Terjebak Friendzone sangat la tidak mudah. Mencintai tanpa kepastian sangat menyakitkan. Adibah relakan kebahagiaannya hanya demi cinta yang tak pasti. Sakit ? sudah pasti sangat sakit.
Hari ini adibah dan sahabatnya sedang berkumpul dirumahnya, mereka berniat untuk belajar bersama karena mulai besok ujian kenaikan kelas akan dimulai, dan selama seminggu kedepan mereka akan menginap dirumah Adibah.
Saat ini Adibah dan Steven sedang menjelaskan beberapa materi yang akan diujiankan besok. mereka belajar dengan riang sesekali mereka bercanda, dan melempar lelucon.
" sya Lo kok cantik hari ini sih ?" ucap fajar tiba tiba.
membuat adibah, Steven, Alex, dan Tasya langsung menatap fajar.
" Lo kenapa jar ? sakit " tanya Tasya mengecek suhu badan fajar dengan punggung tangannya.
" aelah gue mau romantis malah dibilang sakit " ucap fajar menepis tangan Tasya yang ada di dahinya.
Mendengar penuturan fajar membuat mereka semua tertawa, pasalnya fajar itu orang yang bisa dibilang anti cewek karena setiap ada cewek yang ngedeketin dia selalu kabur. Cewek yang Deket dengan fajar hanya Adibah, Tasya, neneknya, bunda Dibah, dan mama Tasya. Dan sekarang tidak ada hujan badai tiba tiba memuji Tasya, Jelas Tasya akan keheranan.
" hahahh kesambet ni anak tiba tiba muji Tasya " ucap Alex tertawa lepas.
" tawain aja terosss namanya juga usaha " ucap fajar pelan namun masih bisa di dengar oleh Adibah karena Adibah duduk disebelah fajar.
" usaha apa jar ? cieee fajar suka Tasya ya " goda Adibah.
Fajar sering menggoda adibah dan Steven, dan ini saatnya untuk membalas dendam.
" apa sih Dib sok tau " elak fajar dengan wajah yang memerah.
" eh, bukannya Lo emang suka Tasya dari SMP ya " ucap Steven membuka kartu sahabatnya.
" dasar sahabat lucknat " ucap fajar melempar bantal sofa ke arah Steven.
Steven menangkap bantal sofa tersebut, sambil memeletkan lidahnya kearah fajar. Fajar memanyunkan bibirnya seolah merajuk. merekapun tertawa melihat tingkah fajar. Tasya yang melihat fajar seperti itu ikut tertawa.
" misi non, didepan ada tamu " ucap bi Inah tiba tiba.
" s..i..a..pha bi " ucap Adibah berusaha menghentikan tawanya.
" gak tau bibi non, perempuan katanya teman kelas non Dibah " jelas bi Inah
adibah berpikir sejenak ia tidak ada janji dengan teman sekelasnya, dan yang tahu rumahnya hanya keempat sahabatnya. Adibah memandang kearah Steven dkk seolah bertanya 'siapa' mereka hanya menggeleng tidak tau. Akhirnya adibah memutuskan untuk keluar menemui orang tersebut.
Adibah menuju pintu, ia melihat seorang gadis tengah berdiri membelakanginya. Postur tubuhnya seperti Sella, 'apa mungkin ini sella, tapi siapa yang memberi tahu alamat rumah ku ' batin Adibah.
" maaf cari siapa ?" sapa adibah yang membuat gadis tersebut berbalik.
Adibah sangat terkejut, dia benar Sella. Adibah langsung merubah raut wajahku menjadi datar. Entah adibah merasa moodnya berubah mode.
" hai Dib, gue denger Steven dkk belajar bareng dirumah Lo, jadi gue mau belajar bareng boleh " ucapnya tanpa persetujuan dari adibah ia langsung masuk kedalam rumahnya.
Dia benar benar tidak tau sopan santun, apa maksudnya langsung masuk begitu saja, adibahpun langsung menyusulnya masuk kedalam. Saat adibah tiba diruang tempat mereka belajar Tasya sudah marah marah dengan Sella.
" ngapain Lo kesini !" bentak Tasya.
adibahpun langsung mendekati Tasya mencoba menenangkannya.
" gue cuma mau belajar bareng, emang gak boleh ? Dibah aja bolehin ya kan " ucap Sella.
Benar kata Tasya gadis ini tidak tahu malu, siapa juga yang ngebolehin, kalau gak ada Steven udah adibah cakar cakar juga. Tasya terus menatap adibah meminta persetujuan.
" udah sya kita lanjut aja " ucap Adibah pada Tasya.
"Anggap aja gak ada dia " bisiknya lagi pada Tasya, Tasya memilih duduk kembali tanpa memperdulikan Sella, begitupun Adibah, Alex, dan fajar.
Adibah merasa tak dianggap oleh Steven setiap ia ingin bertanya, Sella selalu mendahuluinya, dan Steven hanya menurut pada sella tanpa memperdulikan Adibah. Mood Adibah untuk belajar sudah hilang.
" guys sorry gue duluan ke kamar, tiba tiba gak enak badan " alibi adibah.
Ia hanya tidak tahan melihat kemesraan antara Steven dan Sella. Hatinya terasa sakit, tapi ia tak dapat berucap. Tasya yang menyadari perubahan mood Adibah langsung ikut berdiri menyusul Adibah.
Steven menatap Adibah ia merasa bersalah, ia tahu pasti Adibah merasa terlupakan.
" Steven ayo lanjut belajar lagi " ajak Sella tanpa mengerti suasana.
" jar, ikut gue yok jemput bunda dikantor bunda baru wa gue ni " ucap Alex.
" Lo gak mau balik sel, udah sore " tanya fajar lalu menyusul Alex yang sudah berjalan keluar terlebih dulu.
" hm, stev mereka kenapa ya ?" tanya Sella saat semuanya pergi meninggalkan mereka berdua.
" udah gak usah dipikirin, kamu pulang gih udah sore " ucap Steven membereskan buku buku yang berserakan diatas meja.
" tadi gue naik taksi, tolong anterin pulang mau ya stev " ucap Sella manja Steven hanya mengangguk setelah buku buku diatas meja dirapikan Steven mengambil jaketnya lalu keluar rumah bersama Sella.
Disisi lain Adibah belum masuk ke kamarnya, ia melihat Steven dan Tasya dari lantai dua. Tasya tahu pasti Adibah cemburu, secara selama hampir satu tahun terakhir Adibah adalah prioritas Steven.
" Dib sabar ya, kalo kamu udah gak kuat mau nyerah gak apa apa kok " ucap Tasya memeluk Adibah.
" aku masih kuat kok sya, aku bakal berjuang sya Steven laki laki pertama yang aku kenal bisa menghargai perempuan " ucap Adibah sambil tersenyum manis.
Tasya semakin mengeratkan pelukannya, ia baru kali ini melihat sisi tegar Adibah.
" udah yuk, kita nonton Drakor aja liat pujaan hati ku " ucap Tasya yang membuat Adibah tertawa.
Merekapun masuk kekamar adibah dan menyalakan laptop Adibah. Mereka tidak jadi menonton Drakor karena Adibah kurang suka dengan Drakor. Jadilah mereka menonton film action. Tak lama mereka menonton adzan Maghrib berkumandang, Adibah dan Tasya mematikan laptopnya lalu pergi mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat Maghrib.
Selesai shalat Maghrib Adibah dan Tasya berniat melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.
" eh sya bentar deh, kok aku ngerasa ada yang lupa ya " ucap Adibah berusaha untuk berpikir.
" cemilan " kata Tasya.
" bukan " ucap Adibah masih terus berpikir.
" Tasya..... kita lupa mandi sore " teriak Adibah ketika berhasil mengingatnya.
" oh, B aja kali Dib masih wangi juga " ucap Tasya santai.
" Ih bau, udah aa aku mau mandi, kalo kamu gak mandi ntar kamu tidur disofa aja aku gak mau tidur mencium bau bau tak sedap " sindir Adibah lalu menuju kamar mandi.
" eeh kok gitu sih Dib tega amat" ucap Tasya memelas, namun tetap pada pendiriannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
lanjut baca
2021-01-22
1