Satu minggu kemudian....
Di kota London
Reska tengah mempacking barang-barang yang akan di bawa pulang ke Indonesia, karena hari ini, hari terakhirnya Reksa di London.
Reska sudah sangat rindu dengan Adik cewek satu-satunya yang sangat cerewet, suka usil, dan sangat pintar di dalam mata pelajaran di sekolahnya.
Kanaya selalu juara kelas, dan kepintarannya menurun dari ayahnya yang merupakan seorang Pendidik.
"Ada yang mau di beli tidak untuk oleh-oleh buat keluargamu, Sa?" tanya Tama yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.
"Ada, Tam! nunggu selesai packing dulu." Jawabnya Reksa yang tetap melanjutkan mempacking barang-barangnya.
"Ok! Tama ganti baju dulu, kita pergi bersama." Tutur Tama memasuki walk in closet.
Huffttt...
Reska menghela nafasnya berulang-ulang, hari ini suasana hati tidak begitu baik, banyak yang Reksa pikirkan terutama kangen keluarga yang berada di Solo.
Biasanya Reksa setiap satu minggu sekali, akan pulang ke Solo untuk mengunjungi kedua orang tuanya, dan kedua Adiknya yang di sayangi nya.
Terutama Kanaya Adik ceweknya yang begitu unik, berkat tingkah konyolnya membuat senyum Reksa mengembang, dan ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia.
Setelah membereskan semuanya, Reksa meminggirkan kopernya di sebelah kursi ruang tamu.
Reksa mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di sampingnya, memejamkan kedua matanya sejenak untuk melepas lelah sehabis packing barang-barang untuk pulang ke tanah air.
10 Menit sudah, Reksa mulai bangkit berdiri berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya sedikit bau keringat akibat cuaca yang berubah-ubah di negara London ini.
Reksa termasuk pria yang suka kebersihan, mandi pun terkadang memakan waktu sampai 30 menit lamanya, di rumah pun Reksa mendapatkan julukan "Pria Kebersihan" .
Tidak butuh waktu lama Reksa sudah keluar dari kamar mandi dengan celingak-celinguk mencari keberadaan Tama, tetapi tidak terlihat di ruang tamunya.
Masuk ke dalam walk in closet untuk mengganti baju sesuai keinginannya dengan kaos warna grey, celana pendek warna hitam, berulang-ulang Reksa melihat dirinya di cermin, membuatnya tersenyum-senyum sendiri.
"Ternyata Reksa ganteng juga! tidak kalah dengan Tama." guman Reksa yang membolak-balikkan badannya masih di depan cermin.
Dirasa semua sudah pas sesuai keinginannya, Reksa keluar dari walk in closet dengan senyum yang mengembang, hari ini Reksa akan menghabiskan waktunya di London sebelum nanti malam meninggalkan Kota pertama kalinya Reksa pergi ke luar negeri.
London adalah kota pertamanya Reksa menginjak kakinya di luar negeri, itu pun karena pekerjaan, bukan jalan-jalan seperti hhorang kaya pada umumnya.
Walaupun terlahir dari keluarga yang sederhana, tidak membuat Reksa menghentikan langkahnya untuk meraih cita-citanya, berkat kerja kerasnya, dan usahanya Reksa bisa sukses.
Reska bisa membuktikan kepada teman-teman atau saudaranya yang suka menyindirnya, siapa juga tidak berbangga diri lulus kuliah bisa langsung keterima kerja di perusahaan Abadi Group.
Merupakan perusahaan terbesar di Jakarta, yang tidak lain adalah sahabatnya waktu duduk di bangku Putih abu-abu.
"Kata pepatah," Rejeki tidak akan kemana.
Ternyata rejekiku di perusahaan sahabatku sendiri, memang dari bangku sekolah Tama termasuk murid yang menonjol dari teman-temannya dari segi ekonomi.
Mereka berdua sedang berada di pusat perbelanjaan di Kota London, keduanya sedang membeli buah tangan untuk keluarganya yang dirumah.
Setelah mengelilingi Kota London, keduanya menyudahi asyik berbelanja nya, dan memilih segera pulang ke apartemen sebelum ke Bandara
"Lelahnya." Tutur mereka berdua bersamaan.
"Kamu beli apa, Sa?" tanya Tama.
"Sepatu buat sekolah Adik-adik, Tam." Jawabnya Reksa memperhatikan 2 box sepatu.
"Tama manggut-manggut."
"Apa kabar Adikmu yang cewek itu! sekarang kelas berapa?" tanya Tama beruntun seperti orang tidak sabaran.
"Kelas 2 SMA, Tam! yang cowok kelas 3 SMP." Jawabnya Reksa sedikit tersenyum di sudut bibirnya.
"Kenapa senyum-senyum sendiri, Sa?" tanya Tama.
"Saya ingat keluarga dirumah sepertinya saya mulai merindukannya." Jawab Reksa singkat tetapi meninggalkan kesan gimana gitu, hehehe.
Setelah perbincangan di ruang tamu, mereka berdua tengah bersiap untuk menggeret kopernya untuk meninggalkan apartemennya, untuk menuju ke Bandara karena jam 7 malam pesawat sudah Take off.
Mereka harus sampai sebelum jam 7 malam waktu London. untuk ke Bandara keduanya di antar orang kepercayaan Ayahnya Tama, yang mengurus cabang perusahaannya di London.
Keduanya tiba-tiba di Bandara langsung bording pas, karena jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, takut ketinggalan pesawat bisa-bisa pulangnya mundur dari jadwal sebelumnya.
Selesai rangakaian bording, Tama Reksa menunggu di ruang tunggu untuk penerbangan jam 7 malam menuju tanah air..
Setiap kali mengingat kata London membuat Tama dadanya sumpek, karena selalu mengingat sebuah penghianatan dari mantan kekasihnya.
Sebenernya Tama sudah mengikhlaskan mantan kekasihnya menikah dengan orang lain, Kejadian sudah satu tahun lalu, tetapi lukanya masih Tama rasakan sampai sekarang.
Reksa yang duduk di sebelahnya Tama, berulang-ulang melihat jam di tangannya tidak berputar-putar, membuatnya duduk dengan bergerak gelisah karena tidak cepat-cepat jam 7 malam.
Reska sudah tidak sabar untuk pulang ke Indonesia, setelah tiba di Indonesia, Reksa berniat untuk cuti satu minggu untuk pulang ke Solo, sungguh sangat Reksa rindukan.
"Seluruh penumpang tujuan Indonesia untuk segera masuk ke kabin pesawat, karena pukul 7 malam pesawat akan take off." Tutur Mbak-mbak petugas Bandara.
Tama Reksa sudah menggeret kopernya, dan sudah masuk kabin pesawat. Keduanya sudah mematikan ponselnya di taruhnya di dalam saku celananya.
Mereka berdua memejamkan matanya untuk menikmati perjalanan di udara kurang lebih 16 jam pelajaran udara.
Di kota Solo...
Kanaya tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah, dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas ranselnya.
Setelah di rasa semua sudah di masukkan, Kanaya keluar kamar menghampiri kedua orang tuanya, dan Adiknya untuk sarapan pagi bersama.
"Pagi Bapak Ibu Adik....." Sapa Kanaya mengabsen satu-satu.
"Kakak kok lama, kita nunggu kakak untuk sarapan bersama." decak Adiknya.
"Kakak tadi telat bangun, dan belum memasukkan buku-bukunya ke dalam tas." Tutur Kanaya yang masih berdiri.
"Duduk! Nay." Tutur Ibunya.
Mereka berempat sarapan bersama dengan khidmat, tanpa suara sama sekali cuma dentingan sendok garpu yang menjadi temannya.
Kedua orang tuanya selalu mengajarkan ke anak-anaknya kalau makan tidak boleh sembari berbicara.
Setelah selesai makan, Kanaya membantu ibunya membereskan piring, gelas kotor yang berada di meja makan sebelum berangkat ke sekolah.
"Bapak Ibu! Kanaya Adik berangkat sekolah dulu." Tutur Kanaya, Adiknya mencium kedua tangan orang tuanya.
"Hati-hati ya, Nak!" Jawab ibunya.
Pekerjaan telah usai, Kanaya berangkat dengan Adiknya dengan motor buntut peninggalan kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
saran aja nih untuk otor nya mending nggak usah terlalu di perjelas kegiatanx toh pra pembaca jg udah ngerti yg penting itu inti katanya ada
2023-09-25
2
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
sedikit saran yah tor klu semisal kek Tama gini mending jgn sebutin nama nya ganti aja jadi ' aku/saya ganti baju dulu,lalu kita pergi bersama ' nah kek gitu kan enak nggak harus nulis nama tokoh nya jg aneh bgt jadinya
2023-09-25
1
flower girl
next
2022-01-28
0