Chapter~20

"Jaga diri kalian baik-baik nee.. besok aku akan kembali.. itu janji.. sampai jumpa" ucap Aster tersenyum dan berbicara pada ikan hiasnya.

wahh janji itu tidak akan terwujud Aster,

Saat itu hujan semakin deras dan hanya tinggal beberapa karyawan saja yang masih ada dikantor. Saat Aster ingin menelfon taksi online, Crish datang dan mengajaknya pulang bersama. Tentu saja itu membuat seluruh karyawan biasa terkejut bagaimana bisa dihari pertama kerja Aster sedekat itu dengan manager .

Awalnya ia menolak, tapi karena melihat cuaca yang mungkin akan hujan hingga menjelang petang. Akhirnya Aster mengiyakan tawaran Crish dan menuju rumahnya.

Saat itu Aster tidak memakai cincin pernikahannya, Aster melepaskannya dan merasa sangat menyakitkan jika memakai cincin itu. Crish menganggap Aster belum memiliki pasangan dan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Aster saat ini. Setelah sampai dirumah karena hujan yang cukup deras Crish meminjamkan payungnya untuk dipakai Aster saat keluar dari mobil.

ia melambaikan tangan setelah mobil Crish pergi. Dan masuk kedalam rumah setelah meletakkan payungnya.

Ceklek,

Aster membuka pintu utama, karena hujan cukup deras dan langit agak gelap rumah terlihat sepi dan hening. Tidak ada pelayan, Ahjuma ataupun pengawal yang terlihat saat itu.

Saat akan melangkahkan kaki menuju kamar, semua lampu utama menyala dan menampakkan Seidon yang duduk menyilang kan kaki, menatap tajam kearahnya yang membuat Aster sangat terkejut bukan main.

"Seidon.. ka-kau.. kau sudah kembali" ucap Aster takut.

"Kenapa? Apa kau tidak suka aku kembali lebih cepat?" Ucapnya berdiri.

"Bu-bukan begitu.. aku.. aku hanya kaget karena kau pulang.. harusnya seminggu lagi kau pulang kan" ucap Aster tersenyum kaku perlahan mundur.

"Kau terlihat tidak senang melihat suamimu pulang Nyonya Hayden" ucapnya mendekati Aster.

•Tidakk.. bukan begitu.. ini tidak benar.. aku menunggumu• batin Aster tetap perlahan berjalan mundur, sampai tidak sadar tubuh sudah sampai pada titik dimana dia tidak bisa mundur lagi.

"Kenapa? Kau takut? Bukankah tadi kau terlihat bahagia dan senang saat bertemu pria lain" ucap Seidon menatap Aster tajam.

Sangat terlihat jelas bahwa Seidon sangat marah padanya, Dan Aster juga bisa menyadari hal itu. ia tidak mengerti kenapa Seidon begitu marah ketika baru saja kembali. pria? apakah Seidon melihatnya?

"Katakan! Siapa pria itu" ucap Seidon menarik tangan Aster.

"Pria.. pria yang mana" tanya Aster sedikit menahan sakit ditangannya.

"Pria yang mana?!!"

"Sebenarnya berapa banyak pria yang kau miliki? sehingga tidak tau pria yang mana!!" Ucap Aster menahan tangannya agar tidak memukul Aster.

"Dia.. dia hanya teman kuliahku dulu..." ucap Aster lirih, ia berusaha melepaskan tangannya tapi Seidon semakin memperkuat cengkramannya.

"Ohh hanya teman ya.... Dae Jung!!" Ucap Seidon.

"Ya Tuan Muda" ucap Dae Jung.

"Bunuh pria yang tadi mengantarkan Nyonya" ucap Seidon menatap Aster.

"Baik"

Deg,

Bunuh?? Yang sekarang ada dipikiran Aster dengan menatap suaminya lekat dan membolakan matanya.

"tidak.. aku mohon jangan.. jangan lakukan itu.. maaf.. maafkan aku.. jangan jangan bunuh dia" ucap Aster memohon berusaha berbicara pada Dae Jung.

"Kau harus ingat siapa diriku dan jangan mencoba untuk macam-macam" bentak Seidon.

"Jangan ku mohon.. Dae Jung.. tidaakk... Ini salahku jangan bunuh dia.. Seidon, dia tidak bersalah aku bicara yang sebenarnya dia hanya teman lamaku" ucap Aster memberontak.

"Seidon ku mohon jangan... Kau bisa menghukum ku tapi jangan membunuhnya" ucap Aster terduduk memegangi kaki Seidon

"ahh si*l, ternyata kau rela merasakan sakit demi pria lain yaa? baiklah, Kau sendiri yang memintanya jadi jangan salahkan aku!" Ucap Seidon menarik Aster menuju kamar.

•Sakitt sekali..• batin Aster mengikuti langkah kaki Seidon.

Setelah sampai dikamar ia menghempas Aster hingga tersungkur dilantai. Mengunci pintu melepaskan jasnya dan menarik Aster kembali dengan kasar. Mengerutkan dahinya saya melihat air mata Aster mengalir dipipinya.

"Ckk.." decaknya melepaskan Aster dan berbalik membelakanginya.

•Aku, hati ini bisa dibilang sedang merindukan mu... aku berharap saat kau kembali aku bisa merasakan sama seperti halnya pasangan lain, hidupku tidak akan lama jika bersamamu tapi tidak bisakah kau bersikap seolah-olah kau mencintai ku? tak apa meskipun hanya pura-pura• batin Aster tertunduk dan meremas kuat karpet bulu yang ia duduki.

"Maaf.." ucap Aster lirih.

"Apa kau pikir dengan kata maaf aku bisa memaafkanmu begitu saja? Kau pikir kau siapa..." ucap Seidon berbalik dan menatap Aster.

"kau melakukan hal sesuka hatimu!!" tambanya.

"Dan.. dimana cincinmu..?" tanya Seidon yang salah fokus ke jari manis Aster yang kosong.

gadis ini terdiam dan menatap jari manisnya dimana tak ada cincin dijari itu. ia melepasnya saat mandi dan meletakkan nya dikamar tapi ntah dimana keberadaan cincin itu saat ini.

Aster terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Seidon. Aster tidak bisa memberi alasan apapun karena saat Seidon pergi berlibur ia tidak melepaskan cincinnya. Aster sedikit melirik kearah jari Seidon dan benar saja ia masih menggunakannya hingga detik ini. Seidon tipe orang yang tidak begitu peduli dengan hal-hal seperti itu.

"Aku bertanya padamu Nyonya Hayden!! Dimana cincinmu!" Ucapnya sekali lagi.

"Aku melepasnya" ucap Aster singkat dengan bibir bergetar.

"Apa? untuk apa kau melepaskan cincinmu?!! agar terlihat kau belum menikah?" Ucapnya dengan nada dingin.

"Aku melepasnya saat mandi dan aku lupa memakai nya, cincin itu agak longgar jadi aku takut cincinnya terlepas dan jatuh" ucap Aster menunduk.

"ohh kau lupa ya, sepertinya Nyonya butuh bantuan agar ingatannya bekerja dengan baik" Ucap Seidon mendekat.

Aster terdiam dan tidak melihat kearah Seidon, ada rasa sakit dihatinya tapi juga terasa hangat. Ada rasa peduli yang ditunjukkan Seidon pada Aster tapi...

"Dimana kau letakkan cincinnya? ambil dan bawa kehadapan ku sekarang!!" ucap Seidon pada Aster.

Deg,

Aster melupakan dimana ia meletakkan cincinnya seingatnya saat terakhir kali ia mandi dan ntah dimana ia meletakkannya.

"Jawab!" Bentaknya.

"Aku.. a-aku melupakan di-dimana aku meletakkan nya" ucap Aster gemetar.

Plakk__

seketika pipinya memerah dan terasa pedih, tamparan itu berhasil membuat cap disana. ia bisa merasakan darah segar mengalir diujung bibirnya akibat tamparan dari Seidon.

"Berani sekali kau melepasnya dan malah melupakan dimana kau meletakkan nya!!" bentaknya marah dan menarik Aster dengan kasar.

"Kenapa? Apa memakai cincin itu menjadi beban untukmu? Awalnya aku tidak ingin melakukan ini tapi kau... Kau melupakan siapa dirimu yang sekarang!!" Menghempas Aster dengan sangat kuat hingga tersungkur kelantai.

"Aku beri kau waktu satu jam untuk menemukannya jika tidak maka.. aku akan membunuhmu.. aku sedang tidak bermain-main dengan ucapanku! jadi... Berusahalah untuk menemukannya" tekannya dan keluar membanting pintu keras-keras.

Brakk__

Suara pintu yang membuat hati Aster semakin bergetar. ia terdiam dan menangis dalam diam. berhari-hari ia menunggu Seidon pulang, dan saat ia kembali malah mendapat amarah sang suami yang tidak ia duga sama sekali. Aster tidak tau harus berbuat apa. Tangannya bergetar saat melihat darah yang ada ditangannya yang berasal dari ujung bibirnya.

"Maaf.. maafkan aku.. ingin rasanya memelukmu tapi itu tidak akan mungkin bagiku.. baru saja kembali kau sudah mulai kasar lagi.. apa yang harus aku lakukan agar kau tidak kasar? aku hanya berusaha menunggumu.. meskipun ku paksakan hatiku untuk mencintaimu.. kau bahkan meninggalkan ku dihari pertama pernikahan kita.. kau bahkan tidak menyentuhku dimalam pertama tapi kau malah pergi dengan wanita lain" ucap Aster lirih.

"sakit sekali rasanya seperti akan mati.. hiks.."

Seidon berjalan keruang kerjanya membanting pintu kuat membuat seluruh pelayan tidak bergeming. Amarahnya telah mencapai batasan dan jika tidak dikontrol maka Aster akan mati dalam genggamannya.

Seidon tidak bisa kasar pada seseorang kecuali sudah benar-benar mencapai puncak dimana ia tidak bisa menahan emosinya. Janji yang ia buat dengan ibunya membuat Seidon tidak bisa terlalu kasar pada Lisa meskipun tujuannya adalah menyiksa dan membuatnya menderita untuk membalas perbuatan orang tuanya.

Aster masih mencari cincin itu disetiap sudut kamar tapi ia tetap tidak menemukannya. Sudah 45 menit berlalu tapi Aster idak menemukan cincinnya. ia terduduk dilantai samping tempat tidur dengan tatapan kosongnya.

Air matanya masih mengalir disudut matanya, tangan dan kakinya terasa lemas, hanya terdiam dan membayangkan apa yang terjadi setelah sejam ini. Aster melihat jam ditangannya menunjukkan pukul 03:55.

"Hidupku sisa 5 menit lagi" ucap Aster sambil menyandarkan kepalanya dipinggiran kasur.

"lelah sekali.. kepalaku.. sangat sakit.." ia memejamkan matanya sejenak untuk menangkan pikirannya.

Brakk_

Seidon membuka pintu dengan kasar dan menatap Aster yang terduduk dilantai. ia membuka matanya dan jantungnya berdegup kencang saat melihat Seidon berjalan kearahnya. ia menutup pintu dan perlahan semakin mendekati Aster.

Aster tidak bisa berkata apapun menggenggam erat tangannya dan tidak bergeming sama sekali. Keringat dingin mulai terasa ditelapak tangannya.

"Kemari" ucap Seidon duduk disebuah sofa tapi Aster masih terdiam dan tidak berbicara.

"Kau mendengarku kan Nyonya Hayden?" Tanya Seidon.

Tanpa berbicara Aster berdiri dengan kaki gemetar dan perlahan berjalan mendekat kearah Seidon.

"Sini duduk disini" Seidon menepuk pahanya.

"Ta-tapi.. ak-" (terpotong)

"Cepat!" Ucap Seidon menatap Aster tajam.

Tanpa berbicara dengan tangan gemetar Aster mengikuti apa yang Seidon katakan. ia duduk dipangkuan Seidon tidak berbicara ataupun bergerak.

"Kau menemukan cincinnya kan sayang?" Ucap Seidon mengusap lembut wajah Aster.

"Aku tau pasti kau menemukannya kan.. sini berikan padaku akan aku pakaikan di jari manismu" sambung Seidon lembut.

"Seidon.. itu.. a-aku.. maaf aku tidak menemukan cincinnya.."

Jleebb!!! Sesuatu yang menembus perutnya sangat terasa hingga keujung kepalanya.

Perlahan Aster menoleh dan menatap Seidon yang tengah tersenyum manis dihadapannya dengan mengelus surai rambutnya. masih dengan menatap Seidon, perlahan Aster menggerakkan tangannya yang gemetar memegang perutnya dan nafasnya hampir putus saat itu juga.

ada sesuatu yang mengalir deras dan terasa basah saat Aster memegang perutnya. ia menyadari bahwa itu adalah sebuah benda tajam yang menusuk hingga menembus ke dalam perutnya. Nafasnya mulai tersendat karena rasa sakit yang begitu luar biasa.

ia mengangkat tangannya yang berlumuran darah tangannya gemetar hebat dan membulatkan matanya saat melihat darah segar yang mengalir ditangannya. Perlahan ia memutar kepala melihat kearah Seidon. Wajahnya terlihat datar dan dengan mengangkat satu alisnya. Aster bisa merasakan benda tajam itu semakin menusuk kedalam perutnya.

"Seidon... akhh..." rintih Aster seakan hampir kehabisan nafasnya.

"Aku tau kau tidak akan menemukan cincin pernikahan kita.. !!" Ucap Seidon semakin menusuk pisau itu kedalam perut Aster.

"kau harus mengingat setiap kata yang kuucapkan ketika aku sedang serius, karena hal itu akan benar-benar terjadi. kau bahkan tidak menyayangi dirimu bagaimana bisa kau menyayangi orang lain!!" ucap Seidon menekan keras pisau itu.

"Sssss aakhh~" rintih Aster meremas bahu Seidon.

Darah yang mengalir deras sampai ke paha Seidon dan menetes dilantai. ia meremas kuat bahu Seidon dan menahan sakitnya. Meskipun ia tau dia akan tiada hari itu juga.

Aster meneteskan air matanya menatap Seidon untuk yang terakhir kalinya. Tangannya yang masih menancapkan pisau itu ke perut Aster tersenyum santai melihat sang istri begitu menderita. Menusuknya semakin dalam dan membuat Aster semakin kesakitan.

"Uhukk.. uhukk.." ia terbatuk dan menutup mulutnya. saat itu juga darah yang keluar dari mulutnya semakin membuat Aster melemah matanya merah diiringi air matanya yang mengalir menatap Seidon dengan sedikit senyuman tipis dibibirnya.

"Ma-maafkan aku.. maaf.." ucap Aster lirih yang tak mampu melakukan apapun.

"tolong maafkan aku, se-selamatkan aku Seidon.. tolong aku"

"Maaf?? Kau tau aku tidak bisa menerima kesalahan sekecil apapun dan kau malah membuat masalah besar padaku!! Jangan mengira hanya ring cincin kecil jadi kau sepelekan. Cincin itu adalah lambang kau sudah menjadi milik seseorang dan kau adalah milikku!! Kau berani melepaskan nya dan malah menghilangkannya?! Itu sama saja kau ingin kehilangan nyawamu! Ditambah lagi aku melihatmu bersama pria lain tadi! lengkap sudah" Tekan Seidon semakin menusuk perutnya dan membuat Aster benar-benar kehabisan nafas.

"Maafkan aku... Aku tau ini a-akan terjadi padaku... To-tolong maafkan aku... Maaf..." Ucap Aster lirih dengan tersendat.

Seidon mencabut kasar pisau itu dan mendorong Aster dari pangkuannya. Aster masih bisa terduduk dilantai dengan memegangi perutnya. Melihat darah yang menggenang dilantai putih tepat dibawah kaki Seidon. Melihat kaki Seidon yang berlumuran darahnya sendiri membuat hatinya semakin teriris dan sangat menyakitkan.

"Kata maafmu tidak berguna lagi sekarang!" Ucap Seidon dengan santainya duduk disofa yang awalnya berwarna abu-abu kini berubah menjadi merah darah dan menyilang kan kakinya bermain pisau yang berlumuran darah sang istri dengan senyuman miringnya menatap Aster yang hampir mati dihadapannya.

"darahmu lumayan wangi Aster.. jika tau begini aku akan membunuhmu lebih awal, kau tau seperti aroma puding persik yang menggoda" ucap Seidon.

"Seidon.."

"Sampai jumpa sayangku..." ucap Seidon sedikit membungkuk mengangkat dagu Aster yang terduduk dilantai dan mencium bibirnya sekilas.

"Ma-maafkan aku.. uhukk.. maaf.. aku.. a-aku tidak bisa me-menjaga cincin... itu.. maaf..aku tau i-ini sudah terlambat t-tapi aku harap ka-kau bisa me-nemukan wanitamu sendiri.. maaf aku tidak bisa.. menjadi yang te-terbaik u-untukmu.." ucap Aster tak mampu berbicara karena nafasnya seakan akan hampir habis.

"Sampai bertemu dikehidupan berikutnya.. Tuan Muda Hayden... " ucap Aster tak bisa melanjutkan kata-katanya dan benar-benar memejamkan matanya untuk menghembuskan nafas terakhirnya, dan pergi untuk selama-lamanya.

__________________

Terpopuler

Comments

Rohmatul Bandiyah

Rohmatul Bandiyah

nyesek kali....kejem banget kau hayden

2022-09-03

0

@M_ya_Ra.

@M_ya_Ra.

terlalu sesak thorrrr...😭😭😭
kejammmm sekaliiiii😭😭😭

2021-10-13

1

Allisya Hurairah

Allisya Hurairah

lemah.. agak boring sbb wanitanya lemah n bucin

2021-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter~1 Seidon Hayden
2 Chapter~2 Mencari Pekerjaan Baru
3 Chapter~3 Mendapat Pekerjaan Baru
4 Chapter~4 Di Culik
5 Chapter~5 Fakta Ayah Aster seorang Pembunuh
6 Chapter~ 6 Menikahlah denganku
7 Chapter~7 Di Siksa
8 Chapter~8 Mengobati luka Aster
9 Chapter~9 Vila Gunung Broten
10 Chapter~10 Menikahlah denganku, Aster
11 Chapter~11 Visual
12 Chapter~12 Buku Rahasia
13 Chapter~13 Wedding1
14 Chapter~14 Kembali ke mansion
15 Chapter~15 Malam Pernikahan
16 Chapter~16 Kekasih Seidon, Ellena
17 Chapter~17 Pergi berlibur dengan kekasihnya
18 Chapter~18
19 Chapter~19
20 Chapter~20
21 Chapter~21
22 Chapter~22
23 Chapter~23
24 Chapter~24
25 Chapter~25
26 Chapter~26
27 Chapter~27
28 Chapter ~28
29 Chapter~29
30 Chapter~30
31 Chapter~31
32 Chapter~32
33 Chapter~33
34 Chapter~34
35 Chapter~35
36 Chapter~36
37 Chapter~37
38 Chapter~38
39 Chapter~39
40 Chapter~40
41 Chapter~41
42 Chapter~42
43 Chapter~43
44 Chapter~44
45 Chapter~45
46 Chapter~46
47 Chapter~47
48 Chapter~48
49 Chapter~49
50 Chapter~50
51 Chapter ~51
52 Chapter~52
53 Chapter~53
54 Chapter~54
55 Chapter~55
56 Chapter~56
57 Chapter~57
58 Chapter~58
59 Chapter~59
60 Chapter~60
61 Episode~61
62 Chapter~62
63 Chapter~63 Middle Visual
64 Chapter~64
65 Chapter~65
66 Chapter~66
67 Chapter~67
68 Chapter~68
69 Chapter~69
70 Chapter~70
71 Chapter~71
72 Chapter~72
73 Chapter~73
74 Chapter~74
75 Chapter~75
76 Chapter~76
77 Chapter~77
78 Chapter~78
79 Chapter~79
80 Chapter~80
81 Chapter~81
82 Chapter~82
83 Chapter~83
84 Chapter~84
85 Chapter~85
86 Chapter~86
87 Chapter~87
88 Chapter~88
89 Chapter~89
90 Chapter~90
91 Chapter~91
92 Chapter~92 CH~Glen Davin1
93 Chapter~93 CH~Glen Davin2
94 Chapter~94 CH~Glen Davin3
95 Chapter~95 CH~Glen Davin4
96 Chapter~96 CH~Glen Davin5
97 Chapter~97 CH~Glen Davin END
98 Chapter~98
99 Chapter~99
100 Chapter~100
101 Chapter~101
102 Chapter~102
103 Chapter~103
104 Chapter~104
105 Chapter~105
106 Chapter~106
107 Chapter~107
108 Chapter~108
109 Chapter~109
110 Chapter~110
111 Chapter~111
112 Chapter~112
113 Chapter~113
114 Chapter~114 Visual Ending1
115 Chapter~115 Visual Ending2
116 Chapter~116 Happy Ending
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Chapter~1 Seidon Hayden
2
Chapter~2 Mencari Pekerjaan Baru
3
Chapter~3 Mendapat Pekerjaan Baru
4
Chapter~4 Di Culik
5
Chapter~5 Fakta Ayah Aster seorang Pembunuh
6
Chapter~ 6 Menikahlah denganku
7
Chapter~7 Di Siksa
8
Chapter~8 Mengobati luka Aster
9
Chapter~9 Vila Gunung Broten
10
Chapter~10 Menikahlah denganku, Aster
11
Chapter~11 Visual
12
Chapter~12 Buku Rahasia
13
Chapter~13 Wedding1
14
Chapter~14 Kembali ke mansion
15
Chapter~15 Malam Pernikahan
16
Chapter~16 Kekasih Seidon, Ellena
17
Chapter~17 Pergi berlibur dengan kekasihnya
18
Chapter~18
19
Chapter~19
20
Chapter~20
21
Chapter~21
22
Chapter~22
23
Chapter~23
24
Chapter~24
25
Chapter~25
26
Chapter~26
27
Chapter~27
28
Chapter ~28
29
Chapter~29
30
Chapter~30
31
Chapter~31
32
Chapter~32
33
Chapter~33
34
Chapter~34
35
Chapter~35
36
Chapter~36
37
Chapter~37
38
Chapter~38
39
Chapter~39
40
Chapter~40
41
Chapter~41
42
Chapter~42
43
Chapter~43
44
Chapter~44
45
Chapter~45
46
Chapter~46
47
Chapter~47
48
Chapter~48
49
Chapter~49
50
Chapter~50
51
Chapter ~51
52
Chapter~52
53
Chapter~53
54
Chapter~54
55
Chapter~55
56
Chapter~56
57
Chapter~57
58
Chapter~58
59
Chapter~59
60
Chapter~60
61
Episode~61
62
Chapter~62
63
Chapter~63 Middle Visual
64
Chapter~64
65
Chapter~65
66
Chapter~66
67
Chapter~67
68
Chapter~68
69
Chapter~69
70
Chapter~70
71
Chapter~71
72
Chapter~72
73
Chapter~73
74
Chapter~74
75
Chapter~75
76
Chapter~76
77
Chapter~77
78
Chapter~78
79
Chapter~79
80
Chapter~80
81
Chapter~81
82
Chapter~82
83
Chapter~83
84
Chapter~84
85
Chapter~85
86
Chapter~86
87
Chapter~87
88
Chapter~88
89
Chapter~89
90
Chapter~90
91
Chapter~91
92
Chapter~92 CH~Glen Davin1
93
Chapter~93 CH~Glen Davin2
94
Chapter~94 CH~Glen Davin3
95
Chapter~95 CH~Glen Davin4
96
Chapter~96 CH~Glen Davin5
97
Chapter~97 CH~Glen Davin END
98
Chapter~98
99
Chapter~99
100
Chapter~100
101
Chapter~101
102
Chapter~102
103
Chapter~103
104
Chapter~104
105
Chapter~105
106
Chapter~106
107
Chapter~107
108
Chapter~108
109
Chapter~109
110
Chapter~110
111
Chapter~111
112
Chapter~112
113
Chapter~113
114
Chapter~114 Visual Ending1
115
Chapter~115 Visual Ending2
116
Chapter~116 Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!