Seidon melepaskan ciumannya berpindah dari atas tubuh Aster dan berjalan duduk disofa. Malam itu rembulan cukup bersinar terang dengan duduk dan menyilangkan kakinya sambil meneguk segelas soju dimeja samping sofa dengan bersandar dan menatap keluar jendela.
"ganti pakaianmu kemudian mandilah dan tidurlah.." ucapnya tanpa melihat Aster dan masih memandang keluar jendela.
"kau tenang saja.. aku tidak akan melakukan apapun" sambung Seidon.
Aster masih terdiam dan melihat Seidon yang ntah kenapa tiba-tiba berubah.
"Kau? apa kau tidak berniat menyakitiku?.." ucap Aster tertunduk.
"pernikahan ini hanya untuk balas dendam kenapa kau tidak langsung menyakitiku Seidon?" tambahnya.
Seidon menoleh dan menatap Aster dengan tatapan rendah. dan melempar gelas yang ia pegang kearah dinding kaca dan pecah.
"Aku menyuruhmu mandi dan tidur.. Bukan untuk bicara hal yang tidak penting dan memancing emosi ku Aster, lakukan saja selagi aku berbuat baik padamu!!" ucapnya tajam.
"Ba-baiklah.." ucap Aster dengan cepat berdiri dan berjalan tapi kakinya tersandung oleh karpet terjatuh dan terkilir.
"Akkhh~" pekik Aster terjatuh karena kakinya terkilir.
"ahhh dasar gadis bodoh" Ucap Seidon berjalan kearah Aster dan membantunya berdiri mendudukkan nya di pinggir kasur.
"Kenapa begitu ceroboh, lihat apa yang terjadi?!!" ucap Seidon melepaskan high heels yang dikenakan Aster dan melihat kakinya.
•dia.. Seidon?• batin Aster.
Aster terdiam saat Seidon mengangkat kakinya dan diletakkan diatas pahanya dengan berjongkok dihadapan Aster. Memijatnya pelan membuat Aster harus menahan rasa sakit dan jeritannya. Rasanya nyeri dan keram.
"Jika sakit teriak saja, apa aku harus memanggil dokter?" Tanya Seidon menoleh kearah Aster.
"tidak.. i-ini hanya keseleo dan tidak parah juga, tidak perlu begitu repot untuk memanggil dokter... Aku akan mandi" ucap Aster menurunkan kakinya dan mencoba untuk berdiri tapi...
Brukk..
Aster terjatuh dan menabrak Seidon dan posisi ia berada diatas tubuh Seidon.
"Sebaiknya kau menurut denganku, berhentilah dengan tindakanmu sendiri" ucap Seidon menatap Aster. Membantunya berdiri dan memapahnya ke kamar mandi.
Ceklek,
Seidon membuka pintu kamar mandi dan perlahan menurunkan Aster dibathtub menyalakan keran air hangat dan shower. Aster membatu mendapat perlakuan lembut dari orang yang sering menyakitinya itu. Aster berfikir malam ini akan menjadi malam yang buruk baginya.
Aster masuk dan menutup pintu kamar mandi. Tanpa disadari senyuman tipis mengembang di bibirnya, ia melepaskan semua pakaiannya dan mulai berendam.
"Seidon, jika kau seperti ini rasanya sangat berbeda, aku tak akan takut padamu" gumam Aster.
15 menit berlalu, setelah selesai mandi Aster mengambil bathrobe yang ada di gantungan baju. Karena tadi Seidon yang membantunya berjalan Aster tidak mengambil baju ganti. ia berjalan keluar kamar dan menampakkan suaminya yang terduduk disofa dengan segelas soju ditangannya.
Seidon melihat Aster tapi hanya menatap dengan wajah datar dan kembali melihat keluar jendela dengan bersandar santai dan memejamkan matanya. Aster yang melihat itu hanya terdiam berjalan ke ruang ganti dan mengambil piyamanya.
"dia.. kenapa sepertinya berubah, dia peduli denganku padahal itu hanya hal kecil biasanya dia memarahiku dan memukul tapi kali ini sepertinya tidak.. dia berubah, seperti dua orang yang berbeda" gumam Aster.
"aku tak mengerti dengan dirinya, apakah dia memiliki riwayat penyakit mental atau semacamnya?"
Kakinya masih terasa sangat sakit, dan sedikit membengkak. Setelah memakai piyama panjang Aster kembali kekamar dan duduk dipinggir kasur. Menatap suaminya yang masih setia duduk disofa dekat jendela dengan memejamkan matanya.
•Apa dia tertidur• batin Aster.
ia ingin membangunkan Seidon tapi takut jika Seidon marah padanya. Aster mengambil selimut dari lemari dan berjalan kearah Seidon. Membentangkan selimutnya dan menutupi sebagian tubuh Seidon dengan selimut.
"meskipun begitu kau tetap suamiku, tak apa kau jahat padaku dan melukaiku asal ayahku baik-baik saja" ucap Aster senyum.
Matanya masih tertuju pada wajah Seidon menatapnya lekat dengan senyuman tipis yang mengembang dibibirnya. Ingin sekali rasanya mengusap pipinya tapi ketakutan dalam hati Aster begitu besar. Seidon orang yang sangat mudah marah, tidak bisa menerima kesalahan sekecil apapun jadi Aster tidak akan berani menyentuhnya.
Dengan hati-hati Aster mengambil gelas yang masih ada dalam genggaman Seidon dan meletakkan nya dimeja. ia merasa Seidon hanya menutup matanya saja tapi bisa saja Seidon benar-benar sedang tidur.
"Jika kau tidak tertidur.. mungkin.. aku tidak akan berani menatapmu sedalam ini dan sedekat ini.. jujur saja.. tatapan itu bisa membunuh jantungku.. mengerikan tapi hangat, kadang aku merasa kau orang yang sangat baik.. hanya saja kau berubah sejak kejadian itu.. kau selalu membuat hatiku bergetar tapi aku tidak berani mengucapkannya.." ucap Aster tersenyum dan sedikit merasa lucu dengan kata-katanya sendiri.
"aku harap aku tidak akan mencintaimu, maafkan ayahku Seidon, aku janji akan membuatmu merasa cukup dengan dendammu itu. akan aku lakukan apapun yang kau mau, tak apa jika kau mau memukulku dan memarahi ku selalu"
"Jika seperti ini.. sebenarnya.. kau tidak terlihat menakutkan.. bahkan kau sangat tampan.. dan.. saat tertidur kau bahkan tidak terlihat kejam, bagaimana jika aku mencintaimu nantinya?" sambung Aster lirih sambil menyelimuti tubuh Seidon.
"aku yakin sekali, sebenarnya kau itu orang yang sangat baik dan sangat hangat. hanya saja itu akan didapatkan oleh orang yang beruntung. dan aku bukan termasuk orang beruntung itu" tambahnya sambil tersenyum.
"Selamat malam Tuan Hayden" tambahnya lirih tersenyum dan berbalik berjalan ke arah tempat tidur.
Aster masih sempat menoleh kearah Seidon sebelum merebahkan tubuhnya. Aster tidak tega membangunkan Seidon yang terlihat sangat pulas tidur. ia merebahkan tubuhnya memakai selimut dan mematikan lampu yang ada disamping tempat tidur.
5 menit kemudian, karena terlalu lelah akan acara pernikahan hari ini, ia langsung tertidur pulas. Siapa sangka ternyata Seidon hanya berpura-pura tidur dan mendengar ucapan Aster. Menyibak selimutnya dan berjalan kearah Aster dengan senyuman yang tidak bisa diartikan. perlahan ia naik keatas kasur mendekati Aster, Seidon menyibak rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya.
ia hanya tersenyum dan menjauh untuk membersihkan dirinya. 15 menit kemudian Seidon keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai celana pendek dan kaos biasa.
"Kau tidak tau arti dibalik wajah ini Aster, sebaiknya jangan mencoba untuk mencintaiku, cepat atau lambat kau akan merasakannya tapi ku harap jangan lakukan hal itu" ucap Seidon.
"harusnya aku yang berkata begitu, bagaimana jika aku mencintaimu nantinya?" ucapnya.
Seidon ikut berbaring dan masuk kedalam selimut, ia melingkarkan tangannya diperut Aster yang tertidur pulas.
Tiba-tiba Aster berbalik dan memeluk Seidon dari depan menampakkan wajah polos Aster yang tengah tertidur.
Tik... Tok... Tik... Tok
Detik jarum jam mengiringi setiap tatapan yang Seidon berikan untuk Aster dalam posisi memeluknya. Ntah perasaan apa yang muncul seakan membuat ia lebih tenang dan nyaman saat berada disamping Aster. Rasanya ia mengalami perubahan pada dirinya sendiri.
Menit berikutnya Seidon ikut tertidur dengan posisi memeluk sang istri. Malam yang cukup terang, bulan bersinar terang dan bintang yang berkelip digelapnya malam. Lampu Tumblr yang gemerlap dikamar Seidon dengan berubah warna oranye dan kuning membuat cahaya remang-remang yang sangat nyaman, lampu yang sejak lama terpasang dikamar Seidon tapi itu pertama kalinya Seidon menyalakan dan memperbaiki lampu itu kembali setelah 20 tahun lamanya.
Pukul 03:00 subuh, Aster terbangun karena sedikit sulit untuk bergerak. Saat matanya sedikit terbuka menampakkan wajah Seidon yang tertidur pulas disampingnya. Dengan tangan yang melingkar diperutnya Aster sangat terkejut saat membuka mata dan melihat nya.
Wajah Seidon sangat dekat dengan wajahnya dan Aster menatapnya lekat. ia tersenyum saat Seidon tersenyum tanpa membuka matanya.
"ku rasa dia bermimpi sesuatu" ucapnya lirih dan ikut tersenyum.
tanpa memindahkan tangan Seidon perlahan Aster meraih gelas diatas meja disamping tempat tidurnya, saat ingin meminum airnya Seidon menarik pinggangnya dan hampir menumpahkan air yang ada di gelas yang dipegang olehnya.
"untung saja tidak terjatuh"
"Seidon.. sebenarnya seperti apa dirimu" Ucap Aster lirih menatap lekat wajah Seidon.
_________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Windye Indie Prakoso
Lanjut thor
2020-12-28
1
Khairunnisa
Hi, aku datang lagi dengan spam like. Nanti lanjut nyicil baca. Semangat menulis
2020-12-26
1
R_armylove ❤❤❤❤
Hay Kaka...
2020-12-25
1