Hujan

Dua jam sudah kelas XI IPA 1 membersihkan toilet sekolah. Sekarang sudah menunjukkan pukul 15.30.

Beberapa murid sudah pulang kerumah masing masing. Adibah dkk masih menunggu jemputan Adibah.

" kalian duluan aja, aku nunggu sendiri gak apa apa kok " ucap Adibah merasa tidak enak hati dengan sahabat barunya.

" sekolah udah mulai sepi, ntar kalo tinggal kamu sendiri gimana, emang kamu berani ?" tanya Tasya

" hm, sebentar lagi pasti pak Hadi jemput kok " Adibah berusaha meyakinkan mereka.

" kalau sebentar lagi mending kita tungguin aja, ya kan guys " ucap Alex meminta pendapat yang lain dan disetujui oleh mereka.

" Tap..." ucapan Adibah diselah oleh Steven.

" ya udah kalian pulang aja, Adibah biar gue yang nemenin " usul Steven.

Semuanya tampak memikirkan usulan Steven. dan mereka menyetujuinya.

" ya udah kalo gitu Dib, kita pulang ya kamu sama Steven ya " ucap Fajar

" kita duluan ya, kalo Steven macam macam hubungin kita ok " ucap alex pergi meninggalkan Steven dan Adibah di gerbang sekolah, diikuti oleh yang lainnya.

Setelah kepergian Tasya Dkk tadi, suasana menjadi hening tidak ada yang berani membuka suara. Adibah sangat gugup saat ini.

" kamu kenapa Dib ? kebelet ? " ucap Steven.Sejak tadi ia memperhatikan Adibah hanya diam.

" ee..nggak kok " ucap Adibah terbata bata.

" kamu tunggu disini sebentar, ntar aku balik lagi " ucap Steven yang dibalas anggukan oleh Adibah.

setelah kepergian Steven barulah ia bisa bernafas lega. Adibah mencoba menghubungi nomor pak Hadi supirnya tapi tetap tidak aktif. Ia bingung apakah dia harus pulang naik angkutan umum saja pikirnya.

Tak lama terdengar suara deruan motor, dan tepat berhenti disampingnya. Setelah Adibah lihat ternyata itu Steven.

" ayo pulang aku anter " ucap steven.

" gak usah stev, aku nungguin pak Hadi aja " ucap Adibah.

" udah mendung ayo " paksa Steven.

Benar apa yang dikatakan Steven langit mendung pertanda akan hujan turun. Pak Hadi masih belum bisa dihubungi, akhirnya Adibah menerima tawaran Steven.

" nih, pake " ujar Steven lagi

ia memberikan helm nya kepada Adibah, Adibah bingung pasalnya Steven hanya membawa helm satu. Jika dia menerima helm tersebut berarti Steven tidak menggunakan helm.

" kamu aja yang pake, keamanan paling utama, aku gak apa apa " ucap Steven seolah tau apa yang Adibah pikiran.

Adibah hanya mengangguk, setelah mengenakan helm tersebut Adibah naik ke motor Steven. Steven melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Saat di pertengahan jalan tiba tiba hujan deras, membuat kedua remaja tersebut harus menepi karena Steven lupa membawa mantel hujan.

Sudah 20 menit namun hujan seakan enggan untuk berhenti. Adibah memeluk tubuhnya sendiri akibat dingin yang diciptakan hujan. Dan juga karena Adibah hanya mengenakan seragam.

Melihat Adibah yang mulai kedinginan, Steven melepas jaket kulit yang ia kenakan dan memberikan kepada Adibah.

" pake ni " Steven menyodorkan jaketnya didepan wajah Adibah.

" ee jangan, ntar kamu kedinginan, aku gak apa apa kok " tolak Adibah halus.

" udah pake aja, tu wajah kamu udah pucet banget " akhirnya Steven memasangkan jaketnya dibahu adibah.

Adibah tidak ingin menolak lagi, karena memang suhunya sangat dingin. Hujan semakin deras, kilat dan pertir sudah memulai aksinya. Adibah takut dengan suara petir.

Adibah berusaha mati Matian menahan takutnya saat petir menggelegar. Adibah mencengkram sisi jaket Steven untuk mengurangi rasa takutnya, tapi nihil rasa takutnya semakin menjadi.

Adibah menutup matanya, tanpa sadar air matanya mengalir karena terlalu takut. Steven yang menyadarinya pun langsung mendekati Adibah dan menggenggam lembut tangan Adibah.

" Dib kamu kenapa ? " Adibah hanya diam.

Steven menggenggam tangan Adibah seolah memberikan kehangatan.

Dduuuaaaarrrrr....

Suara petir yang begitu besar membuat Adibah dengan reflek langsung memeluk tubuh Steven.

"Heiii, kenapa takut petir ? gak usah takut ada aku " ucap Steven sambil mengelus pucuk kepala Adibah lembut dan membalas pelukan Adibah.

"a..ku ta..ta..kut pe...**...iirrrr" ucap Adibah terbata bata.

" tenang ada aku, kita aman " ucap Steven menenangkan Adibah yang masih menangis di pelukannya.

satu jam mereka terjebak, dan akhirnya hujanpun reda. Melihat hujan yang sudah berhenti Steven membangunkan Adibah yang tertidur di pelukannya karena lelah menangis.

" Dib bangun, hujannya udah reda ni, mau pulang nggak " Steven menepuk nepuk pelan pipi Adibah.

Karena merasa terusik adibahpun membuka matanya. Ia masih bersandar pada tubuh Steven itu tandanya ia tertidur dibahu steven. Adibah langsung berdiri.

" Ee sorry, aku ketiduran, pasti berat ya, maafin ya stev " Adibah merasa tidak enak hati dengan Steven.

" santai aja Dib, Kitakan sahabat, ayo pulang ntar keburu hujannya turun lagi " Steven langsung menghidupkan mesin motornya.

Adibah mengikuti Steven dan naik keatas motor, dan tidak lupa mengenakan helm yang Steven berikan. Tak butuh waktu lama merekapun tiba didepan pagar berwarna putih.

Rumah Adibah tidak terlalu besar, hanya memiliki dua lantai, halaman depan yang dipenuhi berbagai jenis bunga, dan taman kecil disamping rumahnya.

" udah nyampe, nih " ucap Adibah turun dari motor dan memberikan helm yang ia kenakan tadi kepada Steven.

Steven menerima helmnya dan mengenakannya.

" aku pamit ya " Steven berpamitan kepada adibah dan mengelus sekilas pucuk kepala Adibah.

Tiba tiba jantung Adibah berdetak kencang, ada perasaan aneh yang sudah lama tidak Adibah rasakan.

" hm, hati hati btw terimakasih ya stev " ucap Adibah berusaha menetralkan detakan jantungnya.

Steven tersenyum sebentar, lalu menghidupkan mesin motornya dan melesat pergi meninggalkan rumah Adibah.

' senyumnya manis banget ' batin Adibah sambil senyum senyum sendiri.

" ya ampun Adibah bunda khawatir kamu malah senyum senyum sendiri disini " ucap Dinda bundanya Adibah.

Dinda berniat ingin menyusul putrinya kesekolah,karena sudah hampir Maghrib namun putrinya belum kunjung pulang. Namun saat dia membuka pagar ia melihat putrinya senyum senyum sendiri seperti orang gila.

" eeh bunda hehehhh " Adibah terkekeh.

" ayo masuk, ya ampun itu muka udah pucet banget, ini lagi pake jaket siapa ? tadi pulang bareng siapa ? kok bisa lama banget ?" tanya Dinda beruntun.

" bunda kalo nanya tu satu satu, Dibah jadi pusing jawabnya " ucap Adibah.

" kamu pusing ? ayo masuk bunda buatin teh hangat " Mereka pun masuk kedalam rumah.

" mandi dulu sana biar gak sakit, ntar tehnya bunda anter ke atas " ucap Dinda yang dituruti oleh Adibah.

15 menit Adibah membersihkan dirinya, dilihat dinakasnya sudah ada teh hangat. ia meminumnya tiba tiba ia teringat oleh Steven. Adibah langsung mengambil smartphone nya.

^^^Steven^^^

^^^stev udah nyampe ?^^^

^^^btw makasih ya^^^

Setelah mengirim pesan ke Steven Adibah meletakkan smartphonenya di atas nakas. lalu ia langsung turun kebawah menemui bundanya.

Terpopuler

Comments

Aris Pujiono

Aris Pujiono

semangat hor

2022-01-21

0

🥀|bINInYa MaKnAe|🥀

🥀|bINInYa MaKnAe|🥀

3 like thor.
nyicil ya thor, jangan lupa mampir juga thor

2021-01-09

2

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

Thor aku boleh ngasih krisan sedikit ya, perhatikan penggunaan hurus besar setelah tanda kutip, dan untuk nama orang. Misal :
"Hmmm hati-hati, btw terima kasih ya, Stev"

semangat yaaa 😍😍

2021-01-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!