Indahnya persahabatan
Di kampusnya, Karina adalah gadis yang banyak disukai teman-temannya, karena dia selain cantik, juga seorang yang cerdas, hatinya lembut dan selalu ceria. Setiap temannya ada kesulitan dengan pelajaran, Karina dengan senang hati akan membantu. Karina tahu, ada beberapa cowok yang memberikan perhatian dan perasaan lebih padanya, tetapi Karina menutup rapat hatinya, dia bersikap biasa, hanya menganggab semuanya sebagai teman tanpa menyakiti hati mereka. Karina tidak mau dipusingkan dengan urusan cinta dan perasaan, karena dia
bertekad akan segera menyelesaikan kuliahnya dan bekerja, agar orang tuanya segera bisa beristirahat di masa tuanya. Karina ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan hasil jerih payahnya. Tetapi saat bertemu dengan seorang asisten dosen yang bernama Pramudya, hati dan perasaannya tidak bisa diajak kompromi. Setiap bertemu dengan Pramudya, Karina merasa ada getaran yang berbeda, tapi dia menyimpan rapat-rapat semuanya, cukup dirinya saja yang tahu.
Sementara itu, Pramudya adalah seorang pemuda berwajah cukup tampan dengan postur tubuh yang tinggi gagah, juga menarik cewek-cewek di kampusnya, apalagi dia seorang mahasiswa berprestasi dan juga sebagai asisten dosen. Mereka berlomba menarik perhatian Pramudya untuk menjadi pacarnya, meskipun Pramudya cuek dengan semua itu, karena dia juga tidak mau disibukkan dengan cinta. Pramudya berasal dari keluarga sederhana, orang tuanya hanya seorang pensiunan guru, makanya dia mencari tambahan uang saku sebagai asisten dosen dan mengajar di tempat les, apalagi masih ada dua adiknya yang juga butuh biaya. Pramudya memang cuek dengan cewek-cewek yang mengejarnya, tetapi dengan seorang gadis bernama Karina, dia merasa tidak bisa berkutik. Sedikit-sedikit mulai tumbuh rasa yang berbeda di hatinya pada gadis itu, tetapi dia memendamnya. Dia merasa belum pantas untuk mendapatkan Karina, makanya Pramudya terus tekun belajar agar segera lulus dan bekerja. Dia akan memantaskan dirinya dulu, baru menyatakan perasaannya pada Karina, meskipun kalau ditanya, saat inipun dia sudah jatuh cinta pada gadis cantik itu.
“Karin... katanya kamu mau cerita sesuatu padaku, ayo sekarang aja” Kata Disti di kampus saat waktu kosong menunggu kelas berikutnya. Karina hanya menarik nafas panjang dengan wajah sendu. Disti memang heran, karena Karina hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang selalu ceria.
“Ayolah..... kamu cerita, siapa tahu aku bisa bantu-bantu.... Atau kamu nggak percaya aku?” Tanya Disti sambil memegang lengan sahabatnya. Karina hanya memandang Disti dengan tatapan kosong.
“Karin........” Panggil Disti lagi.
“Oke kita ke perpustakaan Dis..” Ajak Karina. Keduanyapun melangkah pelan menuju perpustakaan dan mencari tempat duduk di pojok, yang agak jauh dari kursi lainnya. Memang pagi itu suasana perpustakaan masih sepi, hanya ada satu dua mahasiswa yang sedang asyik membaca buku.
“Kamu janji akan menjaga rahasia ini..?” Tanya Karina setelah mereka duduk tenang di perpustakaan.
“Kamu nggak percaya lagi padaku Karin? Aku sahabatmu, dan kita bersahabat bukan baru sebulan dua bulan.” Jawab Disti. Memang mereka bersahabat sejak SMP, tetapi saat SMA Disti ikut orang tuanya yang pindah tugas ke luar kota, dan baru bertemu lagi sejak sama-sama kuliah, kebetulan di jurusan yang sama. Ada satu lagi sahabat mereka sejak SMP, yaitu Rossa, tetapi dia sedang kuliah di Australia, dan bisa bertemu hanya saat libur semester.
“Dis.... aku mau dijodohin dengan anak sahabat ayahku...” Kata Karina sambil menundukkan kepalanya.
“What.....!!???” Teriak Disti tanpa sadar.
“Uuuppss....” Disti langsung menutup mulutnya ketika menyadari mereka sedang di ruang perpustakaan sambil menoleh ke kiri dan kanan.
“Karin aku nggak salah dengar kan....?” Karina menggelengkan kepalanya. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, hanya dengan satu kedipan, pasti akan meluncur di pipi yang halus itu. Dan benar, saat Karina mengedipkan matanya, air mata meluncur dengan lancar membasahi pipinya. Disti kaget dan merasa kasihan
melihat kesedihan sahabatnya.
“Kamu menerima perjodohan itu...?” Tanya Disti lagi.
“Apakah aku bisa menolaknya....?” Karina malah balik bertanya. Keduanya sama-sama diam.
“Kamu sudah kenal dia...?” Karina kembali menggelengkan kepalanya.
“Aku belum mengenal dia. Bahkan ayahku juga belum pernah bertemu.”
Karina kemudian menceritakan sejarah persahabatan ayahnya dengan orang tua calon suaminya.
“Terus kapan kalian mau menikah? Bagaimana dengan kuliahnmu?”
“Belum ditentukan tanggalnya, tapi kemungkinan tidak akan lama lagi. Aku tetap boleh kuliah, tetapi tidak bekerja lagi.”
“Terus hubunganmu dengan pak Pramudya...?”
“Hubungan apa....?”
“Jangan bohongi hatimu. Aku tahu kamu menyimpan perasaan pada pak Pram, begitu juga dengan dia... Kelihatan kok dari mata kalian berdua...” Ledek Disti. Karina hanya tersenyum perih dan menggelengkan kepalanya.
“Benar kan... kamu naksir asisten dosen yang ganteng itu...?”
“Semuanya percuma Dis....”
“Kamu tidak berusaha berjuang..?”
“Buat apa? Aku tidak sanggub kalau harus mengecewakan kedua orang tuaku Dis”
“Jadi kamu menerima? Kamu tidak akan meperjuangkan cintamu?”
Air mata Karina kembali meleleh.
“Aku tidak tahu, apakah pak Pram mempunyai rasa padaku. Tetapi kalaupun ada, biarlah itu tetap tersimpan. Semoga dia mendapat yang lebih baik.” Kata Karina sambil menghela nafas panjang seperti orang putus asa.
*****
Di kantornya, Seno menjadi orang yang mudah emosi sejak mendengar rencana perjodohannya. Perubahan ini membingungkan sekretaris dan asistennya. Seno yang biasanya cukup ramah meskipun orangnya agak keras, tetapi berubah menjadi seseorang yang asing, menurut mereka. Beberapa hari ini, ada sedikit saja kesalahan, langsung tersulut emosinya.
Seno memang marah dengan rencana perjodohan ini, tetapi dia tidak bisa menolak keinginan kedua orang tua yang sangat dihormati. Apalagi nyawa papanya tertolong berkat donor ginjal dari sahabatnya itu, sehingga yang ada, Seno menjadi marah, tetapi tidak tahu akan marah kepada siapa. Apalagi kalau mengingat, saat ini dirinya sudah mencintai seorang gadis, benar-benar membuat Seno makin frustasi.
Di rumahpun, mamanya juga merasakan perubahan anak sulungnya. Seno menjadi lebih pendiam. Pulang kantor yang biasanya masih sempat ngobrol dengan mamanya, tapi sekarang langsung masuk kamar mengurung dirinya, dan kembali keluar kamar esok harinya saat sarapan dan berangkat ke kantor. Pak Baskoro juga menyadari perubahan Seno, tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk tetap menjodohkan Seno dengan anak sahabatnya. Pak Baskoro berpendapat, ini hanya emosi sesaat Seno, lama kelamaan pasti akan berubah dengan seiring berjalannya waktu.
Malam itu, saat melihat Seno memasuki rumahnya, papanya memanggil.
“Seno setelah kamu mandi dan makan, papa sama mama mau bicara sama kamu”
“Ya pa...” Jawab Seno dengan malas. Kemudian dia memasuki kamarnya. Setelah menyelesaikan mandinya, Seno keluar kamar untuk menemui kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.
“Kamu gak makan malam dulu...” Tanya mamanya.
“Nggak usah ma, tadi sore sudah makan di kantor..” Jawab Seno lesu.
“Seno... malam minggu besok, kita akan berkunjung ke rumah calon istrimu. Kita akan mengadakan lamaran secara resmi dan menentukan tanggal pernikahanmu. Papa minta, kamu siap-siap...” Kata pak Baskoro dengan tenang. Seno mendongakkan kepala, memandang kedua orang tuanya tanpa bisa berkata apa-apa.
******
Hai...... mampir yuk....
Setelah baca, jangan lupa mainkan jari-jari manisnya ya, untuk dukung dengan vote, like & komen.
😘😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Amarantha Chitoz
naaaahhhh.... mulai dah
lanjuuuutttt.....
2024-08-12
0
Yollandha Putri°𝐍𝐍᭄
lanjut...
2021-10-26
0
3 semprul
menarik....👍
2021-09-05
0