"saya pamit pulang bu ya? dan...terima kasih ibu sudah repot rep...".
"sudah sudah sudah, sana naik nanti yusuf ke buru bangun". imelda menuntun layya masuk ke mobil dan duduk di kursi depan samping rayyan yang menyetir.
Rayyan ikut masuk ke mobil setelah menidurkan yusuf di kursi belakang. imelda dengan sigap menaruh bantal yang di ambil dari kamar tamu lalu satu selimut kecil yang belum terpakai untuk menyelimuti yusuf agar tidak kedinginan.
Awalnya layya mau ikut duduk di belakang namun terhenti dengan ucapan tajam rayyan.
Flashback...
"mau ngapain? ". tanya rayyan ke layya saat melihat layya sudah bersiap meletakkan bokongnya di kursi di mana rayyan mau niduri yusuf di sana sedangkan dirinya masih menggendong yusuf.
"mau duduk? apa lagi! ". jawab layya ketus nyaris seperti berbisik agar tidak terdengar imelda dan pak tama dan farhan.
"aku bukan pak supir dan juga...tidakkan muat bertiga di belakang".
Layya melihat ke kursi mobil lalu melihat rayyan.
'apanya yang tidak muat? memangnya bokongku segede apa? '. batin layya.
"tentu saja muat, jangan buat kesal deh". sinis layya yang masih kekeuh mau duduk di belakang namun terhenti saat rayyan melempar bantal ke kursi begitu maminya memberi padanya.
Mata layya melihat ke bantal dan melihat ke rayyan yang sedang merebahkan yusuf dan dengan sangat hati hati rayyan menurunkan kepala yusuf agar tidak terbangun. selanjutnya rayyan menyelimuti yusuf dengan sangat hati hati dan raut wajahnya sangat penuh kasih sayang.
Layya yang melihat setiap gerakan rayyan ke putranya yusuf sangat merasa bersalah padahal di sini jelas jelas ia sama sekali tidak salah.
Menarik nafas layya menutup pintu dengan perlahan. maryam berada di dalam gendongannya dan sama seperti yusuf yang tertidur pulas.
Flashback of...
Rayyan menghidupkan mesin mobilnya, melambai tangan ke maminya sedangkan layya tersenyum tipis sambil sekali lagi berpamit.
Imelda dan farhan masih tetap di sana sampai punggung mobil rayyan keluar dari gerbang rumah mereka sedangkan pak tama sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah.
Imelda menghela nafas dan masuk ke dalam rumah di ikuti farhan di belakang sembari mengobrol dengan mami rayyan.
Di dalam mobil. layya yang terdiam begitu juga dengan rayyan sama sekali tidak ada pembicaraan hingga mobil mereka berhenti karna lampu merah.
Layya memilih melihat ke samping keluar jendela dan di saat itu juga rayyan melihat layya lalu kedua manik mata rayyan jatuh ke gadis kecil yang tertidur pulas dengan kepalanya bersandar di pundak layya.
"aku rasa banyak yang perlu kamu beritahu padaku layya? ". itulah ucapan pertama rayyan setelah beberapa menit mereka diam.
Layya yang tersentak dengan ucapan rayyan sontak menoleh melihat rayyan dengan acuh.
"contohnya bisa beritahu aku? karna menurutku tidak ada apapun yang perlu aku beritahu padamu ray? ".
Mendengar ucapan sinis layya rayyan bukannya marah atau geram tapi malah sebaliknya bersikap tenang dan sabar.
"jangan berpura pura tidak tahu di saat kamu sadar, apa itu layya? ". rayyan kembali menjalankan mobil saat lampu mulai hijau.
"sayangnya aku tidak tahu tuh! ". cuek layya.
Rayyan terpaksa memejamkan matanya sembari menarik nafas.
"layya? mari kita lupakan masalah pekerjaan kita di sini dan mari bahas tentang pribadi".
Layya memutar malas bola matanya. sadarkah pria ini? baik dunia kerja maupun dunia pribadi pria ini sangat sangat sangat membuat benci.
"tidak ada masalah pribadi yang perlu kita bicarakan ray...? semua sudah berakhir beberapa tahun yang lalu, kamu tahu itu".
Rayyan menggertakkan giginya kesal.
"bagaimana mereka lahir?! ". akhirnya rayyan memilih ke intinya. karna dari tadi otaknya terus mencerna berpikir tentang itu.
Layya hampir saja tergelak tawa mendengar ucapan rayyan seandainya kedua anaknya tidak di sini dan tidak tertidur.
"kamu lucu dan aneh ya ray? bagaimana mereka lahir...maksudmu kedua anakku? memangnya bagaimana lagi mereka lahir? tentu saja normal seperti bayi lain lahir! yang benar saja deh".
Geram rayyan dengan cepat menepi mobil ke pinggir jalan dan mengeremnya dengan penuh emosi dan untung layya sudah bersiap jadi dia tidak terjungkal ke depan.
Layya cepat cepat membalik badan melihat yusuf putranya apa baik baik saja dan dia merasa lega saat melihat kalau yusuf baik baik saja tidak terjatuh namun kelegaannya itu hanya sebentar sebelum suara teriakan dan bentakan yang keluar dari mulut rayyan.
Bhak...
Rayyan memukul setir dengan marah.
"layya? berhenti bermain kata kata dan berhenti bersikap kekanak kanakkan, kedua bocah ini anakku bukan? dan bagaimana bisa kamu melahirkannya? terlebih... sejak kapan kamu hamil? ". teriak rayyan murka dengan kedua manik matanya yang menatap layya tajam.
Layya menarik nafas menatap rayyan balik. layya membalik badan menoleh melihat yusuf takut anaknya terbangun dan mendengar pembicaraan mereka.
"turunkan nada suaramu ray? kamu bisa membangunkan anakku?! ". suara layya sedikit naik namun masih tertahan.
Rayyan mengerjap. dia dengan cepat melihat ke belakang lalu melihat ke gadia yang dalam pelukan layya.
"salah siapa? aku tidak akan berteriak jika kamu tidak bermain kata kata". geram rayyan di sela sela giginya.
Layya menatap rayyan marah dengan nafasnya yang naik turun.
"kamu benar! bagaimana aku bisa melahirkan? di saat aku tidak bisa hamil? lalu...bukankah jawabannya hanya kamu yang tahu dengan jelas ray...?".
Rayyan mencekram setir dengan geram.
"aku bilang berhenti bermain kata kata lay...".
"aku tidak bermain kata kata ray? seperti yang mami mu bilang, yusuf dan maryam adalah anakku dan aku sudah bersuami jadi...".
Bhak....
Lagi lagi rayyan memukul setir dan kali ini sangat keras.
"kamu pikir kamu bisa membodohiku dan membohongiku..? ". rayyan berteriak keras dan murka. manik matanya melotot marah ke layya.
"uhm...bunda....". suara yusuf yang terbangun.
Layya dan juga rayyan sontak melihat ke belakang.
Layya dengan cepat bersuara menenangkan yusuf untuk kembali tidur sedangkan satu tangannya menepuk lembut punggung maryam yang ikut terbangun.
"kamu benar benar ******** ray?! ". ucap layya dengan manik matanya menatap rayyan marah.
"itu salah kamu sendiri coba jika kamu jawab saja, karna percuma saja kamu mengalihkan kata kata, aku sudah tahu mereka anakku! sudahlah...aku akan antar kalian lalu setelahnya kita bicara setelah meniduri mereka dengan aman! ". tanpa berkata lagi rayyan menghidupkan mobilnya dan kembali melaju.
Layya memilih diam tidak mau menyahuti lagi, lagian cepat atau lambat mereka akan membahas ini dan ini? hanya kecepatan saja. lagian benar kata pria ini. tidurkan yusuf dan maryam dulu setelahnya mereka akan bebas mau berteriak atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
vika
up thorrr
2020-02-26
2
Akram
up thor seru banget
2020-02-26
4
🌹Nur Caya🌹
up up Thor,seruuuu sukaaa bgt
2020-02-26
4