Kepala layya mendongak ke atas menatap gedung di depannya, ia melangkahkan kakinya masuk ke sana hingga kakinya sampai di lobby lalu berhenti tepat di depan lift. tidak lama layya menunggu lift turun dari lantai atas dan beberapa karyawan perusahaan tersebut keluar dengan semua menatap layya dengan tatapan bertanya tanya kalau siapa dirinya dan untuk apa ke sini.
Layya tersenyum, ia bisa menebak kalau mereka karyawan baru karna tidak ada di gedung tersebut yang tidak mengenalinya karna ia sudah bekerja di perusahaan ini selama 4 tahun lebih dan sudah menjadi pegawai tetap 3 tahun yang lalu.
Ting...
Pintu lift terbuka. layya keluar dari sana dan ia langsung di kejutkan dengan sambutan para teman temannya semasa ia bekerja di sini sebelum pindah ke kantor cabang.
"selamat kembali layya? kami semua merindukanmu". ucap ke 5 karyawan tersebut di hadapan layya. 2 laki laki dan 3 perempuan.
Layya yang terharu sekaligus bahagia menutup mulutnya.
"kalian...membuatku seperti berasa pulang ke rumah sendiri". layya menitikkan air matanya.
"hei...ini memang rumahmu tahu? ". sahut salah satu wanita di sana sambil melangkah mendekati layya lalu memeluk layya.
Layya membalas pelukan wanita tersebut.
"lama tidak bertemu, aku merindukanmu dan maaf, aku tidak sempat ke sana melihatmu dan kedua anakmu yang tampan dan imut itu? ". seru nadia antusias.
Layya terkekeh geli.
"aku juga merindukan ke usilanmu". keduanya tertawa girang.
"sudah sudah, nanti setelah layya sudah membereskan semua barangnya, kita ke tempat layya untuk melihat 2 jagoannya". ujar salaj satu pria yang sudah sedikit berumur dengan tubuhnya yang gemuk.
"benarkah pak wakil GM? ". seru nadia senang. di ikuti anggukan teman layya yang lain.
" tentu saja, nadia ayo tunjukkan kantor untuk layya dan semua...kembali bekerja". ujar Pak wakil GM tersebut lalu berbalik melangkah keruangannya.
Layya menatap nadia bingung.
"kantor? bukankah aku sudah sampai? tunggu...apa bukan di sini lagi? ".
Nadia hanya membelas dengan senyuman lalu menarik tangan layya membawa layya ke salah satu ruangan di sana dan membuka pintu coklat tersebut.
"surprise... mulai sekarang, ini adalah kantormu dan aku akan menjadi wakilmu dan pak GM sudah merekrut satu asisten untuk membantumu, ayo masuk". ajak nadia yang melihat layya hanya berdiri di ambang pintu sembari menatap ke dalam ruangan tersebut.
Layya ternganga tidak percaya.
"aku tidak tahu harus bilang apa, aku rasa aku harus berterima kasih ke pak GM".
"oh ya, pak GM berpesan kalau kamu sudah masuk, menyuruh mu keruangannya dan untuk sekarang silakan nikmati ini, aku keluar dulu".
Layya mengangguk samar.
layya melangkah ke kursi dengan meja yang sekarang akan menjadi meja untuknya bekerja.
Layya menduduki bokongnya di sana, merasakan rasanya duduk di kursi putar tersebut lalu ia bangkit berdiri saat melihat jendela yang memperlihatkan langit biru di luar. ia melangkah ke sana, berdiri di samping kaca dengan kedua manik matanya menatap ke luar gedung tersebut.
Layya tersentak saat mengingat ucapan nadia tadi, yang bilang ia harus keruangan pak GM.
Layya berbalik dan melangkah keluar dari kantornya tersebut.
"maaf jika membuatmu kembali dengan cepat ke sini".
"tidak pak, cepat atau lambat, saya juga akan kembali dan di manapun itu, saya suka bekerja di perusahaan ini".
Pak GM tersebut tersenyum hangat. Pak GM seorang pria bisa di katakan sudah berumur dengan beberapa uban di kepalanya bertubuh kurus dan sedikit panjang.
"oh ya ini...untukmu". Pak kevin biasa di panggil, menyodorkan satu kunci ke depan layya.
Mata layya membulat melihatnya.
"pak ini...".
Pak kevin tersenyum.
"ini hadiah pemberian dari pak di rektur untukmu karna kamu sudah bekerja keras selama ini dan hasil kerjamu selama ini sukses membanggakan perusahaan, terimalah! pak direktur bilang tidak ada penolakan".
"tapi...".
"di tambah mulai sekarang kamu membutuhkan satu mobil layya? untuk ke sana kemari, karna mulai kamu akan sering bekerja di luar daripada di perusahaan, benar bukan? ".
Layya terlihat berpikir lalu mengangguk membenarkan ucapan pak kevin.
Layya tersenyum senang. 'di sambut saat hari pertama masuk kembali, di kasih kantor untuk sendiri dan sekarang...satu kunci mobil yang artinya...".
"mobilnya terparkir di basemen, jika kamu mau bapak akan menyuruh budi untuk membawa ke parkiran depan".
Layya sontak menggeleng sembari melambai lambaikan tangannya ke hadapan pak kevin.
"saya akan ambil sendiri pak, itu akan merepotkan sekretaris bapak dan...terima kasih banyak pak dan...terima kasih juga untuk pak dirut".
Pak kevin tertawa kecil lalu mengangguk.
"akan saya sampaikan, kebetulan sebentar lagi saya akan menghadiri rapat, oh ya? bapak dengar pihak Imperial meminta untuk kamu mengecek kelapangan, atas hasil desainmu benar? ".
Layya mengangguk.
Pak kevin tersenyum.
"dan untuk desain meeting room, sudah siap semuanya bukan".
Layya mengangguk mantap.
"besok akan mulai bekerja pak? ".
Pak kevin tersenyum lagi.
"aku serahkan padamu, baiklah! selamat kembali dan bekerja layya"
Layya menunduk.
"baik pak dan terimakasih, permisi pak". layya berbalik.
"ya, oh ya?... ".
Layya sontak menghentikan langkahnya dan berbalik melihat pak kevin.
"aku dengar anakmu tampan dan imut, kapan kapan ajak mereka main ke sini, bapak yakin mereka akan suka".
Layya menyungging senyum tipis.
"akan saya usahakan pak, jika saya ada waktu".
"oh, ha ha ha, aku lupa, kalau 3 bulan ini kamu akan sibuk banget, semangat layya dan...ambil ini". pak kevin melempar kunci mobil ke arah layya dan layya dengan sigap menangkapnya.
"itu mahal lho? jaga baik baik".
Layya lagi lagi hanya tersenyum lalu berbalik melangkah pergi dari sana. di luar pintu ia menatap kunci yang berada di telapak tangannya.
Baru saja ia kepikiran untuk membeli 1 mobil murah, supaya ia mudah berangkat kerja dan pergi ke sana sini terlebih tidak lama lagi kedua anaknya akan masuk sekolah. ia perlu mobil untuk mengantar mereka. namun siapa sangka hadiah yang tidak terduga allah berikan untuknya. dengan begitu...ia bisa menyimpan uang itu untuk keperluan lain.
Layya tersenyum lalu melangkah dari sana memasuki lift menuju lantai di mana kantornya berada.
💓💓💓
Terlihat seorang pria dengan setelan jas hitam masuk ke ruangan di mana pemilik perusahaan tersebut berada. dengan di tangannya beberapa berkas yang di minta atasannya.
"ini pak, data karyawan baru yang bapak minta".
Pria yang duduk di balik meja tersebut dengan wajah dingin dan datarnya merain berkas yang di sodorkan tidak lain asistennya melihat dan menelitinya dengan sangat hati hati.
"bagaimana menurutmu aldi? apa mereka bisa bekerja dengan baik? atau hanya bermodal tampang". ujarnya dingin.
Aldi asisten pria tersebut menelan ludahnya gugup. tidak sedikit karyawan wanita di perusahaan ini yang di pecat atasannya karna tidak bisa bekerja bukan karna dari lulusan rendah atau benar benar tidak bisa bekerja tapi...mereka lalai dengan pekerjaan mereka dan sibuk mempercantikkan diri untuk mendapatkan si pemilik perusahaan tersebut. rayyan putra aditama, anak konglemerat sekaligus pengusaha kaya. wanita mana yang tidak mau dengannya ditambah dengan ketampannya dan tubuhnya yang membuat para pria terutama dirinya iri.
Aldi mendesah lelah.
Brakh...
Rayyan membanting berkas ke meja sedangkan aldi terperanjat terkejut.
"mulai sekarang akan menjadi tugasmu, jika kamu kira mereka tidak bisa bekerja maka...keluarkan mereka".
Aldi menelan ludahnya gugup sembari meraih berkas tadi. dari pertama masuk tadi pagi, presdir berada dalam mood yang buruk.
'apa sedang bertengkar dengan kekasihnya? ..oh ya...?'.
"tunggu apa lagi keluarlah". usir rayyan dingin lalu kembali melihat dokumen di depannya.
"presdir, sebentar lagi saya akan kelokasi rumah anda, seperti yang saya sampaikan kemarin, hari ini bu zunaira desainer akan datang kelapangan untuk melihat desainnya, presdir yakin tidak mau ikut? ".
Rayyan menaikkan pandangannya menatap aldi tajam.
"kenapa aku harus pergi? pentingkah dia? suruh saja dia untuk turun tangan langsung karna aku tidak menerima kecacatan sedikitpun di rumah itu dan jika itu terjadi, buat mereka membayar 2 kali lipat dari harga kontrak". rayyan kembali melihat ke kertas putih di depannya, yang sangat membutuhkan tanda tangannya dan ia harus meneliti semua dengan jelas.
'tentu saja! tidak ada yang penting bagi dirimu terkecuali kekasih hatimu itu...nyonya aditama, meski sering di tinggal, aku yakin moodmu juga karna di tinggal lagi'. cibir aldi di dalam hati. jika nyata, euhm...siap siap cari kerja di tempat lain.
"baik pak, saya permisi". pamit aldi lalu dia melangkah keluar dari ruangan tersebut.
Cklekc...
Aldi menutup pintu di belakangnya. ia menatao sebentar sebelum melihat sekretaris rayyan.
"hawa di dalam sangat mengerikan". ujar aldi sembari melangkah ke meja kerjanya.
Wanita yang bernama rose menatap aldi lalu melihat ke pintu.
"tidak ada yang bisa menebak kenapa presdir begitu".
Aldi mendesah lelah.
"kamu masih tanya? siapa lagi yang bisa membuat moodnya selalu dingin begitu jika bukan bu reina? aku bahkan bisa menghitung dengan jari ketika wajahnya bisa tersenyum". cibir aldi.
"sepertinya kamu sudah mulai lelah kerja di sini, apa perlu bantuan?"
Aldi menggeleng lemah sembari bangkit dari kursinya dan menenteng satu tas setelah memasukan beberapa berkas yang ia perlukan.
"mau pergi lagi? "
"ya, menemui desainer misterius zunaira lalu pergi menemui klien dan setelahnya ke lokas...".
Kedua bola mata rose membulat.
"kamu mau bertemu dengannya? ...oh ya? pengecekan lapangan! ".
Aldi mengangguk lemah.
"aku pergi".
Rose menahan tangan aldi. aldi menatap itu dengan bingung dan sedetik kemudian ia tahu apa mau wanita ini...
"fotoin satu ya? ".
"tidak! ayolah rose, ini pertama bertemu mana berani aku minta fotonya".
"oh ayolah, aldi? kamu tahu? aku sangat ingin dia mendesain apartemenku tapi setiap aku ajukan kontrak ke perusahaan xx tersebut mereka selalu bilang kalau bu zunaira belum bisa karna sedang menangani proyek besar, kesal deh".
"gini saja, kamu tahu kan? beberapa hari lagi, meeting room akan di kerjakan dan itu di bawah kontrak bu zunaira, tanggung jawab bu zunaira sampai selesai dan saat itu..".
Ctak...
Rose menyentik jarinya sembari tersenyum senang.
"kamu benar! kenapa aku bisa tidak ingat, baiklah pergi sana, selamat bekerja". rose kembali ke meja kerjanya.
"giliran ada mau aja, dasar wanita". cibir ald lalu melangkah keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sutik Trianti
Lanjut thor
2019-10-23
0
Flower
seru...
2019-10-17
0
Karlina Sinaga TasUnik
lanjooott thor.. thx..
2019-10-14
0