Saat itu aku berpacaran dengan Selena teman kuliah kita dulu, sama seperti kisah cintaku yang sebelum-sebelumnya. Aku cuma bermain-main dan mencari pelampiasan saja. Tapi kenyataannya Selena ini beda dengan teman wanita yang aku temui. Mungkin ini kesalahan terbesarku. Mungkin ini juga hukuman untukku karena kesalahanku. Aku susah lepas darinya.
Baru dua hari aku berpacaran dengan Selena. Aku bermesraan dengannya. Berpelukan, berciuman, bersenang-senang dengannya. Aku benar-benar ingin melupakan wanitamu Vin.
Sampai akhirnya aku dan Selena bertemu dengan mantan Kinan. Kamu masih ingat aku pernah bercerita padamu, jika dia memukuliku dan mengiraku adalah pacar Kinan. Aku tidak tau darimana pikiran anehnya itu. Harusnya kan kamu tapi kenapa aku yang menjadi sasaran amarahnya. Jika mengingat itu semua rasanya aku masih belum terima.
Dia menuduhku di depan Selena. Dari situ Selena marah dan meninggalkanku sendiri. Aku berusaha mengejar dan menjelaskan yang sebenarnya padanya, namun dia tidak memberiku kesempatan. Aku sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kemarahan Selena. Bagiku jika dia marah dan minta putus ya sudah aku terima. Toh itu juga sudah menjadi makananku sehari-hari.
Aku meneleponmu saat itu, aku geram pada laki-laki itu kenapa dia memukulku bukan kamu. Kamu bilang saat itu kamu berada di sebuah toko kue. Aku juga tidak tau kenapa bisa-bisanya kamu kesana. Aku tau kamu sudah sembuh dan bisa berjalan lagi. Aku melajukan mobilku dengan cepat kesana.
Sesampainya di toko kue itu, aku langsung ke dalam dan mencarimu. "Rey kamu kenapa? Wajahmu ... kamu habis berantem? Siapa yang memukulimu?" tanyamu.
"Laki-laki gila itu memukulku dia mengira aku pacar Kinan. Aku yang saat itu baru pacaran dua hari putus lagi." Ku palingkan mukaku darimu karena kesal dengan semua ini. Aku masih saja belum bisa melupakan Kinan.
"Apa?" Ku dengar suara itu lagi, ku menoleh ke arah suara itu. Kinan, kenapa Kamu muncul lagi di depanku. Dan dia semakin cantik bukan. Beri aku cara untuk melupakanmu? Aku benar-benar tersiksa dengan cinta ini.
"Siapa laki-laki itu? Kenapa dia mengiramu pacar Kinan?" tanyamu saat itu yang membuatku semakin menyalahkan diriku. Apa aku terlihat sangat mencintainya? Kenapa laki-laki itu tau semuanya? Aku hanya terdiam memikirkan pertanyaan-pertanyaan aneh yang berada di otakku.
"Kinan apa sekarang kamu dekat dengan laki-laki lain?" tanyamu padanya.
"Aku disini tidak mengenal laki-laki manapun kecuali kalian berdua," ucapnya dengan raut wajah yang sangat menggemaskan. Aku bisa melihat betul tidak ada kebohongan dalam matanya.
Lalu kamu menggandeng tangannya mengajak Kinan keluar untuk membicarakan ini. Tapi dia menolaknya. Mungkin hari ini Tuhan tidak mengizinkanku menjadi obat nyamuk kalian.
Keesokan harinya aku datang ke kantormu. Entah kenapa aku masih saja ingin tau keadaan Kinan. Ku lihat wajahmu yang seperti tidak tenang. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Kinan?
Aku berusaha menggodamu, "Kamu kenapa Vin? seperti habis merenggut anak orang?"
"Iya," jawabmu.
Deg
Aku langsung berpikiri ke arah Kinan, apa kali ini kamu menidurinya? Aku sindir dirimu, "Aku kira kamu sudah tobat, eh ternyata gak kuat juga."
"Rey, aku sudah mencium bibir Kinan semalam," ucapmu yang penuh dengan penyesalan.
"Ya terus, cuma cium bibir kan? Tidak berkurang juga kan bibirnya" Aku menggodamu untuk menyembunyikan rasa sakit ini.
Kamu mencoba untuk meminta maaf padanya, aku yakin kamu belum menyentuhnya. Tingkahmu benar-benar memperlihatkan penyesalan yang mendalam. Aku sangat bangga padamu Vin walaupun aku sakit hati mendengar semua tingkahmu pada Kinan.
Satu kalimat darimu yang membuatku sadar, Kamu ingin segera menjadikannya istri. Sungguh aku tidak tau cara menanggapinya. Aku alihkan dengan menggodamu dan kamu memukulku. Ya itu yang aku butuhkan saat itu Vin. Agar aku tersadar siapa diriku.
Tak lama setelah itu kamu mengajakku pulang ke rumahmu. Lagi-lagi aku bertemu dengannya. Dia duduk termenung sungguh menggemaskan sekali. Kamu berusaha menggodanya dan aku ikut tertawa melihat kalian berdua. Sungguh pasangan yang sangat serasi.
Kamu mengajaknya makan siang bersama kita. Aaahk lagi-lagi aku harus menjadi obat nyamuk kalian. Sebenarnya aku tidak setuju Kamu pilih restoran yang kemarin aku dipukuli oleh laki-laki gila itu. Aku masih malu bagaimana jika orang-orang disana masih mengingatku? Tapi Vin Kamu memaksaku untuk melupakan kejadian itu.
Kita bertiga duduk di meja paling pojok dari restoran itu. Dan kamu bilang ingin ke toilet dan meninggalkan kita berdua di meja. Sungguh aku tidak berani menatapnya Vin. Suasana sepi hanya aku dan dia membuatku semakin sulit melupakan ketegangan siang ini.
Dan lagi-lagi aku bertemu dengan laki-laki gila itu. Dia hampir memukulku di depan Kinan. Kamu yang tiba-tiba datang dari toilet dan melerai kesalahpahaman ini. Kamu bertanya pada Kinan siapa laki-laki itu. Dan ternyata dia mantannya yang pernah menyakitinya.
Aku tercengang melihat reaksimu pada laki-laki itu. Kemarahanmu sangatlah besar padanya. Kamu hampir ingin membuat laki-laki itu mati. Sebesar itukah rasa cintamu pada Kinan Vin? Aku tidak tau bagaimana jika kamu tau aku juga mencintai wanitamu? Apakah kamu akan melakukan hal yang sama padaku?
Kinan menarik paksa tanganmu dan aku mengikuti kalian dari belakang. Ya ini masih seperti obat nyamuk. Kita bertiga masuk kedalam mobil. Aku yang menjadi sopir kalian berdua.
Aku melihatnya Kinan, dia menangis di kursi belakang. Kamu menyuruhku memberhentikan mobil dan tiba-tiba turun untuk berpindah tempat mendekati Kinan. Kamu menghapus air matanya dan memeluknya. Aku melihat dari kaca spion dalam mobilku. Ini sangat menyakitkan bagiku.
"Rey, aku minta maaf gara-gara semua ini kamu putus dengan pacarmu," ucapnya yang mampu membuatku tersenyum. Aku serasa saat ini dia memperhatikanku. Dia ingin meminta maaf pada Selena.
Tapi Vin, ingin sekali aku melakban mulutmu saat itu. Karena telah menggodaku di depannya. Kamu bilang Selena seperti mak lampir, kamu bilang tanpa kejadian ini aku juga akan putus dengannya. Sungguh aku sangat malu dengan ucapanmu itu.
"Tidak usah Kinan, aku akan berbicara sendiri padanya," ucapku dengan mata yang ingin mencuri wajahmu walaupun dari kaca spionku.
Perjalanan pulang ini seperti sangat lama, karena dengan jelas aku melihatmu sering memeluknya dan mengelus-elus rambut indahnya Vin. Aku sudah tidak rasanya menjadi obat nyamuk. Ku percepat laju mobilku dan untuk kali ini aku fokus melihat ke depan tanpa melihat kalian di belakang.
Sesampainya di rumahmu. Aku ingin cepat pamit pulang. Doaku semoga malam itu kamu tidak khilaf lagi padanya.
**Dukung terus Author,
Dengan like, coment, votenya**! ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
rey selama ini tersiksa jg trnyata dngn cinta terlarang nya
2021-07-28
0
Sri Asih
ah persahabatan yang luar biasa....kevin Rey...
2021-05-29
0
Rokiyah Yulianti
tapi aku salut sama rey, begitu besar jg kau menyimpan perasaan mendalam pada kinan rey. sungguh sakit pasti
2021-05-08
0