Bab 4

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu 15 menit. akhirnya layya sampai di tempat tujuannya. kepalanya mendongak menatap bangunan besar di depannya yang juga menjulang tinggi. layya menggerakkan kakinya melangkah masuk ke dalam sana sembari memerhatikan situasi di dalam di mana para pekerja yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka masing masing. langkah layya terus membawanya semakin masuk ke dalam perkarangan rumah tersebut. ia berhenti tepat di samping air mancur ralat tempat air mancur yang belum siap atau jadi karna baru di buat.

Dua kata. 'rumah indah'. tapi ia tidak suka karna terlihat terlalu megah dan mewah. ia lebih suka yang elegan dan simple. lagian untuk apa pendapatnya. tugasnya di sini bekerja menjalankan tugas menyenangkan hati klien.

"ibu...".

"zunaira". sambung layya memperkenalkan diri tidak lupa ia menyungging senyum ramah.

"ah...ibu Zunaira desainer itu? ".

Layya tersenyum memaksa.

"ya pak? bapak...pak aldi? ". ia kenal karna menyangkut desain rumah ini selalu berhubungan dengannya.

"oh bukan? saya pak lardo pengawas rumah ini, saya di tugaskan menunggu bu Zunaira untuk melihat lihat rumah ini sebelum pak aldi datang, pak aldi bilang mungkin akan telat sedikit".

"oh tidak apa, saya akan berkeliling sendiri jika bapak tidak keberatan".

Pak Lardo terlihat diam sejenak berpikir lalu ia mengangguk.

"jika ada yang perlu, ibu panggil saya saja".

"tentu saja". layya tersenyum ramah.

"baiklah bu, saya permisi! "

Layya mengangguk.

"terima kasih pak lardo".

Pak lardo membalik melenggang pergi dari sana untuk mengecek pengawas para pekerja untuk tidak terjadi kesalahan.

Setelah kepergian pak lardo layya melanjutkan langkahnya. sedangkan di dadanya terlihat satu berkas yang sesekali akan ia conteng di sana.

Layya masuk ke dalam rumah. belum terlihat apapun kosong dan belum ada ukiran. ia melangkah semakin masuk ke dalam memeriksa satu persatu ruangan atau kamar lalu ia beralih ke suatu tempat yang terlihat seperti dapur setelah dari sana layya melangkah naik ke tangga, rumah berlantai dua dengan gaya mediterania. kepala layya melihat ke seluruh ruangan yang ia lewati hingga ia sampai di balkon. layya melihat ke bawah. di mana para penanam rumput atau pohon hias atau para pekerja yang sedang menanami rumah. mata layya beralih melihat ke kolam renang yang sudah siap 70%.

Layya membalik tubuhnya melenggang pergi dari sana.

Setelah beberapa lama ia berada di dalam sana layya melangkah hendak keluar dari rumar tersebut. ia berhenti saat suara getaran hp di dalan tas kantong jas kerjanya.

Meraihnya mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum " layya kembali melangkah setelah menerima panggilan.

"...."

"setelah ini aku akan ke sana".

"..."

"baik, sampai jumpa di sana". layya menutup panggilan telpon dari asistennya+temannya.

Ia kembali melangkah dan terhenti saat melihat seorang pria masuk dari pintu rumah tersebut.

Layya menyatukan alisnya saat melihat pria di depannya menatapnya terus dan...ini sangat membuatnya tidak nyaman.

"euhmmm...pak aldi? ". layya asal menebak namun ternyata ia benar. pria itu tersentak atau pulih dalam menatapnya tanpa berkedip. ia tidak tahu kenapa, mungkin belum pernah melihat wanita pakai hijap atau aku rasa bukan karna itu karna itu hal yang sudah umum sudah di sini.

"bu...zunai-ra? ". aldi bertanya dengan rasa tidak percaya namun rasa itu hilang seketika saat wanita cantik dan anggun di depannya mengangguk.

"ah ya...saya zunaira dari Perusahaan Design LK".

Aldi mengedip ngedipkan matanya beberapa kali, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. ini tidak seperti rumor.

"pak aldi...?". panggil layya lagi saat melihat pak aldi yang kembali hanya menatapnya. jika bukan karna klien sungguh ia akan marah pada pria ini.

"ah maaf itu...anda tidak seperti yang di rumorkan! ".

Layya menaikkan satu alisnya.

"rumor? ".

"itu...ah, sudah lupakan saja! oh ya? maaf saya terlambat, tadi ada hal yang harus saya bereskan dulu".

"tidak apa dan ya...saya sudah melihat semuanya dan...tidak ada yang perlu di bongkar lagi, semua luar biasa. hanya perlu lanjut ke tahap selanjutnya". jawab layya ramah lalu dia tersenyum tipis.

Aldi mengangguk anggukan kepalanya mengerti.

"kalau begitu, pak presdir akan sangat menyukainya"

"dan tidak jadi menuntut ganti rugi? ". canda layya sembari melewati aldi melangkah keluar.

Aldi mengerjap. ia membalik melihat layya sebelum mengejar langkah desainer tersebut yang sudah mencapai tangga pintu rumah.

"bu Zunaira tahu dari mana kalau pak presdir akan menuntut? " aldi melangkah di samping layya.

"dari caranya mengoreksi desain dan memilih desain, saya sudah tahu dan itu bukan hal sulit! seorang pria yang tidak mau menerima hasil yang merugikannya".

Aldi tertawa datar. tebakan bu Zunaira tepat sekali. memang atasannya begitu. semua hasil kinerja harus bagus tidak ada kata kurang mungkin karna itu, perusahaan di tangannya menjadi perusahaan besar di negara ini dan juga ke beberapa negara lain sejak kepemimpinannya menggantikan ayahnya. Pak Andriyatama biasa di sapa pak Tama.

"jadi bu zunaira sekarang mau balik? ".

Layya mengangguk.

"ya".

"ah...mau saya antar? perusahaan anda satu arah dengan tujuan saya". aldi menawari tumpangan.

"terima kasih saya bawa mobil sendiri dan...saya tidak keperusahaan tapi ke Imperial".

"hari ini dan sekarang? ".

Layya mengangguk.

"tapi bukankah janjian anda dan presdir besok ya? apa di percepat tanpa sepengetahuan ku? "

Layya tertawa kecil.

"mana mungkin anda tidak tahu pak aldi? saya dengar anda tangan kanannya tapi ini bukan soal janji temu. melainkan desain meeting room akan di mulai sore ini dan saya rasa para pekerja sudah sampai. saya hanya mau mengecek di sertai melihat ruangan karna saya hanya melalui video call perusahaan".

Aldi mengangguk mengerti. ia mengaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"seharusnya saya juga bisa menemani untuk melihat lihat"

"oh tidak apa, saya hanya sebentar mungkin beberapa menit di sana, kalau begitu...saya permisi dulu, assalamualaikum pak aldi". pamit layya lalu dia melenggang pergi setelah mendapat anggukan dan jawaban dari aldi.

Aldi masih melihat punggung layya yang berlalu di depannya. mulai sekarang ia tidak akan mempercayai gosip ataupun rumor lagi. rumor menyatakan kalau desainer terkenal beberapa tahun ini Bu Zunaira itulah nama yang sering di sapa. gendut, berumur sekitar 35 ke atas+ibu ibu dengan memiliki banyak anak tapi yang terlihat...kebalikannya. cantik? anggun dengan hijap dan busananya dan sepertinya single.

"haruskah ku akui? kalau aku...jatuh cinta...pada pandangan pertama padanya...". gumam aldi dengan matanya yang mematung melihat ke depan.

💓💓💓

Layya sampai di tempat tujuannya gedung perusahaan Imperial. ia melangkah masuk ke lobby dengan ke anggunan selalu melekat pada dirinya. kakinya membawanya ke meja resepsionis dan menyapa kedua wanita di sana yang menurutnya lebih muda darinya.

"ada yang bisa kami bantu bu? ". tanya salah satu dari keduanya ramah.

Mata layya melihat ke tag nama karyawati tersebut.

'dila'.

"euhmmn...saya dari design LK...".

"ah...untuk desain meeting room kan?"

Layya tersenyum sembari mengangguk. ramah juga mereka dan peka.

"di lantai berapa itu? "

"itu...ah, mari saya antar".

Layya mengangguk menyetujui. seharusnya ia sudah tahu dari asistennya namun tidak mungkin kan ia melenggang saja naik ke atas tanpa permisi. ini perusahaan orang atau rumah bagi orang lain.

Keduanya sampai di depan pintu lift menunggu lift turun menjemput mereka.

Mata layya melihat ke lift samping yang pintunya berbeda warna dengan 2 lift ini.

"itu...lift untuk presdir, dan hanya asistennya saja yang boleh pakai pak aldi".

Layya mengangguk mengerti.

"terima kasih dila? jadinya saya tidak akan salah masuk nanti".

Dila melihat ke tag namanya. ia tertawa kecil.

Lift sampai dan terbuka. mereka tidak naik dulu karna menunggu karyawan di dalam sana keluar dan ketika terlihat kosong mereka langsung melenggang masuk di sertai beberapa karyawati lain.

"kalau boleh saya tahu nama ibu siapa? tidak adil, ibu sudah tahu nama saya".

layya tersenyun tipis.

"zunaira".

Dila membulatkan matanya.

"bu Zunaira...desainer itu..? yang dari new york itu? ". dila bertanya tidak percaya dengan mimik wajahnya terkejut.

"ya! kamu tahu aku? ".

Dila tersenyum sumrigah.

Layya mengernyitkan dahinya.

"tentu saja! mami pernah minta design anda untuk kantor papi dan saya sangat suka semua design anda, saya...fans anda". dila terkikik senang. ia tidak menyangka hari ini ia bisa melihat idolanya. kakak kelas yang sangat ia kagumi.

Layya tidak mau memikirkan kantor mana yang sudah ia design untuk papi dila karna sudah banyak kantor yang ia design bahkan sudah tidak terhitung jari lagi. di tambah sekarang ia harus lembur karna penawaran yang sangat banyak dan fokusnya juga hanya satu sekarang. tender desain kontruksi sebuah gedung hotel milik dari Group Imperial yang akan didirikan di swiss dan pak kevin bilang mereka harus memenangkannya. inilah salah satu kenapa ia di kembalikan ke kantor pusat. tapi tidak apa, karna gajinya di naikkan 2 kali lipat. he he he.

Ting...

Pintu lift terbuka. mereka sampai di lantai 11 lantai di mana ruangan meeting room berada.

Keduanya keluar dari lift melangkah ke pintu berdaun dua yang besar dan menjulang tinggi namun hal tersebut sudah sangat biasa bagi seorang layya. ruang meeting, kantor atau desain restauran dan cafe.

"di sini, kita sampai, saya permisi dulu ya bu? ".

"terima kasih ya dila dan selamat bekerja lagi". balas layya dengan tidak lupa senyum ramahnya.

Dila tersenyum senang.

"ibu juga, permisi". pamitnya lalu melenggang dari sana setelah mendapatkan jawaban dari layya. ia maunya minta foto. eh hpnya ada di loker ruang ganti. nyeselin.

Terpopuler

Comments

🍀fatima🍀

🍀fatima🍀

asyik ceritanya

2020-11-05

0

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

penggemar layya banyak,,,,

2020-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!