Setelah Yusuf pergi ke rumahnya, Zahira hanya bisa menatapnya dari jauh, senyumnya masih nampak diwajah imutnya. Setelah Yusuf tidak terlihat dari jangkawan mata, Erika langsung membuka bekapannya dari mulutnya Syifa.
" HUAAAAAAAAAAAA"
Seketika Syifa langsung menjerit histeris kesakitan setelah beberapa waktu lalu tertahan karna Erika membekap mulutnya.
" Sssttthh, kenapa kau menjerit jerit Syifa, membuatku kaget saja, nanti kalau ka Yusuf dengar bagaimana?" gerutu Zahira.
" Heeeh Ira, kau tidak lihat kakimu berpijak pada siapa?" tanya Erika sedikit menggerutu. Saat Zahira trrsadar kakinya menginjak kaki kecilnya Syifa iya pun terkejut dan langsung menggeser kakinya.
" Maaf Syifa ka Ira tidak sengaja" ucap Zahira merasa bersalah.
" Hiks hiks hiks"
Syifa masih menangis sesegukan.
" Jangan nangis Syifa, maaf ka Ira kan gak sengaja, tapi tidak sakit kan?" tanya Zahira.
"Kalau dia tidak sakit, tidak mungkin dia menjerit histeris seperti itu" ucap Erika.
" Sssttth, sudah jangan menangis lagi cup cup cup, nanti kalau ibumu dengar, aku bisa ditelan hidup hidup" tutur Zahira sedikit takut.
" Ira kau kasih daun pandan, Syifa pasti berhenti menangis"
" Uang jajanku tinggal 10.000, aku belum minta jatah pada kakak kakaku" ucap Zahira.
" Sudah tidak apa apa 10.000 juga Syifa pasti mau" ucap Erika.
" Kau mau daun salam 10.000?" tanya Zahira. Syifa pun mengangguk ngangguk. Dengan terpaksa Zahira memberikan uang terakhirnya minggu ini. Syifa pun mengambil uang itu sambil tersenyum senyum.
" Tidak apa apa tidak ada daun pandan juga, daun salam pun jadi" ucap Syifa sambil mengantongi uang 10.000 yang iya sebut daun salam. Zahira dan Erika hanya mengernyit menatap Syifa.
" Tadi saja nangis nangis, sekarang saja dikasih uang langsung sembuh kakinya" gerutu Zahira.
" Inikan semua salahmu Ira" ucap Erika.
" Maksudnya???"
" Kau yang selalu mengajarkan pada Syifa kalau laki laki MATA KERANJANG, kalau perempuan MATA DUITAN" ucap Erika mengingatkan membuat Zahira tersenyum getir.
Tiba tiba datanglah Dewi, iya terkejut melihat mata Syifa sedikit bengkak dan sedikit berair.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Zahira dan Erika sedikit ketakutan, takut Dewi tau kalau putrinya itu habis nangis karna keinjak kakinya. Zahira langsung menghapus air mata Syifa yang sedikit bersisa dimatanya sambil berbisik.
" Jangan mengadu, nanti ibumu meniupku dengan jurus angin tornadonya" bisik Zahira.
" Syifa kau kenapa?" tanya Dewi.
Syifa hanya menggelengkan kepalanya, namun Dewi menaruh curiga.
" Kau yakin tidak apa apa?" tanya Dewi kembali sambil menatap Zahira dan Erika penuh selidik. Syifa pun mengangguk. Dewi langsung mengambil uang 20.000 dan diberikannya pada Syifa.
" Untuku ibu?" tanya Syifa. Dewi pun mengangguk ngangguk.
" Tapi katakan dulu, kau kenapa?" ucap Dewi.
" Kakiku keinjak ka Ira, dan mulutku dibekap sama ka Erika" ucap Syifa. Dewi sudah menggeram.
" Seleboooor, Erikaaaaaa" Dewi memicingkan matanya. Zahira dan Erika sudah tersenyum ketakutan.
" Maaf ka Dewi kita tidak sengaja"
" Tapi secara tidak langsung kalian menganiyaya putriku"
" Gawat Ira, kita bisa ditelan ka Dewi" ucap Erika.
" Duuuh Syifa kenapa ngadu ngadu sih" batin Zahira.
" Ternyata daun salam kalah sama daun pandan" ucap Erika.
" Tenang Erika, aku panggil anak buahku dulu" ucap Zahira sambil menekan tombol merah diponsel cerdasnya.
" Tuuuuut tuuuut"
Seketika itu pula Yudi dan Yuda bergegas mencari lokasi Zahira berada dengan masih menggunakan seragam sekuriti.
" Kami datang nona boooos"
Zahira pun tersenyum saat melihat Yudi dan Yuda menghampirinya.
" Ada apa nona bos?" tanya si kembar.
Dewi hanya mengernyit heran mendengar Zahira dipanggil nona bos.
" Aku terancam ditelan ka Dewi" Zahira mengadu.
" Siapa yang berani menelan nona bos, nanti kami telan dia duluan" ucap Yudi. Erika hanya cekikikan tak bersuara melihat kedua anak buahnya Zahira. Seketika Dewi langsung berdehem.
" Ehem ehem, siapa yang mau menelanku" ucap Dewi sambil memicingkan matanya.
" Waduuh Yud, badannya 3 kali lipat dari kita" ucap Yuda.
" 4 kali lipat dari nona bos" ucap Yudi.
" Kalian mau menelanku?" tanya Dewi.
Yudi dan Yuda pun mengernyit.
" Om kembar katanya mau membelaku" ucap Zahira.
" SIAP NONA BOS"
Dewi kembali mengernyit.
" Selebor, kenapa mereka memanggilmu nona bos?" tanya Dewi penasaran.
" Mereka adalah anak buahku ka Dewi"
Dewi malah menganga.
" Anak buahmu???"
" Hmmm"
" Kalau Ira dipanggil nona bos, lalu aku kalian panggil apa?, secara aku ini istrinya bang Muklis, senior kalian" ucap Dewi. Yudi dan Yuda pun mengernyit heran.
" Tidak usah mikir terlalu lama, panggil saja ka Dewi dengan BIG BOS, yang artinya bos BESAAAAAAAAAAARRRRR" ucap Zahira hingga Dewi menggeram.
" Lama lama aku migren berhadapan dengan kalian. Syifa ayo kita ke kantin" ucap Dewi sambil menarik tangan putrinya itu.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Dewi dan Syifa pun pergi.
" Om kembar, berjaga lagi sana, aku sana Erika mau pulang ke asrama dulu" ucap Zahira.
" SIAP NONA BOS"
Si kembar pun kembali ke pos depan.
Zahira dan Erika pun kembali ke asrama, tidak lupa iya membuka jendela jendela kamar para santri di asrama putri yang sempat iya tutup dari luar.
Kini Zahira sudah duduk di tempat tidurnya, senyumnya masih tersisa saat iya menatap Yusuf setelah 5 tahun berlalu.
" Rindumu sudah terobati Ira?" tanya Erika. Zahira pun mengangguk ngangguk.
" Kulihat Yusuf mencari cari sesuatu, apa dia mencarimu?" tanya Erika kembali.
" Maunya sih begitu"
" Kenapa kau tidak mau menemuinya, Kalau dia rindu padamu bagaimana?" tanya Erika.
" Kalau dia rindu padaku ya alhamdulillah, itu artinya dia masih ingat padaku" jawab Zahira.
" Aku tidak menyangka kau bisa menahan diri pada Yusuf"
" Entahlah, rasa malu muncul tiba tiba, aku sendiri heran"
Kini dengan Yusuf yang baru tiba di rumahnya, Yusuf pun tersenyum melihat rumahnya yang sudah 5 tahun iya tinggalkan. Rasa rindunya sedikit demi sedikit terobati. Hanya satu yang belum terlihat yaitu gadis imut yang menggemaskan yang terkadang membuatnya migren.
" Selamat datang di rumah kita lagi Suf" ucap Ustadzah Ulfi. Yusuf pun tersenyum. Kini mereka pun beristirahat di rumahnya ustadzah Ulfi.
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Sore pun tiba, Zahira dan Erika kini sedang berada di rumahnya Aisyah. Zahira meminta uang jajan pada kakaknya itu karna uangnya sudah habis. Zahira dan Erika sedang duduk duduk mengobrol bersama Adam dan Hawa.
" Kau sudah bertemu Yusuf?" tanya Aisyah.
" Sudah ka" jawab Zahira.
" Terus??" tanya Aisyah kembali.
Zahira malah tersenyum senyum.
" Dia terlihat tampan, kalem, selooow, pokoknya so sweeaat banget" jawab Zahira.
" Lalu apa reaksi Yusuf setelah melihatmu?"
" Ka Yusuf belum melihatku, aku malu bertemu dengannya" jawab Zahira.
" Tumben kau punya malu"
Aisyah merasa heran.
" Ira, pulang yu, aku ada tugas" ucap Erika. Zahira pun mengangguk.
" Ka aku pulang dulu ya, katakan terima kasih untuk suamimu yang berondong itu" ucap Zahira.
" Biar berondong berondong begitu dia itu kakakmu" gerutu Aisyah hingga Zahira tertawa tawa.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Kini Zahira dan Erika sudah pergi dari rumahnya Aisyah.
" Emangnya kau punya tugas apa Erika?" tanya Zahira sambil berjalan menuju asrama.
"Aku mendapatkan tugas dari ustadzah Yasmin kakak iparmu"
" Oohh"
Zahira berjalan sambil menunduk. Dari kejauhan Erika pun melihat Yusuf sedang berjalan kearahnya bersama ustadzah Ulfi.
" Set set"
Erika memberi kode pada Zahira yang sedari tadi terus menunduk.
" Set juga" jawab Zahira dengan masih menundukan kepalanya. Zahira tidak mengerti dengan kode yang diberikan oleh Erika.
" Set set set"
" Kau dari tadi sat set sat set mulu, apaan sih?" tanya Zahira.
" Lihat ke depan ada Yusuf"
Zahira pun menatap ke arah depan, dilihatnya Yusuf sedang berjalan bersama ibunya. Senyum Zahira meluncur begitu saja.
"Erika aku malu"
" Jangan mengajaku bersembunyi lagi, mungkin sudah saatnya kau bertemu dengan Yusuf, siapa tau dia juga rindu padamu" tutur Erika. Yusuf dan ustadzah Ulfi berjalan semakin mendekat hingga mereka saling berhadapan dan saling sapa.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Yusuf pun tersenyum begitu pun dengan Zahira. Dilihatnya penampilan Zahira yang berbeda dari 5 tahun yang lalu. Yusuf masih tersenyum melihat perempuan imut yang menggemaskan yang selama 5 tahun ini iya rindukan. Zahira hanya diam sambil menundukan wajahnya, iya merasa malu bertatapan dengan lelaki pujaan hatinya. Jantung Zahira sudah deg degan tak karuan.
" Apa kabar Ira?" sapa Yusuf.
" Alhamdulilah baik ka, ka Yusuf sendiri?" tanya balik Zahira.
" Alhamdulilah aku pun baik" jawab Yusuf. Rasa malunya Zahira seakan memaksanya untuk setia menunduk hingga Yusuf terus tersenyum. Begitu pun ustadzah Ulfi.
" Kau tidak rindu padaku?" tanya Yusuf hingga Zahira mengangkat wajahnya, memberanikan diri menatap Yusuf.
" Apa ka Yusuf merindukanku?" tanya balik Zahira. Yusuf malah tersenyum.
" Aku merindukanmu" ucap Yusuf. Satu kalimat yang terucap dari mulutnya Yusuf bisa membuat hatinya Zahira meleleh hingga Zahira kini menjadi salah tingkah, apalagi disana ada ustadzah ulfi.
" Aku pun merindukan ka Yusuf" jawab Zahira malu malu. Yusuf pun kembali tersenyum apalagi saat melihat gelang pemberiannya masih melingkar dipergelangan tangan perempuan mungil itu.
" Terima kasih masih menyimpan dan memakai gelang itu" ucap Yusuf sambil menatap tangannya Zahira. Zahira pun ikut menatap gelang pemberian pujaan hatinya itu.
" Jangan sampai ka Yusuf tau kalau aku pernah membuang gelang pemberiannya ini" batin Zahira.
Erika merasa dicuekin karna kedua sejoli itu sedang asik saling rindu hingga melupakan keberadaannya.
" Ehem ehem, kacang kacaaaang" ucap Erika.
Zahira langsung mengerucutkan bibirnya.
" Ikhh si Erika menyebalkan deh, ganggu aja, tidak tau apa kalau aku sedang melepas rindu" batin Zahira.
" Suf, ayo kita pergi ke rumahnya ustad Soleh" ucap ustadzah Ulfi. Yusuf pun mengangguk.
" Ira, Erika, kita pergi dulu, asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Yusuf pun pergi sambil menatap Zahira yang kini sudah menunduk kembali. Setelah Yusuf pergi jauh, Zahira pun menatapnya.
" Ka Yusufnya pergi, padahal aku belum puas menatapnya" ucap Zahira.
" Kalau kau belum puas menatapnya, kenapa sedari tadi kau menunduk terus"
" Aku kan malu Erika, kalau aku melihatnya terus, nanti terlihat kalau aku genit sekali" jawab Zahira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣aduh bengek
2024-07-30
0
nay.be
seneng nya Zahira sudah ketemu yusuf
2023-08-16
2
nay.be
cieeeee ada yg rindu Zahira nih
2023-08-16
1