Bab 16

"saya pamit pulang bu ya? dan...terima kasih ibu sudah repot rep...".

"sudah sudah sudah, sana naik nanti yusuf ke buru bangun". imelda menuntun layya masuk ke mobil dan duduk di kursi depan samping rayyan yang menyetir.

Rayyan ikut masuk ke mobil setelah menidurkan yusuf di kursi belakang. imelda dengan sigap menaruh bantal yang di ambil dari kamar tamu lalu satu selimut kecil yang belum terpakai untuk menyelimuti yusuf agar tidak kedinginan.

Awalnya layya mau ikut duduk di belakang namun terhenti dengan ucapan tajam rayyan.

Flashback...

"mau ngapain? ". tanya rayyan ke layya saat melihat layya sudah bersiap meletakkan bokongnya di kursi di mana rayyan mau niduri yusuf di sana sedangkan dirinya masih menggendong yusuf.

"mau duduk? apa lagi! ". jawab layya ketus nyaris seperti berbisik agar tidak terdengar imelda dan pak tama dan farhan.

"aku bukan pak supir dan juga...tidakkan muat bertiga di belakang".

Layya melihat ke kursi mobil lalu melihat rayyan.

'apanya yang tidak muat? memangnya bokongku segede apa? '. batin layya.

"tentu saja muat, jangan buat kesal deh". sinis layya yang masih kekeuh mau duduk di belakang namun terhenti saat rayyan melempar bantal ke kursi begitu maminya memberi padanya.

Mata layya melihat ke bantal dan melihat ke rayyan yang sedang merebahkan yusuf dan dengan sangat hati hati rayyan menurunkan kepala yusuf agar tidak terbangun. selanjutnya rayyan menyelimuti yusuf dengan sangat hati hati dan raut wajahnya sangat penuh kasih sayang.

Layya yang melihat setiap gerakan rayyan ke putranya yusuf sangat merasa bersalah padahal di sini jelas jelas ia sama sekali tidak salah.

Menarik nafas layya menutup pintu dengan perlahan. maryam berada di dalam gendongannya dan sama seperti yusuf yang tertidur pulas.

Flashback of...

Rayyan menghidupkan mesin mobilnya, melambai tangan ke maminya sedangkan layya tersenyum tipis sambil sekali lagi berpamit.

Imelda dan farhan masih tetap di sana sampai punggung mobil rayyan keluar dari gerbang rumah mereka sedangkan pak tama sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah.

Imelda menghela nafas dan masuk ke dalam rumah di ikuti farhan di belakang sembari mengobrol dengan mami rayyan.

Di dalam mobil. layya yang terdiam begitu juga dengan rayyan sama sekali tidak ada pembicaraan hingga mobil mereka berhenti karna lampu merah.

Layya memilih melihat ke samping keluar jendela dan di saat itu juga rayyan melihat layya lalu kedua manik mata rayyan jatuh ke gadis kecil yang tertidur pulas dengan kepalanya bersandar di pundak layya.

"aku rasa banyak yang perlu kamu beritahu padaku layya? ". itulah ucapan pertama rayyan setelah beberapa menit mereka diam.

Layya yang tersentak dengan ucapan rayyan sontak menoleh melihat rayyan dengan acuh.

"contohnya bisa beritahu aku? karna menurutku tidak ada apapun yang perlu aku beritahu padamu ray? ".

Mendengar ucapan sinis layya rayyan bukannya marah atau geram tapi malah sebaliknya bersikap tenang dan sabar.

"jangan berpura pura tidak tahu di saat kamu sadar, apa itu layya? ". rayyan kembali menjalankan mobil saat lampu mulai hijau.

"sayangnya aku tidak tahu tuh! ". cuek layya.

Rayyan terpaksa memejamkan matanya sembari menarik nafas.

"layya? mari kita lupakan masalah pekerjaan kita di sini dan mari bahas tentang pribadi".

Layya memutar malas bola matanya. sadarkah pria ini? baik dunia kerja maupun dunia pribadi pria ini sangat sangat sangat membuat benci.

"tidak ada masalah pribadi yang perlu kita bicarakan ray...? semua sudah berakhir beberapa tahun yang lalu, kamu tahu itu".

Rayyan menggertakkan giginya kesal.

"bagaimana mereka lahir?! ". akhirnya rayyan memilih ke intinya. karna dari tadi otaknya terus mencerna berpikir tentang itu.

Layya hampir saja tergelak tawa mendengar ucapan rayyan seandainya kedua anaknya tidak di sini dan tidak tertidur.

"kamu lucu dan aneh ya ray? bagaimana mereka lahir...maksudmu kedua anakku? memangnya bagaimana lagi mereka lahir? tentu saja normal seperti bayi lain lahir! yang benar saja deh".

Geram rayyan dengan cepat menepi mobil ke pinggir jalan dan mengeremnya dengan penuh emosi dan untung layya sudah bersiap jadi dia tidak terjungkal ke depan.

Layya cepat cepat membalik badan melihat yusuf putranya apa baik baik saja dan dia merasa lega saat melihat kalau yusuf baik baik saja tidak terjatuh namun kelegaannya itu hanya sebentar sebelum suara teriakan dan bentakan yang keluar dari mulut rayyan.

Bhak...

Rayyan memukul setir dengan marah.

"layya? berhenti bermain kata kata dan berhenti bersikap kekanak kanakkan, kedua bocah ini anakku bukan? dan bagaimana bisa kamu melahirkannya? terlebih... sejak kapan kamu hamil? ". teriak rayyan murka dengan kedua manik matanya yang menatap layya tajam.

Layya menarik nafas menatap rayyan balik. layya membalik badan menoleh melihat yusuf takut anaknya terbangun dan mendengar pembicaraan mereka.

"turunkan nada suaramu ray? kamu bisa membangunkan anakku?! ". suara layya sedikit naik namun masih tertahan.

Rayyan mengerjap. dia dengan cepat melihat ke belakang lalu melihat ke gadia yang dalam pelukan layya.

"salah siapa? aku tidak akan berteriak jika kamu tidak bermain kata kata". geram rayyan di sela sela giginya.

Layya menatap rayyan marah dengan nafasnya yang naik turun.

"kamu benar! bagaimana aku bisa melahirkan? di saat aku tidak bisa hamil? lalu...bukankah jawabannya hanya kamu yang tahu dengan jelas ray...?".

Rayyan mencekram setir dengan geram.

"aku bilang berhenti bermain kata kata lay...".

"aku tidak bermain kata kata ray? seperti yang mami mu bilang, yusuf dan maryam adalah anakku dan aku sudah bersuami jadi...".

Bhak....

Lagi lagi rayyan memukul setir dan kali ini sangat keras.

"kamu pikir kamu bisa membodohiku dan membohongiku..? ". rayyan berteriak keras dan murka. manik matanya melotot marah ke layya.

"uhm...bunda....". suara yusuf yang terbangun.

Layya dan juga rayyan sontak melihat ke belakang.

Layya dengan cepat bersuara menenangkan yusuf untuk kembali tidur sedangkan satu tangannya menepuk lembut punggung maryam yang ikut terbangun.

"kamu benar benar ******** ray?! ". ucap layya dengan manik matanya menatap rayyan marah.

"itu salah kamu sendiri coba jika kamu jawab saja, karna percuma saja kamu mengalihkan kata kata, aku sudah tahu mereka anakku! sudahlah...aku akan antar kalian lalu setelahnya kita bicara setelah meniduri mereka dengan aman! ". tanpa berkata lagi rayyan menghidupkan mobilnya dan kembali melaju.

Layya memilih diam tidak mau menyahuti lagi, lagian cepat atau lambat mereka akan membahas ini dan ini? hanya kecepatan saja. lagian benar kata pria ini. tidurkan yusuf dan maryam dulu setelahnya mereka akan bebas mau berteriak atau tidak.

Terpopuler

Comments

vika

vika

up thorrr

2020-02-26

2

Akram

Akram

up thor seru banget

2020-02-26

4

🌹Nur Caya🌹

🌹Nur Caya🌹

up up Thor,seruuuu sukaaa bgt

2020-02-26

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!