Melbourne 20:12.
Layya dengan dua anaknya beserta sahabat setianya dan juga satu asisten kedua anaknya lala, melangkah masuk ke mall terbesar dan termewah yang ada di negara tersebut.
Chadstone center.
Dengan wajah girang keduanya berlari lari di lantai paling bawah tersebut sebelum menaiki eskalator. wajah kedua anaknya tidak berhenti menyungging senyum bahagia. mall adalah tempat favorit mereka. jika yusuf menyukai mall karna banyak mainan maka maryam suka mall karna baginya bagaikan istana baju baju. dari mereka bayi memang ia membiasakan anaknya belanja di sini lagian gajinya juga mencapai untuk ke sini dan alhamdulillah.
Seperti biasa yang pertama mulai belanja adalah maryam. lihat? dia kegirangan melihat bajunya ke sana ke mari padahal pakaiannya di rumah sudah penuh lemari jika dulu di new york jika sekarang ia belum membongkar koper mereka sepenuhnya karna dua minggu dari sekarang mereka bisa pindah ke tempat mereka karna selesai designnya hampir siap.
Ia mendesign kembali apartemen tersebut dengan suasana yang berbeda dan gaya yang beda. sejuk dan adem itulah temannya. hingga anak anaknya akan betah di rumah tidak suntuk.
"maryam? jangan lari lari sayang? nanti jatuh". ujar layya yang khawatir melihat putrinya. ia menoleh menatap ke bawah saat ujung bajunya di tarik tarik dan itu perbuatan dari putra tertampannya. ia berjongkok mensejajarkan tinggi dengan anaknya.
"ya sayang? ". ucapnya lembut sembari merapikan kerah baju putranya. yusuf mengenakan baju kemeja kotak kotak biru campur putih dan abu abu di sana berlengan pendek dipadu dengan celana jeans pendek warna putih. siapapun yang melihat akan menemukan kesan cool padanya. dengan kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung serta tatanan rambutnya yang semakin membuat mata tidak bisa untuk tidak mengagumi ketampanannya.
Yusuf menunjuk ke outlet yang terlihat berbagai mainan di dalam sana.
"bagaimana kalau kita ke sana setelah maryam selesai? ".
"yusuf bisa pergi dengan lala!". sahutnya dengan wajah datar dan tidak ada kata bantah baginya.
Layya menarik nafas. di antara dua anaknya maka yusuflah yang paling irit bicara.
"baiklah tapi janji ya? harus selalu dalam pengawasan kak lala".
Yusuf mengangguk membalik badan melihat lala yang sedang sibuk mengejar ngejar maryam. melihat raut wajah yusuf layya mengerti. ia pun tersenyum.
Lala sedang sibuk memilih milih baju dengan adiknya tentu saja dia seorang abang yang selalu mengalah untuk maryam.
Layya menepuk pundak yusuf.
"baiklah, bunda yang temenin dan kita biarkan maryam di sini dengan lala! okay".
Layya menyatukan alisnya saat yusuf menggeleng.
"jadi kita ke sana setelah maryam selesai?"
"bunda akan ke sana setelah maryam selesai dan yusuf akan ke sana sama tante ayrin". jawab yusuf cepat lalu dia membalik tubuh melangkah mendekat ke ayrin.
Layya melihat dari kejauhan yusuf yang menunjuk ke arah yang mau di datanginya. ayrin melihat ke arahnya sebentar sebelum melangkah keluar dari sana setelah mendapat kedikan bahu darinya, yang tandanya ia tidak bisa apa apa jika putranya sudah meminta hal yang di sukainya.
Layya mengalihkan matanya melihat ke maryam. tersenyum dia melangkah ke deretan baju anak anak khusus cowok. jika maryam bisa memilih bajunya sendiri yang dia sukai dan pakai namun tidak bagi yusuf. dia paling malas kalau menyangkut belanja pakaian.
Layya melihat ke sana kemari yang pas dan cocok untuk putranya. meraihnya satu persatu dan memberinya ke pelayan toko di sana untuk ia bayar.
Layya melangkah ke kasir dan menemukan maryam putrinya sudah duduk mengantri di sana dengan wajahnya yang sumrigah menampakkan deretan giginya.
"sudah sayang? ". tanyanya di sertai senyum jail di wajahnya. ia gemas dengan putrinya.
"tinggal sepatu maryam".
Layya menyetujui dengan tersenyum. beralih ke kasir untuk membayar.
Layya, maryam dan lala melangkah menuju di mana yusuf dan ayrin berada namun di perjalanan suara getaran hpnya membuat langkahnya terhenti. ia pun melihat ke maryam lalu ke lala setelah melihat pemanggil di layar hpnya.
"lala? kamu antar maryam ke tempat yusuf ya? nanti aku nyusul, tidak akan lama". layya berbalik pergi dari sana setelah mendapat jawaban dari lala.
Beberapa menit setelahnya layya keluar dari toilet karna setelah menerima panggilan tadi yang berasal dari aldi asisten dari presdir yang sedang bekerja sama dengan perusahaannya bekerja. dan katanya ada beberapa hal yang menyangkut dengan rumah butuh di ubah. aldi memintanya untuk menyelesaikan malam ini tadi terpaksa ia minta maaf karna malam ini ia sedang bersama anak anaknya di mana waktu yang tidak ada seorang pun bisa mengganggunya. termasuk perusahaan besar seperti imperial.
Layya melangkah dengan matanya mencari cari ke dua anaknya yang kata ayrin mereka. sudah keluar dari autlet mainan dan berada di lantai 3, menemani ayrin beli beberapa pakaian. memang gadis itu tidak bisa kalau tidak belanja jika sudah masuk mall.
Layya menunduk sebentar sambil terus melanjutkan langkahnya, mencari kedua buah hatinya. mengangkat kepalanya kembali melihat ke depan dan saat itu juga kedua kakinya terhenti. matanya menatap lurus ke depan ke satu pasangan yang sedang melangkah ke arahnya, bergandengan tangan dengan si wanita yang terlihat sangat manja dengan menunjuk ke semua estalase yang memperlihatkan baju baju bermerek dan ia akui indah indah. begitu juga tas dan sepatu.
Menarik nafas. ia kembali melanjutkan langkah meski jantungnya berdegup tidak tentu arah. dua manusia yang sangat ia benci di dunia ini. beberapa kali ia berpikir. ia kah yang salah di sini atau...mereka. beberapa kali ia berpikir. ia tidak akan bisa memaafkan mereka, seandainya bisa ia lakukan begitu tapi ia tidak bisa membenci orang, jika ia lakukan itu ia sama dengan membuat diri sendiri buruk. karna allah tidak menyukai sifat pendendam.
Layya melangkah melewati satu pasangan tersebut dengan arah mereka yang berlawanan.
"layya...? kamu kah itu...?". itu adalah suara reina. sahabatnya dulu atau...mantan sahabat.
Langkah layya sontak berhenti. ia berdiri membelakangi reina dan pria di samping reina yang kedua alisnya menyatu menatap punggung layya.
Layya membalik badan menatap kedua manusia di belakangnya, reina dan rayyan dengan wajahnya yang menyungging senyum tipis.
Karna itu...ia mencoba berdamai, berdamai dengan dirinya sendiri. dengan begitu ia bisa melupakan semua mimpi buruknya dan bisa memaafkan semuanya.
"hai? ya! aku layya, lama tidak berjumpa... reina". layya hanya menatap reina tanpa melihat ke arah reyyan.
Reina mematung melihat wanita di depannya. tadinya ia berpikir layya akan sinis padanya atau berkata kasar atau bisa juga mengatainya dengan rayyan tapi reaksinya...reina mendengus tidak percaya sembari tersenyum. bisakah ini ia katakan kesempatan baginya untuk kembali berbaikan dengan layya. ia akui ia salah tapi ia juga tidak bisa merelakan reyyan untuk layya saat itu, ia masih sangat mencintai pria ini dan saat reyyan bilang kalau dia akan mempunyai anak dengan layya saat itu ia ketakutan, takut reyyan selamanya akan hilang darinya dan berpaling ke layya.
"layya? selama ini...kamu...dimana?! ". tanya reina hati hati. takut layya akan menolak bicara dengannya seperti ayrin yang sampai sekarang sangat menbencinya.
Layya mengedipkan matanya satu kali memutar matanya ke sekitar lalu kembali melihat reina. ia menyungging senyum tipis senyum yang tulus tanpa paksaan.
"new york! bekerja, kamu...?". tidak salahkan? ia bersapa.
Reina terlihat menarik nafas sebelum menjawab. dia menunduk merasa sangat bersalah.
"kemana mana! pemotretan".
Layya terkejut dengan ucapan reina yang ia dengar.
"masih...?". tanyanya alami tanpa dia pura pura terkejut.
Reina tertawa kecil sebelum mengangguk.
"kamu tahu itu cita citaku".
Layya mengedipkan matanya beberapa. dia menarik nafas setelah kesadarannya kembali.
"euhmm...kalau begitu, aku pergi duluan, selamat menikmati malam mu". ucap layya cepat lalu ia membalik tubuhnya melenggang pergi dari sana. meninggalkan reina yang sepertinya tidak tega untuk layya cepat cepat pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Momy Victory 🏆👑🌹
ingin lihat tuaian dari apa yang kamu tabur ke Layya .....kamu tidak akan pernah bisa punya anak dengan Reina....ingat kamu pernah suntik mantan istrimu gak akan pernah bisa punya anak,gak tahunya dokternya salah kasih obat penyubur kandungan....wakakak berharap demikian.
2021-03-22
0
Winnih Rivalbyh
layya yg manis ....slut sama sifat mu beb😊
2020-12-16
0
Daffodil Koltim
layya mencoba tersenyum dsaat hatix mnangis,,,,
2020-11-04
0