Bab 3

Kepala layya mendongak ke atas menatap gedung di depannya, ia melangkahkan kakinya masuk ke sana hingga kakinya sampai di lobby lalu berhenti tepat di depan lift. tidak lama layya menunggu lift turun dari lantai atas dan beberapa karyawan perusahaan tersebut keluar dengan semua menatap layya dengan tatapan bertanya tanya kalau siapa dirinya dan untuk apa ke sini.

Layya tersenyum, ia bisa menebak kalau mereka karyawan baru karna tidak ada di gedung tersebut yang tidak mengenalinya karna ia sudah bekerja di perusahaan ini selama 4 tahun lebih dan sudah menjadi pegawai tetap 3 tahun yang lalu.

Ting...

Pintu lift terbuka. layya keluar dari sana dan ia langsung di kejutkan dengan sambutan para teman temannya semasa ia bekerja di sini sebelum pindah ke kantor cabang.

"selamat kembali layya? kami semua merindukanmu". ucap ke 5 karyawan tersebut di hadapan layya. 2 laki laki dan 3 perempuan.

Layya yang terharu sekaligus bahagia menutup mulutnya.

"kalian...membuatku seperti berasa pulang ke rumah sendiri". layya menitikkan air matanya.

"hei...ini memang rumahmu tahu? ". sahut salah satu wanita di sana sambil melangkah mendekati layya lalu memeluk layya.

Layya membalas pelukan wanita tersebut.

"lama tidak bertemu, aku merindukanmu dan maaf, aku tidak sempat ke sana melihatmu dan kedua anakmu yang tampan dan imut itu? ". seru nadia antusias.

Layya terkekeh geli.

"aku juga merindukan ke usilanmu". keduanya tertawa girang.

"sudah sudah, nanti setelah layya sudah membereskan semua barangnya, kita ke tempat layya untuk melihat 2 jagoannya". ujar salaj satu pria yang sudah sedikit berumur dengan tubuhnya yang gemuk.

"benarkah pak wakil GM? ". seru nadia senang. di ikuti anggukan teman layya yang lain.

" tentu saja, nadia ayo tunjukkan kantor untuk layya dan semua...kembali bekerja". ujar Pak wakil GM tersebut lalu berbalik melangkah keruangannya.

Layya menatap nadia bingung.

"kantor? bukankah aku sudah sampai? tunggu...apa bukan di sini lagi? ".

Nadia hanya membelas dengan senyuman lalu menarik tangan layya membawa layya ke salah satu ruangan di sana dan membuka pintu coklat tersebut.

"surprise... mulai sekarang, ini adalah kantormu dan aku akan menjadi wakilmu dan pak GM sudah merekrut satu asisten untuk membantumu, ayo masuk". ajak nadia yang melihat layya hanya berdiri di ambang pintu sembari menatap ke dalam ruangan tersebut.

Layya ternganga tidak percaya.

"aku tidak tahu harus bilang apa, aku rasa aku harus berterima kasih ke pak GM".

"oh ya, pak GM berpesan kalau kamu sudah masuk, menyuruh mu keruangannya dan untuk sekarang silakan nikmati ini, aku keluar dulu".

Layya mengangguk samar.

layya melangkah ke kursi dengan meja yang sekarang akan menjadi meja untuknya bekerja.

Layya menduduki bokongnya di sana, merasakan rasanya duduk di kursi putar tersebut lalu ia bangkit berdiri saat melihat jendela yang memperlihatkan langit biru di luar. ia melangkah ke sana, berdiri di samping kaca dengan kedua manik matanya menatap ke luar gedung tersebut.

Layya tersentak saat mengingat ucapan nadia tadi, yang bilang ia harus keruangan pak GM.

Layya berbalik dan melangkah keluar dari kantornya tersebut.

"maaf jika membuatmu kembali dengan cepat ke sini".

"tidak pak, cepat atau lambat, saya juga akan kembali dan di manapun itu, saya suka bekerja di perusahaan ini".

Pak GM tersebut tersenyum hangat. Pak GM seorang pria bisa di katakan sudah berumur dengan beberapa uban di kepalanya bertubuh kurus dan sedikit panjang.

"oh ya ini...untukmu". Pak kevin biasa di panggil, menyodorkan satu kunci ke depan layya.

Mata layya membulat melihatnya.

"pak ini...".

Pak kevin tersenyum.

"ini hadiah pemberian dari pak di rektur untukmu karna kamu sudah bekerja keras selama ini dan hasil kerjamu selama ini sukses membanggakan perusahaan, terimalah! pak direktur bilang tidak ada penolakan".

"tapi...".

"di tambah mulai sekarang kamu membutuhkan satu mobil layya? untuk ke sana kemari, karna mulai kamu akan sering bekerja di luar daripada di perusahaan, benar bukan? ".

Layya terlihat berpikir lalu mengangguk membenarkan ucapan pak kevin.

Layya tersenyum senang. 'di sambut saat hari pertama masuk kembali, di kasih kantor untuk sendiri dan sekarang...satu kunci mobil yang artinya...".

"mobilnya terparkir di basemen, jika kamu mau bapak akan menyuruh budi untuk membawa ke parkiran depan".

Layya sontak menggeleng sembari melambai lambaikan tangannya ke hadapan pak kevin.

"saya akan ambil sendiri pak, itu akan merepotkan sekretaris bapak dan...terima kasih banyak pak dan...terima kasih juga untuk pak dirut".

Pak kevin tertawa kecil lalu mengangguk.

"akan saya sampaikan, kebetulan sebentar lagi saya akan menghadiri rapat, oh ya? bapak dengar pihak Imperial meminta untuk kamu mengecek kelapangan, atas hasil desainmu benar? ".

Layya mengangguk.

Pak kevin tersenyum.

"dan untuk desain meeting room, sudah siap semuanya bukan".

Layya mengangguk mantap.

"besok akan mulai bekerja pak? ".

Pak kevin tersenyum lagi.

"aku serahkan padamu, baiklah! selamat kembali dan bekerja layya"

Layya menunduk.

"baik pak dan terimakasih, permisi pak". layya berbalik.

"ya, oh ya?... ".

Layya sontak menghentikan langkahnya dan berbalik melihat pak kevin.

"aku dengar anakmu tampan dan imut, kapan kapan ajak mereka main ke sini, bapak yakin mereka akan suka".

Layya menyungging senyum tipis.

"akan saya usahakan pak, jika saya ada waktu".

"oh, ha ha ha, aku lupa, kalau 3 bulan ini kamu akan sibuk banget, semangat layya dan...ambil ini". pak kevin melempar kunci mobil ke arah layya dan layya dengan sigap menangkapnya.

"itu mahal lho? jaga baik baik".

Layya lagi lagi hanya tersenyum lalu berbalik melangkah pergi dari sana. di luar pintu ia menatap kunci yang berada di telapak tangannya.

Baru saja ia kepikiran untuk membeli 1 mobil murah, supaya ia mudah berangkat kerja dan pergi ke sana sini terlebih tidak lama lagi kedua anaknya akan masuk sekolah. ia perlu mobil untuk mengantar mereka. namun siapa sangka hadiah yang tidak terduga allah berikan untuknya. dengan begitu...ia bisa menyimpan uang itu untuk keperluan lain.

Layya tersenyum lalu melangkah dari sana memasuki lift menuju lantai di mana kantornya berada.

💓💓💓

Terlihat seorang pria dengan setelan jas hitam masuk ke ruangan di mana pemilik perusahaan tersebut berada. dengan di tangannya beberapa berkas yang di minta atasannya.

"ini pak, data karyawan baru yang bapak minta".

Pria yang duduk di balik meja tersebut dengan wajah dingin dan datarnya merain berkas yang di sodorkan tidak lain asistennya melihat dan menelitinya dengan sangat hati hati.

"bagaimana menurutmu aldi? apa mereka bisa bekerja dengan baik? atau hanya bermodal tampang". ujarnya dingin.

Aldi asisten pria tersebut menelan ludahnya gugup. tidak sedikit karyawan wanita di perusahaan ini yang di pecat atasannya karna tidak bisa bekerja bukan karna dari lulusan rendah atau benar benar tidak bisa bekerja tapi...mereka lalai dengan pekerjaan mereka dan sibuk mempercantikkan diri untuk mendapatkan si pemilik perusahaan tersebut. rayyan putra aditama, anak konglemerat sekaligus pengusaha kaya. wanita mana yang tidak mau dengannya ditambah dengan ketampannya dan tubuhnya yang membuat para pria terutama dirinya iri.

Aldi mendesah lelah.

Brakh...

Rayyan membanting berkas ke meja sedangkan aldi terperanjat terkejut.

"mulai sekarang akan menjadi tugasmu, jika kamu kira mereka tidak bisa bekerja maka...keluarkan mereka".

Aldi menelan ludahnya gugup sembari meraih berkas tadi. dari pertama masuk tadi pagi, presdir berada dalam mood yang buruk.

'apa sedang bertengkar dengan kekasihnya? ..oh ya...?'.

"tunggu apa lagi keluarlah". usir rayyan dingin lalu kembali melihat dokumen di depannya.

"presdir, sebentar lagi saya akan kelokasi rumah anda, seperti yang saya sampaikan kemarin, hari ini bu zunaira desainer akan datang kelapangan untuk melihat desainnya, presdir yakin tidak mau ikut? ".

Rayyan menaikkan pandangannya menatap aldi tajam.

"kenapa aku harus pergi? pentingkah dia? suruh saja dia untuk turun tangan langsung karna aku tidak menerima kecacatan sedikitpun di rumah itu dan jika itu terjadi, buat mereka membayar 2 kali lipat dari harga kontrak". rayyan kembali melihat ke kertas putih di depannya, yang sangat membutuhkan tanda tangannya dan ia harus meneliti semua dengan jelas.

'tentu saja! tidak ada yang penting bagi dirimu terkecuali kekasih hatimu itu...nyonya aditama, meski sering di tinggal, aku yakin moodmu juga karna di tinggal lagi'. cibir aldi di dalam hati. jika nyata, euhm...siap siap cari kerja di tempat lain.

"baik pak, saya permisi". pamit aldi lalu dia melangkah keluar dari ruangan tersebut.

Cklekc...

Aldi menutup pintu di belakangnya. ia menatao sebentar sebelum melihat sekretaris rayyan.

"hawa di dalam sangat mengerikan". ujar aldi sembari melangkah ke meja kerjanya.

Wanita yang bernama rose menatap aldi lalu melihat ke pintu.

"tidak ada yang bisa menebak kenapa presdir begitu".

Aldi mendesah lelah.

"kamu masih tanya? siapa lagi yang bisa membuat moodnya selalu dingin begitu jika bukan bu reina? aku bahkan bisa menghitung dengan jari ketika wajahnya bisa tersenyum". cibir aldi.

"sepertinya kamu sudah mulai lelah kerja di sini, apa perlu bantuan?"

Aldi menggeleng lemah sembari bangkit dari kursinya dan menenteng satu tas setelah memasukan beberapa berkas yang ia perlukan.

"mau pergi lagi? "

"ya, menemui desainer misterius zunaira lalu pergi menemui klien dan setelahnya ke lokas...".

Kedua bola mata rose membulat.

"kamu mau bertemu dengannya? ...oh ya? pengecekan lapangan! ".

Aldi mengangguk lemah.

"aku pergi".

Rose menahan tangan aldi. aldi menatap itu dengan bingung dan sedetik kemudian ia tahu apa mau wanita ini...

"fotoin satu ya? ".

"tidak! ayolah rose, ini pertama bertemu mana berani aku minta fotonya".

"oh ayolah, aldi? kamu tahu? aku sangat ingin dia mendesain apartemenku tapi setiap aku ajukan kontrak ke perusahaan xx tersebut mereka selalu bilang kalau bu zunaira belum bisa karna sedang menangani proyek besar, kesal deh".

"gini saja, kamu tahu kan? beberapa hari lagi, meeting room akan di kerjakan dan itu di bawah kontrak bu zunaira, tanggung jawab bu zunaira sampai selesai dan saat itu..".

Ctak...

Rose menyentik jarinya sembari tersenyum senang.

"kamu benar! kenapa aku bisa tidak ingat, baiklah pergi sana, selamat bekerja". rose kembali ke meja kerjanya.

"giliran ada mau aja, dasar wanita". cibir ald lalu melangkah keluar.

Terpopuler

Comments

Sutik Trianti

Sutik Trianti

Lanjut thor

2019-10-23

0

Flower

Flower

seru...

2019-10-17

0

Karlina Sinaga TasUnik

Karlina Sinaga TasUnik

lanjooott thor.. thx..

2019-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!