesokan harinya, rumahnya Kanaya sangat ramai padahal masih jam 04.00 Ibunya sudah bangun dari tidurnya, dan memasak di dapur untuk sarapan, dan bekal kita di perjalanan ke Jakarta.
Kanaya bangun tidur, langsung mengambil air wudhu, dan menunaikan shalat subuh terlebih dahulu, sebelum membantu Ibunya di dalam dapur.
Selesai dengan ritualnya, Kanaya berjalan ke arah dapur untuk membantu Ibunya memasak.
"Nay, bantu apa Buk?"
"Kamu bantu irisin bawang putih, merah, dan cabe saja! terus di cuci."
"Nggih Buk."
Kanaya mengerjakan tugas rumah tangganya guna membantu Ibunya di dapur dengan sangat semangat. Karena ini pagi terakhir di Solo, Kanaya dan keluarga akan berlibur ke Jakarta dengan naik kereta api.
Semua menu makanan sudah tersaji di meja makan, Kanaya dengan sigap membantu Ibunya membersihkan sisa-sisa alat untuk masak, dan menaruhnya pada tempatnya.
"Buk! semua sudah beres."
"Sana mandi dulu."
"Lha ibu gimana?"
"Ibu mandinya belakangan saja! tolong bangunkan Adikmu, Nay."
"Iya-iya Buk! Kanaya ke kamar dulu ya Buk, baru bangunin Adik."
Ibunya mengangguk, Setelah kepergian Kanaya ke kamar. Ibunya melanjutkan membereskan dapur, dan mengepel-nya karena habis menggoreng lantai jadi licin, takut bila ada yang keples.
Sedangkan Bapaknya menggantikan peran Ibunya, menyirami tanaman bunga yang ada di perkarangan rumahnya. Membersihkan perkarangan yang di tumbuhi beberapa rumput di sekitarnya.
Setelah Ibunya selesai membereskan dapur, Ibunya berjalan menghampiri Bapaknya yang masih asyik menyirami tanaman.
***
Semua sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama, Kanaya, adiknya, dan kedua orang tuanya sudah rapi, tinggal sarapan terus berangkat ke Stasiun Balapan Solo.
Kanaya juga sudah memesan Grab untuk mengantar ke stasiun. Sarapan selesai Grab yang di pesan Kanaya sudah datang, beberapa barang sudah di masukin ke dalam mobil. Setelah beres baru Kanaya, Adik, dan orang tuanya masuk ke dalam mobil.
Pukul 07.45 Kanaya sudah sampai stasiun, setelah bording semuanya masuk ke peron untuk menunggu kereta datang dari arah timur.
Menunggu 15 menit kereta sudah datang, dan pemberitahuan petugas kereta sudah di serukan di pengeras suara. Kanaya dan keluarga sudah memasuki gerbong di tempat duduknya masing-masing.
*N**eng Stasiun Balapan
Kutho Solo Sing dadi kenangan
Kowe Karo Aku
Naliko ngeterke lungamu
Da dada sayang
Da Selamat jalan*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Masiah Firman
diskip aja
2021-06-26
1
Dirah Guak Kui
ayo Thor semangat utk menyambut kedatangan keluarganya Reksa yg berkunjung ke Jakarta😇
2021-06-16
3
sisisiscaaaaaaa🌻
naik kereta kencana to
2021-06-15
1