Warning!!
mengandung kata-kata kasar dan kekerasan harap bijak dalam membaca dan menanggapi nee🤗🙏 Thank You💜
next cerita👇👇
****
"Kau bisa membongkar rahasia ku dengan orang lain tapi tidak dengan Aster!" Tekan Glen.
"Dan jangan coba-coba mengancam ku.. kau mengerti kan?!!" Sambung Glen.
"sebenarnya apa tujuanmu mendekati Aster? dia tidak cantik dan sangat menyusahkan lalu kenapa kau begitu tertarik dengannya?"
"aku tidak tertarik, aku hanya kasihan padanya sejak ibunya meninggal" ucap Glen.
Seidon memutar bola matanya malas dan tidak puas dengan ucapan Glen.
"Kebetulan sekali aku mau membicarakan sesuatu denganmu" ucap Seidon.
"Katakan!"
"Tidak disini.. bagaimana jika kita pergi ke bar.. aku ingin berolahraga sedikit" ucap Seidon berjalan melewati Glen tapi ditahan oleh Glen.
"Tidak! Katakan disini, kau bilang akan menikahi Aster kan jadi saat setelah menikah nanti kau akan puas dengannya" ucap Glen menahan tangan Seidon.
"Ayolah Hyung, aku bermain sebentar dan aku tidak akan membunuh.. lagipula aku menikahinya bukan untuk menikmati tubuhnya" ucap Seidon enteng.
"Omong kosong! kau akan termakan ucapanmu sendiri jika kau sudah menikah! kau pikir apa, dia akan sangat menggoda didepanmu nantinya" Ucap Glen menatap tajam.
"lagipula jika aku melakukan itu memangnya kenapa?menikah atau belum jika aku ingin bisa saja ku lakukan padanya" ucap Seidon santai.
"diam kau, bicarakan saja disini!"
"ya baiklah baiklah.. ayo keruangan ku saja" ucap Seidon berjalan mendahului Glen.
Mereka berdua berjalan keruang kerja Seidon, tanpa mereka tau Aster berada dibalik pintu dan mendengar semua ucapan mereka. awalnya Aster akan kabur tapi ia memutuskan untuk mengikuti mereka keruang kerja Seidon.
hal yang membuat Aster penasaran adalah, hubungan Glen dan Seidon. dalam pikiran Aster mereka baru pertama kali bertemu tapi sudah sedekat itu.
jika baru pertama sudah sedekat itu, artinya mereka sudah saling mengenal satu sama lain.
Setelah pintu ditutup Aster berusaha untuk mendekat agar bisa mendengar lebih jelas. Aster hanya mendengar suara samar-samar karena ruangan Seidon kedap suara.
Kata yang Aster dengar adalah "Aku tidak mencintai Aster aku hanya menganggapnya sebagai adikku, aku juga kasihan padanya" ucap Glen yang didengar oleh Aster dari balik pintu.
Mendengar itu semua Aster terperosot dan terduduk didepan pintunya. Aster mencintai Glen sejak empat tahun yang lalu dan hanya bisa memendam nya.
Aster tau dirinya tidak pantas berdiri disamping Tuan muda Davin yang terkenal dikota Seoul dan merupakan Presdir yang paling disegani seperti Seidon. Jika Aster melihat kembali dirinya itu ibarat mengukir diatas air.
"kasihan? aku pikir selama ini, semua yang di berikan padaku itu adalah rasa peduli dan sayang. tapi ternyata itu hanya sebuah rasa kasihan"
"Kenapa aku mencintai orang yang tidak mencintai diriku" ucap Aster lirih menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.
"aku berharap lebih dan kenapa harus berharap"
cukup lama didalam ruangan, saat mendengar langkah kaki mereka berdua menuju pintu, Aster segera berdiri dan akan pergi tapi
Prakkk,
dressnya tersangkut pada tanaman hias disamping pintu.
pot bunga itu jatuh dan menimpa kaki Aster, bajunya robek dan kakinya tergores ranting dari tanaman itu.
Seidon dan Glen yang mendengar itu langsung keluar ruangan dan juga beberapa pelayan yang tergesa-gesa dari lantai bawah.
Aster mencoba untuk berdiri tapi ternyata kakinya keseleo.
"S1al" umpat Aster memegangi dress yang robek dan kakinya yang keseleo.
"Ada ap__" Seidon terdiam saat melihat Aster dengan berantakannya duduk dilantai,
pot itu cukup besar hingga dia susah untuk menyingkirkannya dari kakinya.
"kau, kenapa kau disini?!"
"Ma-maaf... a-aku tidak sengaja dan dressku Te-tersangkut ditanaman ini" ucap Aster menunduk.
"Bangunlah Aster" ucap Glen sambil memindahkan pot itu dan ingin membantu Aster.
ia mengulurkan tangannya berniat membantu Aster untuk bangkit dari duduknya, tapi Aster dengan segera berdiri tanpa meraih tangan Glen.
"Aku bisa berdiri sendiri kak, terimakasih.." ucapnya berdiri dan berlari dengan kaki pincangnya masuk ke kamarnya.
•Ada apa denganmu? Apa kakimu baik-baik saja? Kenapa kau begini Aster??• batin Glen.
Seidon hanya terdiam dan bersandar dengan santainya didepan dan menyuruh pelayan membereskan sisa-sisa dari pecahan pot bunga itu.
"Ada apa dengannya?" Ucap Glen masih menatap Aster yang sudah masuk kamar.
"kau tanya aku? tentu saja dia sakit hati karena ku sandera disini" ucap Seidon.
"sudah ku duga dia merepotkan, pelayan!! Obati wanita itu" perintah Seidon dingin dan dianggukan oleh 3 pelayan.
"Kau baik-baik saja kak? kenapa wajahmu begitu?" Tanya Seidon.
"aku baik-baik saja" ucap Glen.
"Seidon, tolong jangan sakiti Aster dengan berlebihan!" pinta Glen.
"aku tidak janji, sebaiknya kau pergi. kau bisa datang kapanpun jika ingin menemui wanita itu" Ucap Seidon
"Kau mengusirku? (Seidon mengangguk) Baiklah aku akan pulang!!" ucap Glen berjalan menuruni tangga.
Seidon yang awalnya biasa saja wajahnya berubah datar dan dingin. pria ini sangat mudah tersulut oleh emosi yang tidak bisa dikendalikan. ia berjalan kekamar dimana Aster tengah di obati oleh pelayan.
Brakk!!.
Seidon masuk dengan wajah datar menendang pintu dan menatap Aster tajam yang tengah diobati kakinya.
"Keluar!!" Ucap Seidon dingin.
Tiga pelayan yang membantu Aster mereka keluar sesuai ucapan Seidon. Seidon menutup pintu dan menguncinya. Aster terlihat sangat ketakutan dan hanya bisa menghindari tatapan Seidon yang seakan ingin membunuhnya.
"Apa yang kau lakukan tadi?!" Tanya Seidon berjalan kearah Aster.
"A-aku aku hanya.. hanya mau berjalan-jalan saja.. dress ku tiba-tiba te-tersangkut ditanaman itu" ucap Aster ketakutan.
"jalan-jalan? apa kau pikir rumah ini sebuah mall? dan.. apa? dressmu tersangkut ya?" Ucap Seidon semakin dekat kearah Aster.
"apa kau pikir aku bodoh? kau mencoba untuk kabur kan?" tekan Seidon.
"tidak.. aku tidak, tidak ada niatan untuk kabur" ucap Aster takut.
"benarkah? kau harus tau satu hal, aku akan memotong kakimu jika kau berani kabur dari rumah ini" ucap Seidon.
"tidak.. aku benar-benar tidak berniat kabur, aku hanya mencari Glen"
Seidon tersenyum dan semakin mendekati Aster, wanita ini semakin ketakutan saat melihat Seidon merenggangkan jari-jari tangannya.
"tidak.. aku mohon tidak, j-jangan pukuli aku lagi.." ucap Aster memohon.
"kau.. tolong aku mohon jangan.." Aster gemetar hebat dan mencoba untuk menjauhi pria kejam ini.
Seidon tidak berbicara apapun, ia melepaskan ikat pinggangnya dan menghantamkan benda itu pada Aster dan tepat mengenai wajahnya. menjerit kesakitan pun percuma karena tidak ada siapapun yang akan menolongnya.
bukan hanya sekali tapi benda panjang dan lentur itu berkali-kali di tebas ke arah Aster hingga darah menggenang. Seidon tidak memukul tubuhnya tapi malah mengincar kepala Aster untuk di hajar. darah yang keluar dari telinga dan hidung membuat karpet kamar menjadi warna semerah darah.
"t-tolong..." gumam Aster lirih mencoba untuk meraih ponselnya. tapi dengan satu kaki pijakan kaki Seidon mampu membuat Aster patah tulang.
"rasa sakitnya hampir tidak terasa.." batin Aster.
"bersyukurlah karena aku tidak mematahkan tangan mungil ini!" ucap Seidon semakin kuat menginjak jemari Aster.
"jangan coba-coba untuk kabur lagi, atau aku akan benar-benar memotong kakimu!" ancamnya sebelum pergi dari kamar.
*Glen, kau dimana...* batin Aster.
semakin tak bertenaga membuat Aster pingsan saat setelah Seidon keluar dari kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
kuy manggo
Astagfirullah ketawa sendiri akunya ditengah malam. Ada ya psikopat mengaku dirinya psikopat, hoseok emang lucu. Dan aku gak bisa bayangin ekspresi hoseok yang biasa ceria menjadi dingin dan menyeramkan seperti psikopat, Jimin juga aku gak bisa bayangin ekspresi mukanya yg dingin dan menyeramkan yang biasanya menggemaskan dan terjungkal kalau ngakak. Bengek aku bayanginya 😅
2021-10-29
1
yosh
kasian lisa, tr ujung"nya juga jimin bucin...
2021-03-05
2
missyou
Park Jimin knp kmu menjadi kejam
2021-02-25
2