Terimakasih Rey

Semakin lama kontraksi ini semakin sering. Beberapa kali dokter datang memeriksaku. Namun jawabannya selalu masih lama. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi.

Tante Ina dan Rey sering kali masuk melihat kondisiku. Tapi yang ku butuhkan saat ini hanya Kevin. Aku ingin dia bertanggung jawab atas semua rasa sakit yang ku rasakan saat ini. Kali ini aku benar-benar membencinya.

"Aaaaahhkk," teriakku mengusir rasa sakit ini.

"Kinan, kamu tidak apa-apa?" tanya Rey.

Ku pandangi muka Rey, "Apa tidak ada pertanyaan lain selain itu Rey? Aku bosan mendengarnya." Aku berteriak, entah kenapa kali ini aku benci sekali dengan laki-laki.

"Aduuuuh Tante, aku sudah tidak kuat lagi." Wajah Tante Ina sangat tegang, terlihat sering kali dia meremas-remas tangannya lalu mengelus-elus perutku.

"Aku panggil dokter ya?" Rey berlari keluar.

Tak beberapa lama kemudian dokter beserta beberapa perawat datang melihat kondisiku. Aku tidak bisa mendengar yang mereka bicarakan. Rasa sakitku ini benar-benar sudah membuatku tuli sepertinya.

Aku masih bisa melihat Tante Ina keluar. Tapi Rey, kenapa dia masih disini? "Aaaaaaahhhk," teriakku sudah tidak bisa menahan lagi. Sungguh rasa sakitku ini tak memperdulikan siapa saja yang berada di ruangan ini. Aku sudah malas berpikir.

Ku henbuskan napas, "Kevin kenapa kamu tega membiarkanku kesakitan sendiri seperti ini. Aku tidak kuat lagi, aku ingin mati saja menyusulmu."

"Kinan, kamu jangan bicara seperti itu." Dia mendekatiku dan memegang tanganku, mengusap keringat di dahiku.

"Sakit Rey, kamu tidak tau penderitaanku bagaimana. Aku tidak kuat menanggungnya sendiri."

"Bertahanlah Kinan, aku disini. Anggaplah aku Kevin." Aku masih bisa merasakan dia memegang tanganku erat.

Rasa sakit itu semakin sering muncul. Aku benar-benar tidak bisa untuk menahan.

Dokter itu terus menyemangatiku. Begitupun Rey, dia mengusap-usap keringat di dahiku.

Ku cakar-cakar tangannya, lengannya, punggungnya. Ya aku ingat itu semua. Dia mencoba memelukku dan membisikanku untuk kuat menghadapi ini semua.

Tak selang beberapa lama akhirnya ku dengar tangisan bayi itu. Dokter memberitahu kami, bahwa jenis kelaminnya perempuan. Ya, Kevin juga sudah mengetahuinya dari USG terakhir ku dengannya dulu.

Ku tahan semua air mata yang sedari tadi ku tahan. Aku membencimu Vin, bahkan kamu tidak datang saat aku melahirkan anakmu. Laki-laki macam apa kamu? Hanya mau menghamiliku, lalu pergi begitu saja. Lagi-lagi Rey, kenapa selalu dia yang kamu suruh.

Aku baru sadar tangannya merah-merah, bajunya berantakan, pasti tadi Rey kesakitan. Aku sebenarnya sangat malu pada Rey melihat keadaanku seperti ini. Apa jangan-jangan dia sudah melihat semua prosesnya? Ku tutup mukaku dengan kedua tanganku.

Salah satu perawat itu memberikan bayiku dan memintaku untuk menyusuinya. Ku lihat dalam-dalam wajahnya. Hidungnya, matanya, dagunya mirip sekali dengan suamiku.

"Huuuuuuff," tak terasa air mata ini menetes lagi. kamu terlalu jahat Vin. Hanya ingin menjadi superhero kamu tega meninggalkan kami. Kamu kira itu kebanggaan. Bahkan itu sesuatu yang sangat menyakitkan.

...****************...

Hari ini dokter telah mengizinkan kami pulang. Els sangat senang sekali melihatnya. Dia begitu antusias menyambut kami.

"Tante, dedek bayi namanya siapa?" tanyanya dengan polos.

"Siapa ya? Els saja yang memberikan nama!"

"Emm, siapa ya?" Sekian menit anak itu berpikir.

"Pinky," teriaknya.

"Haaah, kenapa Pinky?" tanyaku.

"Ya dong, kan Om Kevin dan Tante Kinan."

"Vinki dong," pikirku.

"Enggak, Pinky saja." Kami semua tersenyum lebar.

"Pinky Arkananta," ucapku. Mungkin terdengar aneh. Ah sudah itu saja namanya. Aku tidak mau terlalu memusingkan sebuah nama.

Rey dia menarik tanganku untuk keluar dari kerumunan orang-orang rumah yang melihat Anakku. Sepertinya dia ingin berbicara serius padaku.

Dia menatapku tajam, "Beritahu saat masa nifasmu selesai, aku akan menikahimu!"

Deg

Aku harus bagaimana? Pernikahan ini tidak boleh terjadi. Aku tau Rey tidak mencintaiku. Apalagi tubuhku setelah melahirkan sekarang seperti ini. Mana ada laki-laki yang mau. Aku tertunduk menahan malu.

"Selena?" tanyaku padanya.

Rey mengerutkan dahinya, "Aku sudah berbicara padanya, dan dia sudah terima," ucapnya lalu dia membuang mukanya.

Tidak mungkin, aku tau sifat Selena seperti apa. Dia sangat mencintai Rey. Mana ada wanita yang terima begitu saja calon tunangannya meninggalkan dia dan memilih menikah dengan wanita lain.

"Keluargamu?" tanyaku lagi meyakinkannya untuk mengurungkan niatnya menikahiku. Mana ada orang tua yang mengizinkan anak satu-satunya menikahi janda beranak satu sepertiku. Sedangkan di luar sana banyak yang mengantrinya.

"Aku sudah berbicara pada mereka, dan mereka merestui kita," jawabnya dengan sangat tenang.

"Apa?" Mataku membulat mendengarnya. "Kamu sedang menghiburku atau bagaimana Rey?" tanyaku masih ragu.

"Tidak, mereka berhutang nyawa pada Kevin juga dan itu juga rasa terima kasih mereka pada Kevin. Mereka tidak memandang statusmu. Sudahlah jika kamu tidak percaya, aku akan mengajakmu bertemu Papa dan Mamaku."

"Haaah," Aku tercengang. Aku belum siap. Bagaimana jika yang dikatakan Rey itu semua bohong? Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku atau anakku? Bagaimana jika mereka terpaksa menerimaku?

"Huuuuff," Ku hembuskan kasar napasku, pertanyaan-pertanyaan konyol itu bersarang di otakku.

"Kinan, kamu kenapa?" Pertanyaannya membuatku semakin gugup.

"Ti-dak, aku masuk kamar dulu." Aku berjalan meninggalkannya. Dan dia sepertinya pamit pada Tante Ina dan Els.

...****************...

Ini sudah hampir dua bulan. Masa nifasku sudah usai sudah lama. Namun aku tidak berani untuk berbicara pada Rey. Lebih baik aku seperti ini dari pada harus menikah dengannya.

Sebenarnya dia setiap hari selalu datang ke rumah. Dia juga sering menggendong anakku. Bahkan saat anakku menangis dia selalu bisa menenangkannya dan membuatnya tidur. Sepertinya anakku benar-benar butuh sosok Ayah.

"Apa nifasmu sudah selesai?"

Gleeeek

Ku telan salivaku. Ini pertanyaan yang aku takutkan. Aku harus menjawab apa? Ku remas-remas tanganku untuk mengusir semua ketakutan ini.

"Kinan," panggilnya. Yang otomatis membuatku kaget.

"Ya," jawab singkatku.

"Ya sudah, ayo kita ke rumahku memberitahu orang tuaku. Anakmu diajak juga!"

"Haaah," teriakku. Apa-apaan ini? Aku sungguh malu dan merasa tidak pantas. Aku bahkan tidak ada persiapan sama sekali. Bagaimana jika mereka membandingkanku dengan Selena? Pasti sangatlah jauh berbeda.

"Kinan ayo!"

"Tapi ...." Ah kali ini aku mau tidak mau harus menurutinya. Untung saja dua bulan ini berat badanku bisa turun kembali, walaupun tidak seperti dulu setidaknya aku tidak terlalu gendut.

Aku menggendong anakku dan Rey dia membukakan pintu mobilnya untukku dan kita berjalan ke arah rumahnya.

Aku mengenakan baju menyusui yang terlihat besar. "Huuuf," napas ku helakan lagi, ini benar-benar memalukan. Semoga mobilnya mogok di jalan. Do'a konyolku saat ini.

**Dukung terus Author,

Dengan like, coment dan votenya**! ^_^

Terpopuler

Comments

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

rey... melaksanakan amanat kevin....

2021-07-09

0

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

gimn sih kinan katanya gak mau krn gak cinta ama rey bgt jg sebaliknya, ntar dl lah bernfs masa kuburn suamk aja blm kering dag ngomongin nikah lagi hadeh

2021-06-19

0

Sri Asih

Sri Asih

Rey oh Rey...

2021-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Pertunangan
2 Kepergianmu untuk selamanya
3 Tanpamu
4 Tanpamu 2
5 Terimakasih Rey
6 Menikah
7 Memalukan
8 Pergi dari rumah
9 Bukan sahabat yang baik [POV Rey]
10 Berusaha melupakanmu [POV Rey]
11 Obat nyamuk [POV Rey]
12 Terjerat cinta mak lampir [POV Rey]
13 Dia milikmu seutuhnya [POV Rey]
14 Bukan seperti ini [POV Rey]
15 Tak menyentuhmu [POV Rey]
16 Takut Kehilanganmu
17 Persiapan
18 Dia laki-laki normal
19 Objek fantasiku
20 Tertidur
21 Ciuman pertama
22 Terungkap
23 Maafkan Aku
24 Tutup matamu
25 Pulang ke rumah
26 Jangan goda suamiku!
27 Dia mengandung anakmu
28 Jangan hukum suamiku!
29 Serumah dengannya
30 Berhenti mencintaiku!
31 Kamu dimana?
32 Dompet kosong
33 Membunuhmu
34 Aku hamil Rey
35 Sang mantan ( Rivan )
36 Susah senang bersama
37 Sepiring berdua
38 Tutup matamu 2
39 Overcook
40 Ghibah tetangga
41 Berbohong
42 Melihat si kecil
43 Rumput tetangga lebih hijau, burungnya pun lebih berkicau
44 Buka pintunya!
45 Terbaik
46 Oh Sisca
47 Mood booster
48 Babang tamvan
49 Mawar putih
50 Lutpi Anjayani
51 Save
52 Lilin kecil dalam kegelapan
53 Sebut saja mawar
54 Aku sakit
55 Tawaran
56 Satu selamanya
57 Hancur
58 Pecah
59 Malaikat kecilku
60 Salah lagi
61 Aero R Winata
62 Pulang
63 Merindukanmu
64 Sabar atau kurang kerjaan
65 Ada paku di kepalamu
66 Ajari aku!
67 Apa fungsinya?
68 Temaram
69 Oh Papa
70 Siang kita
71 Mama dorong sapi
72 Hangover
73 Hangover 2
74 Bye-bye Aku
75 Aku bosan warna pink Papa
76 Papaku Spidermanku
77 Tak bertahan lama
78 Papa jangan tinggalkan aku!
79 Tantrum
80 Adek itu datangnya dari mana?
81 Papa kapan menanam benihnya?
82 Oh Arion
83 Ingat pesan papa!
84 Merinding
85 Cintaku akan selalu indah
86 Kamu bukan papaku
87 Siapa Om Kevin?
88 Bye Bye
89 Come back
90 Satu
91 Dua
92 Tiga
93 Empat
94 Lima
95 Enam
96 Tujuh
97 Delapan
98 Sembilan
99 Promo
100 Ini bukan extra part
101 Promo Novel My Crazy Husband
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Pertunangan
2
Kepergianmu untuk selamanya
3
Tanpamu
4
Tanpamu 2
5
Terimakasih Rey
6
Menikah
7
Memalukan
8
Pergi dari rumah
9
Bukan sahabat yang baik [POV Rey]
10
Berusaha melupakanmu [POV Rey]
11
Obat nyamuk [POV Rey]
12
Terjerat cinta mak lampir [POV Rey]
13
Dia milikmu seutuhnya [POV Rey]
14
Bukan seperti ini [POV Rey]
15
Tak menyentuhmu [POV Rey]
16
Takut Kehilanganmu
17
Persiapan
18
Dia laki-laki normal
19
Objek fantasiku
20
Tertidur
21
Ciuman pertama
22
Terungkap
23
Maafkan Aku
24
Tutup matamu
25
Pulang ke rumah
26
Jangan goda suamiku!
27
Dia mengandung anakmu
28
Jangan hukum suamiku!
29
Serumah dengannya
30
Berhenti mencintaiku!
31
Kamu dimana?
32
Dompet kosong
33
Membunuhmu
34
Aku hamil Rey
35
Sang mantan ( Rivan )
36
Susah senang bersama
37
Sepiring berdua
38
Tutup matamu 2
39
Overcook
40
Ghibah tetangga
41
Berbohong
42
Melihat si kecil
43
Rumput tetangga lebih hijau, burungnya pun lebih berkicau
44
Buka pintunya!
45
Terbaik
46
Oh Sisca
47
Mood booster
48
Babang tamvan
49
Mawar putih
50
Lutpi Anjayani
51
Save
52
Lilin kecil dalam kegelapan
53
Sebut saja mawar
54
Aku sakit
55
Tawaran
56
Satu selamanya
57
Hancur
58
Pecah
59
Malaikat kecilku
60
Salah lagi
61
Aero R Winata
62
Pulang
63
Merindukanmu
64
Sabar atau kurang kerjaan
65
Ada paku di kepalamu
66
Ajari aku!
67
Apa fungsinya?
68
Temaram
69
Oh Papa
70
Siang kita
71
Mama dorong sapi
72
Hangover
73
Hangover 2
74
Bye-bye Aku
75
Aku bosan warna pink Papa
76
Papaku Spidermanku
77
Tak bertahan lama
78
Papa jangan tinggalkan aku!
79
Tantrum
80
Adek itu datangnya dari mana?
81
Papa kapan menanam benihnya?
82
Oh Arion
83
Ingat pesan papa!
84
Merinding
85
Cintaku akan selalu indah
86
Kamu bukan papaku
87
Siapa Om Kevin?
88
Bye Bye
89
Come back
90
Satu
91
Dua
92
Tiga
93
Empat
94
Lima
95
Enam
96
Tujuh
97
Delapan
98
Sembilan
99
Promo
100
Ini bukan extra part
101
Promo Novel My Crazy Husband

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!