***Selamat hari Minggu.
Jangan lupa Rate-nya***.
Sesampainya Reksa di apartemen, yang barusan saja di antar oleh mang Udin merupakan sopirnya Tama, dan Tama merupakan Atasannya, dan juga sahabatnya.
Reksa merebahkan badannya sejenak sebelum membersihkan tubuhnya, Menerawang ke langit-langit kamarnya, dan mengingat masa yang lalu waktu hidupnya pas-pasan, makan juga seadanya, karena orang tuanya cuma seorang guru yang menghidupi tiga anaknya yang masih kecil pada waktu itu.
Membuat Reksa menitikkan air mata kala mengingat masa susahnya dulu, sebagai Anak pertama Reksa harus menjadi kakak yang baik untuk Adik-adiknya, dan bertanggung jawab ikut membantu perekonomian keluarganya.
Masa lalu biarlah berlalu, tetapi bagi seorang Reksa Bhakti tidak akan melupakannya masa itu, walaupun sekarang menjelma menjadi seorang laki-laki yang ganteng, dan pekerjaan yang mapan. Tidak mudah melupakan asal usulnya yang dulu.
Reksa bangkit dari ranjangnya untuk membersihkan badannya terlebih dulu, sebelum mempacking barang-barangnya yang akan di bawa pulang ke Solo, Jawa Tengah.
Selesai mandi, Reksa menggeret kopernya, dan membukanya untuk mengeluarkan baju kotornya untuk segera di cuci di mesin cucinya.
Walaupun Reksa sudah tinggal di apartemen, masalah cuci mencuci, dan bersih-bersih rumah Reksa yang mengerjakan. Bukan karena hemat atau pelit, karena cuma mencuci, sapu, dan ngepel sudah terbiasa dari kecil, dan uangnya bisa di kasih buat orang tuanya untuk tambah-tambahan biaya sekolah Adik-adiknya.
Selesai mempacking keperluan, Reksa kembali ke kamar tidurnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, akibat perjalanannya dari London ke Indonesia memakan waktu tidak hanya sebentar.
Reksa tertidur dengan sangat damai, berharap esok akan segera datang untuk menjemput pagi yang cerah.
Adzan subuh berkumandang, dan suara ayam berkokok, membuat sang Reksa Bhakti mulia menggeliat tubuhnya, dan kedua matanya menyesuaikan cahaya yang redup di kamarnya.
Reksa melihat jam Beker diatas nakasnya, dan melihatnya. Segera untuk bangkit dari tidurnya, dan duduk sebentar biar nyawa nya nyambung dulu hehehe.
Di rasa sudah cukup, Reksa melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya dulu, baru mengambil air wudhu.
Serangkaian ritualnya selesai, Reksa masuk ke dapur yang berada di sebelah kamar mandinya untuk membuat sarapan, dan mencuci beberapa potong pakaian yang kotor .
Satu jam berkutat di dalam dapur, dan kamar mandi. Reksa akhirnya tersenyum tipis, dan bisa menikmati sarapannya dengan perut yang sudah keroncongan minta diisi makanan.
Pukul 08.00 Reksa berangkat ke Stasiun menggunakan taksi online, maklu Reksa belum cukup uang untuk membeli mobilnya, gaji, dan tabungannya sudah di belikan apartemen terlebih dulu sebagai tempat tinggalnya selama di Jakarta.
Tidak terasa perjalanan ke Stasiun di mudahkan, tidak macet sama sekali. Setibanya di depan stasiun, Reksa menurunkan kopernya, dan membayar ongkos taksi.
Reksa meninggalkan tempat turunnya tadi, dan sekarang berjalan masuk ke Stasiun untuk menukarkan tiketnya yang di pesan secara online.
Setelah menukarkan tiketnya, Reksa langsung masuk bording karena sebentar lagi keretanya berangkat.
Melewati prosesnya, Reksa sudah duduk di dalam kereta, dan kereta sudah berjalan meninggalkan Jakarta.
Sesekali Reksa tersenyum melihat pemandangan yang ada di jendela kaca, sungguh indah ciptaan-Nya.
Selesai mengagumi keindahan alam, membawa Reksa ke mimpi yang indah, tertidur sangat pulas, karena Yudha memesan kereta api kelas eksekutif yang di duduki sendiri.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam, Reksa sudah tiba di Stasiun Balapan Solo. Yang menjadi tempat syuting video klip mendiang Didik Kempot, yang berjudul "Stasiun Balapan".
Setelah keluar dari stasiun, Reksa memesan taksi online saja, karena ingin membuat surprise keluarganya yang sudah satu bulan tidak di temui nya.
Rasa membuncah di dalam hatinya sedikit terobati, karena mobil yang di pesannya sudah tiba di depannya, bergegas Reksa masuk ke dalam taksi yang dipesannya, dan memasukkan satu koper besarnya.
Setelah menempuh perjalanan 25 menit, mobil sudah berbelok gang masuk perumahan, yang rumahnya terletak di pinggir jalan yang sampingnya ada tanah Huk-nya.
Senyum bahagia tercetak jelas di sudut bibirnya Reksa, melihat rumahnya yang bercat warna hijau, yang di dalamnya ada taman kecil yang berisi tanaman bunga Ibunya. Dari dulu Ibunya sangat suka berkebun, menanam tanaman baik bunga atau sayur mayur.
Reksa menapaki kakinya di tanah bertepatan adzan Maghrib berkumandang, membuatnya cepat-cepat melangkahkan kakinya untuk membuka pintu gerbang rumahnya, tetapi sebelumnya Reksa sudah membayar ongkos taksi.
Tok! ..... Tok!.....
Reksa ketok-ketok pintu rumahnya, berharap segera di bukakan pintunya supaya bisa sholat berjamaah di masjid yang dekat dengan rumahnya.
Ceklek....
"Kakak..." Sapa Kanaya. Mereka berpelukan didepan pintu untuk melepas rindu yang satu bulan tidak bertemu.
"Nay, siapa tamunya kok tidak di suruh masuk?" Tanya Ibunya dari dalam rumahnya.
"Bentar Buk! Nay, masih kangen." Ujar Kanaya yang tidak mau melepaskan pelukan kakaknya.
"Siapa tamunya, Nay?" tanya Ibunya yang semakin penasaran.
Tidak ada jawaban, akhirnya Ibunya memutuskan untuk keluar untuk melihat siapa tamunya yang datang bertepatan dengan adzan Maghrib.
"Kakak....." Sapa Ibunya yang terkejut dengan kedatangan Reksa, Anak pertamanya.
"Ibu...." Jawab Reksa mencium tangan Ibunya, dan memeluknya untuk melepas rindu yang satu bulan tidak bertemu.
"Ayo masuk! nggak mau ngobrol di depan pintu." Ujar Ibunya yang menuntut Reksa untuk masuk ke dalam rumah, tanpa memperdulikan Kanaya.
Kanaya dibuat melongo melihat aksi Ibunya, yang tidak memperdulikan keberadaan nya malah kakaknya saja yang di ajak masuk, sedangkan Kanaya disuruh menggeret koper kakaknya.
"Untung sayang." guman Kanaya.
Kanaya masuk ke dalam rumah dengan bibirnya yang memdumel yang tidak berhenti-henti, Reksa yang melihat Adiknya seperti ogah-ogahan, malah ingin sekali menjahili Adiknya.
"Kakak kok nggak bilang! kalau mau pulang! kan bisa dijemput." Ujar Ibunya yang sudah duduk di sebelahnya Reska.
"Reksa ingin buat kejutan, Buk." Sahut Reksa dengan kekehan.
"Kamu ini! Untung Ibu tidak punya penyakit jantung." Tutur Ibunya yang ingin protes dengan kelakuan anak pertamanya.
Mereka memutuskan untuk melaksanakan Sholat berjamaah, terus di lanjutkan dengan makan bersama.
Selesai sholat, dan makan. mereka melanjutkan mengobrolnya di depan televisi sembari menonton berita tentang perkembangan covid-19 yang sedang melanda sebagian dunia, Indonesia pun juga terkena imbasnya.
"MasyaAllah yang positif bertambah terus." Guman Bapaknya.
"Yang penting kita harus jaga pola makan 4 sehat, 5 sempurna! jangan lupa minum vitamin." Ujar Reksa menimpali berita di televisi.
Mohon dukungannya untuk cerita "Calon Suamiku Atasan Kakakku" .
Mungkin masih banyak typo, kritik sarannya boleh kok, yang tertib tetapi sopan yah.
Jangan lupa like, koment, dan votenya yah.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Death angel
keluarnya kok pandemi thor😞😞😞
2021-10-03
1
Sri wahyuni 01
judul tiap episote nya di kasih kalimat thor jgn cm angka..biar kita tau klo mau bc sesuai episot yg kita mau..
kanaya dan bos nya ketemu nya di spisote brp tjor kok lama amat sih..
2021-06-27
2
Masiah Firman
banyak diskip
2021-06-26
1