Sepulang sekolah Adibah langsung memenggati seragamnya dengan baju santai, lalu turun untuk makan siang.
" Bun habis makan Dibah main kerumah Steven ya, jengukin ayahnya " ucap Dibah sambil melahap makannannya.
Kebetulan hari ini dinda tidak kekantor ia memilih untuk beristirahat karena baru pulang tadi malam.
" mau jengukin ayahnya, atau anaknya " goda Dinda.
" apaan sih Bun " ucap Adibah malu malu.
Pipinya sudah bersemu merah, Dinda tahu perihal kedekatan Adibah dan Steven tapi ia tidak ingin ikut campur urusan anak muda, yang penting ia selalu mengawasi kedekatan mereka.
" ciee blushing " goda Dinda lagi sambil terkekeh.
" bunda ih...udah aa adibah mau siap siap ntar kesorean " ucap Adibah.
Setelah selesai makan Adibah langsung menuju kamarnya untuk mengganti pakaian. Ia hanya menggunakan celana jeans hitam, dan Hoodie biru langit kesukaannya, tak lupa make up tipis. Setelah dirasa cukup ia langsung mengambil smartphone nya didalam tas sekolah dan memasukkannya kedalam Sling bagnya, lalu ia turun kebawah untuk berpamitan kepada bundanya.
" Bun Dibah pergi ya " ucap Adibah menyalimi tangan Dinda.
" sama pak Hadi kan ? " Adibah mengangguk.
" hati hati janga pulang malem " teriak Dinda saat Adibah sudah berlari keluar rumah, Dinda hanya geleng geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya.
...***...
Adibah memasuki pekarangan rumah Steven, rumah yang cukup besar lebih besar dari rumah Adibah.
"pak, kalau mau pulang gak apa apa ntar pulangnya Dibah naik taksi aja " ucap Adibah kepada pak Hadi.
" aduh sih Eneng lama ya ? " Adibah mengedikan bahunya pertanda tidak tau.
" ya udah bapak nunggu disini aja " lanjut pak Hadi.
" ok pak " ucap Adibah lalu meninggalkan pak Hadi menuju pintu rumah Steven.
"Assalamualaikum, Steven...Dibah datang " seru Adibah dari ambang pintu.
Adibah sudah terbiasa tidak mengetuk pintu atau memencet bel saat masuk kerumah sahabat sahabatnya begitupun sebaliknya. Karena keluarga mereka sudah menganggap Adibah dkk seperti keluarga sendiri. Sama halnya seperti saat ini Adibah langsung masuk menuju ruang keluarga.
" Stev..." ucap Adibah terpotong saat melihat seorang gadis tengah duduk di sofa rumah Steven.
" eeh ada tamu, Stevennya mana ? " tanya Adibah lalu duduk didepan gadis tersebut.
" hai aku Adibah, kamu ?" Adibah memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya.
Gadis itu menyambut uluran tangan Adibah sambil tersenyum kikuk.
" aku..." ucapan gadis itu terpotong saat Steven datang membawa dua gelas minuman dan beberapa cemilan.
" hai, Dib kok disini ?" tanya Steven sedikit canggung.
" aku mau jengukin ayah, nih obat dari bunda, dan ini buah buat ayah " Adibah menyerahkan bungkusan tersebut kepada Steven dan diterima oleh Steven.
" oh ya kenalin ini Adibah sahabat gue " ucap Steven canggung.
Adibah melihat gerak gerik Steven yang mencurigakan seperti ada yang ia tutupi, namun Adibah tetap menghargai privasi Steven.
" iya udah kenal kali, udah aa aku mau ke ayah bye " ucap Adibah lalu pergi meninggalkan Steven dan gadis yang Adibah belum tau namanya, ingatkan nanti ia akan bertanya kepada Steven.
" Hai ayah, gimana udah mendingan ? " tanya Adibah saat memasuki kamar seorang laki laki paruh bayah.
" eh ada Dibah, ayah udah mendingan kok besok juga udah sembuh " ucap Sofyan ayah Steven lalu merubah posisinya menjadi duduk.
" hehehh, iya pengen jenguk ayah, siapa tau setelah liat Dibah ayah sembuh " ucap Adibah duduk di sofa kamar Sofyan .
" aduh anak gadis ayah bisa aja, Dibah sendiri Tasya dkk mana ?" tanya Sofyan sambil memperhatikan sekitar.
" Dibah bareng pak Hadi, tapi pak Hadi nunggu didepan bareng pak stapam, Tasya dkk gak tau tdi Dibah udah ngabarin tapi gak ada yang respon " jelas Adibah.
" oh gitu, mungkin mereka sibuk kali " ucap sofyan.
" ayah itu cewek yang di depan sama Steven siapa ?" tanya Adibah kepo.
Belum sempat sofyan menjawab steven membuka pintu kamar ayahnya.
" ngapain nanya nanya cemburu ya " goda Steven.
" apaan sih stev, tu cewek udah pulang emang ?" tanya Adibah penasaran.
" udah, kalo belom gak mungkin aku kesini Adibah cantik " goda Steven sambil mencubit hidung mancung Adibah.
" ih Steven " rengek Adibah.
Melihat wajah Adibah yang menggemaskan Steven dan Sofyan tertawa.
" udah Steven kasihan Adibah digodain Mulu, dikasih kepastian belum " ucap Sofyan balik menggoda Steven.
" ih apa sih ayah, ikut campur urusan anak muda, ayo Dib" Steven menarik tangan Adibah keluar.
" eeeh pelan pelan dong, ayah Dibah ikut Steven ya " ucap Adibah mengikuti Steven.
Belum sempat Steven dan Adibah keluar pintu Sofyan berteriak dari dalam.
" Dibah jangan mau digantungin Mulu Ama Steven, Steven jangan lama lama gantungin Dibah ntar Dibah bosen baru tau rasa " teriak Sofyan.
" ayah..." teriak Steven lalu menutup pintu kamar ayahnya.
Dapat mereka dengar bahwa Sofyan sedang menertawakan kedua remaja tersebut. Steven mengajak Adibah untuk duduk di taman belakang rumahnya.
Pemandangan nya cukup menenangkan hati dengan beberapa pohon, kolam ikan kecil, dan ada ayunan. Adibah dan Steven duduk diatas ayunan menikmati angin sore.
" Dib, kalau suatu hari aku buat kamu sakit hati kamu bakal benci aku gak ?" tanya Steven tiba tiba.
" kok nanya gitu sih " jawab Adibah merasa aneh.
" ya aku takut aja kalau kamu sakit hati terus benci aku " ucap Steven mengayunkan ayunannya.
" hm, Dibah bakal berusaha supaya gak sakit hati sama Steven, kecuali kalau Steven udah melukai berkali kali, mungkin Dibah bakal menyerah, tapi Steven tenang aja Dibah gak bakal benci kok sama Steven " jelas Adibah mengulas senyum manisnya.
Steven yang mendengar penuturan Adibah menjadi tambah takut jika ia akan menyakiti Adibah, karena cinta pertamanya sudah kembali. Karena cinta pertamanya itulah steven belum bisa membedakan rasa cinta dan kagum kepada Adibah.
" Janji ya Dib, maafin aku yang belum bisa ngasih kamu kepastian " ucap Steven lirih.
" iya Dibah ngerti kok, Steven belum mau pacarankan " ucap Adibah dengan polosnya.
Steven turun dari ayunannya dan mendorong ayunan yang dinaiki oleh Adibah.
" Steven pelan pelan...." teriak Adibah saat tubuhnya terambung tinggi karena Steven mendorongnya terlalu kencang dan Steven hanya tertawa.
" stev, cewek tadi namanya siapa ?" tanya Adibah saat Steven memberhentikan ayunannya.
" oh itu..anu...Dib udah mau Maghrib ntar bunda nyariin Lo " ucap Steven mengalihkan pembicaraan.
" oh iya sampe lupa, Dibah pulang ya " ucapa Dibah lalu pergi keluar diiringi oleh Steven.
Saat Dibah keluar rumah ternyata pak Hadi masih menunggunya.
" itu pak Hadi, Dibah pulang ya salam keayah " ucap Adibah.
" iya hati hati " ucap Steven mengacak rambut Adibah.
Adibahpun masuk kedalam mobil dan meninggalkan pekarangan rumah Steven.
" andai kamu tau yang sebenarnya Dib, maafin aku "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
lanjut ah bacanya
2021-01-21
1
🌹Dina Yomaliana🌹
10 like nyicil dulu ya kakak💖💖💖
2021-01-02
3