Surat.

Kini Zahira dan Erika sedang bersantai di kamarnya setelah mengikuti pelajaran sebelumnya.

Zahira sedang asik di meja belajarnya menulis sesuatu sambil tersenyum senyum hingga Erika mengernyitkan keningnya.

"Sepertinya Zahira sedang kumat" batin Erika.

Erika hanya menatapnya sambil duduk menyender ditempat tidurnya.

" Ira kau sedang apa?, kondisikan bibirmu, jangan senyum senyum sendiri, nanti kubilang gila" ucap Erika.

" Terserah kau mau bilang apa, bilang gila juga gak apa apa, aku memang tergila gila pada ka Yusuf" jawab Zahira. Erika hanya diam dan tak mau berdebat dengan sahabatnya itu.

Ceklek.

" Asalamualaikum"

Tiba tiba Syifa datang dan masuk ke kamar mereka.

" Waalaikum salam Syifa"

Syifa mendekati Zahira sambil membawa selembar kertas yang dilipat rapih.

" Untuk ka Ira" ucap Syifa sambil menyodorkan kertas itu.

" Dari siapa?" tanya Zahira.

" Dari ka Yusuf" jawab Syifa.

Seketika Zahira terkejut dan langsung menatap Syifa.

" Benarkah???" tanya Zahira antusias.

Syifa hanya mengangguk ngangguk.

" Aku ketemu ka Yusuf di kantin" ucap Syifa. Zahira tersenyum senang dan langsung berniat mengambil kertas surat itu dari tangannya Syifa. Namun sayang Syifa malah sedikit menjauhkan tangannya membuat Zahira menaruh curiga.

" Kenapa?" tanya Zahira.

" Daun pandannya dulu" ucap Syifa sambil tersenyum senyum, membuat Zahira memicingkan matanya.

" Ha ha ha ha"

Erika tertawa puas.

" Ada bos dipalak anak buah" sindir Erika. Kini giliran Zahira memicingkan matanya pada Erika. Erika langsung diam dan menutup mulutnya. Kini Zahira kembali menatap Syifa.

" Kau jangan macam macam Syifa" ucap Zahira.

" Sekali kali aku mendapatkan daun pandan dari ka Ira"

" Sudah Ira, kasih saja. Itu surat sari Yusuf loh, lebih berharga dari daun pandan kan?" ucap Erika. Sambil mengerucutkan bibirnya, Zahira pun mengambil uang di saku bajunya. Zahira memberikan uang 15.000 pada Syifa.

" Ko 15.000, daun pandankan nilainya 20.000" protes Syifa.

" Yang 5.000 nya menghutang dulu. Jangan banyak protes, nanti kupecat kau jadi anak buah" ucap Zahira. Sambil mengerucutkan bibirnya, Syifa pun memberikan surat itu dan mengambil uang 15.000 dari tangannya Zahira.

" Terima kasih ka"

" Hmmm"

Zahira pun membuka kertas itu sambil tersenyum senyum.

" Ini isinya pasti puisi buatannya ka Yusuf yang sengaja dibuatkan untuku" ucap Zahira.

" Gr kau, siapa tau itu adalah surat tagihan rekening listrik" Erika mengejek hingga Zahira memicingkan matanya.

" Maaf aku hanya bercanda" ucap Erika sambil menahan tawanya.

" Ehem ehem, bismilahirahmanirahim" Zahira berdoa terlebih dahulu sebelum membaca surat itu. Tiba tiba mata Zahira berkaca kaca.

" Asalamualaikum Ira. Maaf ka Yusuf tidak bisa bicara langsung denganmu, makanya ka Yusuf buatkan surat untukmu yang kutitip pada Syifa. Ka Yusuf mau minta maaf sebelumnya, karna mungkin ini terlalu mendadak dan pasti akan membuatmu terkejut. Ka Yusuf mau pergi bersama mbah Rohman ke Kairo. Ka Yusuf mau mencari ilmu disana. Kuharap kau mengerti. Doakan ka Yusuf biar bisa menjadi orang yang membanggakan dan bermanfaat bagi semua orang. Ka Yusuf pamit, senang bisa mengenalmu. Asalamualaikum**.

MAULANA YUSUF AL AZAM.* * * *

Zahira pun langsung menangis histeris.

"HUAAAAAAAAAAAA"

Syifa terkejut hingga melompat dari tempatnya berdiri.

Zahira berguling guling dilantai kamarnya sambil menangis histeris.

" Huaaaaaaa hiks hiks hiks"

" Nyebut Ira nyebut, istighfar" ucap Erika.

" Ka aku takut" ucap Syifa.

Tiba tiba banyak yang menggedor pintu kamar mereka. Sudah pasti itu adalah para santri putri yang merasa terkejut dengan suara gaduhnya Zahira.

Erika pun membukakan pintu.

" Ada apa Erika, kenapa kamarmu gaduh sekali?" tanya salah satu temannya.

" Biasa Zahira sedang kumat" jawab Erika.

" Oooh"

Para santri putri yang menggedor pintu pun langsung pergi ke kamar masing masing. Erika masih menatap Zahira yang masih berguling guling.

" Syifa, coba kau rukiah si Zahira, siapa tau setannya keluar" pinta Erika. Syifa pun langsung mendekati Zahira dan membacakan sesuatu.

" Bismilahirohmanirahiim. Allaahuma inni A'uudzubika minal khubutsi wal khobaa itsi. Ya Allah, aku berlindung dari godaan syetan laki laki dan syetan perempuan" tutur Syifa membacakan do'a hingga Erika mengernyitkan keningnya. Syifa pun mengelus ngelus ubun ubun Zahira.

" Syifa, kenapa kau membacakan do'a masuk kamar mandi?" tanya Erika heran.

" Syetan itu kan sukanya di tempat tempat kotor termasuk di kamar mandi" jawab Syifa polos hingga Erika terdiam. Dilihatnya Zahira malah tertidur di lantai.

" Waaah, do'aku manjur ya ka Erika, ka Ira langsung tidur lelap" ucap Syifa berbangga diri.

" Zahira tidur karna dia kelelahan habis guling gulingan dilantai" ucap Erika. Syifa malah tertawa.

" Ka Ira sudah seperti si Inem pelayan selebor ya, dia berguling guling dilantai hingga lantainya kinclong dan tak perlu di pel lagi" ucap Syifa. Erika pun ikut tertawa, lalu mendekati Zahira.

" Ira bangun, bangunlah kau jangan tidur di lantai, nanti kau sakit" ucap Erika sambil membangunkan. Namun Zahira seakan tidur lelap, rasa lelah akibat berguling guling dan rasa sedih yang kini mendera membuatnya menutup mata dan tertidur.

" Syifa bantu ka Erika bawa Ira ke tempat tidur"

Syifa pun mengangguk dan langsung membantu Erika mengangkat tubuh Zahira ke tempat tidur.

" Ka Ira badannya kecil tapi berat banget, apa dia kebanyakan dosa?" ucap Syifa.

" Sepertinya begitu, kalau bukan sahabatku, ingin rasanya aku melemparnya ke sungai"

Erika menatap Zahira yang kini terlelap di tempat tidur.

" Lucu ya si Ira kalau sedang kumat hi hi hi" batin Erika.

" Apa perlu kita laporan sama ustad Riziq sama ka Aisyah tentang ka Ira" ucap Syifa.

" Kurasa tidak perlu, Ira ini hanya tidur bukan pingsan"

Syifa pun mengambil kipas yang terbuat dari anyaman bambu dan mengipas ngipasakannya pada Zahira.

" Ku kipasin, takut ka Ira kepanasan" ucap Syifa.

Erika pun terdiam saat menatap kertas pemberian dari Yusuf yang kini tergeletak dilantai. Karna penasaran, Erika pun mengambilnya.

" Aku penasaran, isinya apa sih?, hingga zahira menangis berguling guling. Maaf Ira, maaf Yusuf, jiwa penasaranku meronta ronta hingga dengan tidak sopannya aku membaca surat ini" gumam Erika. Erika pun terdiam setelah membaca surat itu.

" Jadi Yusuf mau pergi????"

Erika langsung menatap Zahira. Matanya ikut berkaca kaca.

" Pantas saja iya langsung menangis histeris setelah membaca surat dari Yusuf. Ternyata pujaan hatinya itu mau pergi. Kasihan Ira" batin Erika. Erika pun menaruh surat itu di meja belajarnya Zahira.

" Syifa, tadi saat Yusuf memberikan surat itu padamu, apa dia mengatakan sesuatu lagi?, apa dia memberitau kapan dia akan pergi ke Kairo" tanya Erika. Syifa pun menggeleng.

" Ka Yusuf tidak bilang apa apa lagi, dia hanya bilang tolong titip surat ini untuk Zahira"

Erika pun terdiam.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

Yusuf punya perasaan yang sama dengan Ira

2024-07-29

0

Ika Holifah

Ika Holifah

🤣🤣🤣

2023-02-09

1

Ika Holifah

Ika Holifah

bacaan rukyahnya bikin ngakak 🤣

2023-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Zahira Rahmadia Alfiqri.
2 Berdiri
3 Merajuk
4 Ucapan
5 Merengek.
6 Sekotak makanan
7 mbah Rohman
8 Surat.
9 Kepergian Yusuf
10 Buku
11 Kerudung
12 Rindu
13 Melahirkan.
14 Bayi AL
15 Tumbuh Dewasa
16 Siap nona bos
17 Sekuriti Baru.
18 Gelang
19 Kedatangan Yusuf
20 Tersenyum.
21 Surat balasan
22 Kasmaran
23 Kesucian mata
24 Terkejut
25 Rencana
26 Jangan menolak
27 Tak disangka
28 Tante kun kun
29 Sendu
30 Surat pertanyaan.
31 Belajar
32 Memicingkan mata
33 Memilih
34 Baikan
35 Pertanyaan Riziq
36 Jawaban Yusuf
37 Terkejut
38 Adiku
39 Keputusan
40 Sah
41 Resepsi
42 Tamu tak diundang
43 Yusuf dan Zahira
44 Salah faham
45 Rencana
46 Konsultasi
47 Melewati malam
48 Cakaran
49 Malu
50 Berkebun
51 Zahira genit
52 Zahira hilang
53 Murid baru
54 Siapa dia?
55 Dokter Ikbal
56 Klinik
57 Salah sangka
58 Tenggelam
59 Menjenguk
60 Galau
61 Rasa cemburu
62 Hukuman
63 Memijat
64 Ponsel ajaib
65 Rindu asrama
66 Hujan
67 Payung
68 Hamil
69 Pisang Ambon
70 Garis dua
71 Salah sangka
72 Ke mall
73 Perkebunan
74 Pura pura pingsan
75 Rasa Mual
76 Menitip sesuatu
77 Pesan
78 Salah
79 Daun pisang
80 Menatap
81 Pusing
82 Diculik?
83 Pulang
84 Oh Zahira
85 Mengantar
86 Jiarah
87 Pak Rudi
88 Pulang ke pesantren
89 Kepergiannya
90 Erika
91 Hasan
92 Pernikahan.
93 Melahirkan.
94 Bayinya
95 Rumah baru
96 Repot
97 Zahira untuk Yusuf.
98 Pengumuman novel baru.
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Zahira Rahmadia Alfiqri.
2
Berdiri
3
Merajuk
4
Ucapan
5
Merengek.
6
Sekotak makanan
7
mbah Rohman
8
Surat.
9
Kepergian Yusuf
10
Buku
11
Kerudung
12
Rindu
13
Melahirkan.
14
Bayi AL
15
Tumbuh Dewasa
16
Siap nona bos
17
Sekuriti Baru.
18
Gelang
19
Kedatangan Yusuf
20
Tersenyum.
21
Surat balasan
22
Kasmaran
23
Kesucian mata
24
Terkejut
25
Rencana
26
Jangan menolak
27
Tak disangka
28
Tante kun kun
29
Sendu
30
Surat pertanyaan.
31
Belajar
32
Memicingkan mata
33
Memilih
34
Baikan
35
Pertanyaan Riziq
36
Jawaban Yusuf
37
Terkejut
38
Adiku
39
Keputusan
40
Sah
41
Resepsi
42
Tamu tak diundang
43
Yusuf dan Zahira
44
Salah faham
45
Rencana
46
Konsultasi
47
Melewati malam
48
Cakaran
49
Malu
50
Berkebun
51
Zahira genit
52
Zahira hilang
53
Murid baru
54
Siapa dia?
55
Dokter Ikbal
56
Klinik
57
Salah sangka
58
Tenggelam
59
Menjenguk
60
Galau
61
Rasa cemburu
62
Hukuman
63
Memijat
64
Ponsel ajaib
65
Rindu asrama
66
Hujan
67
Payung
68
Hamil
69
Pisang Ambon
70
Garis dua
71
Salah sangka
72
Ke mall
73
Perkebunan
74
Pura pura pingsan
75
Rasa Mual
76
Menitip sesuatu
77
Pesan
78
Salah
79
Daun pisang
80
Menatap
81
Pusing
82
Diculik?
83
Pulang
84
Oh Zahira
85
Mengantar
86
Jiarah
87
Pak Rudi
88
Pulang ke pesantren
89
Kepergiannya
90
Erika
91
Hasan
92
Pernikahan.
93
Melahirkan.
94
Bayinya
95
Rumah baru
96
Repot
97
Zahira untuk Yusuf.
98
Pengumuman novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!