"Aster.. kau kenapa?" Tanya Glen yang merasa aneh pada Aster.
"T-tidak ada kak.. ayo masuk" ucap Aster gugup.
"Baiklah" ucap Glen dengan menggandeng tangan Aster.
*
Seidon POV,
Pagi itu aku datang ke perusahaan Kasela untuk melanjutkan kerja sama yang kemarin. selagi menunggunya selesai rapat aku memutuskan untuk duduk diruang tunggu dengan secangkir kopi yang nikmat.
aku berfikir ini akan menjadi waktu yang membosankan, tapi ternyata tidak lagi saat aku bertemu dengan Aster. gadis yang ku incar kemarin.
Tapi yang mengejutkan adalah dia datang lagi bersama salah satu rekanku, Glen Davin. Dan aku rasa wanita itulah yang sering Glen ceritakan padaku waktu itu. kemarin saat dia kabur dariku, dia juga bertemu dengan Glen dan pergi bersama.
Aster nampak takut melihatku, aku rasa aku tidak begitu menakutkan tapi semua orang begitu berhati-hati denganmu.
Aku rasa Aster akan bekerja diperusahaan ini dan wanita yang dimaksud oleh Andhika malam tadi. Ya jelas saja setelah kejadian kemarin wanita gila mana yang mau tetap bekerja di bar itu.
Wajah lugu dan polosnya membuatku ingin sekali menerkamnya. jaga raya telah merestui ku untuk membawanya ke mansionku setelah ini.
Seidon POV end,
*
Loby perusahaan Kasela,
Seluruh mata karyawan tertuju pada Glen yang menggandeng tangan Aster. Selama yang mereka tau Glen yang berada di lingkungan kerja adalah pria yang tidak berdekatan dengan wanita,
Tapi kehadiran Aster membuatnya bisa menampakkan senyumannya bahkan tak menampakkan rasa risihnya.
Seluruh karyawan berbisik-bisik tentang wanita yang dibawa Glen menuju ruangan Andhika dan terlihat sangat dekat dengan Tuan muda ini.
Ting, pintu lift terbuka dan menampakkan sosok pria yang tengah bercerita dengan Andhika didepan ruangannya. Betapa terkejutnya Aster saat kedua pria itu menatap kearahnya dengan hawa dingin.
Seidon tersenyum lembut kearah Aster dan menatapnya tajam. Glen yang melihat itu menatap tajam Seidon. ia merespon tindakan Glen dengan memutar bola matanya malas dan mengalihkan pandangannya.
"Aster kau kenapa gemetaran?" Tanya Glen memeluk bahu Aster.
"A-aku hanya.. gugup kak" ucap Aster senyum paksa.
"Ahh tidak perlu takut ayoo" ucap Glen merangkul Aster.
"Apa dia wanita yang kau bilang?" Tanya Andhika senyum pada Aster dan menampakkan lesung pipinya.
"iya dia orangnya" ucap Glen.
"Baiklah kita bicara sedikit diruanganku... Ayo masuk.. Seidon kau juga boleh masuk" ucap Andhika senyum.
Glen merangkul Aster dan berjalan melewati Seidon yang masih berdiri didepan pintu.
"hallo Nona cantik.." Sapa Seidon tepat ditelinga Aster.
damn!
semakin gemetar dan takut melihatnya, Aster memejamkan mata dan menunduk mengikuti langkah kaki Glen. ia hanya bisa terdiam dan memejamkan matanya saat seseorang yang ia takuti justru ada dihadapannya.
Andhika mempersilahkan Aster duduk bersebelahan dengannya dan bertanya-tanya agar lebih santai dan tidak terlalu canggung dalam membahas pekerjaan Aster.
Aster diterima di bagian sistem Presdir dan akan menjadi asisten Andhika sendiri. Sebenarnya Aster keberatan karena baginya posisi itu tidak cocok dengan dirinya yang tidak memiliki gelar apapun.
Aster merasa senang mendapatkan pekerjaan yang cukup lumayan untuk dirinya tapi lagi-lagi Aster merasa takut karena pria yang duduk tepat berhadapan dengannya justru menatap dirinya tanpa mengalihkan pandangan.
Kejadian kemarin terus membenangi pikirannya rasa sakit ditangannya masih terasa nyeri, cengkramannya begitu kuat hingga membuat tangan Aster memerah dan masih terasa nyeri, ditambah lagi ada plester dipipinya.
Kemudian Andhika memperkenalkan bahwa Seidon adalah salah satu kliennya dan akan bekerja sama selama beberapa bulan kedepan.
Dan salah satu pekerjaan pertama Aster adalah mengurus segala kebutuhan Andhika untuk kerjasama dengan Seidon.
Jantung Aster berdegup kencang jika mereka bisa mendengar mungkin akan bergetar diseluruh ruangan, tangannya keringat dingin dan terdiam membatu. Aster memang memiliki keahlian sebagai asisten karena pernah magang disalah satu perusahaan sebelum akhirnya keluarganya bangkrut.
Aster tersenyum paksa dan tidak bisa menampakkan rasa takutnya pada semua orang yang dihadapannya.
•Aku baru bertemu dengannya dalam posisi yang jauh dan sekarang dia malah berada sangat dekat denganku• batin Aster takut.
Setelah selesai membicarakan semuanya Andhika mengumumkan bahwa Aster adalah asisten barunya dan saat itu seluruh karyawan berbisik-bisik karena posisi ini hanya bisa di miliki oleh orang yang benar-benar handal.
*Pantas saja saat ia masuk terlihat sangat dekat dengan Presdir Glen Davin* karyawan1.
*Iya kau benar.. ternyata jadi asisten Presdir, aku rasa Aster bukan wanita sembarangan* karyawan2.
*Apa dia hebat diranjang sampai bisa sampai keposisi itu?? Presdir sendiri yang bilang dia tidak ada gelar kan? mana bisa dengan mudah memiliki jabatan sebagai asisten Presdir* karyawan3.
*Jaga bicaramu jika Presdir mendengarkannya maka nyawamu akan melayang, aku bahkan belum menikah! aku tak mau kehilangan nyawaku disini. lagipula itu sudah keputusan Presdir Andika* karyawan4.
"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Andhika dingin.
Ke 4 karyawan tersebut terdiam dan menundukkan kepalanya.
"ku rasa mereka membicarakan mu kak, karena Aster menjadi asistenmu secara mendadak" timpal Seidon kompor.
"sepertinya mereka memandang Aster yang tak ada gelar dan mencemooh Aster dengan kata hebat diranjang. secara tidak langsung mereka menuduhmu melakukan hal kotor Kak" timpal Glen semakin membuat suasana menjadi panas.
"ahh membuatku kesal saja!!" ucap Andhika malas.
"Kalian dipecat.. ambil gaji terakhir kalian akhir bulan ini" ucap Andhika dingin.
Ke 4 karyawan tersebut langsung membungkuk kemudian pergi dan tidak berbicara ataupun membantah karena mereka tau apa yang terjadi jika mereka menjawab meskipun hanya satu kata.
Aster membulatkan matanya saat Andhika memecat 4 karyawan sekaligus dalam satu hari dengan mudahnya dan lagi ini masih pagi hari.
"Jangan kaget Aster... Andhika memang seperti itu.. kedepannya kau akan terbiasa dengan keadaan seperti ini" ucap Glen tersenyum.
Aster hanya tersenyum dalam rangkulan Glen. Seidon nampak tidak senang akan hal tersebut tanpa Aster sadari pria mengerikan ini tengah menatap dirinya sangat tajam.
Aster bisa bekerja mulai besok sebagai asisten Andhika dan setelah pengumuman itu Aster pulang tanpa Glen karena ada urusan dikantornya sendiri.
Alasan kenapa Glen tidak mempekerjakan Aster dikantornya karena memang tidak ada lowongan sama sekali dan kebetulan kemarin saat menghubungi Andhika untuk kedua kalinya ada lowongan bagus untuk Aster.
Saat Glen melaju dengan mobilnya dan meninggalkan Aster, ini adalah kesempatan emas bagi Seidon untuk kembali menangkap Aster. Dengan santai ia bersandar didepan mobil dan menatap Aster yang sedang menunggu taksi onlinenya.
Tentu saja Aster tau hal itu dan segera pergi tapi sayangnya seseorang menghadang jalannya dengan cepat.
"Ka-kau.. Bu-bukankah kau... kau ada di mo-mobil itu.." Aster ketakutan, saat menoleh kearah mobil namun itu bukan mimpi saat Seidon menghadang jalannya dan terkejut betapa cepat gerakannya untuk berjalan dari kejauhan dan menghadang jalannya.
Seidon hanya mengangkat satu alisnya dan tersenyum smrik pada Aster yang wajahnya tengah pucat menatap pria yang kini ada dihadapannya.
Seidon semakin mendekat dan menatap Aster semakin dalam, langkahnya terus mendekati Aster dan wanita ini hanya bisa berjalan mundur untuk menjauhi pria itu. hatinya berdegup kencang dan sangat ketakutan, ia tak bisa meminta tolong pada siapapun meskipun banyak yang melihat.
Tangannya gemetar mencengkram erat dress yang ia kenakan dan terlihat sedang berfikir bagaimana caranya untuk lari.
___________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rohmatul Bandiyah
apakah ni namjooon
2022-09-03
0
kuy manggo
BTS dan blackpink berkumpul ya, lagi buat serial drama atau konser ini thor? Hehehe canda thor 😅
2021-10-01
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Adit dan Ayna menyapa kak😉
menanti kehadiranmu lagi
semangat.. semangat💪💪💪
salam "Cinta Pak Bos"
2021-01-01
1