Penyesalan Seno
Pagi itu Seno terbangun dengan kepala pusing. Setelah kesadarannya penuh, dia baru ingat kalau sekarang
sedang tidur di kamat hotel. Kembali ingatannya melayang pada Amanda dan Karina.
Apa sebenarnya yang terjadi denganmu Amanda? Kenapa hubungan kita jadi begini? Tanya Seno dalam hati. Kemudian bayangan wajah Karina melintas dalam pikirannya. Ah..... apa yang sudah aku lakukan pada Karina? Ada sedikit rasa sesal di hatinya bila mengingat perlakuannya pada Karina. Gadis itu begitu penurut. Semarah apapun dia pada Karina, tidak pernah melewatkan kewajibannya. Menyiapkan pakaian kerja, memasak untuk sarapan dan makan malam, membuatkan kopi dan makanan kecil saat dia sibuk di ruang kerjanya, sementara sudah ada pembantu, tetap dia kerjakan sendiri.
Seno melihat ke arloji di tangannya, sudah hampir jam delapan. Untung hari libur, Seno bangkit menuju kamar mandi dan mencuci mukanya. Dia masih memakai baju yang sama dari kemaren. Setelah merasa sedikir segar, Seno keluar kamar untuk pulang, tetapi di tengah jalan dia menerima pesan dari anak buah suruhannya yang memata-matai Amanda yang berisi informasi kalau Amanda saat ini sedang berada di apartemennya. Senopun memutar mobilnya untuk menuju apartemen Amanda. Dia tidak mau menunda-nunda lagi untuk minta penjelasan dari Amanda.
Sesampai di apartemen, Seno segera naik lift menuju unit milik Amanda. Seno memencet kode akses pintu
apartemen dan diam-diam masuk. Matanya mencari keberadaan Amanda, begitu mencium bau masakan, Seno melangkah menuju dapur, dan benar Amanda sedang memasak. Mata Seno melotot terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Emosinya benar-benar tidak bisa ditahan. Beberapa langkah di depannya terlihat Amanda berdiri di depan kompor sedang memasak, sementara di belakangnya seorang laki-laki memeluk erat sambil menyandarkan dagunya di bahu Amanda, dan Amanda diam saja menerima perlakuan itu. Mereka tidak menyadari kehadiran Seno.
“Sayang.... jangan ganggu dulu dong, nggak kelar-kelar nih masaknya...” Terdengar suara manja Amanda. Dada Seno makin bergemuruh. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar. Tidak salah kan telinganya tadi mendengar Amanda menyebut kata sayang pada laki-laki itu? Seno sangat kecewa. Wanita yang selama ini sangat dia cintai dan dia perjuangkan, ternyata.....
“Tapi sayang......” Terdengar sahutan dari laki-laki itu.
“Amanda......!!!” Tiba-tiba Seno dengan suara keras memanggil. Amanda dan laki-laki itu sama-sama kaget dan
menoleh karena ada suara asing di belakangnya. Mulut Amanda ternganga melihat Seno.
“Se... Seno.... a... aku.....”
“Jadi ini alasan kamu selalu menghindari aku...? Ini yang kamu lakukan di belakangku...???’ Kata Seno dengan penuh emosi.
“Seno.... dengar dulu......”
“Aku tidak butuh penjelasanmu....!!!” Kemudian Seno berbalik dan meninggalkan apartemen untuk pulang ke rumahnya. Hatinya benar-benar hancur dan sakit dengan kenyataan yang dia lihat. Amanda telah mengkhianatinya.
Sementara itu, di rumah Seno, bu Baskoro dan pak Baskoro pagi-pagi sudah datang karena mendengar cerita bi Asih semalam. Dengan bercucuran air mata, bi Asih menceritakan semuanya pada bu Baskoro termasuk permintaan Karina untuk tidak cerita pada siapa-siapa. Bu Baskoro sangat sedih dan marah pada anaknya yang memperlakukan Karina dengan kasar. Dia tidak menyangka kalau ternyata sikap Seno seperti itu, sedangkan pak Baskoro terlihat tenang-tenang saja, meskipun dalam hatinya sangat marah pada Seno.
“Pa.... dimana kita akan mencari Karina...?” Tanya bu Baskoro dengan penuh kekhawatiran.
“Suruh Seno nyari sampai ketemu!. Dia harus tanggung jawab. Lihat saja ma, pasti Seno akan menyesal dengan
kepergian Karina.”
“Tapi pa.....”
“Sudah... mama diam saja kalau nanti Seno pulang, biar papa yang ngomong”
Tak lama terdengar suara mobil memasuki halaman, rupanya Seno pulang. Seno juga kaget karena pagi-pagi sudah ada mobil papanya. Dia khawatir kalau orang tuanya tahu perlakuannya pada Karina selama ini, apalagi semalam dia sudah bicara sangat kasar. Tetapi pikirannya juga kalut dan marah dengan apa yang dia lihat di apartemen Amanda.
Seno kemudian masuk rumah, dilihatnya papa dan mamanya sedang duduk di ruang keluarga. Seno mencium aura
yang tidak beres dengan wajah ke dua orang tuanya.
“Pa...ma... udah tadi...?” Tanya Seno dengan salah tingkah.
“Dari mana kamu, pagi baru muncul...?” Tanya papanya dengaan aura emosi.
“Eeemmm... ada urusan sebantar.”
“Coba panggil Karina kesini...!” Perintah papanya. Seno mulai gugup, kemudian menaiki tangga menuju
kamarnya. Ternyata kosong. Seno turun dan mencari di kamar tamu, juga kosong. Seno ke dapur, tetap tidak menemukan sosok Karina.
“Bi.... Karin kemana...?” Tanya Seno mulai khawatir.
“Pergi den...dari semalem...” Jawab bi Asih dengan berurai air mata.
DEG.....!!!Hati Seno berdebar-debar. Kemudian melangkah ke ruang keluarga lagi.
“Ketemu...?” Tanya papanya dengan sinis. Seno diam tidak bisa menjawab, sementara mamanya mulai terisak. Pikiran Seno semakin kalut.
“Apa maumu sekarang Seno...? Puas kamu memperlakukan Karina begitu...?” Tanya papanya dengan nada
penuh kemarahan.
“Kamu memperlakukan Karina dengan kasar hanya gara-gara pacarmu itu.? Kamu akan tetap menikahi dia...?”
Seno masih diam dan hanya menunduk.
“Jawab Seno..!!!! Jangan jadi laki-laki pengecut..!!! Kapan kamu mau menikahi pacarmu itu?”
Seno mendongakkan kepalanya dan memandang papanya.
“Tidak akan ada pernikahan pa...” Jawab Seno dengan tegas namun emosi.Wajahnya menyiratkan kemarahan.
“Heeemmm... kenapa...?”Tanya papanya dengan nada sinis.
Kembali ingatan Seno pada Amanda, tangannnya mengepal sampai otot-ototnya kelihatan. Semua itu tidak
lepas dari pengamatan papanya, yang tersenyum dalam hati.
Flashback on
“Kamu ikuti wanita ini dan foto semua aktifitasnya dengan laki-laki. Aku kasih waktu seminggu. Jangan sampai ketahuan!!!” Perintah pak Baskoro pada orang-orang suruhannya yang memang selalu bisa diandalkan. Pak Baskoro mencoba membuka mata anaknya agar segera meninggalkan pacarnya, karena sebenarnya pak Baskoro sudah lama mengamat-amati kelakuan Amanda. Dan saat semua foto-foto tentang Amanda diperlihatkan, pak
Baskoro sangat senang.
“Kamu kirim foto-foto itu ke nomor ini, setelah terkirim blokir nomornya, dan ikuti terus wanita itu. Segera informasikan kalau ada perkembangan lain.!!!”
Flasback off.
“Kenapa tidak ada pernikahan Seno..?” Kembali tanya papanya yang mengagetkan Seno.
“Dia selingkuh... Semuaya sudah selesai..”
“Sekarang kamu baru tahu...? Terus... bagaimana dengan Karina..?” Tanya papanya meledek dengan
sinis. Seno tidak dapat menjawab apa-apa.
“Seno... bi Asih sudah cerita semua perlakuanmu pada Karina. Mama sungguh tidak menyangka kamu sekasar
itu, mama kecewa sama kamu. Selama ini Karina melarang bi Asih untuk menceritakan semua perlkuanmu. Inilah kenapa mama nggak setuju kamu pisah rumah. Sekarang Karina pergi, kamu harus cari sampai ketemu..!!!” Kata mamanya dengan mata merah dan terhisak.
“Jadi ini keinginanmu mau tinggal di rumah sendiri, supaya semua kelakuanmu tidak kami lihat? Supaya kamu
bisa memperlakukan Karina sesuka hatimu? Begitu maksudmu Seno? Papa sangat kecewa Seno. Kalau tahu akan
begini jadinya, papa tidak akan meminta Karina untuk jadi istrimu. Papa menyesal, apa yang sudah papa janjikan pada ayah Karina tidak dapat terwujud, sementara ayah Karina sudah merelakan ginjalnya untuk menyambung nyawa papa. Sekarang Karina pergi entah kemana, sedangkan dia sudah tidak ada keluarga di sini. Papa sangat
menyesal Seno.....” Terdengar suara pak Baskoro dengan bergetar menahan kesedihan. Seno hanya menunduk tidak bisa bicara apa-apa. Pikirannya benar-benar kalut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Anonymous
nyesek deh,sampai lupa masak hehe
2021-10-06
0
Myra Iqbal
sampe nangis bacany
2021-09-05
0
Hotmaniah Simatupang
Aku baca nya sambil berurai air mata. 😭😭😭😭😭😭😭😭
2021-08-26
0