T 8

Pagi hari seperti biasa Nova memasak untuk sarapan setelah selesai Nova kembali ke kamarnya untuk mandi dan menyiapkan peralatannya. Nova kembali ke dapur untuk sarapan disana sudah ada Daniel yang menunggunya. Seperti biasa Nova mengambilkan makan untuk suaminya, Daniel melihat leher Nova sudah tidak ada bekas merah Nova merasa risih dipandangi oleh Daniel

"Mas ngapain sih liatin aku" tanya Nova sambil menutup kerah bajunya

"Tidak apa-apa kenapa lehermu sudah tidak merah"

"Aduh bisa-bisanya dia bertanya tentang hal itu dengan santai" batin Nova

"Hmm itu, aku beri faundation yang banyak untuk menutupinya"

"Kenapa kau tutupi"

"Hey tentu saja karena aku malu, ya tuhan kenapa pertanyaan mu sangat aneh" batin Nova lagi

"Karena aku malu" jawab Nova

"Kenapa malu Kitakan sudah sah suami isteri"

"Aku tau kita suami isteri, tapi tidak perlu dipertontonkan kalau kita melakukan itu, dan aku juga seorang dokter apa yang dipikirkan dokter lain dan pasienku" jelas Nova panjang lebar

Daniel tidak menjawab lagi ia memilih menghabiskan makanannya dan pergi menuju mobilnya, setelah selesai Nova membereskan meja dan mencuci piring.

Nova pergi menuju pintu tapi lagi-lagi melihat suaminya masih disitu

"Ayo masuk" perintah Daniel

"Tidak usah mas, aku naik ojek saja" tolak Nova. Ia masih malu dan berusaha menghindari Daniel

"Apa kau tidak dengar" ucap Daniel dengan tatapan tajam. Nova langsung masuk karena takut. pupus sudah rencana ingin menghindar.

Sepanjang perjalanan hanya hening suara mesin saja dari tadi terdengar, setelah sampai Daniel memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah sakit

"Ingat mulai hari ini aku akan mengantar jemput kamu kecuali aku sibuk, akan aku kirimkan supir untuk mu" ucap Daniel tegas

"Baiklah" sahut Nova saat Nova ingin keluar Daniel menarik tangan Nova dan mengecup bibir Nova

"Dan ingat satu lagi jangan dekat-dekat dengan pria lain termasuk atasanmu itu, kalau tidak aku akan menghukum mu" ancam Daniel

Nova hanya mengangguk menahan malu, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka, setelah Nova keluar Daniel mengendarai mobilnya menuju perusahaannya

" Selamat pagi dokter Nova" sapa dokter Yoga

"Pagi dokter" jawab Nova singkat

"Tadi diantar sama keluarga lagi ya???"

"Iya dok, saya keruangan saya dulu" jawab Nova

Nova ingin segera menghindari dokter Yoga

"Kenapa kamu seperti menghindariku"

"Tidak dokter, itu hanya perasaan dokter saja"

"Ya sudah, selamat bekerja"

"Aku akan tetap mengejar mu walaupun kamu menghindariku pasti ini semua ada kaitannya dengan pria tadi" batin dokter Yoga

Di dalam ruangan CEO Daniel terlihat sibuk berkutat dengan berkas ditangannya, namun sebenarnya dia tidak fokus sama sekali dengan pekerjaannya karena dimatanya terbayang senyum manis isterinya, Daniel membanting berkasnya ke meja dan menyandarkan kepalanya ke kursi

"Kenapa wajahnya terbayang bayang di mataku" gumam Daniel

"apa yang dia lakukan sekarang ya, bagaimana jika aku meneleponnya, mungkin aku bisa mengajaknya makan siang bersama" Daniel mengambil ponselnya berniat menelpon isterinya "sial aku lupa kalau aku tidak punya nomor ponsel Nova"

"Bagaimana cara untuk mengajaknya makan siang"

"Baiklah aku akan minta Ryo untuk menjemputnya dirumah sakit" Daniel kemudian menghubungi Ryo menggunakan telepon kantor yang langsung tersambung ke ruangan sekertarisnya "Ryo masuk ke ruangan ku" pinta Daniel

"Baik pak" jawab Ryo

Ryo bergegas menuju ruangan Daniel

"Ada yang bisa saya bantu pak" tanya Ryo

"Kamu tolong jemput isteriku dirumah sakit X, aku ingin mengajaknya makan siang disini. dan tanyakan dia mau makan apa???"

"Kenapa tidak ditelpon saja pak"

"Aku ingin menelponnya tapi aku tidak tau nomornya, cepat jemput dia" perintah Daniel tanpa mau dibantah

"Baik pak" jawab Ryo ia heran suami isteri tapi kenapa tidak punya nomor ponsel pasangan.

Ryo keluar menuju parkiran saat Ryo keluar lift khusus presiden sekilas Ryo melihat seseorang yang ia kenal masuk kedalam lift karyawan. Ryo celingak-celinguk mencari seseorang

" Apakah aku hanya salah lihat, tapi tadi jelas sekali aku melihat wajah Ria dan dia masuk kedalam lift, kalau benar mau apa dia kemari??" Gumam Ryo dan tiba-tiba ponsel Ryo berbunyi

"Sial manusia ini mau apa lagi dia" gerutu Ryo. Ryo menekan warna hijau di ponselnya

"Hallo ada apa pak"

"Kau sudah menjemput isteriku"

"Sebentar pak saya masih dijalan"

"Cepatlah"

Belum sempat Ryo menjawab Daniel sudah mematikan panggilan secara sepihak

"kalau kau tidak sabar kenapa tidak kau saja yang pergi diakan isteri mu, ini bahkan belum jam makan siang, baiklah aku lupakan dulu tentang Ria, nanti baru aku pastikan lagi. Dasar atasan sialan bisa-bisanya dia memintaku menjemput isterinya disaat jam kerja dan pekerjaan ku banyak menumpuk" gerutu Ryo sampai diparkiran Ryo mengemudi menuju rumah sakit tempat Nova bekerja

Di dalam ruangan HRD

Ria duduk berhadapan dengan seorang wanita paruh baya.

"Selamat siang" sapa Rinda

"Selamat siang silahkan duduk" balas Bu Rinda manager hrd

"Terimakasih"

"Boleh kami lihat berkasnya" minta Bu Linda

"Boleh Bu" jawab Ria menyerahkan berkas ditangannya

"Coba ceritakan tentang anda"

Ria menceritakan tentang dirinya mulai dari tempat tinggal, universitas dan prestasi yang di pernah ia dapatkan

"Ada pengalaman kerja"

Ria menjawab kalau ia pernah bekerja di salah satu perusahaan perhiasan dalam divisi produksi

"Berapa gaji yang Anda inginkan"

"Saya yakin bahwa perusahaan memiliki anggaran dan standar rentang gaji maksimal untuk posisi ini. Saya juga yakin bahwa perusahaan ingin mendapatkan kandidat yang memiliki kompetensi yang telah disyaratkan. Maka dari itu, dengan penuh hormat saya akan menerima rentang gaji maksimal untuk posisi tersebut" jawab Ria tegas

"Kenapa kami harus memilih anda"

"Saya pernah bekerja dalam divisi produksi perhiasan dan saya juga bisa menggambar desain perhiasan yang indah, saya memiliki fortopolio hasil kerja keras saya selama ini" Ria memberikan kertas fortopolio miliknya kepada Bu Rinda

" Dan saya juga mampu bekerja sendiri ataupun dalam tim" timpal Ria

Bu Rinda melihat hasil gambaran milik Ria.

"Bisa anda buatkan saya contoh satu desain perhiasan" pinta Bu Rinda karena merasa kurang yakin dengan gambar-gambar yang ditangannya

"Baik Bu" Ria mengambil kertas dan pensil

Ia menggambar sebuah cincin Berlian dengan bentuk bulat, karena itu bentuk yang paling disukai penggemar perhiasan berlian. Hal ini karena bentuknya yang simpel namun terlihat dewasa dan mewah. Ria memberikan hasil buatannya kepada Bu Rinda

Bu Rinda manggut-manggut melihat hasilnya dan tersenyum.

"Gambar mu bagus"

"Terimakasih Bu"

Setelah menjawab rentetan pertanyaan akhirnya Ria bisa keluar dari ruangan itu, namun hatinya masih belum lega apakah dia diterima atau tidak

"Ya Tuhan semoga aku diterima disini" doa Ria dalam hati

Terpopuler

Comments

Umi Yan

Umi Yan

Semangat menulis untuk karyanya yang luar biasa kak, sukses selalu😊💪🙏

2020-11-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!