Layya menghela nafas entah yang ke sekian kalinya. kini ia sedang berada di sofa ruangan tamu apartemen ayrin bersama ayrin setelah menidurkan kedua anaknya.
"jika aku jadi kamu, aku memilih pergi dan tidak peduli, apa apaan tuh sikapmu begitu, memang kamu sudah memaafkan mereka? "kesal ayrin sambil meletakkan coca colanya.
Tadi saat layya kembali dari yang kata lala ada telpon penting. ia melihat wajah layya pucat dan juga takut. ia pun mendekat bertanya. layya hanya mengucapkan 3 kata. "aku-bertemu-mereka".
Mengerti pembicaraan mereka akan serius dan menguras emosi. dalam perjalanan pulang ia membeli kacang kacangan di super market dan coca cola tentu saja, hanya ia sendiri yang minum sedangkan layya hanya memakan snack.
"jika aku tidak memaafkan mereka, itu artinya juga aku...tidak menerima kehadiran yusuf dan maryam, sedangkan aku? sangat senang dan bahagia dengan kehadiran keduanya, rasanya aku tidak ingin apapun lagi di dunia ini setelah memiliki mereka".
"...."ayrin terdiam. ia menarik nafas beralih melihat ke arah lain.
"lalu... apa yang akan kamu lakukan jika kamu...bertemu dengan pria bajingan itu?! ". ayrin menoleh melihat layya dan bertanya dengan sangat penasaran.
"bukankah tadi aku bertemu dengannya? aku sudah mengatasi...?"
Ayrin mendesah.
"yang aku tanya? bagaimana kalau kamu tiba tiba bertemu dengannya dan hanya berdua tanpa reina"
Layya terdiam sejenak sebelum menjawab.
"mungkin melewati? tidak mungkin kan? aku berdiri mematung melihat dia dengan bodoh? dasar kamu? ".
Ayrin diam menggeratkkan giginya.
"maksudku? misalnya tiba tiba dia klienmu dan kamu harus berhadapan dengannya dan bertemu".
Layya mendesah.
"jika aku tahu dia maka aku tidak akan menerima kontrak kerja dengannya meski perusahaan memaksa, aku sudah memiliki wewenang untuk menolak dan menerima pekerjaaan sesukaku, jadi? dari awal sudah aku atur untuk tidak bertemu dan jika di suatu saat kami berpapasan maka aku akan melewati saja tanpa pedulu seperti yang kamu bilang namun jika di sana ada reina, aku akan berhenti untuk bicara dengannya tanpa melihat reyyan seperti tadi! sempurna bukan?! ".
"...". ayrin terdiam tidak tahu harus bicara apa lagi.
"memang kamu tahu perusahaan reyyan apa? sehingga kamu bisa menolak". karna sampai sekarang aku juga tidak ingin sama sekali mencari tahu tentang pria itu baginya sudah hilang di telan bumi, begitu juga dengan reina sahabat pengkhianat. tapi...tidak tahu dengan temannya ini.
"di berkas kontrak kan ada tertulis nama pemiliknya, tentu saja tahu! kamu bertanya pertanyaan bodoh".
Ayrin mengedikkan bahunya acuh.
Layya tertawa kecil sambil menepuk pundak ayrin. jadi, bisa di bilang, ia tidak akan bertemu dengan pria itu kecuali kebetulan seperti tadi malam.
Dongg....
'kebetulan? '. ha ha ha rasanya ia mau mengatawai dirinya sendiri. entah ia yang bodoh atau...baiklah, ia yang bodoh. bagaimana bisa ia tidak melihat kontrak kerja dengan detail? dan siapa pemiliknya. bahkan?... bahkan...sudah tiga kontrak ia tanda tangani dan masih dalam tahap kerja. di tambah? beberapa bulan lagi akan ada tender besar di imperial untuk desain sebuah gedung hotel yang berada di swiss dan ia bertekad untuk memenangkannya. tapi sekarang....
Di dalam ruangan tersebut terlihat senyap dan sunyi dengan aura mencekam di sekitar, tiga manusia yang berada di dalam ruangan tersebut. semua terdiam tanpa ada suara namun tidak dengan pikiran mereka.
Mata layya menatap lurus kedepan, tubuhnya mematung dengan nafasnya berhenti bekerja tidak seperti biasanya, suara yang sulit untuk ia keluarkan dan dalam pikiran. ia mengatakan dirinya bodoh dan bodoh. bagaimana bisa ia menandangani kontrak tanpa melihat nama yang tertera di dalam kontrak sebagai klien dan pemilik kontrak.
Di balik meja reyyan juga berekspresi yang sama seperti layya mamatung dengan segala pertanyaan timbul di dalam otak cerdasnya. namun satu yang sekarang ia tahu jawabannya perempuan di depannya saat ini adalah desainer Zunaira yang sekarang sedang menjalin kontrak kerja dengannya tidak dengan rumah tapi juga perusahaan. dan ia dengar untuk desain hotel yang baru mau ia bangun, perusahaan wanita ini juga mengikutinya dengan dia sendiri yang akan mengambil andil. desainer konstruksi atau desain interior dua bidang bisa dia kuasai Layya Zunaira. kenapa nama ini ia tidak mengira kalau dia adalah wanita ini. ia tidak membencinya karna di sini ia yang bersalah dengan menipu dan membohonginya tapi...ucapannya dan pertemuan mereka yang terakhir waktu itu sukses membuatnya membenci wanita ini.
"pak aldi? dia...CEO imperial? Reyyan Zeki Andriyatama...?". tanya layya dengan suara pelan dan tanpa mengalihkan matanya ke arah lain tetap menatap pria tampan dengan sejuta pesona di depannya. CEO dari Group Imperial dengan anak anak cabang perusahaan raksasa yang ada di berbagai negara. itu yang ia ketahui namun ia sama sekali tidak tahu kalau pria inilah CEO nya atau...ia yang bersifat tidak mau tahu apapun. jangankan membaca majalah melihat berita saja ia malas dan berita ini ia dengar ketika ia duduk di kantin perusahaan untuk makan siang dan seperti biasa ada bergosip ada juga yang sedang bercurhat.
"ya? dia...CEO Imperial tapi...". aldi dengan wajah bingung melihat atasannya lalu beralih melihat layya.
"sepertinya anda berdua...saling kenal?! ". aldi melihat reyyan lagi lalu melihat layya lagi kepalanya dari beberapa menit yang lalu selalu memutar sana dan sini. melihat ekpresi wajah atasannya serta raut wajah desainer Zunaira yang terkejut ia jadi bingung. tunggu? apa mereka...mantan pasangan kekasih...dulu.
Jawaban layya dan reyyan semakin membuat aldi kebingungan mereka...
"tidak! mana mungkin! ". jawab keduanya melihat aldi lalu kembali sama sama saling melihat karna tidak suka jawaban yang serentak.
Layya memutuskan pandangan itu berpaling melihat ke samping. ia menemukan sofa melangkah ke sana dan mendarat kan bokongnya di sana selanjutnya layya mengelurkan beberapa map yang ia peluk di dadanya tadi. ia taruh di atas meja dan membukannya.
"baiklah, cukup perkenalannya dan tidak perlu basa basi! aku sudah kenal siapa anda yaitu CEO Imperial dan anda juga sudah tahu siapa aku Desainer Zunaira, terlebih kenapa sekarang aku di sini!". ketus layya melihat tajam reyyan.
Tatapan mata layya membuat alis aldi menyatu sempurna. ada apa dengan ke adaan ini?.
Aldi melihat reyyan saat mendengar suara dengusan nafas keluar dari pria dingin ini.
Reyyan melangkah mendekat ke sofa berdiri di depan layya dengan jarak mereka yang terpisah oleh meja kaca sofa.
"buatkan 2 cangkir kopi untuk kami al...? ini akan memakan waktu banyak". perintah reyyan dengan kedua tangannya terlipat di dada.
Layya menyungging senyum samping namun sinis.
"tidak perlu, cukup buatkan satu tapi lain hal jika atasan mu mau meminum keduanya karna aku tidak minum kopi".
Reyyan menoleh melihat aldi. asisten pribadinya yang sudah bekerja dengannya selama 4 tahun.
"buatkan teh! ".
Gerakan tangan layya yang sedang mengotak atik laptopnya terhenti. ia mendongak menatap reyyan tajam.
"aku tidak minum teh, lebih baik anda duduk sekarang dan katakan di mana yang harus di ubah, aku tidak ada waktu melayani anda karna aku punya banyak pekerjaan selain di sini".
Aldi mengedip ngedipkan matanya beberapa kali dengan suasana yang sedang ia hadapi dan lihat sekarang. ada apa ini, ada dengan mereka?.
Reyyan tersenyum sinis.
"aku rasa tidak sebanyak pekerjaan seorang CEO Imperial! ".
Tatapan tajam layya kembali menatap reyyan. ia mendongak dengan tatapannya yang tajam dan dingin.
"aku ke sini tidak untuk mendengar keluhan mu tuan? ". ucap layya dingin dan tajam.
Brakhhh...
Layya memejamkan matanya sesaat dengan suara pukulan meja yang reyyan lakukan.
"dengar layya? di sini aku bisa saja membatalkan kontraknya dan kamu tahu sendiri resikonya apa terhadap perusahaanmu dan juga! disini aku adalah klienmu dan perlakuan baik terhadap klien tidakkah kamu tahu itu?! ".
Aldi lagi lagi mengedipkan matanya beberapa kali dengan situasi yang ada di depan matanya. layya? pak reyyan memanggil bu Zunaira...layya?. belum juga aldi mencerna ini semua suara bantingan yang berasal dari layya membuatnya lagi lagi terkejut atau shok. ia seperti sedang sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
Phak...
Layya bangkit berdiri setelah membanting map di tangannya ke meja. menatap rayyan tajam.
"lakukan! membatalkan kontrak? maka lakukanlah tapi ingat rayyan di sini kamu yang membatalkannya bukan aku! jadi kami sama sekali tidak rugi atau perlu membayar ganti rugi! aku...dengan senang hati menerimanya". berhadapan denganmu setiap hari aku yakin hari hariku akan menjadi buruk.
Reyyan menggeram marah menatap layya tajam. wanita ini? sangat berubah.
"pergi al? dan urus semuanya untuk pembatalan kontrak kerja dengan mereka".
Layya menarik nafas menatap reyyan. ia tidak menyangka pria ini sangat kekanak kanakan. tidak peduli layya memilih berjongkok membereskan map serta laptopnya untuk ia masukkan ke dalam tas tentengnya.
"pak...semu...a..nya? ". aldi bertanya takut takut serta tubuhnya yang gugup.
Reyyan membalik menatap aldi tajam.
"apa perlu aku mengulang ucapanku untuk kedua kali? ".
Aldi menunduk takut.
Layya menyampirkan tas ke bahunya dengan map berada dalam pelukannya. ia berniat mau keluar namun berhenti saat mengingat sesuatu hal yang perlu ia ucapkan.
"satu hal yang aku pelajari dari seorang CEO dari Imperial group ! kekanak kanakan!". ucap layya tajam lalu melangkah keluar dari ruangan tersebut. mampus kamu.
Aldi membulatkan matanya dengan ucapan layya yang sangat berani memancing kemarahan atasannya dan lihatlah...
Aldi meringis melihat wajah reyyan yang sudah memerah serta gepalan tangannya di bawah.
Reyyan memejamkan matanya mencerna setiap kata layya tadi.
'ke-ka-nak-ka-na-kkan...?'. mata reyyan beralih menatap ke pintu ruangannya dengan tajam.
Aldi mencoba membuka suara namun seperti angin yang tertiup di depan wajahnya dan selanjutnya yang ia dengar suara bantingan pintu.
Aldi menoleh ke pintu melihat ke dalam ruangan. ia baru sadar di tinggal sendiri. membulatkan matanya saat menyadari kalau atasannya bisa saja menyusul dasainer tersebut. aldi melangkah lebar ke pintu keluar dari ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Bibit Iriati
seru....
layya akyu padamu...
2021-04-25
0
Bibit Iriati
seru....
layya akyu padamu...
2021-04-25
0
Momy Victory 🏆👑🌹
eh kirain masih ngobrol dengan sahabatnya Ayrin gak tahunya sudah ganti suasana dikantornya Ray....
2021-03-22
0