Pukul 17:06
Layya tersenyum tipis melihat kegirangan kedua anaknya yang sedang bermain air di kolam renang di rumah bu imelda tersebut.
Tadi setelah sampai mereka duduk mengobrol sebentar di ruang tamu lalu tidak menunggu waktu berjalan dan ia bisa lama nanti di sini. memutuskan untuk menanyakan di mana dapur supaya ia bisa mulai mempersiapkan semua bahan yang mau ia masak. sedangkan maryam dan yusuf begitu melihat seorang pria paruh baya suami bu imelda menyapa mereka. kedua anaknya langsung saja akrab dengan pria paruh baya tersebut. seperti mereka akrab dengan pamannya. dan sekarang mereka berada di lantai 2 tadi suami bu imelda mengajak mereka bermain di lantai 2 kata bu imelda di sana ada ruangan permainan putranya ketika kecil karna melihat yusuf yang suka main game pria tersebut pun bilang kalau di atas ada Game besar, juga berbagai mainan yang pria tersebut tawarin termasuk. pesawat, jadinya tanpa di minta yusuf langsung menyetujui dan mengikuti suami bu imelda dengan keduanya di gendong ke atas.
Awalnya ia aneh dengan sikap bu imelda dan suami bu imelda yang pertama melihat kedua anaknya terlebih waktu melihat yusuf mereka sangat terkejut. ia tidak menanyakan namun bu imelda menjawab pertanyaan nya yaitu setelah ia berapa di dapur beberapa lama. bu imelda cerita kalau yusuf sangat mirip dengan putranya waktu putranya kecil. bahkan bu imelda bilang mirip banget, semuanya tidak ada perbedaan sama sekali. bu imelda bilang dia seperti melihat putranya ketika kecil.
Ia hanya mendengarkan tanpa bertanya apapun. lagian ia tidak tertarik untuk menanyakan di mana putra ibu sekarang atau siapa namanya. tapi beberapa menit yang lalu bu imelda bilang kalau putranya sebentar lagi akan pulang dari kerjanya. ia pun tidak menanyakan di mana putra beliau bekerja. bu imelda juga bilang kalau biasanya putranya pulang kerja jam 9 malam paling awal, karna biasa jam 10 atau 11. ibu imelda bilang malam ini putranya pulang awal karna beliau bilang kalau dia mengundang seorang chef dari restauran kesukaannya yaitu dirinya. ibu imelda juga bilang kalau putranya tersebut juga suka semua masakan yang ada di restauran nya. mereka anak dan ibu yang sangat mengidolakan makanan di restauran nya karna itu begitu mendengar kalau ia datang kerumah untuk masak menghidangkan makan malam mereka untuk ulang tahun bu imelda. putranya langsung menyetujui untuk pulang. mendengar hal yang di ungkapkan ibu imelda ia merespon dengan tersenyum tipis. lagian mau bilang apa juga. selain terima kasih dan alhamdulillah.
"dia persis seperti putra kami ketika kecil! ".
Layya menoleh ke samping, entah yang keberapa kali sudah wanita cantik yang umurnya mungkin sama dengan umur mamanya jika masih ada. mengatakan kalau yusuf mirip putranya ketika kecil dan entah kapan sudah bu imelda sudah berdiri di sampingnya. ia ke sini dan berdiri di sini setelah bertanya ke ibu imelda di mana kedua anaknya karna baru beberapa jam tidak melihat mereka, ia sudah merindu, memang ketika capek obat terbaik untuk pemulihan adalah melihat kedua anaknya. lalu setelahnya ia akan kembali melanjutkan aktifitasnya.
Layya menoleh kebelakang di mana ada jam di sana.
"saya harus kembali ke dapur, melihat mereka senang saya jadi tenang dan juga...terima kasih bu untuk menjaga mereka karna saya sangat jarang mau membiarkan maryam dan yusuf main di kolam renang jika bukan saya sendiri yang menjaga mereka".
Imelda tersenyum lalu menepuk pundak layya di mana layya berada di sampingnya.
"di sini kamu bisa tenang, mereka akan menjaga yusuf dan maryam dengan baik dan juga ada pak tama jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan".
Layya mengangguk mengerti dan berterima kasih.
"saya ke dapur dulu".
"baiklah, ibu menantikan makan malam yang nikmat". kekeh imelda.
layya tertawa kecil.
"insya allah saya tidak akan mengecewakan ibu". ucap layya lalu ia membalik melangkah berlalu dari sana meninggalkan imelda yang masih setia melihat suaminya beserta dua anak layya yang sangat senang bermain air dan terlebih suaminya terlihat sangat bahagia.
Seorang pelayan mendekat ke imelda memberitahu nya sesuatu lalu dia membalik badan melangkah pergi dari sana.
Dari arah pintu depan menuju tangga. imelda melihat putranya yang raut wajahnya terlihat sangat lelah sedang melangkah ke tangga.
"ray? tunggu dulu".
"mami?... ". rayyan tidak jadi menaiki tangga. ia mendekat ke imelda, mencium pipi maminya seperti biasa ketika dia pulang kerja jika maminya belum tidur.
"ada apa mi? aku butuh menyegarkan tubuh dulu nanti kita bicara bisa...? ". tawar rayyan karna tubuhnya benar benar lelah.
Imelda menggeleng. dia merangkul lengan putranya.
"kamu butuh menyegarkan tubuhmu bukan? dan ikut mami, mami yakin otakmu sekalian akan segar".
Rayyan menyatukan alisnya sambil terus mengikuti langkah maminya yang menyeretnya ke halaman samping rumah dimana di sana...
"ha ha ha kyaa...".
Rayyan mengerutkan keningnya mendengar suara tawa anak kecil.
"sepertinya aku mendengar suara anak kecil? "
"baguslah telingamu masih bagus"sahut imelda masih terus menarik rayyan bersamanya hingga sampai di depan kolam renang baru berhenti.
Rayyan mengerti dengan kesinisan suara maminya, karna maminya sedang kecewa padanya yang belum bisa memenuhi keinginan nya.
"tuh lihat? mami sudah punya cucu, mereka tampan dan cantik ray...? " . imelda menjerit senang di akhir kalimat.
Rayyan menyatukan alisnya melihat pemandangan di depannya jarak mereka sekitar 6 meter dari kolam renang di depannya, dimana di sana papinya dan dua bocah. satu laki laki dan satu lagi perempuan. keduanya membelakanginya sambil terus tertawa girang karna sedang bermain lempar lempar air ke papinya. mereka sedang menyerbu papi.
"mami ambil dari mana? tunggu...". kedua mata rayyan melebar saat mengingat sesuatu.
"mami tidak mengadopsi anak bukan? ".
Imelda menoleh menatap rayyan kesal dan sedetik kemudian wajahnya kembali seperti tadi ceria.
"seandainya di kasih sama ibunya tentu saja mami mau".
Rayyan mengernyit tidak mengerti.
"maksud mami? ".
"sudah tidak perlu bahas itu nanti saja, ayo ke sana, mami yakin kamu akan terkejut begitu melihat mereka apalagi yang cowok, ayo? ". imelda lagi lagi menarik lengan rayyan mendekat ke kolam renang.
Melihat istrinya beserta anaknya yang mendekat dari matanya yang menyipit akibat terkena lemparan air. tama menghentikan maryam dan yusuf.
"sudah sudah kakek kalah, kakek menyerah hahhh...". tama berpura pura capek. melihat hal tersebut imelda tertawa kecil.
Maryam dan yusuf berteriak senang. mereka menggunakan pelampung di bagian pinggang mereka dengan baju renang di tubuh mereka. keduanya memakai baju renang rayyan ketika rayyan masih kecil dan sangat pas dan cocok, malah semakin membuat yusuf terlihat seperti rayyan saat kecil.
"oh kamu sudah pulang? ".
Maryam dan yusuf sontak berbalik melihat ke arah tujuan mata kakek di depannya bicara.
Tama mendekat memeluk maryam dan yusuf dikedua sisi tubuhnya dan dengan sigap keduanya memeluk tengkuk tama.
Deg...
Suara jantung rayyan yang berdegup saat melihat kedua anak kecil di depannya. nafasnya seakan sesak dan tubuhnya yang mematung berhenti bergerak bahkan semua urat di dalam tubuhnya seakan akan bekerja sama untuk berhenti.
Kedua mata rayyan nyaris saja mau keluar saat kedua manik matanya beralih melihat ke wajah anak laki laki yang sedang memeluk tengkuk papinya. wajahnya...sangat sangat mirip dengannya ketika dirinya kecil.
"nenek cantik? paman itu siapa? anak nenek cantik ?". tanya maryam dengan wajah imut dan lugunya khas anak kecil.
Imelda tersenyum. dia menepuk pundak rayyan.
"iya ini putra ibu rayyan, kalian bisa panggil om saja bagaimana? ".
"om rayyan? ". ulang maryam lagi. imelda mengangguk senang.
"mami? mereka...siapa? ".
Imelda tersenyum.
"mirip denganmu kan? biar mami kasih tahu, anak laki laki yang mami bilang mirip denganmu yang mami lihat di bandara waktu itu, itulah dia, yusuf namanya! kerenkan, mami suka! oh ya? bundanya juga sangat cantik lho, pantas dia memiliki anak anak yang cantik dan tampan, mami penasaran dengan suaminya". desah imelda dengan matanya melihat ke kolam renang di mana tama yang sedang mengajari maryam berenang sedangkan yusuf memilih naik karna dia sudah bosan main. dan dengan sigap pelayan di sana mendekat mengelap tubuh yusuf. entah apa yang di bicarakan yusuf dengan pelayan tersebut karna setelahnya terlihat mereka masuk ke dalam rumah.
Melihat hal tersebut membuat imelda mau menyusul namun langkahnya terhenti saat Rayyan bicara.
"maksud mami...bunda kedua anak itu di sini? ".
"ya, dia chef yang mami bilang dan sekarang sedang di dapur, kamu mau lihat tapi kamu tidak boleh jatuh cinta padanya lho, dia sudah punya suami tapi jika dia tidak ada suami mami restu tuh". imelda terkekeh geli sengan ucapannya sendiri. dengan begitu...setiap hari dia akan melihat dan bermain dengan maryam dan yusuf. membayangkan hal itu sunggub sudah membuatnya tidak berhenti untuk tertawa.
Melihat yusuf yang naik dan masuk ke dalam rumah. maryam pun minta tama untuk menaikkannya ke atas. tama pun menggedong tubuh kecil maryam di atas pundaknya yang seketika membuat maryam menjerit senang.
Tama tertawa lebar. masuk ke dalam rumah. meninggalkan rayyan yang kebingungan.
Dia bertanya tanya. apa yang terjadi padanya, kenapa melihat kedua anak itu. ada perasaan yang sangat tidak asing baginya, seakan mereka sangat akrab. dirinya seperti tertarik ke arah kedua anak itu dan juga...kenapa dadanya bisa tiba tiba sesak. perasaan ingin memeluk keduanya, menciumnya dan...tidak mau kehilangan. perasaan apa ini?.
Rayyan membalik menatap ke dalam rumahnya. seakan akan rumahnya yang sunyi selama ini padahal tidak sama sekali tapi sekarang dan hari ini. kenapa itu sangat terasa.
'layya...'.
Tunggu...Kenapa tiba tiba ia teringat wanita itu?.
Rayyan menggeleng keras. 'huh...aku terlalu capek kerja'. rayyan mendesah lelah lalu memilih masuk ke dalam rumah dan melanjutkan hal yang tertunda tadi yaitu mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Irma Fahri
rayyan anakmu sdah bsar dan tak mengenal mu
2020-12-18
0
mom clarita
update dong.......🙏🙏🙏🙏
2019-12-12
0
Karlina Sinaga TasUnik
thor...mau dong di up... penasaran bgt. thx
.
2019-12-03
3