"banyak manusia yang banyak kemiripan di dunia ini mel? ". ujar Aditama suami dari imelda wanita paruh baya tadi, yang sudah mendengar penjelasan istrinya kenapa sikapnya aneh.
"aku tahu tama? tapi bocah ini sangat mirip dengan rayyan ketika kecil, semuanya tama? andai kamu melihat, aku rasa kamu juga akan membenarkan". ujar imelda yang tidak mau mengalah.
Kedua pria lajang yang duduk di depan dan satu lagi sedang menyetir menyatukan kedua alisnya, karna dari tadi mereka hanya mendengarkan semua cerita mami mereka.
"kamu yakin ray? tidak pernah menaruh benihmu pada wanita manapun? ". ujar farhan sembari melihat rayyan yang sedang menyetir.
Rayyan hanya memutar bola matanya malas. jawabannya pria itu tahu sendiri, ia tidak akan pernah mau menyentuh wanita lain selain reina, bercanda pria ini.
"mungkin kamu pernah tidak sengaja atau...mabuk dan...".
"apa kamu pernah melihatku minum? dan juga kamu tahu, selain rania aku tidak tertarik sama wanita lain". potong rayyan yang langsung membuat farhan terdiam.
Imelda menggeram kesal.
"tunggu aja terus wanita itu hingga rambutmu memutih, kamu tidak perlu memikirkan mamimu ini, dasar egois". geram imelda.
Aditama menelan ludahnya sembari menatap istrinya lalu putranya rayyan.
"mami? kan rayyan sudah bilang, tunggu hanya 6 bulan lagi, kontrak kerja reina akan berakhir dan kami akan memberikan mami cucu yang banyak, sabar saja ya mami sayang? ". rayu rayyan lalu ia terkekeh geli ketika melihat wajah wanita yang paling ia cintai di dunia ini cemberut.
"memang benaran 6 bulan? enggak di majuin lagi, kemarin juga begitu".
Rayyan melihat farhan sekilas sebelum kembali menatap ke depan.
"dia sudah berjanji cukup 6 bulan lagi".
Farhan mengedikkan bahunya tidak peduli. ia kembali mengingat wanita yang tadi di bandara dan ia pun tersenyum senyum sendiri.
"kurasa ada hal baru yang terjadi sama anak kesayangan mami ini, ayo cerita sama mami". imelda bersemangat seketika dan memperbaiki duduknya melihat farhan yang duduk di kursi depan.
Farhan tersenyum lalu membuka suara. tidak pernah ada yang ia tutupi dari mami rayyan, ya tante imelda adalah sahabat dari bundanya karna dari kecil sudah bersahabat dengan rayyan jadi dirinya pun ikut ikutan panggil mami dan tante imelda senang senang saja malah sangat suka.
"tadi farhan bertemu seorang wanita dan saat itu juga...farhan langsung jatuh cinta padanya, dia...cantik dan anggun di saat bersamaan, kami bertemu tidak sengaja".
Imelda tersenyum senang.
"kalian sudah berkenalan? siapa namanya? ".
Wajah farhan terlihat sedih dan semua yang ada di mobil bisa menebak ekspresi wajah farhan.
"kalian tidak berkenalan? ". tanya imelda nyaris hampir berteriak.
Farhan menggeleng.
"kamu kehilangannya? ".
"dia terlihat buru buru dan aku juga lupa tanya namanya".
Aditama dan imelda menatap farhan dengan kasihan.
"hilang begitu saja? ". imelda lagi lagi bertanya.
Farhan mengangguk.
Imelda menghela nafas lelah.
"lalu kenapa kamu senyam senyum tidak jelas, padahal kamu belum tahu akan bertemu dia lagi".
Farhan tersenyum lagi setelah tadi wajahnya terlihat sedih.
"dia cantik dan dia...sangat mirip seperti bunda ketika muda, karna itu aku tersenyum, tipe wanita farhan banget, wanita seperti itu yang farhan cari selama ini".
Pembicaraan mereka terus berlangsung hingga mobil tersebut memasuki perkarangan rumah mewah di kota tersebut.
💓💓💓
Layya membanting tas sampingnya ke sofa setelah mereka masuk ke dalam apartemen milik ayrin temannya. ia mendesah lelah.
Kedua anaknya berlari larian di dalam rumah tersebut begitu sampai, keluar masuk kamar lalu ke dapur, lalu ke kamar mandi dan mereka berhenti di sofa di mana layya yang sedang merebahkan tubuhnya.
"bunda...? ini rumah tante ayrin? dan kita akan tinggal di sini? ". tanya maryam anaknya yang kecil.
Layya tersenyum sembari memperbaiki duduknya menatap maryam anaknya lalu menoleh ke yusuf yang sedang melihat lihat tv. mungkin dia sedang mencari Game.
"ya! untuk sementara kita akan tinggal dengan tante ayrin dulu tidak apa kan? ". tanyanya sambil mengelus kepala maryam.
Maryam menyungging senyum yang semakin memperlihatkan keimutannya. lalu ia mengangguk.
"kamu suka di sini".
Maryam mengangguk lagi sambil tersenyum.
Layya mengalihkan matanya melihat yusuf.
"yusuf kamu bagaimana? bisakan? ".
Yusuf melihat layya sekilas sebelum kembali melihat ke tv.
"mau bagaimana lagi, kita tidak punya tempat tinggal".
Duar...
Layya menelan ludahnya, anaknya yang satu ini jarang mau berbicara namun sekali bicara. eummm.
Layya melihat ayrin dengan nampan di tangannya.
"ayrin? ".
"bukan untuk mu, untuk anak anak, mereka tentu haus dan aku tadi bikin kue kesukaan mereka, ayo anak anak makan kue dan minum dulu setelahnya tante tunjukkin kamar kalian".
Maryam sontak berteriak girang sedangkan yusuf hanya melihat ayrin acuh lalu melangkah ke sofa dan duduk di sana.
Layya menarik nafas lalu bangkit bangun, membawa kopernya masuk ke kamar ayrin. semenit kemudian ia keluar lagi lalu meraih kedua koper anaknya dan membawa masuk ke dalam kamar satu lagi.
Maryam menghabiskan jus mangganya jus yang keduanya sukai lalu mengejar langkah layya.
Mata maryam membulat dan berbinar melihat isi kamarnya dan abangnya. ia tersenyum dan berlari ke ranjangnya, naik ke atasnya dan berloncat loncat di sana.
Layya berbalik melihat ke ayrin saat merasakan ayrin berdiri di belakangnya sembari tertawa senang melihat maryam yang bahagia.
"kamu yang buat ini? ".
Ayrin tersenyum menatap ayla dan ia mengangguk.
"aku membuatmu kerepotan, maafkan aku, padahal cukup kamar biasa". layya merasa bersalah.
Ayrin melangkah mendekati layya.
"aku kan sudah bilang layya, mereka sudah seperti anakku tahu? dan melihat mereka bahagia aku ikut senang, coba lihat".
Layya melihat kedua anaknya lagi. satu kamar yang sedikit luas dengan 2 ranjang single untuk anak anak, 1 ranjang berwarna pink dan 1 lagi khas seorang anak cowok, di tambah kedua sisi yang hanya di halangi satu meja di tengah tengah ranjang namun ayrin membuat satu persatu bagian dengan warna dinding yang beda. sebelah untuk maryam warna dinding pink dengan lukisan barbie sedangkan sebelah lagi, lukisan super hero dan kesukaan yusuf, bumblebee.
"aku kehabisan kata kata denganmu ayrin...?"
Ayrin terkekeh geli.
"besok langsung masuk kerja? ".
Layya mengangguk.
"aku harus handal semua ayrin? dalam 3 bulan, aku rasa aku akan sibut banget dan mungkin waktu untuk anak anakku pun akan sedikit".
Ayrin menepuk pundak layya.
"semangat".
Layya terkekeh geli.
"tentu saja". keduanya tertawa kecil.
"oh ya? bagaimana dengan desain rumah yang kamu desain 6 bulan lalu, aku dengar mereka memintamu untuk memantau ke lapangan sekali".
Layya mengangguk lalu mendesah lelah.
"untuk desain konstruksi sepertinya sudah selesai, mereka akan memulai ke tahap desain interior dan ya, mereka memintaku untuk ke sana, untuk melihat saja, apa sama atau tidak atau ada yang perlu di ubah".
"kamu sudah pernah bertemu dengan pemilik rumah yang kamu desain tersebut?".
Layya menggeleng. ia hanya mendengar kalau pemiliknya adalah salah satu pengusaha kaya di kota ini dan rumah itu mau ia persembahkan untuk calon istrinya.
Wanita mana yang tidak senang di manjakan begitu? bahkan desainnya saja, dia lihat dengan teliti.
Layya mendesah lelah. ia memilih tidak peduli. berbicara tentang laki laki maka akan membuatnya membenci semua lelaki di dunia ini kecuali satu orang...ayahnya.
"aku akan membongkar koperku dulu". ujar layya sembari melangkah keluar dari kamar kedua anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Yu Ky
bagus ceritanya
2024-01-08
0
Bibit Iriati
sepertinya menarik...
lanjut...
2021-04-25
0
Ilma Kikyo
pasti yg dimaksud Farhan adalah Layya,
Yusuf org dingin banget sih
2020-11-05
1