~"Biar ku beritahu siapa ayahmu sebenarnya"
FLASHBACK~
21 tahun yang lalu,
keluargaku adalah keluarga yang bahagia, saat itu usiaku masih 9 tahun.
ayahku adalah Presdir terkaya pada masa itu yang menduduki posisi pertama dan berhasil menyingkirkan Presdir yang telah lama berada diposisi itu.
hal itu adalah kesuksesan utama bagi ayahku dan ibuku begitupun dengan ku.
Banyak sekali orang yang ingin menjatuhkan ayahku terutama Presdir yang digesernya saat itu. Lima tahun berturut-turut presdir itulah yang menduduki posisi pertama sebagai orang terkaya. Tapi ayahku Presdir Hayden, menggesernya menjadi urutan ke delapan bahkan tidak masuk list lima besar.
Saat itulah persaingan mulai ketat, Presdir brengs3k itu adalah ayahmu, Presdir Xavier!! Dan disaat acara tahunan itulah kita bertemu, kau menangis karena mencari ayah dan ibumu yang kau bilang menghilang.
*Gadis kecil kenapa kau menangis? Kau sendirian disini?*
Aku mencoba menghiburmu, mengulurkan tanganku dan mengajakmu bermain bersamaku.
*Aku 6 tahun lebih tua darimu! Beri aku hormat!*
*Ahahahaha.. tidak mau! Wleeekk*
Kita sangat bahagia saat itu, aku sangat menginginkan seorang adik tapi ayah dan ibu belum mau karena bagi mereka aku masih kecil. Saat bertemu denganmu rasanya seperti memiliki adik yang seru.
Dengan perasaanku yang masih polos aku menyayangimu begitu saja tanpa mau berpisah denganmu, tapi siapa sangka kau juga memiliki perasaan seperti itu.
Pertemuan pertama itu, kita justru membuat janji dengan mengaitkan jari kelingking kita.
*Berjanjilah padaku kau akan menikahi ku setelah kita dewasa nanti*
*Gadis kecil, aku berjanji akan menikahimu Jangan khawatir ayo kaitkan jari kelingking sebagai janji kita berdua*
*Kau milikku dan aku milikmu selamanya*
Acara tahunan selesai dan kita membuat kesepakatan untuk bertemu lagi di tahun berikutnya karena tidak mungkin bagi kita untuk bertemu di lain hari selain di acara tahunan.
Pada tahun berikutnya saat pengumuman hasil kategori Presdir yang menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan terkaya di Korea, yang muncul adalah perusahaan milik ayahku, perusahaan Hayden melambung tinggi dan naik daun.
Di acara itu aku mencarimu tapi kau tidak ada, aku juga tidak tau siapa orang tuamu saat itu karena kita tidak saling bertemu dengan orangtua kita, aku sangat sedih dan berfikir kau tidak ingin menemuiku lagi.
Tapi tetap saja kebahagiaan kembali menyelimuti keluargaku. Sebenarnya ayahku tidak menganggap itu sebagai kompetisi atau pertandingan karena ayahku adalah orang yang profesional, pekerja keras, gigih, jujur, dan sangat sangat tegas serta pintar.
Ayahku bilang dia memiliki teman baik dari keluarga Xavier, kemudian ayah memperkenalkan keluargamu padaku di tahun itu. Kata ayahku ia telah menganggap ayahmu seperti saudara, kakek Xavier dan kakek Hayden adalah sahabat baik sejak kuliah.
Sampai pada tahun berikutnya aku tidak melihatmu lagi di acara tahunan, aku sudah sangat berharap bisa menemui mu tapi hasilnya nihil. Sama seperti tahun sebelumnya keluarga Hayden menduduki posisi pertama lagi.
Tapi suatu hari saat setelah acara tahunan, ayahmu menggelar perjamuan makan dirumah keluarga Xavier mereka bilang, mereka mengundang beberapa keluarga lain untuk datang termasuk keluarga Hayden.
Tapi anehnya, hanya ada keluargaku dan acara itu diselenggarakan secara tertutup dan tak sesuai dengan apa yang tertulis dalam undangan.
Sampai pada malam itu rumah mewah mu itu hanya ada dua keluarga dan terasa sepi tanpa adanya pembicaraan apapun hanya sedikit bicara tentang perusahaan masing-masing.
Sampai semua pengawal keluarga Xavier berkumpul mengelilingi kami. mereka membawa senjata api berupa pistol. saat itu juga kami tidak berfikir bahwa ini adalah penyerangan halus dan akupun tidak mengerti tentang hal itu. wajar, karena aku hanya seorang bocah.
"Ini semua karena mu! Kau membuatku dan keluargaku malu karena kau menggeser ku sangat jauh bahkan tidak masuk dalam list Lima besar selama beberapa tahun terakhir ini" wahh itu sangat menggelegar saat dia menunjuk ayahku dengan jarinya.
"Apa maksudmu? kita berteman.. aku tidak bermaksud untuk menggeser mu.. aku berkerja dan kau juga bekerja.. bagiku ini bukan kompetisi, aku hanya bekerja sesuai dengan apa yang harus ku kerjakan" ucapan ayahku merendah dan lembut.
"kau menyalahkan ku? itu artinya kau kurang yakin dengan dirimu, aku juga tidak menyangka bahwa perusahaan Hayden akan melambung tinggi melebihi perusahaan Xavier"
Ayah dan ibuku adalah orang yang baik, mereka selalu mengajari ku dengan kasih sayang dan kelembutan, selalu mengajari tentang kebaikan dan bagaimana caranya bersikap baik terhadap semua orang.
aku selalu mendengarkan dan menuruti keinginan mereka untuk tidak berbuat jahat dan nakal pada orang lain, harus jujur dan jujur setiap saat. aku sama sekali tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku.
"Jangan pernah tertawa karena aku serius akan hal ini!!" teriakan kedua membuat ayahku sedikit terkejut dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh ayahmu itu.
Ibuku hanya memelukku dengan erat saat semua pengawal ayahmu berusaha memisahkan aku dari dekapan ibuku. menurutmu bagaimana bisa aku melawan orang-orang dewasa itu? tentu saja aku tidak bisa.
sampai akhirnya mereka berhasil memisahkan aku dengan ibuku. orang tuaku diikat dan disiksa oleh para pengawal keluarga Xavier. dasar para b3d3b4h!!
Betapa mirisnya aku harus melihat kematian kedua orang tuaku didepan mata ku sendiri. hanya bisa menangis dan berteriak saat peluru menembus kepala kedua orang tua ku.
"Ucapkan selamat tinggal Tuan dan Nyonya Hayden.. tunggulah aku di pintu surga"
Ck! omong kosong apa yang disebutkan surga? bahkan neraka pun akan menolak kalian berdua sepasang manusia b1n4t4ng.
"Paman tolong jangan bunuh orang tuaku, tolong jangan lakukan itu. Aku mohon!"
Hanya bisa memohon dan menangis!! itu yang aku lakukan saat melihat orang tuaku tergeletak tak bernyawa. tubuhnya bersimbah darah dan membanjiri rumah terkutuk itu.
Para b3deb4h yang kau sebut ayah dan ibu itu menarikku dan berkata dengan lantangnya,
"Heii bocah!! Lihat aku!! Tatap aku!! Dan hafalkan wajahku!!" ucap ayahmu yang hanya takut pada kekalahan itu.
"Paman kenapa kau membunuh ayah dan ibuku.. apa salah mereka kau orang jahat aku membencimu.. aku akan membalas semua perbuatanmu!!"
dengan bibir gemetar aku mengatakan itu menatap kedua mata ayahmu yang dimana ada rasa kemenangan saat berhasil menghabisi orang tuaku dan berhasil menghancurkan impianku untuk membahagiakan mereka.
"Heeeiiiii stoppp!!! Hentikan itu!!! Dengar baik-baik... Ayahmu telah merebut hakku dan menghancurkan reputasiku.. dan kau bocah cilik tau apa!! Kau mau membalas diriku?? Kau bisa apa haa??" wahh dia tertawa hebat saat berkata seperti itu. ku pikir dia merasa keren saat itu.
"saat Seidon sudah dewasa, Seidon akan membalas perbuatan paman! aku juga akan membunuh paman seperti kau membunuh ayah dan ibuku! Bahkan aku juga akan membunuh seluruh keturunan mu paman!"
wahh itu terdengar keren saat aku mengucapkannya, sangat bodoh! untuk apa aku berkata begitu.
lalu ayahmu itu berkata lagi "kalau kau mau membalas ku!! Lihat wajahku!! Tatap wajahku!! Dan hafalkan wajahku!! Aku tunggu sampai kau dewasa dan aku akan menunggu pembalasanmu.. aku ingin melihat apa bocah seperti dirimu ini mampu melawanku.. karena Sekarang kau hanyalah bocah ingusan yang tidak berguna"
ahh aku sangat puas dengan jawabannya yang membuatku semakin membara untuk membalas dendam untuk orang tuaku.
kasar sekali, dia menyeret ku dan melempar ku keluar dari rumahnya. menyedihkan, dia pikir aku akan memohon untuk tetap berada dirumah terkutuk itu? jika aku bisa melawannya akan ku bunuh dia saat itu juga.
tua bangka itu membakar kedua orang tuaku, dikremasi mungkin. untuk apa? untuk menghilangkan jejak!! mereka tak takut aku melapor polisi karena polisi tak akan percaya pada ucapan anak kecil apalagi ayah busuk mu itu bisa menghilangkan bukti sedangkan aku tak memiliki bukti apapun!!
aku sendirian, menangis dan meratapi nasib seperti gelandangan. dengan kaki gemetaran aku terus melangkah untuk menuju rumah. pembunuhan itu masih terngiang-ngiang di pikiranku dan membuatku sangat ingin untuk secepatnya beranjak dewasa
Saat sampai dirumah besarku, rumah itu hanya terasa sepi tanpa ada orang tuaku. hanya ada bibi Yun yang selalu menemaniku dan setia mendampingiku, Bahkan aku menganggap dia itu sebagai ibu pengganti untukku.
"Ayah ibu.. tunggu saat Seidon menjadi dewasa.. aku akan membalas perbuatan paman itu dan aku akan membunuh keluarga nya seperti yang dia lakukan pada ayah dan ibu.. percayalah aku akan membalas semuanya untuk kalian" wahh aku sangat percaya diri bukan?
Tahun berikutnya saat aku berusia 12 tahun aku sengaja datang ke acara tahunan, disana aku baru bisa melihatmu lagi tapi sayang, aku sudah tidak sebahagia dulu. Hatiku hancur dan hanya dipenuhi oleh rasa ingin balas dendam. Ku lihat keluarga Xavier berdiri dan menduduki posisi pertama seperti yang mereka inginkan.
Aku masih belum tau kalau gadis kecilku adalah anak dari keluarga Xavier yang menghabisi nyawa orang tuaku, dan demi melindungi mu dari diriku sendiri, dengan sangat terpaksa aku menjauhimu. Aku takut gadis kecilku terluka jika terus bersamaku dan terpaksa mengingkari janji kita saat itu.
*Lisa aku harus pergi*
*Seidon Hayden, jangan tinggalkan aku... Bukankah kita sudah berjanji untuk tidak saling meninggalkan?*
*Maaf Lisa..*
Setahun setelah kematian ayah dan ibu, aku terus bertahan hidup meskipun aku sangat ingin mati menyusul mereka tapi, aku tidak mau menyia-nyiakan hidupku yang hanya sekali ini dan berniat menggunakan seluruh kehidupanku untuk membalas dendam dan tak pernah berfikir untuk menikah.
Saat sudah menginjak usia 17 tahun aku belajar dan berusaha keras mengelola perusahaan ayahku dan dibantu oleh asisten pribadi ayahku yang tau tentang segala perusahaan ayah. Dia sangat setia pada keluarga Hayden. Jika dia mau dia bisa merebut semua harta orang tuaku tapi, dia lebih memilih mengabdikan hidupnya untuk membantuku membalaskan dendam.
Sampai pada saat aku berusia 25 tahun, asisten ayahku meninggal, aku membuat acara pemakaman besar-besaran sebagai penghormatan terakhir dariku untuknya.
Dan di usia itu juga aku meraih kesuksesan dan dapat melambung keluarga terkutuk mu itu. Pada masanya ayah dan ibumu tidak tau bahwa aku adalah bocah yang pernah ditantang dan ditunggu pembalasannya dan bocah yang orang tuanya mereka bunuh dengan sadis.
Saat itulah saat aku melihat sosok pembunuh orang tuaku hadir disalah satu acara Tahunan untuk kategori Presdir terkaya yang selalu diselenggarakan. Saat itu perusahaan ku lah yang menduduki peringkat pertama dan lagi-lagi tatapan yang sama yang diberikan oleh ayah mu padaku.
Setelah selesai acara ayah mu menghampiri dan mendekati ku, sepertinya dia berniat untuk menjamuku seperti yang dia lakukan 14 tahun yang lalu. Tentu saja aku tau maksud mereka dan sengaja menerimanya.
aku tau jika akhirnya akan menjadi begini dan kejadian itu akan terulang kembali.
"Ini akan jadi hari terakhirmu didunia.. akan lebih bagus kalian mati bersama"
aku telah menyuruh anak buahku untuk memotong kabel rem yang ada dimobil ayahmu. Tapi tak sampai disitu aku juga menutup semua jalur yang akan dilewatinya.
anak buah yang ku suruh membuntuti mobil ayahmu itu dengan sengaja menabrak mobilnya dan mendorong mereka kejurang bersama dengan mobil rongsoknya itu. Mereka mengalami kecelakaan dan ibumu meninggal dunia sedangkan ayahnya lumpuh permanen.
Semua orang tau aku bisa melakukan apapun yang ku mau termasuk, membayar rumah sakit tempat ayahmu di rawat untuk membuat ayahmu semakin menderita.
Harta, kekayaaan dan yang kalian miliki telah habis untuk membayar sejumlah hutang dibank dan pengobatan ayahmu itu. Aku bahkan tau semua itu tapi anehnya saat itu aku tidak tau jika mereka menyembunyikan mu.
"Tuan muda, kami tidak menemukan siapa nona besar dari keluarga Xavier. Di rumorkan bahwa nona besar ini di sembunyikan"
Yang ku dengar mereka memang memiliki seorang anak perempuan tapi semua anak buahku yang ku suruh mencarinya tidak bisa menemukan siapa nona keluarga Xavier.
sayang sekali, aku tidak menemukan identitas nona besar keluarga Xavier karena ayahmu sangat menyembunyikan identitasmu agar aku tidak bisa menemukanmu.
aku sangat puas dengan apa yang aku harapkan. aku pernah datang pada ayahmu, mencoba untuk mengingatkan akan kejadian saat tua bangka itu membunuh orang tuaku dengan cara yang sangat-sangat mengesankan.
mungkin ayahmu mendengar beritaku saat setelah ayahmu lumpuh permanen. dan..
Damn it!!
betapa terkejutnya ayahmu saat tau bahwa aku adalah anak yang orang tuanya pernah ia bunuh. Dan orang yang menerornya selama ini.
Dan aku akan mewujudkan kata-kataku untuk membalaskan dendam orang tuaku yang dibunuh secara sadis didepan mataku dan menyaksikan sendiri setiap jeritan orang tuaku yang menemui ajal.
Lisa, seandainya dulu aku tau bahwa kau nona besar keluarga Xavier mungkin balas dendam ku sudah tersampaikan.
~FLASHBACK OFF~
Seidon POV,
aku bukanlah orang yang suka membunuh, tapi jika aku merasa sedih satu-satunya rasa kepuasanku adalah merenggut nyawa seseorang agar ada orang-orang yang menemaniku bersedih.
semenjak ayah dan ibuku dibunuh didepan mataku, membuatku tidak terkendali dan hidup sesuka hatiku. Asalkan ada uang, apapun yang aku inginkan bisa aku dapatkan.
Kerakusan adalah satu-satunya label yang selalu di sebutkan untukku. Aku selalu lapar untuk mendapatkan kepuasan dari kerakusan itu.
aku membiarkan ayah mu tetap hidup karena ingin menyiksanya terlebih dahulu sebelum membunuhnya dan sengaja untuk mencari siapa anak dari keluarga Xavier. Siapa sangka aku menemukanmu yang mempermudah jalanku untuk membalas dendam ku.
aku tau hal ini salah, tapi rasa sakit dihatiku lebih tidak bisa dipendam. orangtuaku dibunuh secara sadis didepan mataku kemudian dibakar tanpa jejak. menurutmu apakah aku tidak boleh membalas dendam?
aku sengaja tidak memberitahu polisi meskipun sudah mempunyai bukti yang kuat. Karena itu sama saja akan menjebloskan ku kedalam penjara. Tapi setelah di pikir-pikir kembali, alangkah baiknya jika aku sendiri yang menghukum ayahmu dengan tradisi yang ku buat sendiri.
jika dibandingkan keluargamu yang hanya membunuh orang tuaku, aku sudah cukup membunuh puluhan orang yang sudah selalu muncul diberita.
ketika aku benar-benar marah dan emosiku memuncak maka orang yang tak berdosa pun akan ku bunuh dengan mudahnya.
Seidon POV end,
*,
"Pria gil4, k-kau kau memfitnah ayahku dan membuat cerita palsu!" Kata Lisa.
"Untuk apa aku mengarang cerita eum? Tidak ada untungnya"
"Kau.. siapa kau sebenarnya, a-apa maksud dari kerakusan membunuh"
"Serial killer demon"
"Tidak.. tidak mungkin kau" Tubuhnya mulai gemetar, bibirnya tak bisa berucap dan menatap Seidon dalam ketakutan.
*Wajah setenang ini, bagaimana bisa menjadi seorang pembunuh* batin Lisa.
"Kau sangat kaget ya? Tadi kau begitu berani denganku dan sekarang, kenapa kau terlihat takut?"
Lisa perlahan mundur setelah mengetahui seperti apa Seidon sekarang, jantungnya berdetak cepat dan tak sanggup melakukan apapun. Ternyata orang yang menjadi buronan dan pelaku pembunuhan berantai ada di depan matanya.
"Menurutmu bagaimana cerita tadi? Menarik kan?"
"Tidaaakk!! ayahku tidak seperti itu ayah dan ibuku tidak seperti itu.. kau pembohong!!" Ucap Lisa dengan nada tinggi dan tangisnya pecah begitu saja.
"Kau bisa menanyakan hal itu pada tua bangka kesayangan mu itu jika tidak mempercayai ku" kata Seidon malas menanggapi Lisa yang menangis.
"Kau pembohong kau pembohong!!" Teriak Lisa menutupi telinga.
"Seidon kau baj1ng4n, ayahku tidak seperti itu. Ayah dan ibuku tidak seperti itu, seidon kau brengs3k"
"Kok kasar sih? Kau cium orang tuamu dengan mulut itu? Kok kasar.."
Seidon mengernyitkan dahinya, ia membuka laci meja dan mengambil sesuatu dari dalam sana.
"Seidon kau pria gil4 kau gil4, keluargaku tidak seperti itu!!" Teriak Lisa sambil menangis.
"Sstt.. hei hei, diam! Jangan berisik!"
Lisa justru menangis sejadi-jadinya membuat Seidon benar-benar marah dan menariknya dengan keras.
"Diam! Apa perlu aku membuatmu diam dengan ini hah?"
Seidon menyodorkan pisau lipat kearah Lisa, dan membuatnya seketika terdiam sesegukan.
"Ini sakit loh, ini juga tajam aku bisa m3r0b3k tenggorokanmu dan m3m0t0ng lehermu dengan ini. Aku bukan cuma punya satu, tapi aku masih punya banyak yang tersimpan" bisiknya.
Lisa terdiam menutup mulutnya rapat dengan tangannya. Air matanya terus mengalir dan menangis sesegukan.
"Iya begitu, kau harus nurut apa yang aku katakan!"
Getaran diatas meja terdengar, Ponsel Lisa bergetar diatas meja, Seidon menoleh dan mengambilnya untuk melihat siapa yang menelfon.
"Heum.. ternyata si pembunuh menelfon"
Tanpa basa basi, Seidon menerima telfon dari ayah Lisa.
"Tidaaakk!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
HezSuz RonIana
👍👍👍👏👏👏
2021-10-03
1
Woebegone Anna Deby
nangis gw baca flashback jimin...
sedikit kasihan sama Lisa. tapi memang ayahnya yang salah kan
2021-04-14
0
Cokicoki
boom like boom like.. next dong.. keren ceritanyaa~
2021-01-01
1