Aku masih mengikutinya dari belakang, menyusuri jalanan yang terik ini bersamanya. "Tujuan kalian mendekatiku hanya ingin berebut siapa dulu yang menidurikan? Dan dengan liciknya Kevin merayu Risa dengan memberikan uang lebih dari harga uang Risa berikan agar dia bisa mengalahkanmu. Iya kan? Aku menyesal telah mengenal kalian," ucapnya dengan langkah kaki yang dia percepat.
Dia sudah mengetahui semuanya. Aku merenung sebentar. Aku sangat malu dengan ucapannya. Aku sangat menyesal dengan semua ide gilaku.
Aku berusaha menjelaskan padanya dan mengejarnya lagi, aku berusaha minta maaf padanya. Tapi sepertinya sangatlah susah meluluhkan hatinya.
Masih ku kejar dia yang terus menghindar dariku. Sesekali ku lihat kebelakang jarak mobil yang sedang ku parkir semakin jauh. Sampai dia berhenti tiba-tiba dan membaliknya badannya. Dia menatapku dengan penuh amarah.
"Mau kalian apa sebenarnya? Sudah aku bilang ke Kevin aku akan membayar semua hutang-hutangku padanya. Beri aku waktu, aku akan mencari pekerjaan!" ucapnya dengan mata yang sudah penuh dengan air mata. Hatiku terenyuh melihatnya. Ingin rasanya aku menghapus air matanya dan memeluknya.
Kevin kali ini bercandamu tidak lucu. Kamu minta uang seratus juta padanya karena dulu dia tidak mau melayanimu. Padahal dalam hatimu hanya ingin dia tak menjauhimu. Bukan seperti ini caranya Vin.
"Kevin tidak memintamu untuk mengembalikannya Kinan. Dia hanya mengkhawatirkan keadaanmu," ucapku.
"Kamu pikir aku percaya dengan laki-laki buaya seperti kalian berdua." Dia melanjutkan langkahnya untuk menjauhiku. Entah kenapa tiba-tiba dia berhenti dan memegang dahinya. Tak lama kemudian dia terjatuh tidak sadarkan diri.
Dengan cepat aku membopong tubuhnya dan berlari ke arah mobilku parkir yang berada lumayan jauh dari dimana tempat Kita berdiri. Orang-orang melihat kami. Aku tidak peduli itu semua.
Seringkali di dalam mobil ku pandangi wajahnya yang semakin pucat. Kekhawatiranku bertambah, ku tambah laju kecepatan mobilku.
"Sungguh rumit sekali," gerutuku saat itu. Tanpa berpikir panjang ku bawa Kinan menuju rumah sakit tempatmu di rawat saat itu. Aku membopong tubuhnya berlari meminta bantuan untuknya.
Setelah itu aku berpikir panjang, rasa ini harus ku buang jauh-jauh walaupun sangat sulit dan selalu saja datang lagi. Aku harus berusaha melupakannya. Maafkan aku, aku hanya tidak ingin luka ini masuk terlalu dalam. Aku harus menyudahi semua cinta ini.
Kleeek
Ku buka pintu di ruang perawatanmu saat kakimu masih patah saat itu. Tanpa kamu sadari aku sudah berdiri disana. Dan kamu sedang asik bermain game tanpa menghiraukan kedatanganku yang penuh dengan luka ini.
"Rey kamu kenapa?" tanyamu padaku. Mungkin nampak jelas raut wajah lelahku hari ini.
"Aku sudah menemukan Kinan, jadi tugasku sudah selesai. Cukup sampai disini aku membantumu. Benar-benar menguras energi dan otak." Ini keputusanku, agar kamu tidak terus menyuruhku berdekatan dengannya.
Wajahmu terlihat sangat bahagia kala itu. Kamu tatap mataku dan kamu tinggalkan game itu. "Benarkah kamu sudah menemukannya? Kamu benar-benar hebat Rey. Terimakasih ya! Dimana dia sekarang?"
"Di kamar sebelah," ucapku dengan geram.
"Apa maksudmu dia sedang tidak baik-baik saja?" tanyamu dengan nada suara tinggi.
"Dia pingsan tadi sebelum ku bawa sini," jawabku.
"Apa?"
"Dia marah terhadap kita, Risa memberitahu semuanya padanya. Kalau sebelum kamu memesannya, kita pernah berebut siapa dulu yang mendapatkannya. Dan satu kenyataan yang dia lontarkan padaku yang belum aku ketahui kenapa Risa memberikannya padamu dulu, karena kamu membayarnya lebih kan? Menyebalkan."
Aku saat itu tidak bisa menahan kekesalanku padamu Vin. Sebenarnya aku sudah mengetahui rencanamu dari Risa tapi aku pura-pura tidak mengetahuinya dan seharusnya aku yang mengenalnya lebih dulu.
Kamu tanya apa aku sudah menjelaskan padanya? Bagaimana menjelaskan dia saja selalu menghindariku. Lagian apa yang perlu dijelaskan jika semua itu kenyataan.
Saat kamu tanya apa dia membencimu? Ya tentu saja, bahkan aku pun juga dibencinya. Ya memang itu pantas untuk kita peroleh.
"Lalu apa yang harus ku lakukan Rey? Aku harus meminta maaf padanya."
"Percuma, sudahlah Vin lupakan Kinan! Lagian belum tentu dia menyukai laki-laki buaya sepertimu." Lagi-lagi aku ingin kita menyudahi semua ini Vin. Ini sangat rumit bagiku dan bagimu. Aku ingin kita melupakannya agar tidak ada yang tersakiti diantara kita.
Tapi kamu tetap bersikeras untuk mencintainya. Baiklah aku harus segera mencari tempat pelarian untuk kisah cinta yang rumit ini.
"Rey, tolong ambilkan kursi roda itu!"
"Mau apa? Jangan bilang mau nekat bertemu Kinan ya! Aku capek mau pulang." Ku palingkan mukaku karena selalu kesal melihat usahamu mendekati Kinan yang tidak pantang menyerah, lalu ku ambilkan kursi roda itu untukmu.
"Pulanglah! Aku bisa sendiri kesana," ucapmu. Aku pergi meninggalkanmu, aku tidak bisa menyaksikan usahamu merayu Kinan. Aku sudah membayangkan itu akan menyakitkan bagiku.
...****************...
Malam berikutnya aku melihat keadaanmu, terlihat raut wajah resah dan tidak tenang. Sering kali kamu memandangi layar ponselmu kemudian kamu taruh kembali, seperti itu bahkan kamu tidak tau keberadaanku disampingmu. Apa kamu tidak berhasil membujuknya? Jawaban pertanyaan itu sudah pasti ku dapatkan dari tingkahmu.
"Woy!" teriakku yang berusaha memecah kegelisanmu.
"Diamlah disitu jangan menggangguku!" Kamu masih sibuk dengan ponselmu. Menelepon beberapa kali namun seperti tidak ada jawaban. Sedangkan aku masih berdiri terdiam melihat tingkahmu.
Tak selang beberapa lama ada pesan masuk di hpmu. "Woy Rey dia membalas pesanku," teriakmu padaku. Aku tidak tau harus sedih atau ikut senang. Tapi ku akui kamu memang hebat Vin. Aku mungkin tidak bisa sepertimu. Semangat juangmu untuk mendapatkannya sangat membuatku iri.
Aku tidak tau sekarang Kinan berada dimana, yang jelas dia sudah keluar di rumah sakit ini. Aku juga tidak ingin menanyakannya padamu. Karena Aku tidak mau kamu menyuruhku untuk menjaganya selama kakimu belum sembuh. Itu sama saja membuatku semakin susah untuk melupakannya lagi.
Sudah cukup sampai disini. Aku akan menjauhi kalian berdua. Aku tidak pantas berada di tengah-tengah cinta kalian berdua.
Aku percaya kamu bisa memberinya kebahagian. Jangan pernah lepaskan dia. Jangan biarkan air matanya menetes kembali! Biarkan aku hanya mencintai tanpa harus memiliki.
Keputusanku ini harus benar-benar bulat. Setiap hari ku mencari tempat pelarian, ku pacari teman-teman wanitaku entah kenapa selalu tidak pernah bertahan lama. Sebentar-sebentar putus, mencari lagi pacaran lagi putus lagi. Seperti itu terus, terkadang aku juga lelah untuk menjalani.
Sudah beberapa bulan ini aku tidak mengetahui kabar Kinan. Bahkan aku tidak berani menanyakan pada Kevin dimana sekarang Kinan. Aku ingin benar-benar melupakannya.
Aku lihat kamu semakin menutup dirimu. Kamu fokus dengan kakinya yang patah bagaimana agar cepat bisa berjalan normal kembali. Aku tau kamu sudah tidak sabar menemui Kinan. Mulai sekarang aku akan selalu mendukungmu Vin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
waduh sedih jg ya ternyata
2021-07-28
0
Sri Asih
keren
2021-05-29
0
Rokiyah Yulianti
Syukurlah kinan banyak yg cinta, dari mulai kevin sekarang rey. tinggal nunggu rey jujur doang akan perasaannya
2021-05-08
0