Drttt drttt......
Ponsel Kanaya bergetar, Kanaya merogoh saku roknya untuk melihat ke layar ponselnya. tertera nama "Kak Reksa" buru-buru Kanaya menggeser warna hijau.
"Assalamu'alaikum, kak." sapa Kanaya yang tersenyum sangat sumringah.
"Kakak sedang dimana? sepertinya bukan di kantor?" tanya Kanaya yang beruntun.
"Walaikumsalam, Dek." Jawab Reksa.
"Kakak lagi di bandara mau ke London, menemani bos kakak." Tutur Reksa.
"Hah? London kak."
"Kanaya, boleh ikut kak?" tanya Kanaya yang ingin pergi berlibur, kebetulan hari ini tanggal merah, dan liburan sekolah
"Kakak, ke London bukan untuk liburan! Kakak ke London untuk bekerja." Jawab Reksa yang sudah terkekeh melihat reaksi adiknya yang semakin cemberut.
Bapak, Ibu kemana, Dek?" tanya Reksa.
"Pergi ke kondangan, Kak." Jawab Kanaya.
"Pantas saja, tadi kakak menelepon tidak ada yang mengangkatnya."
"Bilang Bapak, Ibu kalau kakak pergi ke London untuk menemani bos kakak bekerja." Tutur Reksa.
"Kakak berapa hari di sana?" tanya Kanaya.
"Sepuluh harian, Dek." Jawab Reksa.
"Sudah dulu ya, Dek! Kakak mau bording dulu karena sebentar lagi pesawatnya mau Take On." Tutur Reksa.
"Take care, Kak."
Klik...
Sambungan telepon dimatikan sebelah pihak oleh kakaknya, karena sudah ada pemberitahuan dari petugas bandara, bahwa pesawat tujuan London akan segera Take off.
Setelah menutup teleponnya, dan memasukkan ponselnya ke saku celananya. Reksa berjalan di belakang bosnya dengan menggeret kopernya kanan kiri.
Setelah memasuki kabin pesawat, Reksa mematikan ponselnya, dan merogohnya kembali untuk memasukkan ponselnya ke sakunya.
Setelah menempuh perjalanan 16 jam, mereka tiba di Bandara internasional Heathrow airport di London, Inggris.
Mereka berdua sudah di jemput orang suruhan Ayahnya Tama, sekaligus orang kepercayaan Ayahnya.
Mister Raul melambaikan tangan, dan meletakkan papan nama "Wiratama Abadi Wiratmaja" Nama yang tidak asing bagi pebisnis dunia, karena terkenal keuletannya, dan ketekunan Adi Wiratmaja, perkembangan perusahaannya sangat pesat berkat tangan dingin Adi Wiratmaja, Ayahnya Tama.
Keduanya sudah tiba di apartemen yang jaraknya sangat dekat dengan perusahaannya. mereka berdua tinggal jalan kaki tidak sampai 5 menit sudah sampai kantornya.
Pemandangan apartemen sangat indah di malam hari, setelah menikmati kota London dari balkon kamarnya, mereka merebahkan tubuhnya di atas kasur, dan mulai memejamkan kedua matanya untuk beristirahat, sebelum memulai kesibukan hari esok.
Namanya Wiratama Abadi Wiratmaja, Seorang Ceo perusahaan yang bergerak di bidang properti. Yang sudah melalang buana kemana-mana, dan memiliki anak cabang baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
Anak dari pasangan Adi Wiratmaja, dan Annisa Aditama, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, yang merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Wiratmaja.
Kakak pertamanya bernama Alda Abadi Wiratmaja berprofesi sebagai pengacara, dan Kakak keduanya bernama Riyana Abadi Wiratmaja berprofesi sebagai pendidik di sekolah negeri Jakarta.
Tama merupakan panggilan akrabnya di keluarga besar Wiratmaja, Tama adalah satu-satunya pewaris yang mau meneruskan perusahaan dari kakeknya yang turun temurun.
Karena kedua kakaknya perempuan, tidak begitu minat memegang perusahaan miliknya ayahnya. Keduanya memiliki profesi yang berbeda, dan melenceng jauh, karena keluarganya seorang pebisnis.
Ayahnya Tama merupakan terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan Kakeknya, dan Neneknya.
Tama terkenal sangat perfeksionis, dingin, dan tidak banyak bicara, orangnya sangat tertutup semenjak beliau batal menikah dengan pujaan hatinya akibat penghianatan, dan perselingkuhan kekasihnya dengan rivalnya Tama di perusahaan.
Negara benua yang berbedaan waktu, tempat , dan jarak antara London, dan Indonesia.
Tengah berdiri pria dewasa, dalam balkon kamarnya menikmati pagi harinya dengan secangkir kopi yang di tangannya.
Dirasakan cukup untuk menikmati udara pagi di London, Tama bergegas menutup pintu balkon kamarnya.
Karena ini pagi pertamanya di London, yang mengharuskan Tama terbang ke London untuk membereskan kekacauan perusahaan cabangnya di negara ini.
Tama memasuki kamar mandinya, untuk membersihkan badannya, sebelum berangkat ke kantor cabangnya di London.
Seorang pria dewasa Sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor cabang yang ada di London, karena perusahaan cabangnya mengalami gangguan masalah, karena tiba-tiba investor dari Inggris menarik sahamnya.
Seorang pria berjas berjalan dengan angkuhnya, dan memakai kacamata hitamnya memasuki perusahaannya tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
Semua karyawan menunduk hormat, dan menyapanya sangat ramah, dan tersenyum dengan sangat manis banget seperti manisnya madu.
Tetapi sama saja tidak ada tanggapan darinya, Dia berjalan lurus ke depan menuju ruangannya.
Setelah tiba di ruangan, duduk dengan tegap, dan langsung membuka laptopnya mengerjakan pekerjaan kantornya, yang sedang bermasalah.
Tama mempunyai satu sahabat sejati dari beliau masih SD, yang bernama Reksa Bhakti anak pertama dari tiga bersaudara. Mereka bersahabat hingga sekarang, sekarang dia menjadi orang kepercayaan Tama, dan sekertarisnya.
Mereka berdua terpisahkan jarak, karena Reksa harus melanjutkan sekolahnya di Solo mengikuti orang tuanya pindah, tetapi persahabatan mereka tidak lekang dimakan waktu.
Keduanya menjalin komunikasi sangat baik, walaupun mereka tidak pernah saling bertemu lagi, karena Tama melanjutkan kuliahnya di luar negeri, sedangkan Reksa keterima Di ITB Bandung.
Sekian tahun lamanya mereka di pertemukan kembali, setelah keduanya lulus kuliah, dan Reksa melamar pekerjaan di perusahaan Abadi Group yang merupakan perusahaan milik keluarga Tama.
Pertemuan tidak terduga nya dengan sahabat masa kecilnya, membawanya ke rezeki nya. Reksa langsung ke terima di perusahaan Abadi Group.
Mungkin sudah dari kecil mereka berdua sudah bersahabat, tidak begitu sulit bagi Reksa untuk memahami watak sahabatnya yang terkenal sangat dingin.
Reksa pagi ini berada di ruangan Tama, karena Tama merupakan sekertarisnya yang kemana-mana harus mengikuti bosnya kemana pun dia perginya, bila itu urusan pekerjaan.
"Tam, mau sarapan dengan apa? sekalian saya pesenin." Tanya Reksa yang sudah duduk di depannya.
"Apa saja yang penting jangan pedas." Jawab Tama singkat tanpa menoleh ke Reksa.
Setelah menelepon bagian resepsionis, dan minta dibelikan makanan, minuman. selang 10 menit kemudian pesanannya sudah datang.
Tok!......
"Masuk." Jawab Reksa.
"Ini pak pesanannya."Ucap Mbak resepsionis.
"Makasih, Mbak Tiya." Jawab Reksa.
"Kalau tidak ada yang di pesan lagi, saya pamit undur diri untuk kembali ke bawah." Tutur Mbak Tiya.
"Silahkan!"
"Makan dulu, Tam." Tutur Reksa yang sudah menyiapkan tempat makan bosnya.
Tama beranjak dari kursi duduknya, berjalan menghampiri Reksa yang sudah duduk manis yang siap untuk makan sarapannya.
Keduanya makan sangat khidmat, tidak ada suara yang keluar dari mulut keduanya, mereka sibuk menghayati, menikmati makanannya, yang menurutnya ini sangat enak, tidak kalah masakan di Indonesia.
Selesai sarapan, mereka kembali ke meja kerjanya masing-masing, melalui orang kepercayaan Ayahnya Tama mulai mempelajari seluk beluk perusahaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Silvia XL
kakak ya itu lulusan UNPAD atau ITB? di bab 1 tlsnya unpad. disini itb
2023-05-09
0
bunda shaqueena
iya nih author... awal perkenalan di unpad skrg malah itb😅
2022-05-25
0
shakila
bukanya reksa tdi di unpad yaa .. kok skrg itb?? .. emang sama yaa??
2021-09-07
1