Terlihat sebuah gedung apartemen yang cukup mewah dengan fasilitas bagus serta penjagaan yang ketat baik di dalam maupun di luar.
Di lantai 13 pintu lift terbuka. yang pertama keluar dari sana adalah layya dengan maryam dalam gendongannya di ikuti rayyan yang menggendong yusuf.
Layya melangkah masuk ke dalam apartemen milik dari sahabatnya ayrin setelah menekan tombol kode pintu di sana.
Ckleck..
Pintu tertutup kembali di belakang mereka setelah semua masuk.
Mendengar ketukan tombol kode pintu dari dalam apartemen, otomatis membuat ayrin yang sedang berbaring di depan tv sembari menonton satu komedi bangkit melangkah ke depan pintu dan dia yakin layya sudah pulang. dia bangkit mau menyambut layya namun langkahnya terhenti beberapa meter dari pintu masuk saat manik matanya menangkap satu sosok makhluk lain bersama layya dan dia sangat mengenali sosok itu. bisa di bilang membencinya juga. menyakiti sahabatnya itu artinya menyakitinya juga.
"layya? apa yang terjadi?! ". tanya ayrin begitu layya tiba di sampingnya dan dia mencegat layya sebentar sembari matanya melihat rayyan lalu kembali melihat layya meminta jawaban.
Layya menatap temannya sebentar lalu melirik rayyan di belakangnya sebelum menghela nafas.
"akan aku jelaskan nanti okay? sekarang aku harus membawa yusuf dan maryam ke ranjang dulu, mereka ngantuk banget kecapean". keluh layya mengharap temannya mengerti. karna jika ada salah satu manusia yang tidak akan setuju dirinya berhubungan lagi dengan rayyan salah satunya adalah ayrin. dia seperti ibu sekaligus sahabatnya.
"oh baiklah!". ayrin menyetujui sembari mengangguk dan sedikit mengusap punggung maryam dengan sayang lalu dia melihat rayyan yang mengikuti langkah layya ke salah satu kamar di sana dengan wajahnya yang dingin dan datar.
Ayrin mendengus melihat itu.
"tidak ku sangka...setelah beberapa tahun...aku kembali melihat wajah itu...mimpi apa aku semalam coba? mau aku tonjok aja tuh mukanya...ugh...". ayrin mengepal tangannya geram.
Setelah menidurkan yusuf bagi rayyan dan layya menidurkan maryam. mereka sama sama menyelimuti kedua anak kecil tersebut.
Rayyan membalik melihat lihat sekeliling kamar tersebut. kecil, tidak sampai setengah dari kamarnya ketika kecil lalu...di bagi dua.
Tatapan mata rayyan berhenti di layya dan saat itu kebetulan layya yang juga sedang melihat rayyan bukan pandangan mempesona tapi lebih ke kesal. karna harus berurusan dengannya lagi. seharusnya ia bisa bobok enak.
"baiklah ikut aku, kita perlu bicara ". seru rayyan menyentak kekesalan layya.
"tidak bisakah besok saja? ". layya mencoba nego. dia ngantuk banget.
"tidak bisa! aku besok ke london dan seminggu di sana, ayo keluar". perintah rayyan sembari berbalik melangkah ke pintu.
Layya yang melihat punggung rayyan hanya bisa menghela nafas. padahal mereka tidak ada hubungan apapun lagi tapi kenapa ia merasa perlakuan pria itu seperti suaminya saja. asal memerintah dan anehnya, ia nurut aja. ugh...
Di luar ayrin yang duduk menunggu layya di sofa bangkit berdiri saat melihat layya keluar dari kamar.
"tunggu sebentar!". ujar layya ke rayyan lalu dia melangkah ke arah ayrin dan berbicara beberapa patah kata di sana.
"baiklah, cepat hubungi aku jika pria ini kurang ajar". ujar ayrin setelah beberapa menit dan melirik menatap rayyan tajam.
Layya terkekeh akan hal itu.
"itu tidak mungkin, aku keluar dulu". layya membalik melangkah keluar di belakang rayyan.
"di sini saja bisa". ujar layya setelah pintu di belakang mereka tertutup.
"tidak bisa, tidak akan aman, akan ada orang yang lewat atau mendengar, ikut saja". jawab rayyan lalu melangkah ke lift.
Layya melongo. apanya yang tidak aman? memang siapa yang mau mendengar? apartemen di sini kedap suara di tambah...mereka tidak akan peduli urusan orang lain.
Beberapa menit setelahnya keduanya sudah turun dan keluar dari gedung apartemen tersebut. keduanya sekarang berada di tempat parkir mobil yang ada di depan gedung.
Melihat rayyan yang masuk ke dalam mobil tanpa berkutik layya ikut masuk. dia menarik nafas dalam dalam begitu bokongnya merapat ke jok mobil dan duduk di samping pria yang tidak mau dia temui lagi dalam hidupnya namun takdir berkata lain.
"baiklah, jelaskan! sejak kapan kamu sudah hamil? saat itu". rayyan membuka pembicaraan tanpa melihat layya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Irma Fahri
nangis aku author
2020-12-18
0
Raisya Almahira
bagus bgt ni novel,bru nemu skrg,pdhl udah lama
2020-11-05
1
🌹Nur Caya🌹
digantungin itu gk enak thor
2020-02-27
4