Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu 15 menit. akhirnya layya sampai di tempat tujuannya. kepalanya mendongak menatap bangunan besar di depannya yang juga menjulang tinggi. layya menggerakkan kakinya melangkah masuk ke dalam sana sembari memerhatikan situasi di dalam di mana para pekerja yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka masing masing. langkah layya terus membawanya semakin masuk ke dalam perkarangan rumah tersebut. ia berhenti tepat di samping air mancur ralat tempat air mancur yang belum siap atau jadi karna baru di buat.
Dua kata. 'rumah indah'. tapi ia tidak suka karna terlihat terlalu megah dan mewah. ia lebih suka yang elegan dan simple. lagian untuk apa pendapatnya. tugasnya di sini bekerja menjalankan tugas menyenangkan hati klien.
"ibu...".
"zunaira". sambung layya memperkenalkan diri tidak lupa ia menyungging senyum ramah.
"ah...ibu Zunaira desainer itu? ".
Layya tersenyum memaksa.
"ya pak? bapak...pak aldi? ". ia kenal karna menyangkut desain rumah ini selalu berhubungan dengannya.
"oh bukan? saya pak lardo pengawas rumah ini, saya di tugaskan menunggu bu Zunaira untuk melihat lihat rumah ini sebelum pak aldi datang, pak aldi bilang mungkin akan telat sedikit".
"oh tidak apa, saya akan berkeliling sendiri jika bapak tidak keberatan".
Pak Lardo terlihat diam sejenak berpikir lalu ia mengangguk.
"jika ada yang perlu, ibu panggil saya saja".
"tentu saja". layya tersenyum ramah.
"baiklah bu, saya permisi! "
Layya mengangguk.
"terima kasih pak lardo".
Pak lardo membalik melenggang pergi dari sana untuk mengecek pengawas para pekerja untuk tidak terjadi kesalahan.
Setelah kepergian pak lardo layya melanjutkan langkahnya. sedangkan di dadanya terlihat satu berkas yang sesekali akan ia conteng di sana.
Layya masuk ke dalam rumah. belum terlihat apapun kosong dan belum ada ukiran. ia melangkah semakin masuk ke dalam memeriksa satu persatu ruangan atau kamar lalu ia beralih ke suatu tempat yang terlihat seperti dapur setelah dari sana layya melangkah naik ke tangga, rumah berlantai dua dengan gaya mediterania. kepala layya melihat ke seluruh ruangan yang ia lewati hingga ia sampai di balkon. layya melihat ke bawah. di mana para penanam rumput atau pohon hias atau para pekerja yang sedang menanami rumah. mata layya beralih melihat ke kolam renang yang sudah siap 70%.
Layya membalik tubuhnya melenggang pergi dari sana.
Setelah beberapa lama ia berada di dalam sana layya melangkah hendak keluar dari rumar tersebut. ia berhenti saat suara getaran hp di dalan tas kantong jas kerjanya.
Meraihnya mengangkatnya.
"Assalamu'alaikum " layya kembali melangkah setelah menerima panggilan.
"...."
"setelah ini aku akan ke sana".
"..."
"baik, sampai jumpa di sana". layya menutup panggilan telpon dari asistennya+temannya.
Ia kembali melangkah dan terhenti saat melihat seorang pria masuk dari pintu rumah tersebut.
Layya menyatukan alisnya saat melihat pria di depannya menatapnya terus dan...ini sangat membuatnya tidak nyaman.
"euhmmm...pak aldi? ". layya asal menebak namun ternyata ia benar. pria itu tersentak atau pulih dalam menatapnya tanpa berkedip. ia tidak tahu kenapa, mungkin belum pernah melihat wanita pakai hijap atau aku rasa bukan karna itu karna itu hal yang sudah umum sudah di sini.
"bu...zunai-ra? ". aldi bertanya dengan rasa tidak percaya namun rasa itu hilang seketika saat wanita cantik dan anggun di depannya mengangguk.
"ah ya...saya zunaira dari Perusahaan Design LK".
Aldi mengedip ngedipkan matanya beberapa kali, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. ini tidak seperti rumor.
"pak aldi...?". panggil layya lagi saat melihat pak aldi yang kembali hanya menatapnya. jika bukan karna klien sungguh ia akan marah pada pria ini.
"ah maaf itu...anda tidak seperti yang di rumorkan! ".
Layya menaikkan satu alisnya.
"rumor? ".
"itu...ah, sudah lupakan saja! oh ya? maaf saya terlambat, tadi ada hal yang harus saya bereskan dulu".
"tidak apa dan ya...saya sudah melihat semuanya dan...tidak ada yang perlu di bongkar lagi, semua luar biasa. hanya perlu lanjut ke tahap selanjutnya". jawab layya ramah lalu dia tersenyum tipis.
Aldi mengangguk anggukan kepalanya mengerti.
"kalau begitu, pak presdir akan sangat menyukainya"
"dan tidak jadi menuntut ganti rugi? ". canda layya sembari melewati aldi melangkah keluar.
Aldi mengerjap. ia membalik melihat layya sebelum mengejar langkah desainer tersebut yang sudah mencapai tangga pintu rumah.
"bu Zunaira tahu dari mana kalau pak presdir akan menuntut? " aldi melangkah di samping layya.
"dari caranya mengoreksi desain dan memilih desain, saya sudah tahu dan itu bukan hal sulit! seorang pria yang tidak mau menerima hasil yang merugikannya".
Aldi tertawa datar. tebakan bu Zunaira tepat sekali. memang atasannya begitu. semua hasil kinerja harus bagus tidak ada kata kurang mungkin karna itu, perusahaan di tangannya menjadi perusahaan besar di negara ini dan juga ke beberapa negara lain sejak kepemimpinannya menggantikan ayahnya. Pak Andriyatama biasa di sapa pak Tama.
"jadi bu zunaira sekarang mau balik? ".
Layya mengangguk.
"ya".
"ah...mau saya antar? perusahaan anda satu arah dengan tujuan saya". aldi menawari tumpangan.
"terima kasih saya bawa mobil sendiri dan...saya tidak keperusahaan tapi ke Imperial".
"hari ini dan sekarang? ".
Layya mengangguk.
"tapi bukankah janjian anda dan presdir besok ya? apa di percepat tanpa sepengetahuan ku? "
Layya tertawa kecil.
"mana mungkin anda tidak tahu pak aldi? saya dengar anda tangan kanannya tapi ini bukan soal janji temu. melainkan desain meeting room akan di mulai sore ini dan saya rasa para pekerja sudah sampai. saya hanya mau mengecek di sertai melihat ruangan karna saya hanya melalui video call perusahaan".
Aldi mengangguk mengerti. ia mengaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"seharusnya saya juga bisa menemani untuk melihat lihat"
"oh tidak apa, saya hanya sebentar mungkin beberapa menit di sana, kalau begitu...saya permisi dulu, assalamualaikum pak aldi". pamit layya lalu dia melenggang pergi setelah mendapat anggukan dan jawaban dari aldi.
Aldi masih melihat punggung layya yang berlalu di depannya. mulai sekarang ia tidak akan mempercayai gosip ataupun rumor lagi. rumor menyatakan kalau desainer terkenal beberapa tahun ini Bu Zunaira itulah nama yang sering di sapa. gendut, berumur sekitar 35 ke atas+ibu ibu dengan memiliki banyak anak tapi yang terlihat...kebalikannya. cantik? anggun dengan hijap dan busananya dan sepertinya single.
"haruskah ku akui? kalau aku...jatuh cinta...pada pandangan pertama padanya...". gumam aldi dengan matanya yang mematung melihat ke depan.
💓💓💓
Layya sampai di tempat tujuannya gedung perusahaan Imperial. ia melangkah masuk ke lobby dengan ke anggunan selalu melekat pada dirinya. kakinya membawanya ke meja resepsionis dan menyapa kedua wanita di sana yang menurutnya lebih muda darinya.
"ada yang bisa kami bantu bu? ". tanya salah satu dari keduanya ramah.
Mata layya melihat ke tag nama karyawati tersebut.
'dila'.
"euhmmn...saya dari design LK...".
"ah...untuk desain meeting room kan?"
Layya tersenyum sembari mengangguk. ramah juga mereka dan peka.
"di lantai berapa itu? "
"itu...ah, mari saya antar".
Layya mengangguk menyetujui. seharusnya ia sudah tahu dari asistennya namun tidak mungkin kan ia melenggang saja naik ke atas tanpa permisi. ini perusahaan orang atau rumah bagi orang lain.
Keduanya sampai di depan pintu lift menunggu lift turun menjemput mereka.
Mata layya melihat ke lift samping yang pintunya berbeda warna dengan 2 lift ini.
"itu...lift untuk presdir, dan hanya asistennya saja yang boleh pakai pak aldi".
Layya mengangguk mengerti.
"terima kasih dila? jadinya saya tidak akan salah masuk nanti".
Dila melihat ke tag namanya. ia tertawa kecil.
Lift sampai dan terbuka. mereka tidak naik dulu karna menunggu karyawan di dalam sana keluar dan ketika terlihat kosong mereka langsung melenggang masuk di sertai beberapa karyawati lain.
"kalau boleh saya tahu nama ibu siapa? tidak adil, ibu sudah tahu nama saya".
layya tersenyun tipis.
"zunaira".
Dila membulatkan matanya.
"bu Zunaira...desainer itu..? yang dari new york itu? ". dila bertanya tidak percaya dengan mimik wajahnya terkejut.
"ya! kamu tahu aku? ".
Dila tersenyum sumrigah.
Layya mengernyitkan dahinya.
"tentu saja! mami pernah minta design anda untuk kantor papi dan saya sangat suka semua design anda, saya...fans anda". dila terkikik senang. ia tidak menyangka hari ini ia bisa melihat idolanya. kakak kelas yang sangat ia kagumi.
Layya tidak mau memikirkan kantor mana yang sudah ia design untuk papi dila karna sudah banyak kantor yang ia design bahkan sudah tidak terhitung jari lagi. di tambah sekarang ia harus lembur karna penawaran yang sangat banyak dan fokusnya juga hanya satu sekarang. tender desain kontruksi sebuah gedung hotel milik dari Group Imperial yang akan didirikan di swiss dan pak kevin bilang mereka harus memenangkannya. inilah salah satu kenapa ia di kembalikan ke kantor pusat. tapi tidak apa, karna gajinya di naikkan 2 kali lipat. he he he.
Ting...
Pintu lift terbuka. mereka sampai di lantai 11 lantai di mana ruangan meeting room berada.
Keduanya keluar dari lift melangkah ke pintu berdaun dua yang besar dan menjulang tinggi namun hal tersebut sudah sangat biasa bagi seorang layya. ruang meeting, kantor atau desain restauran dan cafe.
"di sini, kita sampai, saya permisi dulu ya bu? ".
"terima kasih ya dila dan selamat bekerja lagi". balas layya dengan tidak lupa senyum ramahnya.
Dila tersenyum senang.
"ibu juga, permisi". pamitnya lalu melenggang dari sana setelah mendapatkan jawaban dari layya. ia maunya minta foto. eh hpnya ada di loker ruang ganti. nyeselin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🍀fatima🍀
asyik ceritanya
2020-11-05
0
Daffodil Koltim
penggemar layya banyak,,,,
2020-11-04
0