Hari terus berlalu, kamu dan Kinan semakin dekat. Aku melihat mata Kinan berbinar saat melihatmu Vin. Aku sadar dari situ dia juga menaruh harapan besar padamu.
Dan nasibku, aku semakin sulit untuk mencari tempat pelarian. Selena, dia akhirnya menggodaku lagi dan mengajakku kembali berpacaran. Entah apa yang ada di pikirannya. Bahkan setelah kejadian di makan siangku dengannya yang gagal karena mantan Kinan dulu, aku tidak ada niat untuk mengejarnya. Tapi malah dia yang mengejarku.
Karena aku tidak ingin terpuruk dengan keadaan ini. Akhirnya tidak ada pilihan lain selain melanjutkan hubunganku dengannya. Cintaku yang semakin hari semakin besar pada Kinan, benar-benar membuatku buta akan wanita lain. Aku sudah melakukan berbagai cara untuk melupakannya, tapi untuk saat ini aku masih belum bisa.
Hari itu Selena mengajakku jalan-jalan di sebuah mall. Aku sebenarnya tidak bahagia dengan semua ini. Aku ingin ke rumahmu Vin, tapi kamu pasti sibuk dengan Kinan. Yang ada nasibku tidak berubah menjadi obat nyamuk kalian. Dan cukup aku tidak mau mengulanginya lagi.
"Woi Rey," langkah kakiku dan Selena terhenti mendengar teriakan itu. Kita menoleh ke belakang. Aku melihatmu lagi dengan Kinan. Sebenarnya apa arti semua ini? Kenapa Tuhan selalu menguji kesabaranku dengan melihatmu dan Kinan yang semakin mesra?
Kita saat itu berbincang-bincang sebentar. Aku memperkenalkan Selena pada Kinan, "Oh jadi ini yang namanya Kinan?" tanya Selena dengan tatapan yang sangat tidak mengenakan untuk dipandang. Rasanya aku ingin mencolok matanya.
"Maaf ya mbak kemarin kamu dan Rey," ucapan yang keluar dari mulut polosnya yang belum selesai berbicara langsung saja di sambar oleh Selena.
"Sudah, sudah jangan dibahas! Ayo sayang kita pergi! Vin kita jalan dulu ya!" Ingin rasanya aku merobek mulut mak lampir ini. Kinan menunduk seperti merasa sangat bersalah. Aku ingin berbicara padanya tapi Selena menarik kuat tanganku dan mengajakku pergi dari kalian berdua.
Entah kemana arah kaki ini berjalan, aku hanya menurut padanya. Mencoba-coba baju, tas, sepatu dan semua yang dia inginkan. Aku seperti budak yang membawakan belanjaannya sekaligus membayari semua barang-barang yang di belinya. Sungguh aku sangat tidak bahagia dengan hubungan ini.
Andai Kinan yang berada disampingku sekarang mungkin berbeda lagi ceritanya. Jangankan barang-barang seperti ini. Satu toko akan ku belikan untuknya.
Lelah berjalan dan berbelanja tidak jelas ini, akhirnya Selena mengajakku makan. Kami memesan makanan dan tidak berapa lama kamu meneleponku. Kamu menyuruhku merayu Kinan yang sedang marah karena cemburu melihat dua wanita langganan kita dulu sedang menggodamu. Kamu sedang sibuk mengurusi Els keponakanmu. Aku tidak tau harus senang atau sedih dengan semua ini.
Selena yang mendengarnya terlihat sangat kecewa padaku. Aku mencoba memesakan taksi untuk mengantarnya pulang namun dia tidak mau dan pergi begitu saja meninggalkanku. Aku tidak peduli dengannya. Dengan cepat aku keluar dan mengendarai mobilku.
Sesampainya di tempat kos Kinan. Aku melihat teman wanitanya terjatuh dan dia terburu-buru menolongnya. Mereka membawa tas besar. Pikiranku sudah tidak karuan lagi. Apa dia akan pergi dari kota ini? Tidak, ini tidak boleh terjadi. Aku pasti akan sangat kehilangannya.
"Kinan kamu mau kemana membawa tas sebesar ini?" tanyaku padanya.
"Itu bukan urusanmu, untuk apa kesini? Disuruh temanmu itu," dia terlihat sangat marah.
"Kinan tunggu dulu dua wanita tadi hanya masa lalunya Kevin." Aku berusaha keras menjelaskannya.
"Oh iya? Kenapa tidak dia sendiri yang datang menjelaskanku? Dia pasti bertemu pacarnya yang lain kan? Kamu kira aku tidak tau semua itu." Dia berjalan cepat meninggalkanku dan menggandeng teman wanitanya itu.
"Kinan dia tidak mempunyai pacar." Aku binggung kenapa Kinan berpikir seperti itu padamu. Padahal kamu kan sedang menemui keponakanmu yang sakit saat itu.
"Segitunya kamu membela, memang dia menggajimu berapa?" Kata-kata itu benar-benar sakit untuk di dengar Vin. Aku mencegahnya pergi karena aku juga tidak ingin kehilangannya.
"Dia itu sahabatku, Kevin orang baik. Aku senang dia bisa menemukan wanita yang dicintainya." Aku mencari alasan untuk meluluhkannya. Lagi-lagi dia sangat keras kepala.
"Basi." Dia berjalan cepat meninggalkanku.
"Kinan, tunggu kamu mau kemana?" Tiba-tiba saja dia memberhentikan bus yang melintas. Dia naik bus itu bersama temannya. Aku mengejar bus itu. Sungguh ini hal konyol, bagaimana bisa kakiku melawan kecepatan bus itu. Aku berlari ke arah mobilku dan dengan cepat mengejarnya.
Sialnya lampu berubah menjadi merah. Mobilku terhenti disitu dan Kinan dia sudah pergi menjauh bersama bus itu. Aku kesal memegang dahiku. Bagaimana bisa aku hidup tanpa melihat senyummu? Apakah ini hari terakhirku bersamamu? Maafkan aku Vin saat itu aku tidak bisa mencegahnya.
...****************...
Kinan telah pergi, hari-harimu seperti sangat tidak bersemangat kala itu. Apa kamu tau, aku juga Vin. Tapi ada persamaan yang membuatku lega. Kita sama-sama kehilangan wanita yang kita sukai.
Aku menghabiskan waktu mencari kesenangan semata, tapi kamu menghabiskan waktumu untuk bersama keponakanmu. Sungguh aku bangga padamu Vin. Kamu benar-benar berubah.
Selena, dia masih berstatus menjadi pacarku. Baru kali ini aku sangat sulit memutuskan hubungan pacaran. Dia selalu menghampiriku dan tidak ingin lepas denganku. Aku sebenarnya sudah sangat risih dengannya.
Sampai akhirnya kita berjalan mencari makan berdua. Aku meninggalkannya karena ingin pergi ke toilet saat itu. Sehabis dari toilet dia memandangku tajam dan penuh amarah di matanya.
"Ada apa?" tanyaku padanya.
"Jadi kamu selama ini juga mencintai wanita itu Rey?"
Deg
Darimana dia mengetahuinya. "Apa maksudmu Sel?" tanyaku yang pura-pura binggung dengan tuduhannya kali ini.
Dia menggangkat ponselku, dan membuka seluruh galeri foto yang penuh dengan foto Kinan disana. Benar-benar lancang wanita ini, berani-beraninya dia membuka ponselku.
Rasanya aku tidak kuat menahan amarahku. "Berani kamu ya!" Ku cengkram erat tangannya sampai dia kesakitan. Aku juga sedikit menyesal seharusnya aku tidak sekasar itu padanya.
"Baik, sekarang kita putus. Jangan pernah kamu datang padaku lagi!" ancamku padanya.
"Oh berani kamu putusin aku, aku juga akan bongkar semuanya. Aku akan memberitahu Kevin kalau sahabat yang dia banggakan ini telah mengkhianatinya," teriaknya.
Deg
"Kamu ...." Rasanya ingin ku merobek mulutnya.
"Apa? Kamu berani?" Dia menantangku.
Aku tidak tau lagi harus bagaimana? Aku hanya menatapnya terdiam penuh amarah. Aku tidak ingin kamu marah padaku, aku juga tidak ingin kehilanganmu saat itu Vin.
Akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan hubunganku dengan mak lampir itu. Nasib burukku akan ku jalani sendiri. Aku cuma berdoa semoga aku bisa segera terlepas dari jeratnya.
**Dukung terus Author,
Dengan like, coment, dan votenya**! ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
☘️anita🌺
sebenarnya Kinan jodohnya Rey tapi break dulu oleh Kevin
2021-07-15
0
Filda
Itu lh hidup,Allah lebih mengetahui isi hati kita,kwn,pacar,sahabat,tpi kita tidak tau hati kita berlabuh dg siapa,n berjodoh dg siapa,walau pun ini hanya sebuah novel,tapi bisa kita jadi pelajaran n kita ambil hikmah nya,
2021-06-26
0
Rokiyah Yulianti
dan akhirnya kelemahanmu di manfaatkan oleh selena ya rey, sungguh licik wanita itu
2021-05-08
0