Zahira yang baru saja meninggalkan si kembar di pos sekuriti, iya tidak sengaja bertemu dengan Hasan (23 tahun) yang kini sedang bersama Syakir.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Kalian mau kemana?, tumben keluar asrama?" tanya Zahira.
" Kita ada tugas diluar pesantren" jawab Hasan.
" San boleh aku tanya sesuatu?" ucap Zahira.
" Tentu"
" Apa benar ka Yusuf mau pulang?" tanya Zahira kembali. Hasan pun mengangguk ngangguk.
" Iya Yusuf mau pulang, dia baru saja menghubungiku" jawab Hasan.
" Benarkah??"
" Hmmm"
" Apa dia menanyakanku?, dia merindukanku tidak?, atau dia nyebut nyebut namaku?" tanya Zahira penasaran. Hasan hanya menggeleng membuat Zahira cemberut kesal.
" Yusuf sama sekali tidak menanyakanmu, mungkin dia tidak ingat padamu, apalagi merindukanmu, mungkin saja dia lupa padamu" ucap Hasan. Zahira sudah cemberut kesal sambil berkaca kaca. Ada rasa kecewa dan marah dalam hatinya karna Yusuf tidak ingat dengannya. Dengan kesalnya Zahira langsung pergi. Hasan hanya diam menatap kepergian Zahira.
" Syakir, itu tantemu kenapa?" tanya Hasan.
" Biasa ka, tante Ira suka kumat mendadak" jawab Syakir.
_ _ _ _ _ _ _ _ _
Sore itu Zahira sedang duduk sendirian di perkebunan setelah pelajarannya selesai, dia diam diam keluar asrama putri. Zahira sedang duduk melamun sambil menatap gelang pemberian Yusuf sambil cemberut.
" Ka Yusuf sebenarnya rindu gak sih padaku, kenapa tak pernah menanyakan kabarku, tak pernah mau menghubungiku" gerutu Zahira kesal.
" Tau tidak sih, rinduku itu sudah sampai ke ubun ubun. Tapi ka Yusuf tidak pernah mau tau itu. Lama lama aku jadi kesel deh. Tau gak sih, sesuatu yang paling menyebalkan di dunia ini adalah menunggu" tutur Zahira menggerutu.
" Kalau saja aku banyak uang, aku sudah menyuruh ka Riziq untuk membuatkanku paspor dan fisa. Tapi ka Riziq malah bilang mau membuatkannya untuk mengirimku ke Kairo sebagai TKW. Menyebalkan bukan. Kalau saja aku punya sayap, pasti aku sudah terbang ke Kairo" tutur Zahira kembali sambil mencabuti rumput dengan kesalnya. Zahira pun melepaskan gelang pemberian Yusuf dan melemparnya ke sembarangan arah.
Dari kejauhan ustad Usman dan ustad Soleh yang kini berada di perkebunan mendengar suara suara menggerutu yang berasal dari mulut mungilnya Zahira.
" Suara siapa itu ka?" tanya ustad Usman pada ustad Soleh.
" Tidak tau" jawab ustad Soleh.
Ustad Usman pun penasaran hingga mencari sumber suara. Iya pun terdiam saat melihat Zahira sedang duduk sendirian di perkebunan.
" Hadeuuuh, kupikir dedemit perkebunan yang sedari tadi bernyanyi nyanyi, taunya si selebor sedang marah marah" tutur ustad Usman.
" Jangan didekati, nanti kalian pada kumat" ucap ustad Soleh hingga kini mereka beraktifitas kembali di perkebunan itu dan membiarkan Zahira sendirian.
Setelah puas dengan meluapkan kekesalannya, Zahira pun pergi dari perkebunan itu meninggalkan gelang itu yang entah dibuang kemana.
Saat mau pergi ke asrama, Zahira pun bertemu dengan ustadzah Ulfi.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Ira dari mana?" tanya ustadzah Ulfi. Zahira pun tersenyum.
" Aku dari perkebunan, cari angin ustadzah" jawab Zahira. Ustadzah Ulfi pun tersenyum.
" Tadi Yusuf habis telpon, dia titip salam sama titip rindu untukmu" ucap ustadzah Ulfi. Zahira pun tersenyum senang bukan main.
" Ka Yusuf titip salam sama titip rindu padaku??" tanya Zahira memastikan.
" Hmmm"
" Waalaikum salam" jawab Zahira sambil tersenyum senyum, namun tiba tiba senyumnya hilang.
Deg
Deg
Deg.
" Astaghfirullah alazim" ucap Zahira yang kini teringat dengan gelang pemberian Yusuf yang dibuangnya di perkebunan.
" Gelangnya ka Yusuf" batin Zahira.
" Kenapa Ira?" tanya Ustadzah Ulfi.
" Maaf ustadzah, ada yang kelupaan, aku pergi dulu, asalamualaikum" pamit Zahira sambil berlari menuju perkebunan.
" Waalaikum salam" jawab ustadzah Ulfi sambil menatap heran melihat Zahira yang lari dengan kencangnya meninggalkannya seorang diri.
Zahira sudah ngos ngosan pergi ke perkebunan sambil berlari. Ustad Usman dan ustad Soleh pun terdiam melihat Zahira datang kembali ke perkebunan.
" Itu si Ira, ngapain lagi datang ke perkebunan, apa dia belum puas marah marahnya" ucap ustad Usman.
Zahira sudah mencari cari gelang pemberian Yusuf itu.
" Duh gelangnya kemana ya, nyesel aku membuangnya" ucap Zahira. Iya terus mencari cari hingga menyibak nyibakan rumput di kebun itu berharap gelang itu bisa ditemukan.
" Aiih gelangnya sembunyi dimana sih ko gak ada, padahalkan aku melemparnya tidak jauh dari sini, gawat ka Yusuf bisa marah kalau gelangnya kubuang, duuh nyesel aku, padahal ka Yusuf masih ingat padaku. Bodohnya kau Zahira" Zahira menggerutu sendiri.
Tiba tiba Zahira ingat si kembar.
" Aku minta bantuan saja sama om kembar" ucap Zahira sambil mengeluarkan ponsel cerdas yang dibawanya. Zahira langsung menekan tombol merahnya.
Seketika Yudi dan Yuda pun terkejut melihat ponsel cerdasnya berkedip kedip tombol merahnya.
" Yud, tombolnya berkedip kedip, sepertinya nona bos dalam bahaya" ucap Yuda.
" Dimana lokasinya?" tanya Yudi.
Yuda pun bisa melihat lokasi Zahira sekarang.
" Di perkebunan"
" Ayo kita segera ke sana, sebelum itu izin dulu sama bang Muklis"
Mereka berdua pun bergegas pergi ke pos untuk menemui Bang Muklis.
" Bang, kita izin dulu mau menemui nona bos, sepertinya ini ada zona gawat darurat, emergensi" ucap Yuda.
" Zona gawat darurat?" tanya bang Muklis tidak mengerti.
" Gantiin dulu ya bang berjaga di depan"
" Memangnya kalian mau kemana?" tanya bang Muklis.
" Kita mau menyelamatkan nona bos, sepertinya dia dalam bahaya" ucap si kembar.
Bang Muklis pun mengangguk ngangguk meski tak mengerti. Yudi dan Yuda bergegas pergi ke perkebunan sambil berlari.
Sesampainya di perkebunan mereka langsung menemui Zahira yang kini masih mencari cari gelang itu.
" Nona boooos" teriak Yudi dan Yuda.
Ustad Usman yang melihat pun langsung terdiam.
" Astaghfirullah alazim, mereka mau ngapain ke perkebunan?, apa mau menangkap hama tanaman" ucap ustad Usman sambil menatap si kembar yang panik menemui Zahira.
" Ada drama apa itu bocah 3" ucap ustad Usman kembali.
" Ada apa nona bos?, apa nona bos terluka?" tanya si kembar.
" Om kembar gelangku hilang di perkebunan ini, tolong bantu aku cari ya" pinta Zahira
" Gelang apa nona, apa semacam gelang emas yang ada intan dan berliannya?" tanya Yuda.
" Bukan gelang seperti itu, tapi gelang ukiran dari kayu yang menyerupai tasbih. Itu pemberian dari ka Yusuf, itu lebih berharga dari emas, intan dan berlian. Aku khilaf membuangnya disini, kalian bantu cari ya tutur Zahira.
"SIAP NONA BOS"
Yudi dan Yuda pun mencari cari gelang itu bersama Zahira. Ustad Usman pun mengernyitkan keningnya saat melihat mereka.
" Aku kepo, tidak apalah mendadak ubanan juga" ucap ustad Usman sambil menghampiri mereka.
" Asalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Om ustad, kebetulan ada disini, bantuin aku cari gelang, tadi aku khilaf membuangnya di sini" ucap Zahira.
" Gelang???"
" Hmmm, itu pemberian ka Yusuf. Kalau ka Yusuf tau gelangnya hilang, dia bisa marah padaku"
" Apa gelangnya mirip dengan karet gelang yang biasa bi Ratna gunakan untuk mengikat nasi uduk?" tanya ustad Usman.
" Bukan seperti karet gelang om ustad, tapi gelang yang terbuat dari kayu yang diukir bentuknya mirip seperti tasbih" Zahira memberitau.
" Oh seperti ini?" tanya ustad Usman sambil memperlihatkan gelang itu yang di ikatnya di pegangan cangkul. Zahira pun terkejut melihat gelang itu ada di pegangan cangkulnya ustad Usman.
" Om ustad iya itu gelangnya, ko bisa ada sama om ustad?" tanya Zahira heran.
" Aku menemukannya di sini, kufikir ini gelang dedemit, makanya kuikat dicangkul" ucap ustad Usman.
" Itu punyaku om"
Saat Zahira mau mengambilnya, ustad Usman malah menjauhkan cangul itu dari Zahira. Hingga Zahira menyipitkan matanya.
"Kenapa om ustad?"
" Tidak geratis"
" Maksudnya?" tanya Zahira.
Ustad Usman pun tersenyum senyum hingga Zahira menaruh curiga. Dan benar saja, Zahira dan si kembar harus menebus gelang itu dengan cara membantunya di perkebunan. Ustad Soleh hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat mereka.
" Aku tidak menyangka dengan hidup kita sekarang Yud, tadi pagi kita baru saja jadi sekuriti, dan sore ini kita berubah lagi jadi petani" ucap Yuda.
" Hmmm, takdir memang tidak bisa ditebak"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
nay.be
🤣🤣🤣🤣
2023-08-16
1
Lisna Jumadil
masyya Allah bikin tertawa aja
2022-02-27
1
Nurul Azkiyah
multi talent😂😁😂😂🤣🤣
2022-02-26
1